scholarly journals PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI STOIKIOMETRI

2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 55-63
Author(s):  
Nita Saila Putri ◽  
Leny Leny ◽  
Mahdian Mahdian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi dan hasil belajar peserta didik setelah diterapkan model problem solving pada materi stoikiometri di SMA PGRI 6 Banjarmasin. Metode yang digunakan adalah quasy experiment dengan desain non-equivalent pretest-posttest control group design dengan pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Populasi penelitian adalah kelas X MIPA, sedangkan sampel penelitian adalah kelas X MIPA 2 sebagai kelas eksperimen dan X MIPA 1 sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik analisis data menggunakan analisis inferensial dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan motivasi dan hasil belajar yang signifikan antara peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol, (2) hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Dari data tersebut, dapat disimpulkan terdapat perbedaan motivasi dan hasil belajar peserta didik antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol di SMA PGRI 6 Banjarmasin.

2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 31-39
Author(s):  
Tiara Veronica ◽  
Eko Swistoro ◽  
Dedy Hamdani

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pembelajaran yang menggunakan model Problem Solving Fisika (PSF) terhadap hasil belajar pada ranah kognitif dan kemampuan pemecahan masalah fisika. Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua jenis disain penelitian yang berbeda, yaitu Quasi Experimental Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design untuk melihat pengaruh model PSF terhadap hasil belajar kognitif dan Pre-Experimental Design dengan bentuk One Group Pretest-Posttest Group Design untuk melihat pengaruh model PSF terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol. Analisis pengaruh model PSF terhadap hasil belajar kognitif dilakukan dengan uji-t dan uji lanjut dengan Cohen’s d menggunakan Microsoft Excel 2010. Hasil analisis diperoleh bahwa terdapat pengaruh pembelajaran menggunakan model PSF terhadap hasil belajar kognitif siswa yaitu sebesar 0,72 yang berada dalam kategori sedang. Analisis pengaruh model PSF terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika dilakukan dengan perhitungan gain yaitu pengurangan rata-rata posttest dengan pretest dan uji lanjut. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa model PSF memberikan pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika siswa sebesar 1,80 yang berada dalam kategori kuat.Kata kunci: Model Problem Solving Fisika, Hasil Belajar Kognitif, Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika


2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 40-45
Author(s):  
Janiar Munira ◽  
Yusrizal Yusrizal ◽  
Rini Safitri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik pada materi kalor. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental, dengan desain jenis pretest-posttest control group design. Subyek penelitian diambil dengan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X-IA3 dan kelas X-IA5 di SMA Negeri 11 Banda Aceh. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan tes pilihan ganda. Data dianalisis menggunakan program Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran problem solving dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik dengan pretes 70, posttes 100 dan n-gain 90,17. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa model problem solving efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep peserta didik.


2015 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Akmil Fuadi Rahman ◽  
Maslianti Maslianti

. Pembelajaran matematika di kelas masih banyak yang menekankan pemahaman siswa tanpa melibatkan kemampuan berpikir kreatif. Siswa tidak diberi kesempatan menemukan jawaban ataupun cara yang berbeda dari yang sudah diajarkan guru, sehingga siswa tidak bisa berkreasi untuk menemukan jawaban dengan caranya sendiri. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menerapkan model CPS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahhui: (1) aktivitas belajar siswa kelas VIII dengan menggunakan model pembelajaran CPS pada SMPN 23 Banjarmasin, dan (2) ada tidaknya pengaruh model CPS dalam pembelajaran matematika terhadap kemampuan berpikir kreatif   pada siswa kelas VIII SMPN 23 Banjarmasin. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen dengan  randomized posttest-only control group design. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negri 23 Banjarmasin, pengambilan sampel menggunakan  teknik purposive sampling, dan di dapat kelas VIII D sebagai kelas esperimen dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen pembelajaran dilakukan dengan dengan menggunakan model CPS sedangkan kelas kontrol di lakukan pembelajaran dengan menggunakan model PBL.Data yang diperoleh menggunakan statistik berupa uji normal, uji homogeny, uji t dan Uji u. hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) aktivitas siswa selama proses belajar dengan menggunakan model CPS berada pada kriteria baik, (2) kemampuan berpikir kreatif pada siswa kelas eksperimen menggunakan model CPS lebih tinggi dari pada kemampuan berpikir kreatif pada siswa kelas kontrol dengan menggunakan model PBL, sehingga dapat dikatakan bahwa model CPS memberi pengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif pada siswa. Kata kunci: model CPS, PBL, kemampuan berpikir kreatif pada siswa


2019 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 435-446
Author(s):  
Nur Asih ◽  
Sendi Ramdhani

AbstrakTujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran Means End Analysis (MEA) lebih baik dari pada konvensional, untuk mengetahui sikap kemandirian belajar siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Means End Analysis (MEA), dan untuk mengetahui hambatan siswa dalam menyelesaikan soal-soal kemampuan pemecahan masalah matematis. Metode penelitiannya adalah eksperimen kuasi dan desain penelitiannya Nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA PASUNDAN CIKALONGKULON dengan sampel sebanyak dua kelas. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Kelas XI MIPA-3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIPA-1 sebagai kelas kontrol. Instrumen berupa tes kemampuan pemecahan masalah matematis, angket dan wawancara. Berdasarkan hasil analisis data, peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran Means End Analysis (MEA) lebih baik dari konvensional. Hasil angket siswa kelas XI MIPA-3 memperoleh hasil hampir seluruhnya positif respon siswa terhadap model pembelajaran Means End Analysis (MEA).Kata Kunci: Kemandirian, MEA, Pemecahan Masalah Matematis. Increased Mathematical Problem Solving Ability and Student Learning Independence Using the Means-End Analysis Learning Model AbstractThe purpose of this research is to find out whether the improvement of students 'mathematical problem-solving abilities using the Means-End Analysis (MEA) learning model is better than conventional learning, to determine the attitudes of students' learning independence towards mathematics learning using the Means-End Analysis (MEA) learning model, and to find out the obstacles of students in solving problems mathematical problem solving abilities. The research method is a quasi-experiment and the research design is Nonequivalent control group design. The population in this study were all students of class XI SMA PASUNDAN CIKALONGKULON with a sample of two classes. The sampling technique uses a purposive sampling technique. Class XI MIPA-3 as an experimental class and class XI MIPA-1 as a control class. The instruments were in the form of tests of mathematical problem-solving abilities, questionnaires, and interviews. Based on the results of data analysis, the improvement of students' mathematical problem-solving abilities using the Means-End Analysis (MEA) learning model is better than conventional. The results of the XI MIPA-3 class questionnaire obtained almost entirely positive student responses to the Means-End Analysis (MEA) learning model.Keywords: Independence, MEA, Mathematical Problem Solving.


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Maha Surdinata ◽  
Sukardi Sukardi ◽  
Rispawati Rispawati

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan model problem  solving  dan problem  posing  terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar PPKn  sisw a. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi eksperimen dengan nonequivalen  control group  design.  Data berfikir kritis dijaring menggunakan angket dan data hasil belajar PPKn  diambil menggunakan so al tes yang sudah memenuhi persyaratan instrument  penelitian. Keseluruhan data dianalisis secara kuantitif  melalui uji parametrik yang terlebih dahulu diuji persyaratan analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahw a tidak ada perbedaan kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar PPKn antara yang menggunakan model problem  solving dan problem  posing.  Dengan mencermati nilai rata-rata yang sangat tinggi, maka kedua model pembelajaran sangat efektif. Implikasinya praktis adalah kedua model dapat digunakan dan secara teoritis memperkuat teori konstruktivistik sebagai backgroud teori pengembangan model pembelajaran. AbstractThe  purpose  of  this study is to  determine w hether  there is influence of  the application of problem solving methods and problems posed against the ability of critical thinking and  learning outcomes  of  student  PPKn.  This research is an experimental Quasi research w ith nonequivalent control group design. Learning methode  data w ith questionnaire method  and  learning result data PPKn taken using test questions that have met the requirements of the instrument. The data are analyzed quantitatively through the parametric test first. The results show ed no differences in critical thinking skills and learning outcomes betw een PPKn using problem solving and problem posing model. By looking at very high averages, the tw o learning models are very effective. The practical implication is that the second model  can  be  used  and  theoretically reinforces  constructivist  theory  as  a backgroud of learning model development theory. Keywords: Problem Solving, Problem Posing, Critical Thinking


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 142-152
Author(s):  
Depict Pristine Adi ◽  
Muchsinatun Siasah Masruri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keefektifan antara pembelajaran: (1) antara model Problem-Based Learning, Problem Solving, dan Inquiry; (2) model Problem-Based Learning dan model Problem Solving; (3) model Problem-Based Learning dan model Inquiry; dan (4) model Problem Solving dan model Inquiry. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif jenis eksperimen semu dengan posttest-only control group design yang sudah dimodifikasi sesuai dengan quasi-experimental research. Pengumpulan data menggunakan cara dokumentasi yaitu berupa jumlah peserta didik, nilai rapot sebagai skor awal, perangkat pembelajaran, dan tes hasil belajar. Analisis data menggunakan one way anava pada taraf signifikansi 0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik model Problem-Based Learning, Problem Solving, dan Inquiry terdapat perbedaan keefektifan. Hasil analisis yang menyatakan hipotesis nihil diterima hanya terdapat dalam pengujian hipotesis yang kedua, yakni tidak terdapat perbedaan keefektifan pendekatan saintifik dengan model Problem-Based Learning dan Problem Solving; sedangkan pengujian hipotesis ketiga menunjukkan terdapat perbedaan keefektifan pendekatan saintifik model Problem-Based Learning dan Inquiry; hepotesis keempat menunjukkan terdapat perbedaan keefektifan pendekatan saintifik model Problem Solving dan Inquiry.Kata kunci: keefektifan pendekatan saintifik, PBL, PS, Inquiry THE EFFECTIVENESS OF SCIENTIFIC APPROACH OF PROBLEM BASED LEARNING, PROBLEM SOLVING, AND INQUIRY IN TEACHING AND LEARNING SOCIAL STUDIESAbstractThis research aims to reveal: (1) the differences among Problem-Based Learning, Problem solving, and Inquiry; (2) the effectiveness of Problem-Based Learning and Problem Solving model; (3) the effectiveness of Problem-Based Learning and Inquiry model; and (4) the effectiveness of Problem Solving and Inquiry model. This research was quantitative research with quasi experiment as a method. It used the post test-only control group design modified in accordance with the quasi-experimental reseacrh. The research data were obtained through documentation of the number of learners, raport book score as the initial score, learning devices, and evaluation. The data analysis technique was one way ANOVA at the significance level of 0.05. The results show that there is a significance difference in learning by using the scientific approach of Problem-Based Learning, Problem Solving, and Inquiry. The null hypothesis is accepted in the second hypothesis testting. There is no effectiveness difference in the scientific approach with the model of Problem-Based Learning and Problem Solving; in the third hypothesis testing, there is an effectiveness difference in the scientific approach with the model of Problem-Based Learning and Inquiry; and in the fourth hypothesis testing, there is an effectiveness difference in the scientific approach with the model of Problem Solving and Inquiry.Keywords: the effectiveness of scientific approach, PBL, PS, Inquiry


2017 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 224 ◽  
Author(s):  
Syir Anatut Taqiyyah ◽  
Bambang Subali ◽  
Langlang Handayani

Bahan ajar merupakan salah satu penunjang  keberhasilan belajar siswa. Penelitian ini bertujuan menerapkan bahan ajar sains berbahasa Inggris berbasis metakognitif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji penerapan bahan ajar sains berbahasa Inggris berbasis metakognitif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP. Metode penelitian menggunakan eksperimen, dengan desain Quasi Experimental teknik nonequivalent control group design. Pengambilan sampel secara purposive sampling. Penelitian ini membandingkan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata (84,76) dan kelas kontrol memiliki nilai rata-rata (75,67). Peningkatan kemampuan pemecahan masalah untuk kelas eksperimen ditunjukkan dengan uji gain (0,76) dengan kriteria tinggi sedangkan kelas kontrol ditunjukkan dengan uji gain (0,64) dengan kriteria sedang. Uji respon siswa setelah diterapkan bahan ajar diperoleh presentase (77,25) dengan kriteria sangat setuju. Disimpulkan bahwa bahan ajar berbahasa Inggris berbasis metakognitif dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. The Implementation of Metacognitive Based Science English Teaching Material to Improve Junior High School Students’ Problem Solving Ability AbstractTeaching material is one of the factors that encourage students’ success in learning. This study aims to apply metacognitive based science teaching material written in English to improve problem-solving students’ ability. The research examined the implementation of metacognitive-based English teaching material in improving students’ problem-solving ability. The research method used was an experiment, with Quasi-Experimental Design using non-equivalent control group design technique. The sampling used was purposive sampling. This study compared to the experimental class and control one. The result showed that the average score of the experimental class was  (84.76) and the average score of control class was (75,67). Improved problem-solving capability for the experimental class was shown by the gain test (0.76) with ‘high criterion’ while the control class is shown by the gain test (0.64) with the ‘medium criterion’. Students’ response test after learning material obtained a percentage of (77,25) with criteria of ‘strongly agree’. In conclusion, metacognitive based English teaching material can be used to improve students problem solving ability.


2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 48
Author(s):  
Kurnia Eka Wijayanti

Dalam penelitian ini membahas tentang peran outdoor education dalam mengembangkan karakter siswa. Pengembangan pendidikan karakter dapat dilakukan dimana dan oleh siapa saja, salah satunya dapat dilaksanakan melalui outdoor education. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menemukan hasil implementasi pendidikan luar sekolah (outdoor education) terhadap pembentukan karakter siswa sekolah dasar. Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah terwujudnya implementasi yang baik yang berfokus kepada pendidikan luar sekolah (outdoor education) terhadap pembentukan karakter pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan metode eksperimen kuasi dengan desain nonequivalent pre test-post test control group design (pre test-post test dua kelompok). Subjek penelitian dipilih dengan teknik non-probabilitas dari sampel purposif (purposive sampling). Instrumen penelitian berupa angket yang dianalisis dengan teknik statistik yaitu ukuran gejala pusat dan Uji T berpasangan (paired t test), berdasarkan penghitungan diatas diperoleh t hitung = 4,67 dan nilai t tabel = 1,743 artinya hipotesis ditolak yang berarti bahwa terdapat implementasi positif yang signifikan dari pendidikan luar kelas (outdoor education) terhadap pembentukan karakter siswa sekolah dasar. Hasil penelitian siswa cenderung menggunakan atau memanfaatkan alat atau fasilitas di lingkungan kita tanpa harus membelinya sehingga perlu daya imajinasi dan kreativitas yang tinggi, kemampuan problem solving pada anak, menstimulasi perkembangan bahasa dan kemampuan verbal, mengembangkan keterampilan sosial,  dan merupakan wadah pengekspresian emosi.


Author(s):  
Sulasmini Sulasmini ◽  
I Wayan Darmadi ◽  
Haeruddin Haeruddin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh problem-based learning dengan metode snowball throwing terhadap hasil belajar fisika siswa SMK Negeri 3 Palu. Metode yang digunakan adalah eksperimen kuasi dengan nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Negeri 3 Palu. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Kelas X TGB A sebagai kelas eksperimen dan kelas X TGB B sebagai kelas kontrol. Instrumen tes hasil belajar berupa tes essay yang telah divalidasi oleh validator. Hasil peningkatan rata-rata N-gain yang mengikuti model problem-based learning dengan metode snowball throwing adalah 48,28% yang berkategori sedang dan peningkatan rata-rata yang mengikuti model pembelajaran konvensional adalah 32,47% yang berkategori sedang. Hasil perhitungan statistik dari uji perbedaan rata - rata menggunakan uji-t didapatkan harga thitung > ttabel dengan nilai thitung 3,54 dan ttabel pada taraf signifikansi 5% dan dk = 56 adalah 1,67. Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata – rata peningkatan hasil belajar antara siswa yang mendapatkan pembelajaran problem-based learning dengan metode snowball throwing lebih tinggi dari model pembelajaran konvensional. Kata Kunci:     Problem-Based Learning, Snowbal Throwing, Hasil belajar 


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 27
Author(s):  
Anggun Yunita Wisela ◽  
Hairunisyah Sahidu ◽  
Syahrial Ayubi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran creative problem solving terhadap kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar peserta didik SMAN 8 Mataram tahun pelajaran 2019/2020. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan desain penelitian non-equivalent control group design. Populasinya seluruh peserta didik kelas XI MIA SMAN 8 Mataram. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling, sehingga terpilih peserta didik kelas XI MIA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 1 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa model pembelajaran creative problem solving dan kelas kontrol diberi perlakuan berupa pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah menggunakan instrumen tes uraian sebanyak 4 butir soal untuk mengukur hasil belajar menggunakan instrumen tes pilihan ganda sebanyak 20 butir soal. Hipotesis penelitian diuji menggunakan uji MANOVA berbantuan IBM SPSS 23 dengan taraf signifikansi 5%. Uji hipotesis MANOVA menghasilkan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan terdapat pengaruh model pembelajaran creative problem solving terhadap hasil belajar dan kemampuan pemecahan masalah fisika peserta didik.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document