scholarly journals ANALISIS KUALITAS DIET SISWA SEKOLAH DASAR KREATIF HARAPAN BANGSA CIMAHI

2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Renata Risky Maulina ◽  
Sri Subekti ◽  
Cica Yulia

Anak sekolah rentan terhadap masalah kekurangan maupun kelebihan gizi. Salah satu faktor penyebab masalah tersebut adalah kualitas konsumsi pangan yang dikonsumsi setiap harinya. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui status gizi siswa, konsumsi pangan siswa serta kualitas diet siswa Sekolah Dasar Kreatif Harapan Bangsa Cimahi. Metode pada penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif dengan desain case study. Populasi sebanyak 75 siswa Sekolah Dasar Kreatif Harapan Bangsa Cimahi. Teknik pengambilan sampel adalah Simple Random Sampling yang digunakan sebanyak 42 siswa mulai dari kelas 4, 5 dan 6 Sekolah Dasar Kreatif Harapan Bangsa Cimahi. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebanyak (12%) siswa berstatus gizi kurus, (69%) siswa berstatus gizi normal, sebanyak (17%) siswa berstatus gizi gemuk dan sebanyak (2%) siswa berstatus gizi obesitas. Rata-rata konsumsi makan siswa adalah 2183,7 kal per harinya dengan protein sebanyak 59,6 gram, lemak sebanyak 70,3 gram, kharbohidrat sebanyak 289,9 gram, kalsium sebanyak 679,8 mg, phosfor sebanyak 700,6 mg, vitamin A sebanyak 581 mg, vitamin B sebanyak 1,97 mg, dan vitamin C sebanyak 51,6 mg. Kualitas diet siswa pada hari sekolah sebanyak (11,9%) buruk, (83,3 %) need improvement dan (4,8 %) baik. Sedangkan kualitas diet siswa pada hari libur adalah sebanyak (12%) buruk dan (88%) need improvement. Rekomendasi bagi lembaga terkait adalah untuk memberikan pengetahuan dan pendampingan untuk pola makan siswa pada hari sekolah dan pada hari libur bagi ibu untuk memperhatikan makanan yang dikonsumsi anak sehingga menghasilkan pola makan yang baik.Kata Kunci : Kualitas Diet , Sekolah Dasar , Siswa

2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Rostika Rostika ◽  
Elis Endang Nikmawati ◽  
Cica Yulia

Beberapa masalah yang berkaitan dengan pola konsumsi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi usia 12-24 bulan yaitu memiliki nafsu makan rendah, suka memilih jenis makanan tertentu, dan tidak ingin makan dalam jumlah banyak sehingga akan berpengaruh terhadap status gizi bayi. Tujuan dalam penelitian ini adalah memperoleh gambaran pola konsumsi MP-ASI yang berkaitan dengan jenis MP-ASI, frekuensi konsumsi MP-ASI dan tingkat kecukupan gizi MP-ASI. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling dengan jumlah responden 60 orang. Instrumen berupa kuesioner penelitian, semiquantitative food frequency questionnaire dan recall 2x24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (76,7%) bayi usia 12-24 bulan mengonsumsi jenis makanan sesuai dengan anjuran Kemenkes 2014 yaitu makanan padat berupa nasi dan lauk pauk seperti makanan keluarga. Frekuensi makan pada bayi usia 12-24 bulan di Kelurahan Isola lebih dari setengahnya (65%) bayi mengonsumsi makanan utama sebanyak 3-4 kali/hari dan 71,6% mengonsumsi makanan selingan sebanyak 1-2 kali/hari. Kontribusi zat gizi MP-ASI terhadap pemenuhan AKG diantaranya energi sebesar 58,9%, zat gizi protein sebesar 80,2%. zat gizi lemak sebanyak 43,5%, kontribusi karbohidrat sebesar 69,1%, kecukupan mineral kalsium sebanyak 23,4%, fosfor sebesar 35,7%, zat besi memenuhi 66,4%, vitamin A sebanyak 65,8% dan vitamin C sebesar 58,7%. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan masyarakat dapat memberikan konsumsi MP-ASI kepada bayi usia 12-24 bulan dengan lebih baik lagi


2017 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Weni Tri Purnani

ABSTRAKASI merupakan sumber makanan yang mengandung nutrisi yang lengkap untuk bayi. Rendahnya cakupan ASI di Indonesia menyumbang akibat yang tidak baik bagi kesehatan bayi. Berdasarkan hasil survey pendahuluan, dari 10 ibu menyusui 6 (60%) diantaranya mengatakan bahwa pengeluaran ASI mereka tidak lancar. Salah satu solusi yang tepat untuk meningkatkan suplai ASI adalah dengan mengonsumsi daun ubi jalar yang dipercaya mengandung berbagai macam zat dan vitamin terutama vitamin A. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian rebusan daun ubi jalar terhadap kecukupan ASI pada ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Campurejo Tahun 2016. Desain penelitian ini adalah pre eksperimental menggunakan rancangan pretest posttest design. Dalam penelitian ini diperoleh sampel 20 orang menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner dan penilaian. uji hipotesis yang digunakan adalah uji peringkat bertanda dari wilcoxon dengan nilai signifikasi α = 0,05. Hasil uji statistik dari Wilcoxon Sign Rank diperoleh nilai p value = 0,000 dengan taraf kesalahan (α =0,05) dapat dikatakan p ≤ α maka dapat disimpulakan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti ada pengaruh pemberian rebusan daun ubi jalar terhadap kecukupan ASI pada ibu menyusui diwilayah kerja puskesmas campurejo kota Kediri tahun 2016. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan bagi tenaga kesehatan dapat  dijadikan sebagai masukan untuk menggunakan daun ubi jalar untuk meningkatkan kecukupan ASI dalam pengembangan pengobatan tradisional. Kata Kunci : Kecukupan ASI, Daun Ubi jalar, Menyusui   ABSTRACTBreast milk is a food source that contains a complete nutritions for infants. Coverage of breast milk in Indonesia is still very low. Based on the preliminary results of the survey, from 10 breastfeeding mothers, there are 6 (60%) breastfeeding mom of them say that their breast milk isn’t enough for the babies. There’s a rightest solution to increase the breast milk supply, such as; the breastfeeding mom should eat or consume the sweet potato leaves that believed contains various nutritions and vitamins, especially vitamin A. The purpose of this study was to know the effect of giving sweet potato extract to breast milk adequacy on breastfeeding mothers in work area clinic of Campurejo Kediri City in 2016. The research design of this study was pre-experimental that using pre-test and post-test design. In this study obtained 20 samples of people that using simple random sampling technique. The collecting of data is done by using a questionnaires and assessment. The test hypothesis is marked on the Wilcoxon rank test with significance value α = 0.05. The result of statistical test Wilcoxon Sign Rank obtained p value = 0.000 with a standard error (α = 0.05) can be said p ≤ α then it means that H0 is rejected and H1 is accepted. This means that there is an effect of giving sweet potato extract to breast milk adequacy on breastfeeding mothers in work area clinic of Campurejo Kediri City in 2016. Based on the results is the researcher expecting for health workers can be used as input to use sweet potato leaves to improve the adequacy of breast milk in the development of traditional medicine. Keywords: Adequacy of Breast Milk, Sweet Potato Leaves, Breastfeeding.


2016 ◽  
Vol 5 ◽  
Author(s):  
Seung Chik Jwa ◽  
Kohei Ogawa ◽  
Minatsu Kobayashi ◽  
Naho Morisaki ◽  
Haruhiko Sago ◽  
...  

AbstractMaternal vitamin intake during pregnancy is crucial for pregnancy outcomes and the child's subsequent health. However, there are few valid instruments for assessing vitamin intake that address the effects of nausea and vomiting during pregnancy (NVP). This study aimed to investigate the validity of a FFQ concerning vitamin intake during early and late pregnancy with and without NVP. The participants comprised 200 Japanese pregnant women who completed the FFQ and from whom blood samples were taken in early and late pregnancy. Energy-adjusted dietary vitamin intakes (vitamin C, folate, vitamin B6, vitamin B12, vitamin A, vitamin E and vitamin D) from FFQ were compared with their blood concentrations. A subgroup of women with NVP was investigated. In early pregnancy, significant correlations between FFQ and biomarkers were observed for vitamin C (r0·27), folate (r0·18) and vitamin D (r0·26) in women with NVP and for vitamin A (r0·18), vitamin B12(r0·24) and vitamin D (r0·23) in women without NVP. No significant correlations were observed in either group for vitamins B6or E. In late pregnancy, similar significant associations were observed for vitamin C (r0·27), folate (r0·22), vitamin B6(r0·18), vitamin B12(r0·27) and vitamin A (r0·15); coefficients were higher among women without NVP. Our study demonstrates that the FFQ is a useful tool for assessing intake of several important vitamins in early and late pregnancy regardless of NVP status.


2019 ◽  
Author(s):  
Rika Wijayati
Keyword(s):  

Abon yang berbahan dasar nangka muda ini diharapkan dapat dijadikan solusi untuk mengoptimalkan kekayaan alam sekitar. Selain itu abon dari nangka muda ini dapat menjadi alternative bagi para konsumen pencinta abon, tetapi takut akan masalah kesehatan terutama kolestrol. Abon dari nangka muda ini mengandung berbagai jenis gizi yang baik untuk kesehatan manusia, salah satunya mengandung vitamin A, vitamin C dan vitamin B kompleks. Dengan teknik pengolahan yang tepat abon dari nangka muda ini memiliki citra rasa yang tidak kalah enaknya dengan abon sapi.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 46-48 ◽  
Author(s):  
Yasmin Salim

A person’s livelihood implies as the means of securing the basic necessities of life, example food, water, shelter and clothing. A livelihood is sustainable only when they can address, recover, maintain or enhance their necessities, now and the future. However, Rohingya refugee is lack of official status in Malaysia and they have a limited access on a sustainable livelihood. This study aims to understand and determine whether the current household income able to create a sustainable livelihood. The sample was selected based on simple random sampling method for which the sampling frame are those refugees reside in Taman Senangin. The findings indicate majority of household expenditures increases while saving, were allocated only a small proportion of their remaining income. Hence, with the small proportion of saving, they are able to survive day-to-day life and are sustainable if the proportion of saving increased.


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 118
Author(s):  
Rahidin Haji Anang ◽  
Harniatun Iswarini ◽  
Yutika Latasari

 ABSTRACT The purpose of this research is to know the implementation of Law Number 16 Year 2006 as Basic Law of Revitalization of Agricultural Extension Case in Banyuasin Regency and to know the obstacles in the implementation of Law Number 16 Year 2006 as Basic Law of Revitalization of Agricultural Extension Case in Banyuasin Regency then to know response agricultural extension workers  and farmers with the implementation of Law Number 16 of 2006 as Basic Law of Revitalization of Agricultural Extension Case in Banyuasin Regency.  This research was conducted in Banyuasin Regency, South Sumatera Province.  The research method used is Case Study method, for sampling method used Purposive Sampling, Simple Random Sampling and Accidental Sampling method.  Data collection methods used in this study are observation and direct interviews to the respondents.  Data processing is done by using descriptive-qualitative method.  From the results of research shows Implementation of agricultural extension revitalization in Banyuasin Regency has been run in accordance with the law number 16 of 2006 and the obstacles faced in the implementation is the problem of budget and shortage of extension workers then Agricultural Extension workers give a positive response because with the application of legislation Number 16 of 2006 agricultural extension has a clear basic law so that its activities become more focused then the response from farmers with the implementation of the law also gives a good response because they feel that agricultural extension becomes more active in carrying out its activities.ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 Sebagai Payung Hukum Revitalisasi Penyuluhan Pertanian Kasus di Kabupaten Banyuasin beserta hambatan dalam penerapannya dan kemudian untuk mengetahui respon penyuluh dan petani dengan diterapkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 Sebagai Payung Hukum Revitalisasi Penyuluhan Pertanian Kasus di Kabupaten Banyuasin.  Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus (Case Study), untuk metode penarikan contoh digunakan metode Purposive Sampling, Simple Random Sampling, dan Accidental Sampling.  Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara langsung kepada responden.  Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif-kualitatif.  Dari hasil penelitian menunjukkan Implementasi revitalisasi penyuluhan pertanian di wilayah Kabupaten Banyuasin telah berjalan sesuai dengan undang-undang nomor 16 tahun 2006.  Lalu hambatan yang dihadapai dalam penerapan tersebut adalah masalah anggaran dan kekurangan tenaga penyuluh pertanian. Kemudian penyuluh pertanian memberikan respon yang positif karena dengan diterapkannya undang-undang nomor 16 tahun 2006 penyuluhan pertanian memiliki payung hukum yang jelas sehingga kegiatannya menjadi lebih terarah.  Sedangkan respon dari petani dengan diterapkannya undang-undang tersebut juga memberikan tanggapan yang baik karena mereka merasa bahwa penyuluh pertanian menjadi lebih aktif dalam melaksanakan kegiatannya.


2018 ◽  
Vol 68 ◽  
pp. 04022
Author(s):  
Fifian Permatasari ◽  
Munajat

This study aimed to analyse the risk income of fish business in Ranau Lake of South Sumatera Indonesia. The location is determined by purposive on the banks of Ranau Lake, South OKU, South Sumatera Province, Indonesia. The method of this research is case study method, and simple random sampling as the sample method, with take 62 samples of 81 total population. The result showed that the income from this business is Rp 148.459.460 a year. Risk analysis showed that this business will not face risk significantly, which is indicated by the coefficient of variation of 0.0892004791 with a lower limit value of the income is Rp 121.974.150.081.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Siti Fatonah ◽  
Ahmad Syauqi ◽  
Saimul Laili

Vitamins are a complex compound that is needed by the body that serves to aid in the arrangement or metabolic processes in the body. Carrots are a multi-efficacy vegetable for public health. Carrot is a potential foodstuff to alleviate the disease problem of vitamin A because the content of carotene (Pro Vitamin A) in carrots can prevent the disease twilight (Blind chicken) and the problem of malnutrition. Mustard is a horticultural crop that can improve and facilitate digestion. Contains vitamin A, vitamin B and vitamin C. Research aim is to  test the content of vitamin A in mustard and carrots from Bumiaji and Poncokusumo . The method in this research used  a survey method to determine the content of vitamin A in mustard greens and carrots derived from Bumiaji and Poncokusumo villages. The number of repeats used in this study was 12 times. The result of Vitamin A in carrots from Bumiaji is an average of 0.3457% of the highest value of 722.3mg and the carrot from Poncokusumo with the highest value of 672mg. The mustard has percentage value from Bumiaji village is 0.069% i.e 69mg and from Poncokusumo with a percentage value of vitamin A amounted to 66 mg with an average of 51 mg. Both are not diffrent significantly.Kata kunci: vitamin A, carrot, mustard, Bumiaji, PoncokusumoABSTRAKVitamin adalah suatu senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh yang berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses metabolisme di dalam tubuh. Wortel merupakan sayuran yang multi khasiat bagi kesehatan masyarakat.Wortel merupakan bahan biologi potensial untuk menjawab masalah penyakit kurang vitamin A yaitu kandungan karoten atau pro vitamin A, dapat mencegah penyakit rabun senja (buta ayam) dan masalah kurang nutrisi. Sawi sebagai tanaman hortikultura dapat memperbaiki dan memperlancar pencernaan.bagi yang mengkonsumsi dan mengandung vitamin A, B dan C. Telah di lakukan penelitian yang bertujuan untuk menguji kandungan vitamin A  pada Sawi dan wortel dari Bumiaji dan Poncokusumo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodesurvey untuk mengetahui kandungan vitamin A pada sayuran Sawi dan wortel yang berasal dari desa Bumiaji dan Poncokucumo.Ulangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua belas kali. Hasil yang didapat Vitamin A pada worteldari Bumiaji adalah rata-rata 0,3457% yaitu nilai tertinggi 722,3mg tiap 100 g dan wortel dari Poncokusumo dengan nilai persentasi tertinggi 0,672%, tertinggi 672 mg. Sedangkan untuk nilai persentase Sawi dari desa Bumiaji adalah 0,069% yaitu 69 mg tertinggi dan dari Poncokusumo dengan nilai 66 mg dengan rata-rata 51 mg. Keduanya tidak berbeda secara signifikan.Kata kunci: vitamin A, wortel, Sawi, Bumiaji, Poncokusumo


2000 ◽  
Vol 20 (4) ◽  
pp. 303-310
Author(s):  
Verônica de Freitas ◽  
◽  
Luzenira Alves Brasileiro ◽  

Traffic is getting increasingly chaotic and the jams are getting more and more frequent in such way that people's lives in cities are being affected with reduced quality of life due to the time spent to come and go for everyday tasks, therefore the importance of studying traffic demands for installation of cycle routes in order to contribute to the reduce the usage of motorized vehicles. This case study was held in the city of Presidente Epitácio-SP, applying 1763 questionnaires which were applied in a total of 41.511 inhabitants. The number of questionnaires that were applied were defined by the statistical method Simple Random Sampling (AAS). These data from the questionnaires resulted in matrices source destination, S/D, via Google Maps software, which allowed the research to obtain the main mode used, and the greater flow routes. Non-motorized modes predominated in results in 50%, thus clearly showing the necessity for cycle lanes in the aforementioned town.


Author(s):  
Nancy Liwikasari ◽  
Farokah . ◽  
Suprihati .

Latar belakang: Masalah tonsilitis kronik sering pada anak. Gejala klinik yang muncul berdampak negatif sehingga menurunkan kualitas hidup. Radikal bebas berperan dalam tonsilitis kronik. Potensi kerusakan radikal bebas dibatasi antioksidan. Tujuan: Membuktikan vitamin C menurunkan kadar peroksidasi lipid, memperbaiki gejala klinik dan kualitas hidup penderita tonsilitis kronik. Material dan metode: Penelitian Randomized Controlled Trial dengan simple random sampling. Penilaian kadar peroksidasi lipid, gejala klinik dan kualitas hidup dilakukan sebelum dan sesudah pemberian vitamin C. Hasil: Total 51 penderita, 10 drop out dan 41 dianalisis. Kadar peroksidasi lipid sesudah perlakuan kelompok vitamin C (3,41 (0,53-4,65)) tidak berbeda bermakna dibandingkan sebelum perlakuan (3,43 (0,39-4,16)) (p=0,237). Skor total gejala klinik sesudah perlakuan kelompok vitamin C (14,76±4,34) lebih rendah dibandingkan sebelum perlakuan (20,38±5,25) (p=0,000). Skor total kualitas hidup sesudah perlakuan kelompok vitamin C (65 (52 – 79)) lebih rendah dibandingkan sebelum perlakuan (78 (57 – 88)) (p=0,000). Kesimpulan: Kadar peroksidasi lipid yang diberikan vitamin C tidak berbeda bermakna dibandingkan tanpa diberikan vitamin C (p=0,237). Gejala klinik dan kualitas hidup yang diberikan vitamin C lebih baik dibandingkan tanpa diberikan vitamin C. Kata kunci: tonsilitis kronis, kadar peroksidasi lipid, gejala klinik, kualitas hidup


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document