scholarly journals STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN USAHA SKALA MIKRO (MICRO ENTERPRISE) KUB BAJRAH GUNAH KLAMPIS BANGKALAN PADA PRODUK TERASI, PETIS DAN KERUPUK IKAN

Agriekonomika ◽  
2006 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 104
Author(s):  
Dwi Ratna Hidayati

Potensi lestari sumber daya ikan (SDI) laut Indonesia sekitar 6,4 juta ton per tahun. Seiring dengan hal tersebut, potensi bahan baku perikanan yang sedemikian besar mendorong tumbuhnya usaha-usaha pengolahan makanan berbahan dasar ikan terutama usaha skala mikro kecil menengah, khususnya di wilayah-wilayah sentra penghasil perikanan seperti di kecamatan Klampis. Salah satu Kelompok Usaha Bersama (KUB) skala mikro yang mengusahakan produk berbasis hasil perikanan adalah KUB “Bajrah Gunah” yang berlokasi di Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan yang memproduksi petis, terasi dan kerupuk ikan. Namun demikian,usaha skala mikro (micro enterprise) seringkali terkendala berbagai permasalahan terutama dibidang pemasaran, apalagi dalam kondisi harus bersaing dengan perusahaan skala menengah ataupun industri skala besar lainnya. Komunikasi pemasaran merupakan kata kunci strategis untuk memainkan peran produk lokal agar bisa berkembang oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh usaha skala mikro KUB Bajrah Gunah. Metode analisis yang digunakan adalah SWOT analysis yang datanya diperoleh hasil Focus Group Discussion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi pemasaran yang harus dilakukan adalah perbaikan label sebagai sarana komunikasi dan promosi terhadap pelanggan, Perluasan jejaring, model serta saluran komunikasi pemasaran untuk membidik target konsumen yang lebih luas melalui penambahan media komunikasi pemasaran selain handphone, seperti web dan blog, serta pembuatan sarana promosi lainnya seperti leaflet, banner serta ikut serta dalam jejaring pameran yang lebih luas, branding yang kuat dengan label yang lebih marketable, perbaikan kemasan yang sesuai bagi seluruh produk yang ada, pelatihan secara kontinu  serta berjenjang dari pihak terkait serta plang papan nama KUB di dekat jalan utama untuk menginformasikan keberadaaan KUB Bajrah Gunah.

2015 ◽  
Vol 31 (1) ◽  
pp. 221
Author(s):  
Puji Lestari ◽  
Umi Pratiwi ◽  
Permata Ulfah

This study aims to identify organizational factors which focused on the SWOT analysis (strengths, weaknesses, opportunities, threats) in order to develop e-governance to strengthen transparency and accountability in the management of zakat in Zakat Management Organization in Banyumas. Data were collected through interviews and focus group discussion (FGD) technique. With snowball sampling, nine zakat management organizations in Banyumas were selected. The analytical method used is descriptive qualitative. The results showed that the organization of zakat in Banyumas have strengths, weaknesses, opportunities and obstacles in managing zakat. Other results showed the lack of using of internet-based media in the dissemination of programs and accountability in managing of zakat.


2019 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 112-123
Author(s):  
Baihaqi Baihaqi ◽  
Syardiansah Syardiansah

Penelitian ini dilakukan pada 9 dari 23 kelompok usaha perempuan miskin di  Kabupaten Aceh Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektifitas modal usaha bergulir DP3AKB (dulunya bernama BPMPKS) bagi kelompok usaha perempuan miskin sejak tahun 2011-2014. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik focus group discussion. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 9 kelompok usaha perempuan miskin yang tersebar dibeberapa gampong/desa dalam kabupaten Aceh Timur. Penentuan sampel itu didasarkan atas beberapa faktor seperti jenis usaha yang dilakukan oleh kelompok penerima bantuan modal usaha bergulir, keterwakilan lokasi kegiatan (cluster), dan jumlah modal usaha yang diterima.   Informan yang dalam penelitian adalah ketua dan  anggota kelompok usaha perempuan miskin penerimaan modal bergulir DP3AKB Kabupaten Aceh Timur. Alat analisa yang dipergunakan adalah SWOT analysis. Hasil kegiatan menunjukkan modal usaha bergulir yang diberikan kepada 8 (delapan) kelompok usaha perempuan efektif meningkatkan kesejahteraan kelompok baik dari aspek pendapatan, pertambahan jumlah anggota kelompok, bertambahnya varian produk yang dihasilkan oleh kelompok maupun perluasan jaringan pemasaran produk.  


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 26-40
Author(s):  
Anak Agung Putu Swabawa ◽  
I Nyoman Meirejeki ◽  
I Dewa Gede Ari Pemayun

This research was conducted on silver handicraft entrepreneurs in Gianyar regency. The objective to be achieved in this research is to design an effective marketing strategy that needs to be applied by silver entrepreneurs in the district of Gianyar. The method used to collect data, namely: observation, interviews, documentation, and Focus Group Discussion (FGD). The analysis techniques used, namely: 1) Quantitative analysis techniques, in the form of a SWOT analysis, which is a technique to determine strengths, weaknesses, opportunities, and threats. 2) Qualitative analytical techniques, which are in the form of: a) descriptive analysis, b) synthesis analysis, designing silver marketing strategies in Gianyar district by considering the potential, threats from the SWOT determination results combined with ideas that appear in the FGD. Based on the results of the analysis show the position of silver handicrafts in Gianyar regency is in cell V with IFAS weighted average value of 3.39 and EFAS weighted average value of 3.31, which means silver handicraft products in Gianyar regency have medium category competitiveness and the appeal of the medium category. In this position the silver entrepreneurs in Gianyar regency can implement several alternative strategies which include: 1) Market penetration strategy, which is a strategy directed at efforts to find a bigger new market for existing products through marketing efforts, for example by conducting sales promotion. 2) Business strengthening strategies in the form of fostering and developing craftsmen, so that it can produce higher quality silver handicrafts and with more innovative varied designs. 3) Product development strategies are developing silver handicraft products by diversifying silver products by increasing the number and variety type of silver design oriented to market dynamics Penelitian ini dilakukan pada para pengusaha kerajinan perak yang ada di kabupaten Gianyar. Tujuan penelitian ini adalan untuk merancang strategi pemasaran yang efektif yang perlu diterapkan oleh para pengusaha kerajinan perak yang ada di kabupaten Gianyar. Metode pengumpulan data, yaitu: observasi, Wawancara, dokumentasi, dan Focus Group Discussion (FGD). Teknik analisis yang digunakan, yaitu: 1) Teknik analisisis kuantitatif, berupa analisis SWOT, yaitu teknik untuk menentukan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. 2) Teknik analisisis kualitatif, yang berupa: a) analisis deskriptif, b) analisis sintesis, merancang strategi pemasaran kerajinan perak di kabupaten Gianyar dengan mempertimbangkan potensi, ancaman dari hasil penentuan SWOT yang dikombinasikan dengan ide-ide yang muncul dalam FGD. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan posisi kerajinan perak di kabupaten Gianyar berada di sel V dengan nilai rata-rata tertimbang IFAS sebesar 3,39 dan nilai rata-rata tertimbang EFAS sebesar 3,31 yang berarti produk kerajinan perak di kabupaten Gianyar mempunyai daya saing katagori sedang dan daya tarik katagori sedang. Dalam posisi ini para pengusaha perak yang ada di kabupaten Gianyar dapat menerapkan beberapa alternative strategi yang meliputi: 1) Strategi penetrasi pasar yaitu strategi yang diarahkan pada usaha untuk mencari pasar baru yang lebih besar untuk produk yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran, misalnya dengan melakukan promosi penjualan. 2) Strategi penguatan usaha yang berupa pembinaan dan pengembangan para pengerajin, sehingga dapat menghasilkan kerajinan perak yang lebih berkualitas dan dengan desain yang lebih inovatif variatif.3) Strategi pengembangan produk yaitu melakukan pengembangan produk. kerajinan perak dengan melakukan diversifikasi produk perak dengan menambah jumlah dan beraneka jenis desain perak yang berorientasi pada dinamika pasar. Kerajinan perak dengan melakukan diversifikasi produk perak dengan menambah jumlah dan beraneka jenis desain perak yang berorientasi pada dinamika pasar


Inovasi ◽  
2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 153-162 ◽  
Author(s):  
Wanda Kuswanda

Salah satu habitat gajah yang masih tersisa adalah Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), terutama di wilayah Besitang. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi, kepemilikan lahan, pemetaan wilayah dan mitigasi konflik manusia dengan gajah di Resort Besitang, TNGL. Metode pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, wawancara dan Focus Group Discussion (FGD). Analisis data menggunakan tabel frekuensi dan analisa deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah yang memiliki potensi konflik gajah di Resort Besitang adalah Daerah Halaban, Aras Senapal, Sekundur, Bukit Selamat dan Bukit Mas dengan intensitas konflik rendah sampai tinggi. Penyebab utama konflik manusia dengan gajah adalah fragmentasi kawasan hutan,  ketidakpastian status lahan di daerah penyangga, pertumbuhan penduduk yang tinggi dan meningkatnya pendatang di wilayah Besitang, perambahan dan ilegal logging yang terus terjadi, minimnya kesadaran masyarakat dan peranan lembaga desa dalam mendukung konservasi gajah. Rekomendasi resolusi mitigasi konflik gajah diantaranya: 1) memperbaiki habitat gajah yang sudah terfragmentasi di dalam kawasan TNGL; 2) meningkatkan peran Tim CRU (Conservation Response Unit); 3) membentuk unit reaksi cepat penanganan konflik gajah dengan melibatkan para pihak; 4) menanam jenis tanaman yang tidak disukai dan dijauhi oleh gajah; 5) mereduksi ketergantungan masyarakat akan sistem pertanian yang membutuhkan lahan yang luas; 6) mengembangkan program untuk membantu peningkatan hasil panen; dan,  7) penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman bahwa gajah merupakan bagian dari ekosistem yang harus lestari.   Kata kunci: gajah, konflik, habitat, Besitang, Taman Nasional Gunung Leuser


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 14-21
Author(s):  
Rili Windiasih

Perkembangan Teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi, demokratisasi dan desentralisasi sudah menjadi kebutuhan sekaligus tantangan khususnya bagi pemerintah daerah dalam komunikasi pembangunan untuk pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat. Penelitian menggunakan metode kualitatif studi kasus, dengan pengumpulan data melalui dokumentasi, wawancara, pengamatan dan Focus Group Discussion (FGD). Subjek penelitian dipilih secara purposif yaitu pemerintah daerah di Eks-KaresidenanBanyumas Jawa Tengah, akademisi dan civil society. Penelitian dianalisis dengan analisis interaktif melalui reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpuan dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pentingnya komunikasi pembangunan dengan media teknologi informasi dan komunikasi melalui e-Government untuk meningkatkan pelayanan publik yang baik, cepat dan responsif, adanya partisipasi aktif dari publik dan transparansi baik anggaran serta program pembangunan. (2) Perlunya mengantisipasi adanya kesenjangan teknologi informasisehingga membutuhkan peningkatan kompetensi sumber daya manusia di pemerintahan daerah dan publik, serta memperluas fasilitas akses jaringan informasi.Kata kunci: komunikasi pembangunan, pelayanan publik, partisipasi, teknologi informasi, transparansi 


Widyaparwa ◽  
2017 ◽  
Vol 45 (2) ◽  
pp. 151-164
Author(s):  
Novita Sumarlin Putri

Tindak tutur komisif merupakan salah satu aspek pragmatik yang harus diperhatikan oleh penerjemah ketika menerjemahkan teks. Hal itu dilakukan agar menghasilkan terjemahan yang berkualitas dari aspek keakuratan dan keberterimaan. Berdasarkan alasan tersebut, penelitian ini bertujuan mendiskripsikan tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan kalimat yang mengakomodasi tindak tutur komisif dengan pendekatan pragmatik. Data yang digunakan ialah tuturan komisif dan hasil penilaian kualitas terjemahan. Data bersumber dari novel Insurgent karya Veronica Roth dan informan. Data dikumpulkan dengan cara analisis dokumen, kuesioner dan Focus Group Discussion. Selanjutnya, data dianalisis dengan cara analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjemahan dalam novel Insurgent mempunyai nilai keakuratan dan keberterimaan yang cukup tinggi. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat keakuratan dan keberterimaan pada setiap jenis tindak tutur komisif memiliki dampak terhadap kualitas keseluruhan terjemahan kalimat yang mengandung tindak tutur komisif.Commissive speech act is one of the pragmatic aspects to regard by the translator in translating the text. It aims to produce a qualified translation in regarding accuracy and acceptability aspects. According to the aspects, this research aims to describe accuracy and acceptability of translation in sentences which accommodate commissive speech act using pragmatic approach. The data used is commissive speech and qualitative translation value result. The sources of the data are an Insurgent novel by Veronica Roth and informants. The data were collected through document analysis, questionnaire, and Focus Group Discussion then analyzed the domain, taxonomic, componential analysis, and cultural theme. The result shows that translation in the Insurgent novel has high accuracy and acceptability values. This research concludes that the accuracy and acceptability level in each commissive speech act has an impact on quality of whole translated sentences which contain commissive speech act.


2018 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 53
Author(s):  
Bejo Danang Saputra

Perencanaan pengembangan uji kompetensi perawat Indonesia akan dikembangkan  dengan metode OSCE.. Pelaksanaan uji OSCE membutuhkan persiapan yang matang, terutama kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini adalah dosen untuk melaksanakan uji OSCE. Mengetahui kesiapan SDM dalam pengembangan uji OSCE di Prodi D3 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan rancangan studi kasus. Informan penelitian adalah 6 orang dosen dan Kepala Program Studi D3 keperawatan. Data diperoleh melalui, focus group discussion, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan constant comparative method. Penelitian menunjukan bahwa pengetahuan dosen tentang OSCE dan kompetensi berdasarkan pendidikan memenuhi persyaratan untuk pengembangan uji OSCE, namun masih membutuhkan pelatihan mengenai OSCE. Uji OSCE dapat diselenggarakan dengan melibatkan dosen dari prodi lain karena jumlah dosen di Prodi D3 Keperawatan  STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap belum memenuhi kebutuhan pelaksanaan uji OSCE. Hambatan penyelenggaraan OSCE adalah SDM belum terkoordinasi, belum terlatih dan keterbatasan sarana pendukun. Pengetahuan dan kompetensi dosen berdasarkan tingkat pendidikan memenuhi syarat dalam pengembangan OSCE dan OSCE dapat diselenggarakan dengan melibatkan dosen prodi lain.


Author(s):  
Dewi Novianti ◽  
Siti Fatonah

Social media is a necessity for everyone in communicating and exchanging information. Social media users do not know the boundaries of age, generation, gender, ethnicity, and religion. However, what is interesting is the user among housewives. This study took the research subjects of housewives. Housewives are chosen as research subjects because they are pillars or pillars in a household. If the pillar is strong, then the household will also be healthy. Thus, if we want to build a resilient and robust generation, we will start from the housewives. A healthy household starts from strong mothers too. This study aims to find out the insights of the housewives of Kanoman village regarding the content on smartphones and social media and provide knowledge of social media literacy to housewives. This study used a qualitative approach with data collection techniques using participant observation, interviews, focus group discussion (FGD), and documentation. The results of the study showed that previously housewives had not experienced social media literacy. Then the researchers took steps to be able to achieve the desired literacy results. Researchers took several steps to make them become social media literates. They become able to use social media, understand social media, and even produce messages through social media.


2018 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
Author(s):  
Theresia Martina Marwanti

Abstrak Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran ketahanan sosial dalam menghadapi perubahan sosial pada komunitas adat Kampung Pulo, yang meliputi profil komunitas, perlindungan sosial, partisipasi komunitas dan penyelesaian konflik terkait dengan perubahan sosial. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi dan focus group discussion (FGD). Penentuan sumber data ada 6 informan dilakukan secara purposive. Pemeriksaan keabsahan data, melalui uji kredibilitas dan uji konfirmabilitas. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan reduksi data, kategorisasi dan penyajian data. Hasil penelitian menunjukkan perlindungan sosial warga komunitas ini  bersifat tradisional maupun kontemporer. Dalam hal partisipasi, hampir semua warga masyarakat adat ikut berpartisipasi aktif dalam menghadapi perubahan sosial. Konflik yang terjadi diantara warga komunitas adat dalam menghadapi perubahan masih ditemukan, namun tidak sampai ke permukaan dan tidak menimbulkan gejolak. Secara umum komunitas adat Kampung Pulo, memiliki ketahanan sosial yang sudah baik, sehingga mampu menjadi benteng pengamanan bagi perubahan sosial dalam kehidupannya. Kata kunci: ketahanan sosial, komunitas adat, perubahan sosial


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 263-274
Author(s):  
Zein Mufarrih Muktaf ◽  
Budi Santoso

Yogyakarta adalah sebuah wilayah di selatan pulau Jawa yang rawan bencana alam. Maka diperlukan adanya peningkatan kapasitas masyarakat Yogyakarta dalam usaha pengurangan resiko bencana. Permasalahan terjadi saat komunikasi lembaga instansi yang berkaitan dengan penanganan bencana tidak terkoordinasi dengan baik. Penelitian ini mencoba melihat bagaimana komunikasi koordinasi setiap instansi dalam penanganan bencana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa permasalahan yang terjadi dan bagaimana solusinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan pengambilan data menggunakan pendekatan focus group discussion (FGD). Kesimpulan dari penelitian adalah kurangnya komunikasi koordinasi antar instansi dalam tanggap bencana di Yogyakarta, dan perlu meningkatkan komunikasi koordinasi antar instansi.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document