scholarly journals Kecerdasan Spritual dalam Self-Management pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 56
Author(s):  
Mohammad Dheni Ardhiyanto ◽  
Kusnanto Kusnanto ◽  
Aria Aulia Nastiti ◽  
Hidayat Arifin

Introduction. Kesadaran pasien DM tipe 2 yang kurang dan lamanya menderita merupakan faktor yang menghambat penderita DM tipe 2 sehingga tidak menjalankan self-management dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kecerdasan spiritual dan lama menderita dengan self-management pada penderita Diabetes mellitus (DM) tipe 2. Methods. Rancangan penelitian menggunakan cross sectional. Populasinya adalah pasien diabetes melitus tipe 2. Total sampel adalah 167 responden, diambil sesuai kriteria inklusi dan ekslusi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Variabel independen adalah kecerdasan spiritual dan lama menderita. Variabel dependen adalah self-management. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner Kecerdasan Spiritual dan The Summary of Diabetes Self Care Activities (SDSCA), dan dianalisis menggunakan analisis spearman rho. Results.Hasil menunjukan bahwa ada hubungan kecerdasan spiritual dengan self-management (p=0,000) dan tidak ada hubungan lama menderita dengan self-management diet (p=0,879). Discussion. kecerdasan spiritual yang tinggi dapat membuat penderita DM tipe 2 memiliki self-management yang baik. lama menderita DM belum tentu membuat penderita DM memiliki self-management baik. selama penderita DM tipe 2 memiliki kesadaran untuk mejalankan self-management dengan baik, komplikasi dapat dicegah

2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
Author(s):  
Ernawati Ernawati ◽  
Elsa Pudji Setiawati ◽  
Titis Kurniawan

Diabetes Melitus merupakan penyakit kronik, oleh karena itu peran self-management sangat penting dalam perawatan maupun pencegahan komplikasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi diabetes self management yaitu motivasi. Tujuan menganalisis dimensi kebutuhan dan keyakinan yang menggambarkan motivasi internal, menganalisis dimensi penghargaan dan harga diri yang menggambarkan motivasi eksternal, menganalisis dimensi diet, aktivitas fisik, pemeriksaan rutin, konsumsi obat, perawatan kaki yang menggambarkan diabetes self management,  menganalisis pengaruh motivasi internal dan eksternal terhadap diabetes self management. Penelitian kuantitatif korelasional,dilaksanakan 12 Februari s.d 6 Juni 2015 di Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen, sampel 92 responden, teknik proporsional sampling, pendekatan cross sectional. Menggunakan kuesioner karakteristik demografi, Treatment Self-Regulation Questionnaire (TSRQ), The Summary of Diabetes Self Care Activities (SDSCA).  Analisis data menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan software Smart-PLS. Hasil menunjukkan dimensi kebutuhan (0,989), keyakinan (0,989) mampu menggambarkan motivasi internal, dimensi penghargaan (0,925), harga diri (0,800) mampu menggambarkan motivasi eksternal. Dimensi diet, aktivitas fisik, pemeriksaan rutin, konsumsi obat,  perawatan kaki mampu menggambarkan diabetes self management. Ada pengaruh signifikan motivasi internal dan eksternal (t-statistik = 3,799 ; 3,117), memberikan pengaruh sebesar 43,10% terhadap diabetes self management (R²=0,431). Motivasi internal dan eksternal berpengaruh terhadap diabetes self management. Penting bagi perawat komunitas untuk melakukan pengkajian dan mengoptimalkan sumber motivasi internal dan eksternal dalam diabetes self management.                                 Kata kunci : Diabetes Mellitus Tipe 2, Diabetes Self Management, Motivasi Eksternal,  Motivasi Internal


2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 76
Author(s):  
Rosyidah Azhari

Abstrak   Latar Belakang: Indonesia menduduki peringkat keempat pasien DM terbanyak di dunia dengan jumlah pasien mencapai angka 76 juta orang pada rentan usia sekitar 20-79 tahun. Diabetes Melitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat mengakibatkan terjadinya berbagai komplikasi seperti hipoglekemia, ketoasidosis diabetik, koma hiperosmolar nonketotik, retinopati diabetik, neuropati, dan nefropati.  Adapun upaya pencengahan diabetes melitus antara lain: dukungan keluarga dan perilaku self-management. Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap perilaku self-management pada pasien Diabetes melitus  Tipe II di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional, sampel berjumlah 81 responden yang diambil dengan teknik sampel purposive sampling. Hasil penelitian dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji statistik chi square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (53,1%) menunjukkan dukungan keluarga baik, dan (53,1%) menunjukkan dilakukannya perilaku self-management. Ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan perilaku self-management  pada pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi dengan p-value = 0,019. Kesimpulan: Diharapkan kepada pihak puskesmas Simpang IV Sipin  dapat memberikan informasi mengenai manajemen gula darah, diet, latihan fisik dan pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam mengenai pentingnya dukungan keluarga dan perilaku self-management.   Kata Kunci : Diabetes Melitus Tipe II, Dukungan Keluarga, Self-Management


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 195
Author(s):  
Inca Buntari Agustini

ABSTRAKDiabetes Melitus merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan akan tetapi sangat memungkinkan untuk dikelola atau dikontrol. Dalam konteks pengelolaan penyakit DM, kesadaran ataupun disiplin diri penderita sangat diperlukan untuk membangun kemandirian dan mempertahankan kepatuhan penderita dalam melaksanakan manajemen pengobatan. Komponen manajemen perawatan DM terdiri dari lima pilar utama yang sudah menjadi panduan bagi praktisi kesehatan. Akan tetapi, perlu evaluasi yang nyata untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan pilar utama diabetes pada pasien DM tipe 2.Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan pada empat puskesmas di wilayah Denpasar, Bali dengan jumlah sampel 240 pasien DM tipe 2. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Summary of Diabetes Self Care Activities.Hasil analisa data menunjukkan bahwa 81 (33,8%) responden tidak mengikuti perencanaan diet sesuai dengan yang dianjurkan, 118 (49,2%) responden setiap hari melakukan latihan fisik ringan, 174 (72,5%) responden melakukan pemeriksaan gula darah satu kali seminggu, 199 (82,9%) mengkonsumsi obat diabetes setiap hari dan 200 (83,3%) responden telah melakukan perawatan kaki setiap hari.Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan empat pilar utama diabetes sudah baik. Pelaksanaan pilar pertama diabetes yang belum baik dimungkinkan karena responden belum memahami pentingnya melaksanakan diet sesuai anjuran. Oleh sebab itu, sangat penting membuat model yang tepat untuk meningkatkan motivasi dan kesadaran responden dalam melaksanakan pilar utama diabetes sehingga berdampak siginifikan terhadap peningkatan kualitas hidup penderita. Kata kunci : diabetes melitus tipe 2, pilar utama diabetes ABSTRACT                Diabetes mellitus (DM) is a disease that is not curable but it is possible to be managed or controlled. In the context of DM management, patient awareness or self-discipline is needed to build and maintain the independence of patient compliance in implementing medication management. DM care management component consists of five main pillars which have become a guide for health practitioners. However, it should be a real evaluation to determine the success of the implementation. This study aims to evaluate the implementation of the main pillars of diabetes in patients with type 2 diabetes mellitus.               The design study was quantitative descriptive cross-sectional approach. The study was conducted at four clinics in Denpasar, Bali with a sample size of 240 patients with diabetes mellitus type 2. The sampling method was done by using purposive sampling technique. The research instrument used a questionnaire Summary of Diabetes Self-Care Activities.               The results of data analysis showed that 81 (33.8%) of respondents did not follow the diet plan in accordance with the recommended, 118 (49.2%) of respondents each day doing light physical exercise, 174 (72.5%) of respondents do blood sugar tests one times a week, 199 (82.9%) taking diabetes medication every day, and 200 (83.3%) of respondents have been doing foot care every day.               This shows that the implementation of the four pillars of diabetes has been good. Implementation of the first pillar of diabetes are not well possible because the respondents do not understand the importance of implementing the diet proverly. Therefore, it is very important to allow the right model to improve motivation and awareness of the respondents in implementing the main pillars of diabetes which impacted significantly on improving the quality of life of patients. Keywords: diabetes mellitus type 2, the main pillars of diabetes 


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 23-28
Author(s):  
Ummu Habibah ◽  
Awaliyah Ulfah Ayudytha Ezdha ◽  
Febrilla Harmaini ◽  
Dwi Elka Fitri

Kejadian komplikasi pada pasien Diabetes Melitus (DM) terjadi akibat perilaku perawatan diri pasien DM yang tidak baik. Perilaku pasien dalam perawatan dirinya, berkaitan dengan bagaimana kualitas education yang diberikan saat di rumah sakit. Penanganan penyakit DM di rumah sakit menjadi tanggung jawab tim kesehatan. Namun setelah pasien dipulangkan, maka pasien dan keluarga harus bisa mengambil alih tanggung jawab tersebut dengan cara harus bisa melakukan perawatan secara mandiri (self care) sehingga pasien dan keluarga harus dibekali pengetahuan dan ketrampilan yang cukup untuk mencegah kemungkinan rawat ulang (rehospitalisasi) dengan kondisi yang lebih buruk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh Diabetes Self Management Education (DSME) dengan metode audiovisual terhadap Self Care Behavior pasien Diabetes Melitus di Poliklinik RS PMC Pekanbaru. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini akan di laksanakan di Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center dengan sampel penelitian adalah seluruh pasien Diabetes Melitus yang berobat di Poliklinik yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil dari penelitian ini adalah mean nilai self care behavior sebelum diberikan DSME  adalah 36,73 dan untuk mean nilai self care behavior setelah diberikan DSME adalah 60,93. Hasil uji t dependent dimana p value = 0.000 lebih kecil daripada nilai alpha (p < 0,05). Hal ini berarti didapatkan adanya pengaruh  yang signifikan terhadap peningkatan nilai self care behavior pada pasien diabetes mellitus dengan menggunakan media audiovisual sebelum dan setelah diberikan DSME. Hasil dari penelitian ini di harapkan selain peningkatan pamahaman pasien diabetes mellitus juga pihak RS dapat menerapkan metode audiovisual dalam memberikan promosi kesehatan sebagai salah satu tugas preventif dari rumah sakit sehingga hasil akhir kepuasan pasien dan mutu pelayanan dapat tercapai.


MEDISAINS ◽  
2018 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 76
Author(s):  
Srimiyati Srimiyati

Latar Belakang: Komplikasi yang sering terjadi pada penderita diabetes melitus salah satunya kaki diabetik.  Masalah kaki diabetik memerlukan waktu dan biaya cukup banyak. Pencegahan kaki diabetik dapat dilakukan dengan perawatan kaki. Penderita diabetes yang memiliki pengetahuan cukup tentang perawatan kaki diabetik menjadi dasar dan memotivasi untuk mengendalikan komplikasi penyakitnya.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan pencegahan kaki diabetik bagi penderita diabetesMetode: Penelitian ini adalah descriptive correlational, menggunakan pendekatan cross sectional study.  Populasinya seluruh penderita diabetes melitus yang berobat jalan. Sampel berjumlah 53 responden, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpul data menggunakan kuesioner terdiri dari 20 item untuk menggali pengetahuan pencegahan kaki diabetik dan 15 item perawatan kaki. Penelitian dilakukan di RSI Siti Khatijah PalembangHasil: penelitian menunjukkan sebagian besar responden perempuan  (58,5%), usia > 55 tahun (83,0%), pendidikan menengah kebawah (67,9%), menderita diabetes mellitus > 5 tahun (58,5%), responden yang memiliki pengetahuan pencegahan kaki diabetik dengan kriteria tinggi  sebanyak 36 (67,9%), melakukan perawatan kaki diabetik (60,4%). Hasil uji statistik chi squere menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perawatan kaki (p= 0,024; OR= 4.767). .Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perawatan kaki pada pasien diabetes. Pasien diabetes yang memiliki pengetahuan baik mengenai perwatan kaki berpeluang 4.767 kali lebih besar dalam melakukan perawatan kaki dari pada yang memiliki pengetahuan kurang.


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 46-50
Author(s):  
Muhammad Basri ◽  
Baharuddin K ◽  
Sitti Rahmatia

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik dan kronis dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya yang membutuhkan perawatan medis dan pendidikan pengelolaan mandiri untuk mencegah komplikasi akut jangka panjang (Nian, 2017). Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah Puasa pada pasien DM tipe II di PKM Kassi-Kassikota Makassar. Manfaat : Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Metode : Pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional, jenis penelitian ini menggunakan metode analitik yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara Kualitas tidur dengan kadar glukosa darah puasa pada pasien DM Tipe II. Sampel menggunakan purposive sampling dengan menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel  55  orang  yaitu  seluruh pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di PKM Kassi-Kassi Kota Makassar. Hasil Uji Statistik Chi Square diperoleh p value 0,000 < 0,05.sehingga peneliti berasumsi bahwa  ada hubungan antara kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien DM Type 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.  Kesimpulan yaitu terdapat hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Saran dapat dijadikan sebagai salah satu acuhan bagi pasien diabetes melitus tipe 2 untuk meningkatkan kualitas tidur dan menjaga kadar glukosa darah puasa


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 50
Author(s):  
I Wayan Suardana ◽  
I Wayan Mustika ◽  
Dewa Ayu Sri Utami

ABSTRAKTujuan: menganalisis hubungan perilaku pencegahan dengan kejadian komplikasi akut pada pasien Diabetes Melitus (DM). Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian correlational. Tehnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 85 orang. Instrumen yang digunakan dikembangkan dari instrumen The Diabetes Self-Management Questionnaire (DSMQ) untuk menilai perilaku pencegahan pada pasien DM dan instrumen untuk menilai pengetahuan, sikap, dan perilaku. Data dianalisis secara univariate dan bivariat (chi-square test). Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan perilaku pencegahan dengan kejadian komplikasi akut pada pasien DM. Pasien DM yang memiliki perilaku pencegahan yang cukup (60-79%) mempunyai 4,73 kali untuk mengalami komplikasi akut pada DM. Diskusi: Tindakan pengendalian DM untuk mencegah komplikasi sangat diperlukan, khususnya dengan menjaga tingkat gula darah sedekat mungkin dengan normal. Kesimpulan: Perilaku pencegahan yang baik dapat mencegah terjadinya komplikasi pada penderita DM Type II.Kata Kunci: Perilaku, pencegahan, komplikasi, Diabetes MelitusRelationship Between Preventive Behaviour with Acute Complications Occurrence in Diabetes Mellitus Patients ABSTRACTAim: to analyze the relationship between preventive behavior with the incidence of acute complications in DM patients. Method: The type of research used is correlational research. The sampling technique used was purposive sampling with 85 samples. The Instruments of this research are developed from The Diabetes Self-Management Questionnaire (DSMQ) to assess the preventive behaviour in DM patients and instrument to assess knowledge, attitude, and behaviour. Data analysis using univariate and bivariate (chi-square test) analysis. Results: The results of this study indicate that there is a correlation between preventive behavior and the incidence of acute complications in DM patients. DM patients who was categorized in moderate preventive behaviour (60-79%) have 4.73 times experience acute complication in DM. Discusion: preventive behavior to prevent complication is necessary, especially by maintaining the blood glucose as close as possible to normal level. Conclusion: Good preventative behavior could prevent complications in patients with Type II of DM.Keywords: behaviour, prevention, complication, diabetes mellitus


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 91
Author(s):  
Marina Kristina Layun ◽  
Abdurrahman .

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik kronis yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan atau karena penggunaan yang tidak efektif dari insulin atau keduanya Self-management dapat mendorong pasien menggunakan sumber daya yang ada untuk mengelola gejala yang dialaminya terutama pada pasien dengan penyakit kronis. Pelaksana melakukan kegiatan pemeriksaan kadar glukosa dan penyuluhan mengenai self management pada pasien diabetes melitus dengan luka basah. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa Self Management Pada Pasien Diabetes Mellitus memiliki peran yang cukup signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup Diabetes Mellitus. Kesimpulan self management pada pasien diabetes melitus menjadi strategi yang tepat untuk memberdayakan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesiapan pasien untuk melakukan perawatan mandiri pada anggota keluarga yang menderita Diabetes Mellitus dan self care behavior pada pasien Diabetes Mellitus


2018 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 71 ◽  
Author(s):  
Eva Rahayu ◽  
Ridlwan Kamaluddin ◽  
Eti Dwi Hapsari

<p align="center"><strong>DETERMINANTS OF DIABETES SELF-CARE ON PATIENTS WITH TYPE 2 DIABETES MELLITUS IN BANYUMAS REGENCY</strong></p><p align="center"><strong>Eva Rahayu, </strong><strong>Ridlwan Kamaluddin</strong><strong>, Eti Dwi Hapsari</strong></p><p align="center">Lecturer of Nursing Department, Jenderal Soedirman University</p><p align="center">“[email protected]”</p><p align="center"> </p><p align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p><p>Penderita diabetes tipe 2 perlu menerapkan perawatan mandiri diabetes dalam rangka meminimalisir berbagai komplikasi dan penurunan kualitas hidup. Beberapa faktor diduga memiliki pengaruh terhadap penerapan  perawatan mandiri<em> </em>diabetes oleh penderita diabetestipe 2 di Kabupaten Banyumas. Tujuan penelitian ini adalah untuk  mengetahui faktor determinan yang berhubungan dengan penerapan perawatan mandiri<em>  </em>diabetes tipe 2 di Wilayah Kabupaten Banyumas. Penelitian ini menggunakan desain <em>cross sectional</em>. Populasi adalah seluruh penderita diabetes melitus tipe 2 se-Kabupaten Banyumas. Metode penarikan sample dengan teknik <em>cluster sampling</em>  dengan besar sampel 532 orang yang tersebar di 22 puskesmas se-Kabupaten Banyumas. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman dan Regresi Linier Ganda. Hasil penelitian menunjukkan nilai p pada masing–masing variabel yang dihubungkan dengan <em>perawatan mandiri</em> diabetes antara lain adalah jenis kelamin (p=0,043),usia (p=0,18), lama menderita diabetes (p= 0,11)  pengetahuan (p=0,000), motivasi (=0,01), serta dukungan keluarga (p=  0,000). Sebesar 10,4 % variasi perawatan mandiri diabetes  dapat dijelaskan oleh variabel pengetahuan dengan koefisien β = 0,32.  Kesimpulan penelitian adalah ada hubungan antara jenis kelamin, pengetahuan, motivasi dan dukungan keluarga dengan perawatan mandiri diabetes. Variabel pengetahuan menjadi faktor yang paling dominan berhubungan dengan perawatan mandiri diabetes<em>.</em></p><p><strong>Kata kunci : </strong>determinan, diabetes melitus<em>, </em>perawatan mandiri<em> </em>diabetes</p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong>ABSTRACT</strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p>Patients with type 2 diabetes need to apply self-care in order to minimize various complications and decreasing quality of life. Several factors are assumed to have an effect on the application of diabetes self-care by patients with type 2 diabetes in Banyumas Regency.  The purpose of this research was to determine the determinants related to the application of diabetes self care by patients withtype 2 diabetesin Banyumas Regency. This research used cross sectional design. Population was all patients with type 2 diabetes mellitus in Banyumas Regency. Sampling method was performed by cluster sampling technique with sample size of 532 patients spreading in 22 community health centers (Puskesmas) in Banyumas Regency. Data analysis used Spearman correlation test and Multiple Linear Regression. The result indicated that p value in each variable affecting diabetes self-care was gender  (p=0,043), age (p=0.18), duration of diabetes (p= 0.11) , knowledge (p=0.000), motivation (=0.01), and family support (p=  0.000). 10.4 % variation in diabetes self-care can be explained by knowledge variable with the coefficient β = 0.32.  It can be concluded that there was a relationship among gender, knowledge, motivation and family support on diabetes self-care. Knowledge variable was the most dominant factor related to diabetes self-care.</p><p><strong> </strong></p><br clear="ALL" /><p><strong>Keywords</strong><strong> : </strong>determinants, diabetes mellitus, diabetes self-care</p>


2017 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 132
Author(s):  
Reny Chaidir ◽  
Ade Sry Wahyuni ◽  
Deni Wahyu Furkhani

Indonesia merupakan daerah terbanyak nomor dua penderita diabets melitus di kawasan Asia Tenggara dengan angka kejadian sebesar 9,116.03 kasus. Puskesmas Tigo Baleh angka kunjungan penderita diabetes melitus pada tahun 2015 mengalami peningkatan yaitu sebesar 408 kunjungan. Pasien diabetes melitus rentan mengalami komplikasi yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula darah. Peningkatan kadar gula darah dapat dicegah dengan melakukan <em style="font-size: 10px;">self care </em><span style="font-size: 10px;">terdiri dari pengaturan diet, olah raga, terapi obat, perawatan kaki, dan pemantauan gula darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan </span><em style="font-size: 10px;">self care </em><span style="font-size: 10px;">dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus. Penelitian ini menggunakan pendekatan </span><em style="font-size: 10px;">cross sectional </em><span style="font-size: 10px;">yang dilakukan terhadap 89 orang responden dengan menggunakan teknik </span><em style="font-size: 10px;">simple random sampling</em><span style="font-size: 10px;">. Pengumpulan data menggunakan kuesioner </span><em style="font-size: 10px;">The Summary of Diabetes Self-Care Activities (SDSCA) </em><span style="font-size: 10px;">dan kuesioner </span><em style="font-size: 10px;">The Diabetes Quality of Life Brief Clinical Inventory</em><span style="font-size: 10px;">. Hasil penelitian ini menggunakan uji </span><em style="font-size: 10px;">product moment </em><span style="font-size: 10px;">(</span><em style="font-size: 10px;">pearson correlation</em><span style="font-size: 10px;">), diperoleh nilai r = 0.432. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara </span><em style="font-size: 10px;">self care </em><span style="font-size: 10px;">dengan kualitas hidup pasien diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Tigo Baleh yang berbanding lurus dan memiliki tingkat korelasi yang sedang. Terdapat faktor yang mempengaruhi korelasi dengan kualitas hidup. Diharapkan agar pasien diabetes melitus dapat meningkatkan aktivitas </span><em style="font-size: 10px;">self care </em><span style="font-size: 10px;">sehingga dapat menjalankan kehidupan secara normal.</span>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document