scholarly journals Kecemasan dan status gizi berhubungan dengan lama rawat inap pada pasien jantung di RSUD Jenderal Ahmad Yani, Metro, Lampung

Author(s):  
Eva Nurlindayanti ◽  
Susetyowati Susetyowati ◽  
Probosuseno Probosuseno ◽  
Retno Pangastuti

<p><strong>ABSTRACT</strong></p><p><em><strong>Background</strong>: Anxiety is one of the most common psychological problem occured in hospitality patient. The prevalence of anxiety in chronic heart failure patients was 11-45%. Anxiety in heart failure patients could worsening patient’s condition that lead to increased ischemic event, morbidity, negative effects on</em><br /><em>quality of life, and mortality. Despite anxiety, nutritional status is also one of the most important thing in mantaining patient’s health. Malnutrition has association with increased morbidity, complication, length of stay (LOS), medical therapy, and hospital fees.</em></p><p><em><strong>Objectives</strong>: To know the impact of nutritional status and anxiety on LOS in chronic heart failure patients at Jenderal Ahmad Yani General Hospital, Metro, Lampung.</em></p><p><em><strong>Methods</strong>: This was an observational quantitative study with cohort prospective design. The research was conducted on July 2014. Subjects were 70 patients who full fi lled the inclusive requirement, patients with anxiety as exposed group and patients without anxiety as non-exposed group. Anxiety was assessed</em><br /><em>with Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS), while nutritional status was assessed by upper-arm circumference. Data were analyzed with chi-square and logistic regression test.</em></p><p><em><strong>Results</strong>: Bivariate test showed that there was significant association between anxiety with LOS (p&lt;0.05). Subjects without anxiety tended to have shorter LOS than that of with anxiety (RR=5.5). There was significant association between nutritional status and LOS (p&lt;0.05). Subjects with normal nutritional</em><br /><em>status tended to have shorter LOS than that of with undernutrition (RR=2.28). Multivariate test showed that there was an association between anxiety and LOS (p&lt;0.05) with OR=11.22.</em></p><p><em><strong>Conclusions</strong>: There was an association between anxiety and LOS. Patients without anxiety had shorter LOS than that of with anxiety. There was association between nutritional status and LOS. Patients with normal nutritional status had shorter LOS than undernutrition patients.</em></p><p><strong>KEYWORDS</strong><em>: anxiety, heart failure patients, length of stay, nutritional status</em></p><p><strong>ABSTRAK</strong></p><p><em><strong>Latar belakang</strong>: Kecemasan merupakan salah satu masalah psikologi yang banyak dialami oleh pasien di rumah sakit. Prevalensi kecemasan pada pasien gagal jantung sekitar 11-45%. Kecemasan pada penyakit jantung yang tidak teratasi dapat berakibat pada penurunan kualitas hidup pasien, peningkatan</em><br /><em>iskemik, dan kejadian masuk rumah sakit berulang yang pada akhirnya akan meningkatkan mortalitas. Selain kecemasan, status gizi juga menjadi salah satu faktor penting dalam menunjang kesehatan pasien. Malnutrisi berhubungan dengan peningkatan kesakitan, komplikasi, lama rawat inap, terapi medis, dan</em><br /><em>biaya perawatan rumah sakit. </em></p><p><em><strong>Tujuan</strong>: Mengetahui pengaruh status kecemasan dan status gizi saat masuk terhadap lama rawat inap pada pasien jantung di RSUD Jenderal Ahmad Yani, Metro, Lampung.</em></p><p><em><strong>Metode</strong>: Penelitian ini merupakan penelitian observasional kuantitatif dengan rancangan cohort prospective. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2014. Subjek penelitian adalah 70 pasien jantung di RSUD Jenderal Ahmad Yani Metro yang memenuhi kriteria inklusi, dengan kelompok terpapar adalah pasien jantung dengan kecemasan dan pasien jantung tanpa kecemasan sebagai kelompok tidak terpapar. Status kecemasan diukur dengan kuesioner Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS), sedangkan status gizi diukur dengan lingkar lengan atas. Data dianalisis dengan uji chi-square dan uji regresi logistik.</em></p><p><em><strong>Hasil</strong>: Hasil uji bivariat menunjukkan adanya hubungan bermakna antara status kecemasan dengan lama rawat inap (p&lt;0,05). Subjek tanpa kecemasan cenderung memiliki lama rawat yang lebih pendek (RR=5,5). Ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan lama rawat inap (p&lt;0,05). Subjek</em><br /><em>dengan status gizi baik cenderung memiliki lama rawat yang lebih pendek daripada subjek dengan status gizi kurang (RR=2,28). Hasil uji multivariat menunjukkan adanya hubungan bermakna antara status kecemasan dengan lama rawat inap (p&lt;0,05) dengan nilai OR=11,22.</em></p><p><em><strong>Kesimpulan</strong>: Ada hubungan bermakna antara tingkat kecemasan dengan lama rawat inap. Pasien tanpa kecemasan memiliki lama rawat yang lebih pendek dari pada pasien jantung dengan kecemasan. Ada hubungan bermakna antara status gizi dengan lama rawat inap. Pasien jantung berstatus gizi baik memiliki lama rawat yang lebih pendek daripada pasien jantung berstatus gizi kurang.</em></p><p><strong>KATA KUNCI</strong><em>: kecemasan, pasien jantung, lama rawat, status gizi</em></p>

2021 ◽  
Vol 54 (1) ◽  
pp. 51-57
Author(s):  
Pelin İlhan ◽  
Sıdıka Oğuz

Objective: This study was planned to assess the depression and anxiety level in individuals with Chronic Heart Failure (CHF). Methodology: A cross sectional study was conducted in a training and research hospital in Istanbul. The population of the study consisted of patients with CHF who stayed in the cardiology and internal medicine clinics between the months of March and June 2017. One hundred consecutive patients of CHF were included in the study. The "Hospital Anxiety and Depression Scale" (HAD) was used to assess the anxiety and depression level of the patients and other demographic and exploratory variables data was collected on a questionnaire. Results: The anxiety and depression was found in 62% and 84%, CHF patients respectively. The anxiety levels were found to be high in the individuals with no social insurance, females, primary school graduates and housewives. Also, the depression levels of the cases whose duration of disease was longer were found to be high. The anxiety levels were found to be high in the individuals with DM, with NYHA class 3-4, using diuretic and performing salt restrictions. There was no statistically significant difference between both subscales in patients with hypertension, using beta blockers or anticoagulants, and exercising. Conclusion: In our study both anxiety and depression are found to be common in patients with CHF.


2021 ◽  
Vol 15 (9) ◽  
pp. 3031-3033
Author(s):  
Bilal Awan ◽  
Akhtar Ali Bandeshah ◽  
Fazeela Anjum ◽  
Abid Saeed ◽  
Fakhra Noureen

Objective: To determines the incidence of depression in patients presenting with chronic heart failure at tertiary care Hospital. Materials and methods: This study was descriptive cross-sectional study conducted at Punjab institute of cardiology Lahore during six months from September 2018 to April 2019. Patients were of chronic heart failure with reduced ejection fraction (<40%) on echocardiography and either of the gender were included in the study. Cases were assessed for depression according to Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS). Depression subscale of HADS Questionnaire with score more than 11 was used to diagnose depression. Data was collected via study proforma. Results: Mean age of included heart failure patients was 58±11.26 years. Out of all 62% were males and 38% were female. Out of all 57% cases were found with depression while 43% cases didn’t had depression. Incidence of depression was found statistically insignificant according to age, gender, duration of disease and socioeconomic status, p-values were quite insignificant. Conclusion: Incidence of depression was observed to be higher among patients presented with chronic heart failure. Key word: Depression, chronic heart failure


2017 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 117
Author(s):  
Dita Nelvita Sari ◽  
Arina Widya Murni ◽  
Edison Edison

Dispepsia fungsional merupakan salah satu jenis dispepsia yang paling sering ditemukan pada masyarakat. Banyak faktor yang dapat memicu derajat keluhan pada penderita dispepsia fungsional, salah satunya gangguan psikologis terutama ansietas dan depresi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan ansietas dan depresi dengan derajat dispepsia fungsional. Penelitian ini dilakukan terhadap pasien RSUP Dr M Djamil Padang yang berobat dari Agustus 2013 hingga Januari 2014. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 32 orang. Data dari responden dikumpulkan dengan cara wawancara, ansietas dan depresi dinilai dengan Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) dan derajat dispepsia fungsional dinilai dengan Skor Dispepsia. Analisis statistik yang digunakan adalah uji chi-square. Hasil penelitian menemukan bahwa 37,5% mengalami derajat dispepsia berat, 50% mengalami derajat dispepsia sedang, dan 12,5% mengalami derajat dispepsia ringan. Ansietas dialami oleh 37,5% penderita dispepsia fungsional dan depresi dialami oleh 12,5% penderita dispepsia fungsional. Berdasarkan hasil uji statistik chi square didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara ansietas dengan derajat dispepsia fungsional (p<0,05) dan tidak ada hubungan yang bermakna antara depresi dengan dispepsia fungsional (p>0,05). Temuan ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara ansietas dengan derajat dispepsia fungsional tetapi tidak dengan depresi.


2019 ◽  
Vol 32 (120) ◽  
pp. 87-97
Author(s):  
P Farokhnezhad Afshar ◽  
F Bastani ◽  
H Haghani ◽  
O Valipour ◽  
◽  
...  

Author(s):  
Susi Ifati ◽  
Dodik Tugasworo ◽  
Dwi Pudjonarko

    THE EFFECT OF HOLY QUR’AN HEARING ON CLINICAL OUTCOMES IN ACUTE ISCHEMIC STROKEABSTRACTIntroduction: Qur’an recitation has a high spiritual and religious value and effect to Islam believer, and also has beautiful and regular tone, so that it is believed to be useful to cure various diseases. Depression and anxiety are common, and add to worsening outcomes of stroke. There was spiritual correlation between decreased emotional distress and depression associated with poor outcome of stroke. Qur’an recitation could be used as spiritual relaxation technique, thus improve the effect of mental health.Aims: To determine effect of Qur’an recitation audio on anxiety, depression and National Institute of Health Stroke Scale (NIHSS) in acute ischemic stroke in Medical Faculty of Diponegoro University/dr. Kariadi Hospital, Semarang, Central Java Indonesia.Method: This was an intended to treat research with randomized pretest-posttest with control group design. Subjects were acute ischemic stroke patients with onset less than 72 hours, divided into treatment and control groups. Treatment was carried out for 7 days by playing Juz ‘Amma Qur’an recitation through headphone twice a day for 30 minutes at 06.00 am and 06.00 pm. Demographic data, risk factors, and Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) and NIHSS before and after treatment were assessed. The correlation of HADS and NIHSS between treatment and control were analyzed with Chi-square/Fisher test. Multivariate analysis was used to analyzed other factors affecting clinical outcomes.Result: Forty subjects were randomized into treatment or control groups. There was significant correlation between listening Juz ‘Amma Qur’an recitation with improvement of anxiety HADS and NIHSS. There was no correlation with improvement of depression HADS. Logistic regression analysis showed improvement of NIHSS after listening Juz ‘Amma Qur’an recitation.Discussion: Listening to the Qur’an recitation improved anxiety symptoms, improved clinical outcomes by 9.025 times compared to controls in acute ischemic stroke, thus can be considered to support the recovery of stroke patients.Keywords: Acute ischemic stroke, HADS, NIHSS, Qur’an recitationABSTRAKPendahuluan: Bacaan Al-Qur’an memiliki nilai spiritualitas dan religiositas yang tinggi serta memberikan efek ketenangan selain nadanya indah dan teratur, sehingga dapat digunakan untuk penyembuhan berbagai penyakit. Depresi maupun ansietas sering terjadi pada stroke yang menambah perburukan luaran. Terdapat hubungan spiritual pada penurunan ansietas dan depresi yang dihubungkan dengan luaran stroke yang buruk. Bacaan Al-Qur’an dapat digunakan sebagai teknik relaksasi spiritual sehingga didapatkan efek meningkatkan kesehatan mental.Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh murottal Al-Qur’an yang diperdengarkan pada pasien stroke iskemik akut terhadap luaran klinis neurologis menggunakan skor National Institute of Health Stroke Scale (NIHSS), gangguan depresi dan ansietas di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/RSUP dr. Kariadi, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian perlakuan randomized pretest-posttest control group design. Subjek adalah pasien stroke iskemik akut awitan kurang 72 jam, dibagi menjadi kelompok perlakuan dan kontrol. Perlakuan dilaksanakan 7 hari dengan memperdengarkan murottal Al-Qur’an Juz ‘Amma melalui headphone sehari 2 kali, durasi30 menit pukul 06.00 dan 16.00. Data yang diambil meliputi data demografi, faktor risiko stroke serta penilaian Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS), dan NIHSS sebelum dan setelah perlakuan. Pengaruh perlakuan terhadap HADS, NIHSS menggunakan uji Chi-square/Fisher. Faktor-faktor lain yang berpengaruh pada luaran klinis juga dianalisis secara multivariat.Hasil: Sebanyak 40 subjek dilakukan random alokasi sebagai kelompok perlakuan berjumlah 20 subjek dan kelompok kontrol berjumlah 20 subjek. Terdapat hubungan bermakna antara memperdengarkan murottal Al-Qur’an dengan perbaikan HADS ansietas, dan perbaikan NIHSS. Tidak terdapat hubungan antara memperdengarkan murottal Al-Qur’an dan perbaikan HADS depresi. Analisis logistik regresi menunjukkan, memperdengarkan murottal Al-Qur’an berpengaruh pada perbaikan NIHSS pasien stroke iskemik akut.Diskusi: Memperdengarkan murottal Al-Qur’an memperbaiki gejala ansietas, memperbaiki luaran klinis sebesar 9,025 kali dibanding kontrol pada stroke iskemik akut sehingga dapat dipertimbangkan untuk menunjang pemulihan pasien stroke.Kata kunci: Murottal Al-Qur’an, NIHSS, skor HADS, stroke iskemik akut 


2009 ◽  
Vol 33 (4) ◽  
pp. 541 ◽  
Author(s):  
Roslyn C Jenner ◽  
Robert D Schweitzer ◽  
Esben S Strodl

Costly hospital readmissions among chronic heart failure (CHF) patients are expected to increase dramatically with the ageing population. This study investigated the prognostic ability of depression, anger and anxiety, prospectively, and after adjusting for illness severity, on the number of readmissions to hospital and the total length of stay over one year. Participants comprised 175 inpatients with CHF. Depression, anger, anxiety, and illness severity were measured at baseline. One year later, the number of readmissions and length of stay for each patient were obtained from medical records. Depression and anger play a detrimental role in the health profile of CHF patients.


2016 ◽  
Vol 22 (8) ◽  
pp. S59
Author(s):  
Deborah P. Lubeck ◽  
Jennifer Duryea ◽  
Mark Danese ◽  
Holly Krasa ◽  
Joseph Chido

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document