scholarly journals HUBUNGAN KEBERSYUKURAN DENGAN TEACHER WELL-BEING PADA GURU YANG MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR INKLUSI

2021 ◽  
Vol 35 (2) ◽  
pp. 97-104
Author(s):  
Fitri Lestari Issom ◽  
Zulfa Nadia

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kebersyukuran dengan teacher well-being pada guru yang mengajar di sekolah dasar inklusi. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik analisis deskriptif dan analisis korelasi. Sampel dalam penelitian ini adalah 185 orang guru sekolah dasar inklusi yang didapat dengan teknik purposive sampling. Variabel kebersyukuran diukur dengan menggunakan The Gratitude Questionnaire-Six Item Form (GQ-6) yang dikembangkan oleh McCullough, Emmons, dan Tsang (2002) dan variabel teacher well-being diukur menggunakan Teacher Well-Being Scale (TWBS) yang dikembangkan oleh Collie et al., (2015). Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan ke arah positif kebersyukuran dengan teacher well-being pada guru yang mengajar di sekolah dasar inklusi. Hubungan positif antara kebersyukuran dengan teacher well-being diartikan sebagai semakin tinggi kebersyukuran maka akan semakin tinggi pula teacher well-being pada guru yang mengajar di sekolah dasar inklusi.

Author(s):  
Cynthia Cynthia ◽  
Fifanny Riadi ◽  
Francesca Francesca ◽  
Martatilar Ivosari ◽  
Winida Marpaung

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara gratitude dengan psychological well-being pada orangtua dari anak penyandang Talasemia di POPTI Bandung. Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara gratitude dengan psychological well-being pada orangtua dari anak penyandang Talasemia di POPTI Bandung. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 243 orangtua dari anak penyandang Talasemia di POPTI Bandung menggunakan teknik purposive sampling. Uji asumsi yang digunakan terdiri dari uji normalitas dan uji linieritas. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan SPSS versi 17.0 for Windows. Hasil analisis data menunjukkan adanya hubungan positif antara gratitude dengan psychological well-being pada orangtua dari anak penyandang Talasemia di POPTI Bandung dengan koefisien korelasi Pearson Product Moment sebesar r= 0,688 dengan sig. 0,000 (p


2021 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 1224
Author(s):  
Imam Shofi’i ◽  
IGAA Noviekayati ◽  
Dyan Evita Santi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi musik untuk meningkatkan subjective well-being pada lanjut usia di wilayah Puskesmas Modung Bangkalan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, praeksperimen. Jenis desain eksperimen yang digunakan adalah desain perlakuan ulang (one group pretest posttest design) merupakan desain eksperimen yang hanya menggunakan satu kelompok subjek (kasus tunggal) serta melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pemberian perlakuan pada subjek. Penelitian ini dilakukan terhadap lanjut usia yang mengalami subjective well-being rendah dimasa pandemi covid-19 dengan jumlah sampel 50 orang yang diambil menggunakan metode teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi music efektif meningkatkan subjective well-being pada lanjut usia. Selain itu penelitian ini juga menemukan ada perbedaan subjective well-being antara lansia Perempuan dengan Laki-laki.


2008 ◽  
Vol 22 (1) ◽  
Author(s):  
Djohan Djohan

The aim of these research is to study the effects of laras toward the listener emotional well-being. From the psychology of music point of view, this research attempts to understand the emo- tional well-being of the listeners. These study may be primarily cog- nitive or may consist of the frequency with which listener expe- rienced pleasant and unpleasant emotions. The samples were every- one whose have an experienced on listening the gamelan in their everyday life. Through quasi-experiment and purposive sampling, the 73 samples listened to two songs that composed in slendro nem and pelog lima’s scale and also interviewed in focus group discus- sions. The results shown that the pelog’s scale influenced more to the emotional well-being of the listeners than slendro’s scale.


2019 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 24
Author(s):  
Annissa Fitriasri ◽  
M. Noor Rahman Hadjam

Abstrak. Penelitian ini merupakan kajian psikologi positif yang bertujuan untuk mengetahui kesejahteraan subjektif ditinjau dari pemaafan dan coping proaktif pada ibu tunggal karena perceraian yang bekerja sebagai PNS pada Pemerintah Provinsi Jateng. Subjek penelitian ini berjumlah 34 orang yang dipilih teknik purposive sampling, dengan karakteristik berusia 25 s.d 45 tahun, pendidikan terakhir minimal setingkat SMU, memiliki anak yang diasuhnya, lamanya menjadi ibu tunggal adalah lebih dari 1 sampai dengan 4 tahun. Alat pengumpul data yang digunakan adalah adaptasi dari Satisfaction With Life Scale (SWLS) oleh Diener, Emmons, Larsen dan Griffin, Positive Affect and Negative Affect Scales (PANAS) oleh Watson, Clark dan Tellegen, Heartland Forgiveness Scale (HFS) oleh Thompson dan Snyder serta Proactive Coping Inventory oleh Greenglass, Schwarzer dan Taubret. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis regresi dengan menggunakan program SPSS for windows versi 16.0. Hasil penelitian menunjukkan: (1) pemaafan dan coping berperan positif dan 2signifikan terhadap kesejahteraan subjektif (F= 19,515; p < 0.00; R=0.747 and R 2= 0.557), (2) sumbangan prediktor (R) pemaafan dan coping proaktif adalah 55,7 %, (3) pemaafan memiliki peran positif dan signifikan terhadap kesejahteraan subjektif (B = 1,320, p < 0.05, dan sumbangan efektif = 31,4 %), (4) coping proaktif memiliki peran positif dan signifikan terhadap kesejahteraan subjektif (B = 0,288, p < 0.05, dan sumbangan efektif= 24,3 %).Kata kunci: coping proaktif, kesejahteraan subjektif, ibu tunggal karena perceraian, pemaafan. 


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 24-37
Author(s):  
Melany S. Reasoa ◽  
Yulius Y. Ranimpi ◽  
R. Rr. Maria D. Kurniasari ◽  
Fiane De Fretes

Filariasis (kaki gajah) merupakan penyakit tropis yang sangat umum terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Filariasis disebabkan oleh penularan mikroorganisme melalui gigitan nyamuk. Meskipun filariasis tidak mengakibatkan kematian, kecacatan yang ditimbulkan dapat berdampak pada tekanan psikologis penderita, seperti: depresi, kecemasan, demotivasi, serta melemahnya produktivitas dan minat sosial. Respons psikososial penderita dapat berupa pemikiran negatif dan positif. Pemikiran positif ini mampu mengarahkan penderita untuk mencapai kesejahteraan psikologis. Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan respons psikososial dan kesejahteraan psikologis (well-being) pada pasien filariasis. Penelitian ini menggunakan wawancara mendalam terhadap dua partisipan yang direkrut melalui teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini terangkum dalam empat kategori, yaitu: 1). tidak dikucilkan, 2). optimis, 3). dampak negatif, dan 4). hubungan sosial. Dari studi ini, dapat disimpulkan bahwa  kecacatan yang dialami partisipan akibat filariasis mengakibatkan dirinya bergantung terhadap orang lain serta mendapat perlakuan negatif dari lingkungannya. Meskipun demikian, kesejahteraan psikologis yang dicapai partisipan dipengaruhi oleh kondisi bahwa ia tidak dikucilkan oleh lingkungan keluarganya sehingga memunculkan rasa optimis dan minat sosial. Hal itu memotivasi partisipan untuk terus menjalin relasi sosial dengan lingkungan yang lebih luas.


2021 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 566
Author(s):  
Fira Ayu Yustia ◽  
Hairani Lubis ◽  
Elda Trialisa Putri

Perceraian orangtua berdampak negatif bagi subjective well-being pada remaja yang menjadi korban dari perceraian tersebut, oleh karena itu perlu adanya sense of humor agar remaja mampu kembali merasakan kebahagiaan dan mencapai kesejahteraan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik ada atau tidaknya hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being pada remaja dengan orangtua yang bercerai di Kota Samarinda. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 150 orang remaja yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Satisfication with Life Scale (SWLS) dan Positive and Negative Affect Schedule (PANAS) untuk mengukur variabel subjective well-being dan skala sense of humor kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment menghasilkan nilai r hitung = -0.159 dan p=0.052>0.05. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan tidak adanya hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being pada remaja dengan orangtua bercerai di Kota Samarinda. Parents divorce has a negative impact on subjective well-being in adolescents who are victims of the divorce, an adolescents need to have a sense of humor that able to feel happiness and prosperity. This study aims to empirically examine relationship between sense of humor and subjective well-being in adolescents with divorced parents in Samarinda. The subjects in this study were 150 teenagers who were selected using purposive sampling technique. The measuring instruments used in this study are Satisfication with Life Scale (SWLS) and Positive and Negative Affect Schedule (PANAS) to measure subjective well-being and sense of humor scales and then analyzed using the Pearson Product Moment correlation test resulting in the value of r = - 0.159 and p = 0.052 > 0.05. The results of these calculations indicate that there is no relationship between sense of humor and subjective well-being in adolescents with divorced parents in Samarinda.


2021 ◽  
Vol 9 (4) ◽  
pp. 886
Author(s):  
Kennia Pradna Adiesia ◽  
Lisda Sofia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran celebrity worship dan psychological well being pada wanita dewasa awal penggemar Korean Pop di Kota Samarinda. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi, serta penentuan responden melalui screening menggunakan celebrity attitude scale (CAS). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Subjek dalam penelitian ini berjumlah empat orang. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa keempat subjek memenuhi unsur keterikatan emosi dalam tingkat celebrity worship intense personal feeling namun tidak menunjukkan pemikiran obsesif dan perilaku neurotik yang dapat menghambat keseharian masing-masing subjek. Perilaku celebrity worship dari keempat subjek sebagai penggemar Kpop memunculkan beberapa aspek psychological well being yang dapat tergambar secara optimal. Tergambarnya aspek-aspek psychological well being ini dipengaruhi dari faktor keterampilan sosial dan kepribadian ketika menjadi penggemar Kpop. This study was aimed to know how is the celebrity worship and psychological well-being of an early adulthood Korean Pop fangirl in Samarinda City. This study is a phenomenology qualitative study. The data collection methodology used were interview, observation, documentation and also used screening to choose  the respondents by using celebrity attitude scale (CAS). The sampling technique was used purposive sampling. The subjects in this study were four subjects. The results of the study that are obtained showed that the four of subject fulfilled emotional attachment elements of celebrity worship intense personal feeling level, but did not showed obsessive thinking and neurotic behavior that hampered each subjects daily life. The celebrity worship behavior of the four subjects as Kpop fans raised several aspects of psychological well being that can be described optimally. The description of psychological well being aspects is influenced by social skills and personality factors when the subjects becoming a Kpop fans.


2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Mulyati Mulyati ◽  
Rasha Rasha ◽  
Kenty Martiatuti

This study aims to determine the influence of social support on the quality of life and welfare of the elderly living with families residing in the Urban and Sub Urban areas. This study was conducted for 3 months starting from July until September 2017. The research method is cross sectional study. This research was conducted in East Jakarta area. The research location was chosen by purposive sampling based on data from local health office. The data collection time will be conducted from July-September 2017 using WHOQOL-BREF for live, Smet and Sarafino quality measurements for the measurement of social support and SWLS Ed Diener for measuring well-being. The results showed no significant differences in quality of life and social support in urban and sub-urban elderly. But there are differencesin the dimensions of social support and information support. There is a correlation between quality of life, social support and the well-being of the elderly. Positive relationship between the quality of life and welfare where the better the quality of life the better the welfare of the elderly. The quality of life and well-being is influenced by the support of awards and support of the instrument. Keyword : elderly, social support, the quality of life, welfare   Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dukungan social terhadap kualitas hidup dan kesejahteraan lansia yang tinggal dengan keluarga yang berada di daerah Urban dan Sub Urban. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan terhitung mulai bulan juli sampai septembertahun 2017 dengan obyek penelitin lansia yang tinggal dengan keluarga dan lansia yang tinggal  di panti werda. Metode penelitian adalah cross sectional study.  Penelitian ini dilakukan di wilayah Jakarta Timur Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara Purposive Sampling berdasarkan data dari Dinas Kesehatan setempat.  Waktu pengambilan data akan dilakukan pada bulan Juli-September 2017 menggunakan WHOQOL- BREF untuk pengukuran kualtas hidup, Smet dan Sarafino untuk pengukuran dukungan social dan SWLS Ed Diener untuk mengukur kesejahteraan. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata pada kualitas hidup dan dukungan sosial pada lansia urban dan sub urban . Tetapi terdapat perbedaan pada dimensi dukungan sosial dan dukungan informasi.Terdapat korelasi antara kualitas hidup, dukungan sosial dan kesejahteraan lansia. Hubungan yang positif antara kualitas hidup dengan kesejahteraan dimana semakin baik kualitas hidup maka semakin baik kesejahteraan lansia.Kualitas hidup dan kesejahteraan dipengaruhi oleh dukungan penghargaan dan dukungan instrumen.  Kata kunci : Lansia, Dukungan Sosial, Kualitas Hidup, Kesejahteraan    References  Biro Hukum Departemen Sosial. 1998. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Jakarta: Departemen Sosial.BPS. 2000. Statistika Indonesia (Statistical Year Book of Indonesia). BPS,Jakarta.Central Bureau of Statistics (Indonesia). 1993. Population of Indonesia, Result of the 1990 Population Census. Jakarta: Biro Pusat Statistik.Cutrona. 1996. Social support in couple: Marriage as a resources in time of stress. California: Sage Publication. IncCutrona C.E & Russel D.w. 1994. Type of social support and specific stress : Toward a theory of optimal matching. In B.R Sarason, I G. Sarason & G.R. Pierce (Eds), Social support : an international view (pp. 319-366). New York : WileyFelton Bj, Berry C. 1992. Psychology and Aging Do The Source Of Urban Elderly Social support, Determine its Psychological Consequance. Journal Of Pernonality and Social Psychology. Vol 7. 89-87Hardywinoto, Setiabudhi. 2005. Panduan Gerontologi ; Tinjauan dari Berbagai Aspek. Jakarta. PT Gramedia Pustaka UtamaJauhari M. 2003. Status Gizi, Kesehatan dan Kondisi Mental Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Mulia 4 Jakarta (Thesis). Sekolah Pasca Sarjana IPBKuntjico, Zainuddin Sr, 2002 . Dukungan Sosial Pada Lansia, http://www.epsikologi.com/usia/160402.htm, diakses 2 Desember 2016Suhartini R. 2004. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Orang Lanjut Usia (Studi Kasus di Kelurahan Jambangan). [Thesis] . Pasca Sarja. Universitas Airlangga. Surabaya.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 37
Author(s):  
Foty Isabela Otemusu ◽  
Susana Prapunoto ◽  
Agustinus Ignatius Kristijanto

Nuhune adalah tradisi pengasingan bagi perempuan yang memasuki usia kehamilan sembilan bulan di suku Nuaulu, Pulau Seram, Maluku Tengah. Bagi perempuan primigravida, Nuhune merupakan pengalaman pertama dan menimbulkan reaksi psikologis yang berbeda dengan perempuan di daerah lainnya. Tujuan dari penelitian adalah untuk menguji peranan Psychological Well-Being dan Religiusitas primigravida agar ditemukan model pendekatan psikologis yang tepat dalam pelestarian tradisi ini. Penelitian kuantitatif analisis sidik ragam dua arah faktorial dilakukan terhadap 15 orang perempuan primigravida Nuaulu di Bunara, Pulau Seram. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat korelasi Psychological Well-Being dan Religiusitas dengan r = -0,590 serta rataan interaksi berkisar antara 427 sampai 1.082. Terdapat hubungan negatif yang kuat serta interaksi antara Psychological Well-Being dan Religiusitas pada primigravida di Bunara. Primigravida di Bunara tetap memiliki religiusitas yang baik dalam segala kondisi. Saran yang dapat diajukan dari hasil penelitian ini adalah pembentukan model resiliensi dengan pendekatan psikologi kearifan lokal yang sesuai dengan kondisi subyek kajian dan konstribusi keilmuan. Saran praktis bagi subyek kajian dan pemerintah daerah diberikan untuk menjaga kualitas Sumber Daya Manusia dan pelestarian budaya.Kata kunci: Nuhune; Primigravida; Psychological Well-Being; Religiusitas


2019 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 200-212
Author(s):  
Pratiwi Isti Anggarwati ◽  
Winny Puspasari Thamrin

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan work family conflict dan psychological well being pada ibu bekerja. Responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 96 orang ibu yang bekerja pada perusahaan swasta di Kota Tangerang. Penelitian ini menggunakan pendekatan atau metode kuantitatif. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala psychological well-being yang diadaptasi modifikasi dari Juita (2017) dan skala work family conflict yang diadaptasi dari Thamrin (2018). Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Uji hipotesis menggunakan uji korelasi product pearson. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif work family conflict dan psychological well-being pada ibu bekerja. Hal ini memiliki arti bahwa semakin tinggi tingkat work family conflict individu maka semakin rendah tingkat psychological well-being, sehingga hipotesis pada penelitian ini diterima.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document