scholarly journals Strategi Pengembangan Dalam Mengatasi Kelesuan Penjualan Kerajinan Perak Di Kabuaten Gianyar

2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 26-40
Author(s):  
Anak Agung Putu Swabawa ◽  
I Nyoman Meirejeki ◽  
I Dewa Gede Ari Pemayun

This research was conducted on silver handicraft entrepreneurs in Gianyar regency. The objective to be achieved in this research is to design an effective marketing strategy that needs to be applied by silver entrepreneurs in the district of Gianyar. The method used to collect data, namely: observation, interviews, documentation, and Focus Group Discussion (FGD). The analysis techniques used, namely: 1) Quantitative analysis techniques, in the form of a SWOT analysis, which is a technique to determine strengths, weaknesses, opportunities, and threats. 2) Qualitative analytical techniques, which are in the form of: a) descriptive analysis, b) synthesis analysis, designing silver marketing strategies in Gianyar district by considering the potential, threats from the SWOT determination results combined with ideas that appear in the FGD. Based on the results of the analysis show the position of silver handicrafts in Gianyar regency is in cell V with IFAS weighted average value of 3.39 and EFAS weighted average value of 3.31, which means silver handicraft products in Gianyar regency have medium category competitiveness and the appeal of the medium category. In this position the silver entrepreneurs in Gianyar regency can implement several alternative strategies which include: 1) Market penetration strategy, which is a strategy directed at efforts to find a bigger new market for existing products through marketing efforts, for example by conducting sales promotion. 2) Business strengthening strategies in the form of fostering and developing craftsmen, so that it can produce higher quality silver handicrafts and with more innovative varied designs. 3) Product development strategies are developing silver handicraft products by diversifying silver products by increasing the number and variety type of silver design oriented to market dynamics Penelitian ini dilakukan pada para pengusaha kerajinan perak yang ada di kabupaten Gianyar. Tujuan penelitian ini adalan untuk merancang strategi pemasaran yang efektif yang perlu diterapkan oleh para pengusaha kerajinan perak yang ada di kabupaten Gianyar. Metode pengumpulan data, yaitu: observasi, Wawancara, dokumentasi, dan Focus Group Discussion (FGD). Teknik analisis yang digunakan, yaitu: 1) Teknik analisisis kuantitatif, berupa analisis SWOT, yaitu teknik untuk menentukan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. 2) Teknik analisisis kualitatif, yang berupa: a) analisis deskriptif, b) analisis sintesis, merancang strategi pemasaran kerajinan perak di kabupaten Gianyar dengan mempertimbangkan potensi, ancaman dari hasil penentuan SWOT yang dikombinasikan dengan ide-ide yang muncul dalam FGD. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan posisi kerajinan perak di kabupaten Gianyar berada di sel V dengan nilai rata-rata tertimbang IFAS sebesar 3,39 dan nilai rata-rata tertimbang EFAS sebesar 3,31 yang berarti produk kerajinan perak di kabupaten Gianyar mempunyai daya saing katagori sedang dan daya tarik katagori sedang. Dalam posisi ini para pengusaha perak yang ada di kabupaten Gianyar dapat menerapkan beberapa alternative strategi yang meliputi: 1) Strategi penetrasi pasar yaitu strategi yang diarahkan pada usaha untuk mencari pasar baru yang lebih besar untuk produk yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran, misalnya dengan melakukan promosi penjualan. 2) Strategi penguatan usaha yang berupa pembinaan dan pengembangan para pengerajin, sehingga dapat menghasilkan kerajinan perak yang lebih berkualitas dan dengan desain yang lebih inovatif variatif.3) Strategi pengembangan produk yaitu melakukan pengembangan produk. kerajinan perak dengan melakukan diversifikasi produk perak dengan menambah jumlah dan beraneka jenis desain perak yang berorientasi pada dinamika pasar. Kerajinan perak dengan melakukan diversifikasi produk perak dengan menambah jumlah dan beraneka jenis desain perak yang berorientasi pada dinamika pasar

2018 ◽  
Vol 3 (01) ◽  
Author(s):  
Novita Novita ◽  
Francy Iriani

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Holcim Indonesia Tbk serta dampak dari program tersebut terhadap masyarakat lokal di Kabupaten Cilacap. Sebagai perusahaan yang kerap menjadi badan usaha terbesar di lingkungannya, Holcim sadar akan tanggung jawabnya terhadap masyarakat. CSR adalah bentuk regulasi diri sebuah perusahaan yang diintegrasikan dalam model bisnis. Salah satu kegiatan CSR Holcim adalah pemberdayaan masyarakat di wilayah salah satu plant Holcim yaitu Kabupaten Cilacap. Metode penelitian yang digunakan dalam melakukan analisis adalah melalui studi literatur, wawancara, observasi, kuesioner, dan Focus Group Discussion dengan para pengurus, kader, dan anggota masyarakat. Sedangkan responden yang menjadi sampel penelitian adalah 25 posdaya yang berdiri sebelum program CSR PT Holcim Indonesia Tbk dengan jumlah responden 111 orang, dan 11 posdaya yang merupakan bentukan PT Holcim Indonesia Tbk dengan jumlah responden 37 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kuadran. Berdasarkan analisis dari variabel yang telah diamati, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jenis program CSR yang dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk terhadap masyarakat Kabupaten Cilacap adalah berupa gerakan pemberdayaan masyarakat dan desa dalam bentuk Posdaya. Program ini berdampak pada terjadinya perbaikan dalam hal kepengurusan Posdaya serta kemandirian ekonomi masyarakat. Selain itu PT. Holcim Indonesia, Tbk melakukan pendampingan secara berkelanjutan serta evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Kata Kunci: Corporate Social Responsibility, Pemberdayaan Masyarakat, Posdaya, Keberlanjutan The purpose of this research is to know the types of Corporate Social Responsibility (CSR) program done by PT.Holcim Indonesia Tbk as well as the impact of the program on the local communities of Cilacap district. As one of the largest business entity in its environment, PT Holcim,Tbk aware of its responsibility towards the society. CSR is done by PT Holcim, tbk, as a form of self-regulation that is integrated in their business model. One of their CSR is done by empowering community in the region. This research is conducted in one of the Holcim plant in Cilacap district. The analytical methods used in this research are: studying the related literature, interviews, observations, questionnaires, and Focus Group Discussion (FGD) with the Executive Board, cadres, and community members of Posdaya. The research sample are 25 Posdaya that are established before PT Holcim Indonesia CSR program Tbk directed to the society with the total number of respondents are 111 people, and 11 Posdaya which were formed by PT Holcim Indonesia Tbk, with the total number of respondents are37 people.The data gathered then analyzed using descriptive analysis and quadrant analysis.The result of this research shows that the type of CSR programs done by PT. Holcim Indonesia Tbk. on Kabupaten Cilacap society are: The type of CSR done in the form of community empowerment movement that called as Posdaya. The program done by PT Holcim Tbk has an impact on the improvement of the managerial skills of the Posdaya organizing comitee, and the empowerment program is also improving the economic independence of the member of Posdaya as well as the district community. In addition, PT. Holcim Indonesia Tbk provides guidance on an ongoing basis to the Posdaya management and provides evaluations on the activities carried out by Posdaya. Key Words: Corporate Social Responsibility, Community Empowerment, Posdaya, Sustainability.  


2015 ◽  
Vol 31 (1) ◽  
pp. 221
Author(s):  
Puji Lestari ◽  
Umi Pratiwi ◽  
Permata Ulfah

This study aims to identify organizational factors which focused on the SWOT analysis (strengths, weaknesses, opportunities, threats) in order to develop e-governance to strengthen transparency and accountability in the management of zakat in Zakat Management Organization in Banyumas. Data were collected through interviews and focus group discussion (FGD) technique. With snowball sampling, nine zakat management organizations in Banyumas were selected. The analytical method used is descriptive qualitative. The results showed that the organization of zakat in Banyumas have strengths, weaknesses, opportunities and obstacles in managing zakat. Other results showed the lack of using of internet-based media in the dissemination of programs and accountability in managing of zakat.


2019 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 69-75
Author(s):  
Daniel Louhenapessy

Lagoon ecosystems have high productivity in the fisheries sector. Communities of Ihamahu village utilize resources in this ecosystem to meet their daily needs. The aim of this study was to analyze the zoning map and the status of the lagoon ecosystem of Ihamahu village. The research method used in this research was the Geogrpahic Information System with using spatial analysis techniques in collaboration with the Focus Group Discussion (FGD) method. The results revealed that there were nine lagoons with different areas. Four out of nine lagoons are used as conservation, aquaculture, fishing and rehabilitation sites. The establishment of the zonation and status of lagoon areas is a proper way to manage the lagoon ecosystem sustainably. ABSTRAK Ekosistem laguna memiliki produktivitas yang tinggi dalam sektor perikanan. Masyarakat Negeri Ihamahu memanfaatkan sumberdaya pada ekosistem laguna untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peta zonasi dan status kawasan ekosistem laguna  Negeri Ihamahu. Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis peta zonasi dan status kawasan yaitu dengan pendekatan SIG melalui teknik analisis spasial serta metode Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukkan terdapat sembilan laguna dengan luasan yang berbeda. Berdasarkan hasil FGD diperoleh empat status kawasan ekosistem laguna Negeri Ihamahu yaitu kawasan konservasi, budidaya, penangkapan serta rehabilitasi. Penetapan zonasi dan status kawasan merupakan upaya pengelolaan ekosistem laguna secara berkelanjutan. Kata Kunci: laguna, pengelolaan berkelanjutan, SIG, konservasi, rehabilitasi


2019 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 112-123
Author(s):  
Baihaqi Baihaqi ◽  
Syardiansah Syardiansah

Penelitian ini dilakukan pada 9 dari 23 kelompok usaha perempuan miskin di  Kabupaten Aceh Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektifitas modal usaha bergulir DP3AKB (dulunya bernama BPMPKS) bagi kelompok usaha perempuan miskin sejak tahun 2011-2014. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik focus group discussion. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 9 kelompok usaha perempuan miskin yang tersebar dibeberapa gampong/desa dalam kabupaten Aceh Timur. Penentuan sampel itu didasarkan atas beberapa faktor seperti jenis usaha yang dilakukan oleh kelompok penerima bantuan modal usaha bergulir, keterwakilan lokasi kegiatan (cluster), dan jumlah modal usaha yang diterima.   Informan yang dalam penelitian adalah ketua dan  anggota kelompok usaha perempuan miskin penerimaan modal bergulir DP3AKB Kabupaten Aceh Timur. Alat analisa yang dipergunakan adalah SWOT analysis. Hasil kegiatan menunjukkan modal usaha bergulir yang diberikan kepada 8 (delapan) kelompok usaha perempuan efektif meningkatkan kesejahteraan kelompok baik dari aspek pendapatan, pertambahan jumlah anggota kelompok, bertambahnya varian produk yang dihasilkan oleh kelompok maupun perluasan jaringan pemasaran produk.  


2016 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 159
Author(s):  
Andrian Ramadhan ◽  
Agus Heri Purnomo ◽  
Siti Hajar Suryawati ◽  
Maulana Firdaus

Perairan pada dua lokasi penelitian yaitu di Kepulauan Spermonde dan Laut Sawu dalam kondisi terancam keberlanjutannya akibat kerusakan lingkungan. Hal ini disebabkan oleh rusaknya ekosistem terumbu karang akibat pemanfaatan sumberdaya yang tidak ramah lingkungan. Pada kedua lokasi diketahui bahwa penggunaan bom ikan, potasium dan sianida masih banyak terjadi. Kapasitas adaptif menunjukkan bahwa tingkat kemampuan pengelola untuk mewujudkan tercapainya resiliensi sosial ekosistem terumbu karang yang dalam hal ini telah mengalami gangguan dan kerusakan. Atas dasar kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas adaptif pengelola kawasan perairan khususnya dalam mengatasi permasalahan tersebut. Metode yang digunakan untuk mengukur kapasitas adaptif mengikuti model yang dikembangkan oleh Gupta et al. dan Furqon. Data primer diperoleh melalui focus group discussion sementara data sekunder diperoleh dari laporan berbagai instansi dan publikasi hasil penelitian. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik content analysis yang kemudian ditabulasikan dan dipaparkan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas adaptif pengelola perairan laut sawu lebih baik jika dibandingkan dengan pengelola kawasan perairan kepulauan spermonde karena didukung oleh eksistensi Balai Konservasi Kawasan Perairan Nasional (BKKPN). Kehadiran BKKPN terbukti memiliki arti strategis dalam hal peningkatan kapasitas intelektual, kapasitas sosial dan kapasitas politik. Selain itu juga membuat ruang koordinasi pengelolaan perairan yang lebih baik sehingga mengurangi terjadinya tumpang tindih kewenangan dalam pengelolaan kawasan perairan. (Adaptive Capacity of The Water Management Authorities in Endorsing The Social Resilience of Coral Reef Ecosystem)The water condition of Spermonde Islands and Sawu Sea is threatened by environmental degradation. The main problem is the damage of coral ecosystem caused by destructive fishing activities. In both locations, utilization of fishing bomb, potassium and cyanide is commonly used by the societies. Therefore this research was conducted to assessing the adaptive capacity of authorities involved in management. Adaptive capacity used to address the ability of authorities in obtaining ecosystem resilience. Method used in this research based on a framework developed by Gupta et al. dan Furqon. Primary data was obtained through focus group discussion, while secondary was collected from various institutions and research publications. Content and descriptive analysis are used to explore the performace of institutions. Results show that the adaptive capacity of authorities in Sawu Sea is better than in Spermonde Islands. Existence of Water Conservation National Office in Kupang has a strategic value in enhancing intellectual, social and political capacityies. It becomes an institution which synchronize water area management so that overlapping authority can be reduced.


Agriekonomika ◽  
2006 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 104
Author(s):  
Dwi Ratna Hidayati

Potensi lestari sumber daya ikan (SDI) laut Indonesia sekitar 6,4 juta ton per tahun. Seiring dengan hal tersebut, potensi bahan baku perikanan yang sedemikian besar mendorong tumbuhnya usaha-usaha pengolahan makanan berbahan dasar ikan terutama usaha skala mikro kecil menengah, khususnya di wilayah-wilayah sentra penghasil perikanan seperti di kecamatan Klampis. Salah satu Kelompok Usaha Bersama (KUB) skala mikro yang mengusahakan produk berbasis hasil perikanan adalah KUB “Bajrah Gunah” yang berlokasi di Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan yang memproduksi petis, terasi dan kerupuk ikan. Namun demikian,usaha skala mikro (micro enterprise) seringkali terkendala berbagai permasalahan terutama dibidang pemasaran, apalagi dalam kondisi harus bersaing dengan perusahaan skala menengah ataupun industri skala besar lainnya. Komunikasi pemasaran merupakan kata kunci strategis untuk memainkan peran produk lokal agar bisa berkembang oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh usaha skala mikro KUB Bajrah Gunah. Metode analisis yang digunakan adalah SWOT analysis yang datanya diperoleh hasil Focus Group Discussion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi pemasaran yang harus dilakukan adalah perbaikan label sebagai sarana komunikasi dan promosi terhadap pelanggan, Perluasan jejaring, model serta saluran komunikasi pemasaran untuk membidik target konsumen yang lebih luas melalui penambahan media komunikasi pemasaran selain handphone, seperti web dan blog, serta pembuatan sarana promosi lainnya seperti leaflet, banner serta ikut serta dalam jejaring pameran yang lebih luas, branding yang kuat dengan label yang lebih marketable, perbaikan kemasan yang sesuai bagi seluruh produk yang ada, pelatihan secara kontinu  serta berjenjang dari pihak terkait serta plang papan nama KUB di dekat jalan utama untuk menginformasikan keberadaaan KUB Bajrah Gunah.


2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 55-67
Author(s):  
Sofiyyatul Huda ◽  
Fajri Ryan Isnandar

Mudharabah financing is a form of cooperation between two or more parties, in which the ownerof the capital (shahibul maal) entrusts a certain amount of capital to the manager (mudharib) to bemanaged with a profit-sharing agreement (profit sharing). This study aims to determine what risksarise in mudharabah financing and how risk mitigation is carried out by Bank Syariah Mandiri. Thisresearch is research using descriptive qualitative method. Data were collected through observation,interviews with the FGD (Focus Group Discussion) method with 4 (four) sources and documentation.The method of data analysis was done by using the descriptive analysis method.. The results show thatthe risks that arise in mudharabah financing at Bank Syariah Mandiri are: First, the risk of financingcaused by the customer not being able to pay their obligations to the bank, and second, the legalrisk caused by the weakness of the agreement (agreement). As for the mitigation carried out by BankSyariah Mandiri in dealing with risks that arise in mudharabah financing, namely: First, by rigorouslyconducting 5C and 6A analysis. Second, by taking steps to save financing, including (1) intensivecollection, (2) giving warnings, (3) rescheduling, (4) reconditioning, (5) restructuring, (6) settlementthrough guarantee insurance, (7) Settlement through guarantees, (8) Settlement through Write Off,(9) Settlement through stipulation of fines / ta’wid. From risk mitigation carried out by Bank SyariahMandiri, it has been able to minimize the risks that occur in mudharabah financing.


Author(s):  
Maria Maghdalena Diana Widiastuti ◽  
Modesta Ranny Maturbongs ◽  
Sisca Elviana ◽  
Chair Rani ◽  
Andi Iqbal Burhanuddin

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Maro membutuhkan data komprehensif mengenai aktivitas pemanfaatan sungai tersebut. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi nelayan yang menangkap ikan di Kali Maro. Metode penelitian ini deskriptif analitis dengan pengambilan data nelayan menggunakan FGD (Focus Group Discussion). Kriteria responden adalah nelayan (pemilik dan anak buah kapal) yang mengambil ikan di muara dan Kali Maro. Jumlah responden sebanyak delapan belas orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik nelayan di Kali Maro merupakan nelayan kecil dengan kepemilikan perahu kecil (semang) rata-rata 1 unit dengan kapasitas maksimum 2 ton. Jenis ikan yang diperoleh antara lain ikan kakap, ikan kuru, ikan kaca, ikan bandeng, ikan gulama, ikan duri, dan ikan herkules. Kalender musim menurut nelayan terbagi menjadi dua, yaitu musim ikan melimpah (Oktober - Februari) dan musim ombak yang menandakan sedikitnya tangkapan ikan (Maret - September). Sistem penangkapan dilakukan sendiri dengan tenaga kerja didominasi dari dalam keluarga. Pemasaran melalui pemborong langganan dengan model konsinyasi. Kelembagaan nelayan belum berfungsi sebagai produksi, media belajar, dan pemasaran. Regulasi secara adat hanya terjadi di hulu sungai, sedangkan di muara sungai tidak ada aturan informal maupun formal yang mengatur aktivitas perikanan di sungai. Biaya operasional per trip sebesar Rp462.835,00 dengan komponen terbesar bensin dan oli sebesar 42%. Belum ditemukan adanya hubungan agent principle yang tidak menguntungkan nelayan. Saran dari penelitian ini adalah menggerakan modal sosial nelayan untuk membentuk kelembagaan informal dan membangun regulasi yang mengatur aktivitas penangkapan ikan, pemasaran, sistem bagi hasil dengan ABK. Perlunya dukungan pemerintah untuk peningkatan alat tangkap, modernisasi moda transportasi dan sistem penyimpanan hasil, sistem rantai pasok pemasaran, serta membangun industri pengolahan hasil.Title: Socio Economic Characteristics of Fishermen in Maro River Merauke Regency, PapuaManagement of the Maro river need a comprehensive data of all activities in the river. The study aimed to identify the socio-economic characteristics of fishermen who catch fish in Maro River. Descriptive analysis were used The methodology is analytical descriptive by collecting fishermen data using FGD (Focus Group Discussion). Respondents’ criteria are fishermen (owners and crew members) who take fish in the estuary and the Maro River. The number of respondents are 18 people. The results of the study indicate that the characteristics of the fishermen in the Maro River are small fishermen with a small boat with boat ownership an average of 1 unit with maximum capacity 2 tonnes. Catch fish in Maro River as main livelihood. Fish types obtained include: Snapper, kuru, glass, milkfish, gulama, thorny fish and hercules.The season calendar according to fishermen is divided into 2 namely abundant fish season (October to February) and the wave season which indicates the small number of fish catches (March to September). The fisherman catch fish alone or with labor dominated from family member. Selling fish through subscriptions contractor with a consignment model. The fishermen’s institution has not functioned as a production, learning and marketing. There is custom regulation in upstream but no informal of formal regulation to manage fisheries activities in dowwnstream. Operational costs per trips Rp.462,835.00 with the largest component of gasoline and oil by 42 percent. There is no unfair agent principle relationship. Suggestions from this research are build the social capital of fishermen to form informal institutions and conduct regulations for fishing activities, marketing, profit sharing systems with crew members. Need government support to improvement of fishing gear, modernization of transportation modes and yield storage systems, marketing supply chain systems and build a processing industry. 


2019 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 69
Author(s):  
Deshinta Vibriyanti

Sumber daya perikanan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan. Namun pada kenyataannya belum mampu membuat nelayan keluar dari jeratan kemiskinan. Pendapatan yang bersifat tidak pasti membuat keberlanjutan profesi sebagai nelayan tangkap menjadi terancam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan dan pengelolaan sumber daya perikanan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.  Pengumpulan data primer di lakukan pada bulan Mei tahun 2015 di desa Purirano dan Bungkutoko dengan mewawancarai 200 responden di tingkat rumah tangga. Data primer diperoleh juga melalui  Focus Group Discussion (FGD). Data sekunder dikumpulkan melalui studi pustaka.  Analisis data dilakukan dengan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pendapatan rumah tangga sampel perbulan di kedua lokasi Rp2.307.863. Pendapatan rata-rata  di Kelurahan Purirano Rp3.094.803 lebih tinggi dari pendapatan di Kelurahan Bungkutoko sebesar Rp1.981.209. Rata-rata pendapatan rumah tangga tertinggi diperoleh pada musim gelombang tenang (sekitar Rp3 juta), dan terendah pada musim panceklik (sekitar Rp1,6 juta). Faktor pembeda pendapatan nelayan yaitu (1) faktor internal (kepemilikan jenis armada dan alat tangkap dan besarnya biaya produksi), (2) faktor eksternal (musim, harga dan pemasaran, dan degradasi sumber daya laut). Title: Descriptive Analysis of Socio Economic Factors Influencing to Fishers’ Household Income (Case Study: Kendari City)Fisheries resources are potential to improve the living standard and welfare of fishers, however, its production has not able yet to lift fishers out of poverty. The uncertain level of income threaten the sustainability of the fishers livelihood. This study aims to determine factors that influence the income of fishers and fisheries resources management in Kendari City, Southeast Sulawesi. Primary data were collected from 200 household respondents in May 2015 through Focus Group Discussion (FGD) in Purirano and Bungkutoko villages. Secondary data were collected from literature. Data were analysed using SPSS program. The results showed that average household income per month in the two locations was IDR2,307,863.  The average income in Purirano Sub-district was IDR3,094,803. It was IDR1,981,209 higher than the income in Bungkutoko Sub-District.The highest average household income was obtained during the calm wave season (around IDR 3 million), and the lowest income was obtained in the strong wave season (around IDR 1.6 million). The fishers income differentiate factors are (1) internal factors (ownership of fleet type, fishing gear, and production costs), (2) external factors (season, prices and marketing, and degradation of marine resources). 


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 01-11
Author(s):  
Ahmet Yıkmış ◽  
Özlem Toprak ◽  
Seniha Kurtoğlu

The goal of this research is to determine teachers’ opinions about the homeschooling service. Teachers participated in the research are the ones provided the homeschooling services in Sakarya City Centre within 2018-2019 school year. Qualitative research method has been used for the research and data has been collected via focus group discussion. Descriptive analysis technique has been used for analysing the obtained data. When the findings of the research are examined, participants who have been providing homeschooling services in a range of one to three years, stated that they had no prior information about homeschooling services, and they enhanced their knowledge level within the process of the education. Every single one of the participants specified that they all practiced observation and evaluation to determine educational performance and the needings of the students during the early weeks of homeschooling service, and afterwards they created individualized education plan (IEP) and figured the educational process according to this plan for their students. The lack of awareness about homeschooling, the families’ behaviours and experiencing insufficiency about the supplies are expressed as encountered problems within the homeschooling process. It is emphasized that the homeschooling service increases academic skills of the students while students’ distance from their peers and the social environment is a disadvantage. Keywords: homeschooling, focus group discussion, persistent diseaseete


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document