scholarly journals PRODUKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) MENGGUNAKAN PURSE SEINE DI PERAIRAN BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KONDISI OSEANOGRAFI

Author(s):  
Nuraisyah Nuraisyah ◽  
Alfa F P Nelwan ◽  
St Aisjah Farhum

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung produktivitas hasil tangkapan dan hubungannya dengan kondisi oseanografi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2018 yang bertempat di Desa Tana Beru, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus, pengambilan data dilakukan dengan mengikuti operasi penangkapan selama 30 trip. Meliputi pengukuran dan penimbangan hasil tangkapan, perhitungan waktu penarikan tali kolor dan parameter oseanografi. Analisis data dilakukan terhadap produktivitas hasil tangkapan ikan tongkol (E.affinis) dan hubungan produktivitas hasil tangkapan dengan kondisi oseanografi menggunakan uji cobb douglas. Hasil penelitian menunjukkan ikan tongkol yang tertangkap dengan purse seine hidup pada kisaran suhu 27-30OC. Produktivitas penangkapan ikan tongkol dengan purse seine berkisaran antara 1.87 kg/menit - 14.50 kg/menit, dan berdasalkan analisis regresi diketahui bahwa suhu memiliki hubungan yang signifikan terhadap produktivitas penangkapan.

2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 30-36
Author(s):  
Thomas Hidayat ◽  
Teguh Nugroho ◽  
Umi Chodrijah

Ikan tongkol komo (Euthynnus affinis)  termasuk salah satu ikan pelagis ekonomis penting yang tertangkap di Laut Jawa. Data dan informasi tentang  ikan tongkol komo di Laut Jawa masih terbatas, sehingga perlu dilakukan penelitian biologi ikan ini. Penelitian beberapa aspek biologi ikan tongkol komo dilakukan dari bulan Januari sampai Desember 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa aspek biologi tongkol komo yang meliputi  hubungan panjang dan berat, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad, ukuran rata-rata pertama kali tertangkap dan ukuran rata-rata pertama kali matang gonad dan kebiasaan makan. Pengukuran panjang  ikan dilakukan secara acak proporsional, sampel ikan dibedah untuk  mengetahui kematangan gonad, nisbah kelamin, dan jenis makanan. Hasil penelitian menunjukkan sebaran frekuensi panjang ikan tongkol komo antara 13-55 cm dengan modus  25 cm. Pertumbuhan tongkol komo bersifat isometrik dan perbandingan jumlah kelamin jantan dan betina menunjukkan nisbah kelamin dalam kondisi seimbang. Ukuran rata-rata pertama kali  tertangkap (Lc) dengan mini purse seine adalah 31,75 cm. Ukuran rata-rata pertama kali matang gonad (Lm) adalah 33,7 cm. Ikan tongkol komo tergolong ikan karnivora yang mangsanya meliputi berbagai jenis ikan dan moluska.


DEPIK ◽  
2018 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 119-126
Author(s):  
Makwiyah A. Chaliluddin ◽  
Ratna M. Aprilla ◽  
Junaidi M. Affan ◽  
Abdullah A. Muhammadar ◽  
Heri Rahmadani ◽  
...  

The existence of fish aggregating devices (FADs) in a waters is able to establish a new fishing ground that potential waters. FADs are able to attract the attention of the gathering of fishes and other aquayic organisms around it, increasing the density of fish around FADs can increase the chances of successful catching operation, and therefore the FADs has benefited significantly to increase the capture fishery production significantly. The purposes of the research were to evaluate the catching composition of purse seine production  using FADs and non FADs, and to examine the fectiveness of FADs. This research was conducted on February 1 - 28, 2018 located at Pusong Waters, Lhokseumawe City. The survey  method was used in this study. The direct sampling by following the fisherman in fishing activities was performed both the purse seine with FADs and no FADs. Total purse seine catches during the research were 4,320 kg consisting of Long Jawed Mackerel (Rastrelliger sp.) 1,280 kg (29.63%), Decapterus Fish ( Decapterus sp.) 350 kg (8,107%), skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) 845 kg (19.56 %), tuna fish (Euthynnus affinis) 720 kg (16.67%), Torpedo scad (Megalaspis cordyla) 300 kg (6.94%), Queenfish 140 kg (3.24%), and starry triggerfish (Abalistes stellaris) 685 kg (15.86%). It was concluded that the purse seine used FADs is more effective  compared to the a purse seine that does not use FADs.Keberadaan rumpon di suatu perairan mampu menarik perhatian berkumpulnya ikan dan organisme lain disekitarnya, sehingga dapat meningkatkan hasil tangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi hasil tangkapan purse seine yang menggunakan rumpon dan purse seine yang tidak menggunakan rumpon, dan menilai efektivitas rumpon dalam mengumpulkan ikan. Penelitian ini dilaksanakan pada 01 - 28 Februari 2018 bertempat di Perairan Pusong, Kota Lhokseumawe. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, yaitu dengan mengikuti nelayan dalam kegiatan penangkapan ikan, baik nelayan purse seine yang menggunakan rumpon dan nelayan purse seine yang tidak menggunakan rumpon. Data ikan hasil tangkapan yang diperoleh dihitung jumlah ikan hasil tangkapan dan diidentifikasi spesies ikan dan selanjutnya dibandingkan dengan hasil tangkapan nelayan yang menggunakan rumpon dan ikan hasil tangkapan nelayan yang tidak menggunakan rumpon. Total hasil tangkapan purse seine selama penelitian sebanyak 4.320 kg terdiri dari kembung (Rastrelliger sp.) 1.280 kg (29,63%), layang (Decapterus sp.) 350 kg (8,107%), cakalang (Katsuwonus pelamis) 845 kg (19,56%), tongkol (Euthynnus affinis) 720 kg (16,67 %), tegang ekor/tetengkek (Megalaspis cordyla) 300 kg (6,94 %), talang/daun bamboo (Scomberoides lysan) 140 kg (3,24%), dan ayam-ayam (Abalistes stellaris) 685 kg (15,86 %).  Dari kedua jenis kegiatan penangkapan ikan tersebut, maka purse seine menggunakan rumpon lebih efektif dibandingkan purse seine yang tidak menggunakan rumpon sebagai daerah penangkapan ikan.


Author(s):  
Donny Samudra ◽  
. Junianto ◽  
Dedy Supriadi ◽  
Izza M. Apriliani ◽  
Alexander M. A. Khan

Purse seine is one of the fishing gear that has been used by PPN Muara Angke fisher to catch pelagis fish. The selectivity of purse seine was still being researched until now . This research was conducted  determine the selectivity of purse seine fishing gear with parameter the length of Euthynnus affinis, weight and numbers catch on purse seine fishing gear landed in PPN Muara Angke. The research used a survey method with quantitative descriptive analysis. The sampling method used in this was purposive sampling and random sampling. The data collected during the research were primary data and secondary data. Primary data included the number and weight of catches, fork length of Euthynnus affinis from five purse seine fishing vessel in PPN Muara Angke. Secondary data included production data of purse seine catches from 2015-2019 and vessel data obtained from Central Port Management Unit Jakarta and PPN Muara Angke. Purposive sampling used for the number of catch, weight of catch, production of purse seine catch from 2015-2019 and purse seine fishing vessels data. Random sampling used for fork length Euthynnus affinis fish, 250 samples were taken randomly on one purse seine fishing vessel. The research results pusre seine fishing gear which was landed at PPN Muara Angke was not selective due to the percentage length of the Euthynnus affinis was worth, proportion of amount and weight less than 60%.


2016 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 29
Author(s):  
Enjah Rahmat

Penangkapan ikan pelagis besar di perairan Pulau Bacan dilakukan dengan menggunakan alat tangkap huhate (pole and line), pancing ulur (hand line), tonda(troll line), dan pukat cincin (purse seine). Jenis-jenis ikan pelagis besar yang tertangkap terutama jenisjenis madidihang (Thunnus albacares), cakalang(Katsuwonus pelamis), dan tongkol (Euthynnus affinis).


TECHNO-FISH ◽  
2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 91-99
Author(s):  
Ervina Wahyu Setyaningrum

Perairan Situbondo merupakan perairan yang mempunyai potensi sumberdaya ikan cukup tinggi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hasil tangkapan per upaya penangkapan (CPUE) terhadap upaya penangkapan di Perairan Kabupaten Situbondo dan menentukan potensi maksimum lestari (MSY) ikan tongkol pada alat tangkap purse seine di Perairan Kabupaten Situbondo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Deskriptif dan analisis data menggunakan model produksi surplus dari Schaefer dengan menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil analisa regresi ada hubungan antara CPUE dengan upaya penangkapan ikan tongkol dan jumlah hasil tangkapan yang ada di Perairan Kabupaten Situbondo pada alat tangkap Purse Seine, Payang dan Pancing mengalami overfishing.  Kata Kunci : Ikan Tongkol, Purse seine, MSY, Upaya Penangkapan. 


Author(s):  
Muhammad Zahrul Ghufron ◽  
Imam Triarso ◽  
Kunarso Kunarso

Perikanan Tongkol (Euthynnus affinis) di Perairan Selat Bali  berkembang pesat sejak diperkenalkannya alat tangkap  Purse seine, hal tersebut menyebabkan semakin meningkatnya jumlah armada kapal penangkap ikan. Meskipun upaya penangkapan meningkat, akan tetapi hasil tangkapan yang didapatkan menurun. Untuk tujuan tersebut diperlukan kajian yang mendalam tentang pola sebaran suhu permukaan laut dan klorofil-a, agar ke depan dapat diketahui daerah penangkapan ikan Tongkol. Penelitian ini mengkaji perbedaan nilai persebaran SPL dan klorofil-a yang secara nyata di lapangan dengan data hasil interpretasi citra satelit Suomi NPP VIIRS, serta mengetahui hubungan distribusi SPL dan klorofil-a terhadap hasil tangkapan ikan Tongkol (Euthynnus affinis). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah, tingkat akurasi citra satelit Suomi NPP VIIRS pada variabel suhu permukaan laut mencapai 98,98%, sementara untuk tingkat akurasi terhadap konsentrasi klorofil-a mencapai 95,63%. Hubungan suhu permukaan laut dan klorofil-a terhadap CPUE yaitu menunjukan pengaruh yang cukup kuat dengan nilai sebesar 0,585. Nilai r2 menunjukan nilai sebesar 34,3%, yang berarti bahwa sebesar 34,3% CPUE dipengaruhi oleh suhu permukaan laut dan klorofil-a, sedangkan 65,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain Eastern Little Tuna (Euthynnus affinis) in the Waters of Bali Strait has been growing rapidly since the introduction of purse seine fishing gear, this has led to an increasing number of fishing vessels. Although the fishing effort increases, the catch obtained decreases. For this purpose an in depth study of the distribution patterns of sea surface temperature and chlorophyll-a is needed, so that in the future it can be known the fishing ground to assist in the effective and efficient utilization of fish resources. This study examines the differences in the value of the distribution of sea surface temperature and chlorophyll-a that are evident in the field with data from interpretation of Somi NPP VIIRS satellite images, and knowing the relationship between the distribution of sea surface temperature and chlorophyll-a to the Eastern Little Tuna catches. The method used in this research is descriptive method. The results obtained in this study are, the accuracy of the Suomi NPP VIIRS satellite image on the variable sea surface temperature reaches 98.98%, while the level of accuracy of the chlorophyll-a concentration reached 95.63%, the relationship between sea surface temperature and chlorophyll-a on CPUE is a fairly strong correlation, with a correlation value of 0,585. The value of r2 means that 34.3% CPUE is influenced by sea surface temperature and chlorophyll-a, while 65.7% is influenced by other factors..


2020 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
pp. 11
Author(s):  
Ririk Kartika Sulistyaningsih ◽  
Irwan Jatmiko ◽  
Maya Agustina

Frigate tuna (Auxis thazard) is one of the major commercial tuna species, both in industrial and small scale fisheries, particularly in the waters off Western Sumatera. In Indonesia, A. thazard is a group of locally called “tongkol” together with A. rochei, Thunnus tonggol, and Euthynnus affinis. This study describes a preliminary examination of frigate tuna catch from purse seine off the coast of western Sumatera (FMA 572). The data were collected daily by an enumerator on the fish landing site from 2013 to 2017, including fishing gear, number of days at sea, catch, length, and weight of frigate tuna. The fishing ground coordinate data provided by the observer on board the vessel. General Linear Model (GLM) with gamma was applied in this study to standardize the CPUE by year, quarter, season, and GT as fixed variables. The results showed that the variation of CPUE was mostly influenced by year and quarter, while season and fleet size (GT) showed less impact on the catch. In general, even though the catch trend declines during the observation years, the population of frigate tuna off the coast of western Sumatera (FMA 572) were considered sustainable.


2018 ◽  
Vol 23 (4) ◽  
pp. 287
Author(s):  
Karsono Wagiyo ◽  
Andina Ramadhani Pane ◽  
Umi Chodrijah

Tongkol komo (Euthynnus affinis) merupakan komoditas perikanan ekonomis penting. Di Selat Malaka sumber daya tongkol komo merupakan stok bersama antara Indonesia dan Malaysia yang telah dimanfaatkan secara intensif dengan berbagai alat tangkap. Dalam rangka pengelolaan sumber daya  ikan tongkol komo di Selat Malaka supaya tetap lestari, penelitian ini dilakukan dengan tujuan memperoleh informasi mengenai parameter populasi, aspek biologi dan aspek penangkapan. Penelitian dilakukan secara observasi, enumerasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan nilai berbagai parameter populasi; panjang maksimum tercapai (L) = 64,25 cmFL, laju pertumbuhan (K) = 0,96/tahun, laju kematian alami (M) = 1,38 /tahun, laju kematian karena penangkapan (F) = 1,41/tahun, panjang pertama tertangkap (Lc) = 34,5 cmFL dan panjang pertama matang gonad (Lm) = 41,02 cmFL dan laju pengusahaan (E) = 0,50. Dari aspek biologi diperoleh; nisbah kelamin betina : jantan =1 : 1,15, puncak gonad matang dan indek kematangan gonad terjadi pada Maret dan November, mangsa dominan ikan teri (Stolephorus sp.). Alat tangkap utama untuk penangkapan tongkol komo berupa pukat langgai (purse seine). Nilai CPUE tertinggi diperoleh pada Juli dengan musim penangkapan terjadi pada periode April-Juli. Kontribusi tangkapan ikan tongkol komo sebesar 17,42-27,20 % dari total tangkapan ikan. Jenis ikan tangkapan utama yang berinteraksi dengan tongkol komo adalah kembung (Rastrelliger sp.) dan layang (Decapterus sp). Parameter yang bersifat negatif  terhadap kelestarian populasi ikan tongkol komo, seperti ukuran ikan dan hasil tangkapan per unit usaha nilainya kecil. Parameter yang bersifat positif antara lain; rasio antara nilai kematian alami dengan nilai laju pertumbuhan masih dalam kisaran normal dan nilai tingkat pengusahaan masih dalam kisaran optimum. Penangkapan ikan tongkol komo di Selat Malaka masih dalam keadaan normal, tetapi perlu pengawasan terhadap mata jaring dan alat tangkap yang digunakan serta aktifitas penangkapan pada musim pemijahan. Adanya interaksi dengan jenis ikan pelagis kecil dan dominasi ikan teri dalam isi lambung, sehingga dalam pengelolaan ikan tongkol komo harus dilakukan bersama dengan kedua komoditi. Mackerel tuna (Euthynnus affinis) is an important economic fishery commodity. In the Malacca Strait, mackerel tuna  resource is a share stock between Indonesia and Malaysia that has been used intensively with various fishing gear. In order to manage the fish resources of  mackerel tuna  in the Malacca Strait to be sustainable, this research is conducted with the aim of obtaining information on parameteer population, biology aspects and fishing aspects. The research was conducted by observation, enumeration and interview. The results showed the values   of various population parameters: length infinity (L”) = 64.25 cmFL, growth rate (K) = 0.96/year, natural mortality rate (M) = 1.38 /year, capture mortality rate (F) = 1.41 /year, length of first captured (Lc) = 34.5 cmFL and length of first maturity (Lm) = 41.02 cmFL and exploitation rate (E) = 0,50. Biological aspect was obtained; sex ratio female : male = 1: 1.15, peak of mature gonad  and index gonad maturity occurred in March and November, main prey are anchovy (Stolephorus sp.). The main fishing gear for catching mackerel tuna is purse seine. The highest CPUE value was obtained in July with the fishing season occurring in the April-July period. The contribution of catch mackerel tuna are 17.42-27.20 % of the total catch of fish. The main species of fish that interact with mackerel tuna  are mackerel (Rastrelliger sp.) and sardine  (Decapterus sp). Negative parameters to sustainability of mackerel tuna population such as fish size and catch per unit effort are small. Positive parameters are the ratio between the value of natural mortality and the rate of growth is still within the normal range and the level of exploitations rate is still within the optimum range. The fishing of mackerel tuna in the Malacca Strait is still in normal condition, but it is necessary to monitor of the nets mesh size and fishing gear used and fishing activity on spawning season. The existence of interaction with small pelagic fish species and the dominance of anchovy in the contents of the stomach, so that in the management of mackerel tuna fish should be done together with the two commodities.


2014 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 23 ◽  
Author(s):  
Agustinus Anung Widodo ◽  
Fayakun Satria ◽  
Lilis Sadiyah

<p>Dalam rangka mendeskripsikan status pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya tuna neritik di perairan Samudera Hindia (WPP 572 dan 573) telah dilakukan analisis terhadap informasi tentang jenis dan produksi tuna neritik yang disajikan dalam Statistik Perikanan Tangkap di Laut Menurut WPP tahun 2005-2012 (DJPT, 2013) serta data hasil penelitian berbasis di PPS Cilacap dan PPN Sibolga tahun 2011. Rekomendasi ‘working party’ tentang tuna neritik dari IOTC dikaji sebagai langkah pengelolaan perikanan tuna neritik di Indonesia. Hasil analisis dan kajian menunjukkan bahwa sumberdaya ikan tuna neritik yang tertangkap nelayan Indonesia di perairan WPP 572 dan 573 meliputi tongkol lisong (<em>Auxis rochei</em>), tongkol krai (<em>Auxis thazard</em>), tongkol komo atau kawakawa (<em>Euthynnus affinis</em>) dan tongkol abu-abu (<em>Thunnus tonggol</em>). Tuna neritik tertangkap sebagai by-product dari pukat cincin, jaring insang hanyut, pancing tonda, pancing ulur dan bagan. Tahun 2011 produksi neritik tuna di Samudera Hindia khususnya WPP 572 dan 573 mencapai 121.818 ton atau 29,4% dari total produksi tuna neritik nasional. Tuna neritik jenis tongkol lisong dan krai yang tertangkap jaring insang hanyut yang berbasis di Cilacap &gt; 70% merupakan ikan yang telah dewasa. Adapun tongkol komo yang tertangkap pukat cincin yang berbasis di Sibolga sekitar 55,5% merupakan ikan dewasa. Belum ada langkah-langkah pengelolaan secara spesifik terhadap sumberdaya tuna neritik di Indonesia. Merujuk hasil Working Party on Neritic Tuna pertama dan kedua tahun 2011 dan 2012, Indian Ocean Tuna Commission (IOTC) merekomendasikan adanya kerjasama antar negara anggota IOTC yang saling berdekatan didalam melakukan pengelolaan sumberdaya neritik tuna. Langkah pertama adalah dilakukan perelitian mengenai populasi melalui studi mtDNA untuk memastikan status stok dan populasinya.</p><p> </p><p>The species of neritic tuna caught by fishers in the Indian Ocean particularly FMAs 572 and 573 consisted of frigate tuna (<em>Auxis thazard</em>), bullet tuna (<em>Auxis rochei</em>), longtail tuna (<em>Thunnus tonggol</em>) and kawa-kawa/eastern little tuna (<em>Euthynnus affinis</em>). These species are by-product of purse seine, drifting gillnet, trolling lines, and lift net. In 2011, production of the neritic tuna from FMAs 572 and 573 reached 121,818 mt or about 29.4% of the national production. More than 70% of catch of neritic tuna especially frigate and bullet tuna caught by drifting gillnet based at Cilacap were matured fish, and kawa-kawa caught by purse seine based at Sibolga about 55.5% of total catch was mature. There are no specific management measures for neritic tuna resources in Indonesia. First and Second IOTC Working Parties on Neritic Tuna in 2011 and 2012 recommended among IOTC’s member countries that are geographically close to each other to conduct a management collaboration of neritic tuna which begins with identifying the status of stock and population through a study mtDNA or other proper methodology.</p>


2019 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 179
Author(s):  
Maya Agustina ◽  
Irwan Jatmiko ◽  
Ririk Kartika Sulistyaningsih

Tongkol komo (Euthynnus affinis Cantor, 1849) merupakan salah satu hasil tangkapan yang cukup penting bagi perikanan skala kecil di Tanjung Luar, Nusa Tenggara Barat. Spesies ini masuk ke dalam kelompok tuna neritik yang sebagian besar diusahakan dengan menggunakan alat tangkap purse seine dan gillnet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan dan faktor kondisi tongkol komo. Pengumpulan data dilakukan selama 12 bulan dari Januari – Desember 2016 di PPI Tanjung Luar, Nusa Tenggara Barat. Pengambilan data bulanan secara berkesinambungan dilakukan dengan bantuan tenaga enumerator. Data sebanyak 1.297 spesimen komo telah diukur panjang cagak (cmFL) dan ditimbang beratnya (kg). Hasil pengukuran menunjukkan sebaran panjang berkisar antara 24 – 71 cmFL, dengan rata-rata 51,66 cmFL dan berat 0,21 – 7,05 kg, dengan rata-rata 2,72 kg. Analisis hubungan panjang berat diperoleh hasil W= 0,00001 FL3,114 dengan koefisien determinasi (R2) 0,978. Pola pertumbuhan bersifat alometrik positif (b>3) menunjukkan bahwa pertambahan berat lebih cepat daripada pertambahan panjangnya. Faktor kondisi relatif (Kn) tertinggi terjadi pada batas atas kelas panjang 45 cm sebesar 1,187 dan terendah terjadi pada batas atas kelas panjang 30 cm sebesar 0,940. Faktor kondisi relatif bulanan cenderung stabil dengan nilai tertinggi terjadi pada bulan November sebesar 1,140 dan terendah pada bulan Maret sebesar 1,033 dan cenderung berfluktuasi pada ikan-ikan berukuran kecil, sedangkan pada ikan berukuran dewasa menunjukkan tren yang menurun seiring dengan bertambahnya ukuran panjang.Kawakawa (Euthynnus affinis Cantor, 1849) one of the important catch for small-scale fisheries in Tanjung Luar, West Nusa Tenggara. This species is included in neritic tuna group that mostly utilized by using purse seine and gillnet. The objectives of this research are to investigate the growth pattern and condition factor of this particular species. Data collection was conducted for 12 months from January to December 2016 in Tanjung Luar Port, West Nusa Tenggara. Data were collected in twelve consecutive months by enumerators. Total of 1,297 specimens were collected, measured (cmFL) and weighted (kg). The measurements showed that the length of ranged from 24-71 cmFL with average of 51.66 cmFL. The weight ranged from 0.21-7.05 kg with average of 2.72 kg. Analysis of length-weight relationships was W=0.00001 FL3.114 with determination coefficient (R2) 0.978. Growth pattern of positive allometric (b>3) where the additional of weight proceeded faster than the of length increments. The highest relative condition factor (Kn) occurred at upper limit of length class 45 cm with 1.187 and the lowest at 30 cmFL with 0.940. Monthly relative condition factor tends to stable with the highest value occurred on November with 1.140 and the lowest on March with 1.033 and tend to fluctuated for small size group. While for adult fish tend to decrease along with the length increase.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document