scholarly journals Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Media Couple Card terhadap Higher Order Thingking Skilss Siswa pada IPA Biologi di SMP Negeri 10 Kota Kupang

2021 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 75
Author(s):  
Fransina Thresiana Nomleni ◽  
P. A. Nubatonis
2016 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 189 ◽  
Author(s):  
Edi Susanto ◽  
Heri Retnawati

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran matematika bercirikan problem-based learning (PBL) yang valid, praktis, dan efektif untuk mengembangkan higher order thinking skills (HOTS) siswa SMA kelas X semester 2 berupa: rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS) yang dilengkapi instrumen tes hasil belajar. Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan 4-D dari Thiagarajan dengan empat tahapan, yaitu: pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Uji coba dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu: uji coba ahli, uji coba terbatas, dan uji coba lapangan. Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah guru dan siswa yang dipilih dari dua sekolah. Instrumen yang digunakan terdiri atas lembar validasi, penilaian guru, penilaian siswa, dan instrumen tes hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat yang dikembangkan telah memenuhi aspek validitas, kepraktisan, dan keefektifan.(1) Hasil validitas menunjukkan bahwa RPP dan LKS yang dikembangkan pada kategori valid dengan indeks Aiken pada RPP sebesar 0,69 dan LKS sebesar 0,70. (2) Hasil uji coba terbatas menunjukkan perangkat pembelajaran yang dikembangkan pada kategori praktis. (3) Hasil uji coba lapangan menunjukkan perangkat pembelajaran efektif ditinjau dari HOTS siswa dengan persentase ketuntasan secara klasikal subjek uji coba lebih dari 75%.Kata Kunci: pengembangan, perangkat pembelajaran matematika, problem-based learning, higher order thinking skills Mathematics teaching kits based on PBL to develop hots of senior high school students  AbstractThis research is aimed at developing mathematics teaching kit based on problem-based learning which is valid, practical, and effective to develop the higher order thinking of grade X students senior high school in their second semester, which consists of lesson plan and students’ worksheet with test instrument. The research development used the model adapted from 4-D model developed by Thiagarajan with employing steps: defining, planning, developing, and disseminating. The tryout is conducted three steps: expert validation, limited tryout, and field tryout. The tryout subjects were teachers and students from two schools. The instruments used in this research were validation sheet, teacher’s assessment sheet, student’s assessment sheet, and test. The result of the research shows that the developed mathematics teaching kitbased on problem-based learning has met the aspect of validity, practicality, and effectiveness. (1) The result of validation shows that the lesson plan and the students’ worksheet are chategorized as valid with the Aiken analysis showing the index for the lesson plan has achieved 0.69 and the 0.70 for the students’ worksheet. (2) teh result of limited tryout shows that the developed of mathematics teaching kit is practical. (3) the result of field tryout shows that the developed of mathematics teaching is effective interm students’s HOTS with percentage of clasisical mastery subjects reached 75%.Keywords: development, mathematics teaching kit, problem-based learning, higher order thinking skills


2021 ◽  
Vol 2 (5) ◽  
pp. 652-664
Author(s):  
Mrs. Cik‘ani

Menurut peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan No. 103 tahun 2014 mengenai pembelajaran di tingkat pendidikan dasar dan menengah pasal 2 ayat 1, menjelaskan pelaksanaan pembelajaran pada Pendidikan dasar dan menengah harus berbasis aktivitas, kreatifitas dengan karakteristik. Amanat pemerintah mengharapkan peserta didik dapat mencapai berbagai kompetensi dengan penerapan pembelajaran HOTS (Higher Order Thinking Skills) dan Keterampilan abad 21, dan hasil observasi dan wawancara di SMPN 2 Sukorejo aktivitas pembelajaran IPA, aspek pembelajaran berbasis masalah, tingkat berpikir HOTS dan keterampilan abad 21 masih rendah. Penelitian ini merupakan penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan 2 siklus masing-masing siklus ada empat tahap dengan jenis diskriptif kualitatif, instrumen yang digunakan berupa : 1)lembar observasi, 2)lembar catatan lapangan dan 3)soal tes dan soal lembar kerja. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SMPN 2 Sukorejo ditemukan data bahwa pembelajaran berbasis aktifitas dengan karakteristik yang sesuai dengan amanat Permendikbud No 103 tahun 2014 pasal 2 ayat 1 pada proses pembelajaran masih belum maksimal sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitihan dengan tujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran PBL(Problem Based Learning) dapat meningkatkan aktifitas dengan karakteristik dengan berorientasi pada pembelajajaran HOTS dan keterampilan abad 21. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa yakni 68,28% pada siklus 1 menjadi 83,8,% pada siklus II artinya ada peningkatan sebesar 15,52%, sedangkan untuk tingkat pemecahan masalah dari 63,8 % pada siklus 1 menjadi 78,975 % pada siklus II artinya ada peningkatan sebesar 15,175 %i Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Base Learning dengan berorientasi HOTS dan keterampilan abad 21 dapat meningkatkan aktifitas belajar dan keterampilan pemecahan masalah dengan karakteristik siswa.


2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 53-59
Author(s):  
ISNANI NURAMINAH SIMATUPANG ◽  
LILY ROHANITA HASIBUAN ◽  
IRMAYANTI IRMAYANTI

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui: 1) Untuk mengetahui penggunaan perangkat pembelajaran matematika dapat meningkatkan keterampilan Higher Order Thinking siswa kelas VII MTs.S Islamiyah Batu Ajo pada materi pola bilangan Tahun Ajaran 2018/2019, dan 2) Untuk mengetahui penggunaan perangkat pembelajaran matematika dengan menggunakan Problem Based Learning pada materi pola bilangan Tahun Ajaran 2018/2019. Populasi adalah seluruh siswa kelas VII MTs Swasta Islamiyah Batu Ajo yang terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas VII1 berjumlah 26 siswa dan kelas VII2 berjumlah 27 siswa, jumlah keseluruhan siswa kelas VII adalah 53 siswa. Sampel adalah kelas VII-1 yang berjumlah 26 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-2 yang berjumlah 27 siswa sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian berupa tes uraian sebanyak 5 soal, angket sebanyak 10 pernyataan, dan observasi. Hasil data rata-rata pretest kelas eksperimen adalah 10.27, standart deviasi yaitu 2.585 dan varians yaitu 6.685. Rata-rata post-test dikelas eksperimen adalah 11,19, standart deviasi yaitu 3,522 dan varians yaitu 12,402. Dan nilai rata-rata posttets kelas kontrol adalah 69,69. Respon siswa terhadap keterampilan higher order thinking dirata-ratakan untuk pernyataan positif sebesar 74 dengan persentasi 41% (cukup). Respon siswa terhadap keterampilan higher order thinking dirata-ratakan untuk pernyataan negatif sebesar 35 dengan persentasi 19,4% (sangat lemah). Jadi, kesimpulan respon siswa terhadap keterampilan higher order thinking dikategorikan menjadi cukup. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa Terdapat Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matemetika Dengan Pendekatan Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Higher Order Thinking Tahun Ajaran 2018/2019. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretest dan posttest adalah 11,19 dan 10,27 dan uji t-test diperoleh nilai thitung sebesar -1,183, dan ttabel sebesar 1,708 dengan tingkat signifikan 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, ada pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan problem based learning untuk meningkatkan keterampilan higher order thinking


2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 77
Author(s):  
Sucipto Sucipto

AbstrakSecara umum capaian ketrampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik masih rendah dibanding negara lain. Untuk mengembangkan keterampilan berpikir  tingkat  tinggi, pendidik dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang  mendukung  dan  menggunakan   strategi pembelajaran. Upaya meningkatkan ketrampilan berpikir peserta didik dapat dilakukan dengan meningkatkan ketrampilan metakognisinya. Ada berbagai jenis strategi metakognitif yang dapat dipilih pendidik, satu diantaranya menggunakan strategi pemecahan masalah (problem solving). Dalam proses pemecahan masalah, individu menggunakan kedua kemampuan kognitif dan keterampilan praktis, yang meliputi kegiatan metakognitif seperti analisis, sintesis dan evaluasi. Pembelajaran  berbasis masalah merupakan pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah yang nyata, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar. AbstractIn general, higher order thinking skills achievements of learners is still low compared to other countries. To develop higher order thinking skills, educators are required to create a learning atmosphere that supports and use learning strategies. Efforts to improve thinking skills that learners can do to improve metacognitive skills. There are different types of metacognitive strategies that can be selected educators, one of which uses problem solving strategies. In the process of solving problems, individuals using both cognitive abilities and practical skills, which include metacognitive activities such as analysis, synthesis and evaluation. Problem-based learning is an instructional approach used to stimulate students' higher order thinking in situations oriented real problems, including learning how to learn.


Author(s):  
Mahmoud Hawamdeh ◽  
Idris Adamu

This chapter discuss how Problem-Based learning (PBL) helps to achieve this century's approach to teaching and learning for students in higher educational institutions. If adopted, this method of teaching will enable student to attain learning skills (skills, abilities, problem solving, and learning dispositions that have been identified) to acquire a lifelong habit of approaching problems with initiative and diligence and a drive to acquire the knowledge and skills needed for an effective resolution. And they will develop a systematic approach to solving real-life problems using higher-order skills.


2019 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 135-148 ◽  
Author(s):  
Nicolette Harris ◽  
Cailee E. Welch Bacon

ObjectiveTo systematically review current literature to determine whether active learning is more successful than passive learning at producing cognitive skills in health care professions students.Data SourcesAn electronic search was conducted in 4 databases: EBSCO-CINAHL, EBSCO-Sport Discus, Educational Resources Information Center, and PubMed. Search terms included: millennial AND health education, active learning AND knowledge retention, flipped classroom AND learning outcomes, problem based learning AND learning outcomes, problem based learning AND student confidence, active learning AND critical thinking, higher order thinking AND active learning.Study SelectionWe included studies if they were published in English between 2007 and 2017 and evaluated outcomes of an active learning intervention. Studies of nonhealth care disciplines, practicing health care practitioners, or studies that did not address the primary research questions were excluded.Data ExtractionStudy design, health care discipline, intervention used, assessment measures, outcome(s) measures, main results, and conclusions were extracted from each article, as appropriate.Data SynthesisArticles were categorized based on capacity to answer 1 or both of the research questions. Conclusions were summarized according to the learning technique used and its effectiveness in regard to studied learning outcome. Out of 85 studies on lower-order cognition, 61 (72%) indicated active learning techniques were effective at achieving improved recall, understanding, and/or application of course material. Of 69 studies on higher-order cognition, 58 (84%) supported active learning over passive instruction for improving students' confidence in or performance of analytical, evaluative, and creative skills.ConclusionsActive learning produces gains to both lower- and higher-order cognition at levels equal to, and more often, greater than the use of passive learning methods. Despite this evidence, we believe more high-quality, well-designed prospective studies using validated assessment measures are needed to endorse the value of these methods in producing cognitive skills.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Puji Dwi Kurniasih ◽  
Agung Nugroho ◽  
Sri Harmianto

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan kerjasama antar peserta didik. penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan kerjasama antar peserta didik. jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklusnya terdiri dari dua pertemuan. Prosedur penelitian ini menggunakan model Kemmis & McTaggart yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas IV SD Negeri 2 Dukuhwaluh dengan jumlah 27 peserta didik yang terdiri dari 17 peserta didik perempuan dan 10 peserta didik laki-laki. Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu tes dan non-tes. Instrumen tes berupa penilaian kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS), non-tes berupa lembar observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data hasil penilaian kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS) peserta didik siklus I memperoleh persentase ketuntasan 59,48% dan pada siklus II meningkat menjadi 79,20%. Kerjasama antar peserta didik pada siklus I memperoleh persentase 63,45% dan pada siklus II meningkat menjadi 75,80%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantu media KOKAMI dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan kerjasama antar peserta didik di kelas IV SD Negeri 2 Dukuhwaluh.


INVENTA ◽  
2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 62-71
Author(s):  
Cholifah Tur Rosidah

Mengkaji penerapan model Problem Based Learning (PBL) untuk menumbuhkembangkan Higher Order Thinking Skill (HOTS) siswa Sekolah Dasar. Artikel ini ditulis melalui studi kepustakaan. PBL merupakan model dengan pendekatan belajar pada masalah autentik, sehingga siswa mampu menyusun pengetahuannya sendiri. PBL bercirikan menggunakan masalah yang riil sebagai bahan belajar siswa untuk melatih dan menumbuhkembangkan keterampilan berrpikir kritis serta pemecahan masalah guna mendapatkan konsep-konsep pengetahuan. HOTS adalah salah satu komponen yang harus dikembangkan dalam setiap pelaksanaan proses pembelajaran Kurikulum 2013. Aktivitas belajar harus dirancang agar siswa memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi. Berdasarkan hasil kajian, sintaks pembelajaran model PBL yang terlihat pada aktivitas belajar siswa dapat melatih dan menumbuhkembangkan high order thingking skill siswa, karena siswa memperoleh pengalaman secara langsung dan dapat mengubah tingkah laku (pengetahuan, ketrampilan, sikap) baik segi kuantitas maupun kualitas.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document