EDTA and electricity synergetic catalyzed Fe3 + /H2O2 process for amoxicillin oxidation

2009 ◽  
Vol 60 (3) ◽  
pp. 761-770 ◽  
Author(s):  
Ting-Ting Shen ◽  
Xiao-Ming Li ◽  
Yu-Fang Tang ◽  
Juan Wang ◽  
Xiu Yue ◽  
...  

Three oxidation processes for amoxicillin wastewater pretreatment such as Electro-Fe3 + (EDTA)/H2O2 (EDTA: ethylenediaminetetraacetic acid), Fe3 + (EDTA)/H2O2 and Electro-Fe3 + /H2O2 were simultaneously discussed at pH of 7.0 (±0.1). It was found that the above processes could achieve 78%, 64%, 33% chemical oxygen demand (CODcr) removal, and 86%, 70%, 47% amoxicillin degradation respectively. Moreover, the results of biodegradability (biological oxygen demand (BOD5)/CODcr ratio) showed that the Electro-Fe3 + (EDTA)/H2O2 process was a promising way to pretreat antibiotic wastewater due to the biodegradability of the effluent improved to 0.48 compared with the cases of Fe3 + (EDTA)/H2O2 (0.40) and Electro-Fe3 + /H2O2 process (0.12). Therefore, it was reasonable to note that EDTA and electricity showed synergetic effect on the oxidation process. Additionally, infrared spectra (IR) were applied to concisely propose a potential degradation way of amoxicillin. The characteristic changes of H2O2 and EDTA in the oxidation process were also investigated in detail.

2017 ◽  
Vol 23 (2) ◽  
pp. 177-186 ◽  
Author(s):  
Gamze Dalgic ◽  
Ilter Turkdogan ◽  
Kaan Yetilmezsoy ◽  
Emel Kocak

The study investigated the pretreatment of real paracetamol (PCT) wastewater of a pharmaceutical industry by Fenton process. At the best experimental conditions (COD/H2O2 = 1/1, Fe+2/H2O2 = 1/70, settling method:centrifuging, pH 6 at settling step), 92.7, 92.7, 95.5, 99.1, 99.9 and 99.4% of chemical oxygen demand (COD), total organic carbon (TOC), 5-day biological oxygen demand (BOD5), PCT, para-amino phenol (PAP) and aniline were removed, respectively. Changes in the concentrations of these parameters were also investigated for both oxidation and settling steps of Fenton process. It was found that COD and TOC were removed at the settling step (precipitation) whereas PCT, PAP and aniline were removed at the oxidation step. Mass balance calculations were also studied to show the mass distributions of COD in different phases (gas + foam, effluent and sludge). Fenton process was found as an effective method for the pretreatment of real PCT wastewater for discharging in a determined collective treatment plant.


Jurnal Ecolab ◽  
2021 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 101-109
Author(s):  
Dewi Ratnaningsih ◽  
◽  
Retno Puji Lestari ◽  
Ernawita Nazir

Kualitas air di suatu wilayah yang merupakan salah satu indikator lingkungan dapat dievaluasi menggunakan parameter fisika, kimia, dan biologi. Indeks Kualitas Air Indonesia (IKA-INA) dapat digunakan untuk menilai kondisi kualitas air secara menyeluruh pada lokasi dan waktu tertentu. IKA-INA dihitung dengan menggunakan sepuluh (10) parameter yaitu pH, Total Dissolved Solid (TDS), Total Suspended Solid (TSS), Dissolved Oxygen (DO), Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), NO3, NH3, Total Phosphate (TP) dan fecal coliform. IKA-INA tersebut merupakan indeks kualitas air yang dapat memberikan informasi secara sederhana. Dalam pemanfaatannya, tidak semua data parameter dalam IKA-INA tersebut dapat terpenuhi karena adanya data tidak valid atau data yang hilang. Kajian ini bertujuan untuk memberi alternatif rumusan IKA-INA dengan parameter yang tidak lengkap atau jika tidak semua data dalam parameters tersebut tersedia. Metode yang digunakan dalam menyusun rumusan adalah dengan melakukan koreksi faktor bobot parameter IKA-INA terhadap parameter yang hilang dan nilai Q (nilai sub-indeks). Setelah itu dilakukan uji coba pada nilai baku mutu air dalam Peraturan Pemerintah No. 22/2021 Lampiran VI serta pada data kualitas air sungai yang mewakili kualitas baik dan buruk. Hasil uji coba menunjukkan bahwa bobot parameter terkoreksi dapat digunakan untuk penanganan parameter yang hilang dalam penilaian kualitas air dengan metode IKA-INA. Hasil IKA-INA dengan parameter hilang yang menggunakan bobot terkoreksi dan hasil IKA-INA dengan parameter lengkap mayoritas memberikan status IKA yang tidak berbeda, kecuali untuk parameter fecal coli dan parameter yang mempunyai kadar jauh berbeda terhadap kondisi air secara keseluruhan.


2019 ◽  
Vol 32 ◽  
pp. 153-162
Author(s):  
Nada M. Al-Baghdadi ◽  
Abdulaziz M. Abdullah ◽  
Entisar N. Sultan

The current study has evaluated Shatt Al-Arab water using organic pollution index. The study included three stations, the first Al-Sharash, the second Al-Salhiya and the third area Al-Dweab. Water samples were monthly collected from December 2017 to November 2018. Five environmental parameters were used to calculate the organic pollution index (OPI) including Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Active nitrate (NO3), Ammonium ion (NH4) and Total Phosphate (TP). The highest biological oxygen demand was 9 mg.l-1 at Al-Sharash station in July and the lowest values 1mg.l-1 in the Al- Dweab station during December, January, February and April. The highest chemical oxygen demand (250 mg.l-1 was recorded at Al-Sharash station in September and the lowest value was 6.2 mg.l-1 in Al-Dweab station during December. Nitrates was recorded the highest value 41.51 mg nitrogen-nitrate.l-1 at Al-Salhiya station in May and lowest value 1.49 mg nitrogen- nitrate.l-1 at Al-Sharash station during December. The ammonium ion was recorded in highest value 7.7 mg.l-1 at Al- Salhiya station in December and the lowest value 0.5 mg. l-1 at Al-Sharash station during June, while phosphate value was 0.23 and 1.99 mg.l-1 were recorded at Al-Sharash station in August and July respectively. The highest value of organic pollution index was 2.56 at Al-Salihiya station in August and lowest value 0.69 in the Al-Dweab station in April, while the annual rate of organic pollution index for the first, second and third stations were 1.55, 1.81 and 1.47 respectively, and 1.61 for Shatt Al-Arab water.


2006 ◽  
Vol 53 (1) ◽  
pp. 149-157 ◽  
Author(s):  
F. Grognard ◽  
O. Bernard

This paper presents a saturated proportional controller that achieves depollution of wastewater in a continuous anaerobic digester. This goal is reached by defining a region of the state-space where the depollution is achieved and forcing attractivity and invariance of this region. The control variable is the dilution rate and the controlled variable is a linear combination (Sλ) of the substrates concentrations, that could be the chemical oxygen demand or the biological oxygen demand, depending on the value of λ. No measurement of the substrates concentrations in the input flow is required: the only necessary measurement is Sλ.


2016 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 54-62
Author(s):  
Sigma Wahyuni ◽  
Sugito Sugito

Limbah cair PT. Interbat berasal dari kegiatan domestik meliputi laundry (menggunakan detergen bebas phospat), kegiatan hygiene personal (mandi, keramas dan cuci tangan), kegiatan dapur dan kantin, toilet/WC (buang air), kegiatan kebersihan (pembersihan lantai dan kamar mandi); kegiatan produksi (penisilin, sefalosporin, dan non betalaktam) dan laboratorium meliputi pencucian alat-alat produksi dan alat laboratorium, pencucian botol, air cucian vial, air buangan dari wet scrubber HVAC (sistem tata udara). Beban dan jumlah limbah cair yang masuk dalam IPAL sentral PT. Interbat sering mengalami fluktuasi konsentrasi dan fluktuasi jumlah air. Sehingga beberapa kali hasil olahan tidak memenuhi standart baku mutu Pergub Jatim No. 72 Tahun 2013 untuk industri farmasi. Teknologi sistem biofilter anaerobik aerobik telah banyak dimanfaatkan untuk mengolah limbah cair dan dapat menurunkan BOD dan COD hingga 95%. Salah satu kelebihan teknologi ini adalah tahan terhadap fluktuasi jumlah air limbah maupun fluktuasi konsentrasi. Bahan koagulan digunakan pada aplikasi ini untuk membantu proses pengikatan padatan. Tujuan dalam penelitian ini akan dikaji tentang pengaruh penggunaan koagulan pada biofilter anaerobik aerobik dalam menurunkan COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biological Oxygen Demand) limbah cair industri farmasi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data sekunder, survei lapangan, perhitungan reaktor, dokumentasi, kajian literatur dan analisis laboratorium. Dimensi reaktor biofilter anaerobik aerobik dalam penelitian ini adalah skala 1:10. Debit air limbah pada skala 1:10 adalah sebesar 50ml/menit. Digunakan tambahan koagulant dengan variasi 0 ppm (tanpa), 200 ppm dan 300 ppm. Rata-rata efisiensi penurunan COD dan BOD dalam penelitian ini pada dosis tanpa penambahan koagulan penurunan COD sebesar 60% dan BOD sebesar 60%; pada dosis koagulan 200 ppm penurunan COD sebesar 54% dan BOD sebesar 46%; dan pada dosis koagulan 300 ppm penurunan COD sebesar 67% dan BOD sebesar 65%. Kemampuan dalam efisiensi penurunan COD dan BOD tertinggi dalam penelitian ini adalah pada koagulan dosis 300 ppm. Hasil COD dan BOD outlet adalah COD outlet sebesar 67 mg/l dan BOD outlet sebersar 49 mg/l. Bila dibandingkan dengan Pergub Jatim No.72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri Dan/Atau Kegiatan Usaha Lainnya, maka hasil COD dan BOD outlet sudah dibawah baku mutu. Kata Kunci : Biofilter anaerobik aerobik, koagulan, PAC, COD, BOD


e-xacta ◽  
2016 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
Author(s):  
Denis Rafael de Souza Lima ◽  
Isabela Luiza Alves de Almeida ◽  
Vanderlei Inácio de Paula

<p>Neste trabalho avaliou-se a aplicação do processo oxidativo avançado (POA) de foto-peroxidação (UV/H<sub>2</sub>O<sub>2</sub>) na degradação do azocorante têxtil comercial Azul Reativo 5G. Foram preparadas soluções sintéticas contendo o corante e tratadas através do respectivo POA, sendo a eficiência do tratamento avaliada através dos seguintes parâmetros: descoloração, redução da demanda química de oxigênio (DQO) e ecotoxicidade com sementes de Lactuca sativa. Após 30 minutos de tratamento em condições otimizadas na presença de peróxido de hidrogênio e radiação ultravioleta, foi observada descoloração na ordem de 91,8% sem redução significativa da DQO (1,8%), além de diminuição da ecotoxicidade da solução, indicando a viabilidade da aplicação do processo UV/H<sub>2</sub>O<sub>2</sub> para tratamento de resíduos líquidos contendo este azocorante.</p><p>ABSTRACT</p><p>In the present paper was evaluated the application of advanced oxidation process (AOP) photo-peroxidation (UV/H<sub>2</sub>O<sub>2</sub>) applied to degradation of the commercial textile azo dye Reactive Blue 5G. Synthetic solutions were prepared containing the dye, treated through the respective AOP and the efficiency of the treatment evaluated by the following parameters: discoloration, reduction of chemical oxygen demand (COD) and ecotoxicity with Lactuca sativa seeds. After 30 minutes of treatment in optimized conditions in the presence of hydrogen peroxide and ultraviolet radiation, discoloration was observed in order of 91.8% without significant reduction of COD (1.8%), but decrease in the ecotoxicity of the solution, indicating feasibility of the process UV/H<sub>2</sub>O<sub>2</sub> for treating liquid wastes containing this azo dye.</p>


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 43-52
Author(s):  
Ayu Andani Abdullah ◽  
Irwan Irwan ◽  
Ekawaty Prasetya

Jasa laundry memberi dampak yang positif bagi pelaku dan pengguna jasa. Banyaknya jumlah limbah cair laundry yang dihasilkan memiliki efek samping yang kurang baik pada kesehatan manusia karena mengandung bahan kimia dengan konsentrasi yang tinggi antara lain fosfat, surfaktan, ammonia, dan nitrogen serta kadar padatan tersuspensi maupun terlarut, kekeruhan, Biological Oxygen Demand (BOD), dan Chemical Oxygen Demand (COD) yang tinggi. Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi atau fisis. Tujuan penelitian yaitu Untuk mengetahui faktor zat Karakteristik limbah dan Karakteristik individual pekerja laundry yang berpengaruh Terhadap Penyakit Dermatitis Kontak Iritan di tempat Laundry Pakaian Max Express (Coin Laundry) Kota Gorontalo. Jenis penelitian yang digunakan adalah Analisis Deskriptif, dilakukan dengan cara pengambilan sampel limbah sebanyak 2 kali dengan menyediakan dua buah jergen ukuran 1 liter untuk mengambil limbah cair pada industri Laundry Max Express (Coin Laundry), sedangkan untuk pengambilan sampel variabel karakteristik individu yaitu pekerja yang kontak dengan bahan iritan yang berjumlah 18 orang. Berdasarkan hasil laboratorium, Kadar BOD pada air limbah melebihi baku mutu yang ditetapkan adalah sebesar 30 mg/L. Dari kedua sampel air limbah laundry maka angka BOD yang paling tinggi adalah pada sampel 1 yaitu sebesar 881 mg/L. Kadar COD pada air limbah melebihi baku mutu yang ditetapkan adalah sebesar 100 mg/L. Dari kedua sampel air limbah laundry maka angka COD yang paling tinggi adalah pada sampel 2 yaitu sebesar 1029 mg/L. Dan analisis bivariat bahwa faktor- faktor yang berhubungan dengan dermatitis kontak ialah durasi pajanan dengan pvalue 0.007 dan pengetahuan dengan pvalue 0,034. Saran dapat memberikan informasi kepada pembaca terutama kepada Mahasiswa terkait dengan parameter yang mempengaruhi karakteristik Limbah dan Individual terhadap Kejadian Dermatitis Kontak Iritan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document