scholarly journals ANALISIS ATP-WTP TERHADAP TARIF KRL LINTAS TANAH ABANG-RANGKASBITUNG (STUDI KASUS: STASIUN JURANG MANGU)

2020 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 597
Author(s):  
Felix Casey Ignatius ◽  
Dewi Linggasari ◽  
Hokbyan Angkat

Determination of public transport fares needs to be compared to the value of the Ability to Pay (ATP) and Willingness to Pay (WTP) of Kereta Rel Listrik (KRL) service users to pay a sum of money for the services received. The purpose of this study is to analyze the amount of ATP and WTP value of Green Line KRL services’ users, especially those through the Jurang Mangu Station. Primary research data collection methods through surveys with online questionnaire to respondents who have used the Green Line KRL. The research data obtained will be processed and analyzed to obtain the results of respondents’ characteristics, ATP values, and WTP values. The analysis results on the existing tariffs of KRL Green Line with a base rate of Rp. 3.000,- shows the value of ATP and WTP of Rp. 5.057,- and Rp. 4.825,-. The ATP and WTP values respectively for those going through the Jurang Mangu Station are Rp. 5.167,- and Rp. 4.875,-. The results of this study indicate that the ATP value is lower when compared to the WTP value, but this ATP value is greater than the existing tariff. This data shows that the current tariff is proportional to the service received.ABSTRAKPenetapan tarif angkutan umum perlu dibandingkan nilai Ability to Pay (ATP) dan Willingness to Pay (WTP) pengguna jasa Kereta Rel Listrik (KRL) untuk membayar sejumlah uang demi pelayanan jasa yang diterima. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis besaran nilai ATP dan WTP pengguna jasa KRL pada lintas Green Line khususnya yang melalui Stasiun Jurang Mangu. Metode pengumpulan data penelitian secara primer melalui survei dengan panduan kuesioner secara online kepada responden yang pernah menggunakan KRL Green Line. Data penelitian yang diperoleh akan diolah dan dianalisis untuk mendapatkan hasil karakteristik responden, nilai ATP, dan nilai WTP. Hasil analisis pada tarif eksisting KRL Green Line dengan tingkat tarif dasar Rp. 3.000,- didapat nilai ATP dan WTP masing-masing adalah Rp. 5.057,- dan Rp. 4.825,-. Nilai ATP dan WTP untuk yang melalui Stasiun Jurang Mangu masing-masing adalah Rp. 5.167,- dan Rp. 4.875,-. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai ATP lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai WTP, tetapi nilai ATP ini lebih besar daripada tarif eksisting. Data ini menunjukkan bahwa tarif yang berlaku saat ini sebanding dengan pelayanan yang diterima.

2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 65
Author(s):  
Jeffry Nathanael ◽  
Dewi Linggasari ◽  
Hokbyan Angkat

The determination of Kereta Rel Listrik (KRL) rates needs to consider the value of Ability to Pay (ATP) and Willingness to Pay (WTP) of service users to spend a certain amount of money for the services they get. The purpose of this research was to determine the value of the Ability to Pay (ATP) and Willingness to Pay (WTP) of KRL service users across Bogor-Jakarta Kota. The method of collecting research data online is by giving questionnaires to respondents who use KRL cross Bogor-Jakarta Kota. The research data obtained were then analyzed and information was obtained about the individual characteristics of the respondent, the characteristics of the respondent's trip, the amount of ATP value, and the amount of the WTP value. Based on the analysis results on the existing tariff of Rp. 3,000, - obtained the value of ATP and WTP is Rp. 3,770, - and Rp. 3,974, -. This shows that the tariff is smaller than ATP, smaller than WTP, so that the current rate is still affordable for users. The 100% condition for ATP and WTP sensitivity is a condition where the increased tariff is proportional to the service received. ABSTRAKPenetapan tarif Kereta Rel Listrik (KRL) perlu mempertimbangkan antara nilai Ability to Pay (ATP) dan Willingness to Pay (WTP) pengguna jasa untuk mengeluarkan sejumlah uang demi pelayanan jasa yang didapatkannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui besaran nilai Ability to Pay (ATP) dan Willingness to Pay (WTP) pengguna jasa KRL lintas Bogor-Jakarta Kota. Metode pengumpulan data penelitian secara online dengan cara memberikan kuesioner kepada responden yang menggunakan KRL lintas Bogor-Jakarta Kota. Data penelitian yang diperoleh kemudian dianalisis dan didapatkan informasi mengenai karakteristik individu responden, karakteristik perjalanan responden, besaran nilai ATP, dan besaran nilai WTP. Berdasarkan hasil analisis pada tarif eksisting sebesar Rp. 3.000,- didapat besaran nilai ATP dan WTP adalah Rp. 3.770,- dan Rp. 3.974,-. Hal ini menunjukkan bahwa tarif tersebut lebih kecil dari ATP lebih kecil dari WTP sehingga tarif yang diberikan saat ini masih dapat terjangkau bagi pengguna. Kondisi 100% pada sensitivitas ATP dan WTP merupakan kondisi dimana tarif yang ditingkatkan sebanding dengan pelayanan yang diterima.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 53
Author(s):  
Calvin Viryananda ◽  
Dewi Linggasari ◽  
Hokbyan Angkat

In determining public transport rates, it is necessary to compare the value of Ability to Pay (ATP) and Willingness to Pay (WTP) for Soekarno-Hatta Airport Train service users to pay a sum of money to pay for the services and facilities they receive. The purpose of this research is to analyze the value of ATP and WTP of Soekarno-Hatta Airport Train service users. The method of collecting research data online is to all respondents of the Soekarno-Hatta Airport Train who have used this service. The research data obtained were then processed and analyzed to obtain the results of the characteristics of the respondents, the ATP value, and the WTP value. The results of the analysis on the existing tariff at the BNI City / Manggarai Station are Rp. 70,000, - the ATP and WTP values are Rp. 75,260, - and Rp. 63,887, -. The ATP and WTP values for Duri Station are Rp. 75,260, - and Rp. 64,424, -. The results of this study indicate that the ATP value is greater than the WTP and the WTP value is smaller than the existing tariff. This data shows that the prevailing tariffs are not commensurate with the services received.ABSTRAKDalam menentukan tarif angkutan umum perlu dibandingkan nilai Ability to Pay (ATP) dan Willingness to Pay (WTP) pengguna jasa Kereta Bandara Soekarno Hatta untuk membayar sejumlah uang untuk membayar jasa dan fasilitas yang diterimanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis besaran nilai ATP dan WTP pengguna jasa Kereta Bandara Soekarno-Hatta. Metode pengumpulan data penelitian secara online kepada seluruh responden Kereta Bandara Soekarno-Hatta yang pernah menggunakan jasa tersebut. Data penelitian yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan hasil karakteristik responden, nilai ATP, dan nilai WTP. Hasil analisis pada tarif eksisting pada Stasiun BNI City/Manggarai sebesar Rp.70.000,- didapat nilai ATP dan WTP masing-masing adalah Rp. 75.260,- dan Rp. 63.887,-. Nilai ATP dan WTP untuk Stasiun Duri masing-masing adalah Rp. 75.260,- dan Rp. 64.424,-. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai ATP lebih besar dibandingan WTP dan nilai WTP lebih kecil dibandingan tarif eksisting. Data ini menunjukkan bahwa tarif yang berlaku saat ini tidak sepadan dengan pelayanan yang diterima.


2018 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 111
Author(s):  
Nanang Amin ◽  
Melti Roza Adry

This study aims to determine the most ideal ticket prices in accordance with the ability to pay Sibinuang rail service users. The type of this research is descriptive analysis with quantitative approach, with sample of rail service user of Sibinuang who have entered working age. Data collection methods with questionnaires and online questionnaires to service users. Measurement of Ability To Pay (ATP) using household budget method. The result of the research is the estimated average value of ATP of IDR. 7808, -. ATP middle value IDR. 5,200, -. With 58% of respondents can be accomodated by the current ticket price (existing). For respondents Students (33%) estimated average ATP of IDR. 5.736, -. Only 42.4% are able to pay according to existing ticket prices. For pricing we should also consider the value of ATP.


2019 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 31-38
Author(s):  
Albfrets David Imanuel Rumtily ◽  
Rudy Setiawan

Abstract The operation of the Trans Sidoarjo Bus is an effort to reduce traffic congestion in Sidoarjo Regency. The determination of the bus fare should be proportional to the service quality received by its users. This study aims to determine the average current values of the ability to pay and willingness to pay and the average value of willingness to pay if there is an increase in the quality of Trans Sidoarjo Bus services. Data collection is done by distributing questionnaires on weekdays and on holidays, during peak hours in the morning and in the evening. Based on the results of the analysis, the average value of ability to pay for nonstudents and students is Rp5,437 and Rp3,355 for a single ride, respectively. While the average value of willingness to pay for nonstudents and students is Rp5,162,00 and Rp1,622,00 for a single ride, respectively If the quality of bus services can be improved, as expected by users, the average value of willingness to pay is increasing to Rp7,889,00 and Rp2,951,00 for a single ride for nonstudent and student, respectively. Keywords: ability to pay, willingness to pay, bus service, traffic congestion  Abstrak Pengoperasian Bus Trans Sidoarjo merupakan suatu upaya untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di Kabupaten Sidoarjo. Penentuan besarnya tarif bus ini sebaiknya sebanding dengan kualitas pelayanan yang diterima oleh penggunanya. Penelitian ini bertujuan mencari nilai rata-rata kemampuan membayar dan nilai rata-rata kemauan membayar pada saat ini dan nilai rata-rata kemauan membayar jika ada peningkatan kualitas pelayanan Bus Trans Sidoarjo. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner pada hari kerja dan pada hari libur, pada saat jam-jam sibuk pagi dan sore hari. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai rata-rata kemampuan membayar untuk mahasiswa atau umum dan pelajar masing-masing sebesar Rp5.437,00 untuk sekali naik dan Rp3.355,00 untuk sekali naik. Sedangkan nilai rata-rata kemauan membayar mahasiswa atau umum dan pelajar masing-masing sebesar Rp5.162 untuk sekali naik dan Rp1.622 untuk sekali naik. Seandainya kualitas pelayanan bus dapat ditingkatkan, sebagaimana yang diharapkan oleh pengguna, nilai rata-rata kemauan membayar mahasiswa atau umum dan pelajar masing-masing meningkat menjadi Rp7.889,00 dan Rp2.951,00 untuk sekali naik. Kata-kata kunci: kemampuan membayar, kemauan membayar, pelayanan bus, kemacetan lalu lintas


2015 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 50
Author(s):  
Efi Yulistyowati ◽  
Endah Pujiastuti

<p align="center">ABSTRAK</p><p>Artikel hasil penelitian tentang kajian normatif keberadaan toko modern di Kota Semarang akan mengkaji mengenai keberadaan toko modern di Kota Semarang apakah sudah  memenuhi ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007. Untuk membahas permasalahan tersebut, metode pendekatan yang dipakai adalah yuridis normatif, dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis, metode pengumpulan datanya : studi dokumentasi dan studi kepustakaan, sedangkan metode analisis data yang dipergunakan adalah analisis kualitatif.</p><p>Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa  keberadaan toko modern di Kota Semarang sudah memenuhi beberapa ketentuan yang ada dalam Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007, yang belum terpenuhi adalah : ketentuan Pasal 13  &amp; Pasal 15 Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007.</p><p><em>Articles of research on the normative study of the existence of modern stores in the city of Semarang will examine the existence of modern stores in the city of Semarang whether they have fulfilled the provisions in Presidential Regulation No. 112 of 2007. To discuss these problems, the approach method used is normative juridical, with the specifications of analytical descriptive research, data collection methods: documentation and literature study, while the data analysis method used is qualitative analysis.</em></p><p><em>            </em><em>The results of the study show that the existence of a modern shop in Semarang City has fulfilled several provisions in the Presidential Regulation Number 112 of 2007, which has not been fulfilled are:</em></p><p><em>p</em><em>rovisions in Article 13 </em><em>and p</em><em>rovisions Article 15</em><em> </em><em>of the Presidential Regulation Number 112 of 2007</em><em>.</em><em></em></p><p><em>Keywords: Study, Normative, Modern Shop, Semarang City.</em><em></em></p><p> </p>


2016 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 23
Author(s):  
MUNIRAH MUNIRAH ◽  
HUSAIN SYARIFUDDIN

This study aimed to describe the value of cohesion and coherence contained in the translation of the Qur'an surah Al Zalzalah. This study was a qualitative descriptive research, research data collection techniques using three techniques namely, inventory, rading and understanding, and record keeping. The data analysis used the coding of data, classification data, and the determination of the data. The results showed that the cohesion markers used in the translation of surah Al Zalzalah discourse are: 1) reference, 2) pronouns, ie pronouns second person, and third, the relative pronoun, the pronoun pointer, pen pronouns and pronouns owner, 3 ) conjunctions, namely temporal conjunctions, coordinating conjunctions, subordinating conjunctions, and conjunctions koorelatif, and 4) a causal ellipsis. It mean that there was a coherence in the translation of surah Al Zalzalah discourse are: the addition or addition, pronouns, repetition or repetition, match words or synonyms, in whole or in part, a comparison or ratio of conclusions or results. Keywords: Cohesion, Coherence, sura Al Zalzalah AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai kohesi dan koherensi yang terdapat dalam terjemahan Al-Qur’an surah Al Zalzalah. Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif, Teknik pengumpulan data penelitian menggunakan tiga teknik yakni, inventarisasi, baca simak, dan pencatatan. Teknik analisis data menggunakan pengodean data, pengklasifikasian data, dan penentuan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemarkah kohesi yang digunakan dalam wacana terjemahan surah Al Zalzalah adalah: 1) referensi, 2) pronomina, yaitu kata ganti orang kedua, dan ketiga, kata ganti penghubung, kata ganti penunjuk, kata ganti penanya dan kata ganti empunya, 3) konjungsi, yaitu konjungsi temporal, konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi koorelatif, dan 4) elipsis kausal. Sarana koherensi yang terdapat di dalam wacana terjemahan surah Al Zalzalah adalah: penambahan atau adisi, pronomina, pengulangan atau repetisi, padan kata atau sinonim, keseluruhan atau bagian, komparasi atau perbandingan simpulan atau hasil.Kata Kunci: Kohesi, Koherensi, surah Al Zalzalah


INFO ARTHA ◽  
2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 25-44
Author(s):  
Deni Herdiyana

This research was conducted to analyze the accounting policy for excise tape inventory which is implemented in the KPPBC Type Madya Cukai Kediri. The research method used is through a qualitative approach. To support this research, data collection methods were carried out which included literature studies and field studies related to the supply of excise stamps for the 2019. The results of the study can be concluded that KPPBC TMC Kediri has recognized and recorded excise inventory accounting by applying accrual basis and as a whole is in accordance with the regulations of government accounting standards, but there is an acknowledgment of inventory excise stamps in KPPBC TMC Kediri which is not yet in accordance with PMK Number 224/PMK.05/2016. Furthermore, KPPBC TMC Kediri has implemented the SAKTI application to support its accounting business processes. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa kebijakan akuntansi persediaan pita cukai yang diimplementasikan di KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri. Metode penelitian yang digunakan adalah melalui pendekatan kualitatif. Untuk mendukung penelitian tersebut, dilakukan metode pengumpulan data yang mencakup studi kepustakaan dan studi lapangan terkait persediaan pita cukai TA 2019. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa KPPBC TMC Kediri telah melakukan pengakuan dan pencatatan akuntansi persediaan  cukai dengan penerapan basis akrual dan secara keseluruhan telah sesuai dengan peraturan standar akuntansi pemerintahan, namun terdapat salah satu pengakuan persediaan pita cukai di KPPBC TMC Kediri yang belum sesuai dengan PMK Nomor 224/PMK.05/2016. Selanjutnya,  KPPBC TMC Kediri telah mengimplementasikan aplikasi SAKTI untuk menunjang proses bisnis akuntansinya.


2020 ◽  
Vol 1 (01) ◽  
pp. 53-66
Author(s):  
Ari Purwanti ◽  
Adi Riyanto

Abstrak       Pengabdian masyarakat ini diselenggarakan pada Masjid Jami’ Al-Hidayah yang berlokasi di Jl. Pondok Bambu Asri Raya No.10 RW.09 Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Penentuan masjid ini berasal dari permintaan dari pengawas masjid untuk membantu mencarikan cara bagaimana pelaporan keuangan yang efektif dan memiliki standar. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini diselenggarakan dengan serangkaian metode dalam 3 tahap, yaitu tahap pengumpulan data, tahap penyusunan dan implementasi teknis, dan tahap evaluasi. Pada tahap 1 dilakukan beberapa metode pengumpulan data, di antaranya: wawancara, observasi, dan pendokumentasian. Tahap 2 merupakan tahap penyusunan langkah-langkah pelaporan dan implementasi. Setelah memperoleh data, mulailah disusun langkah-langkah pelaporan keuangan berdasarkan PSAK 45 dan kemudian dibuat format excel link-nya sesuai dengan bagan alir kegiatan keuangan masjid. Setelah itu dicobakan dan dilakukan pendampingan terhadap pengurus yang akan menggunakan sistem akuntansi. Tahap 3 adalah tahap evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan dan kenyamanan pemakai sistem akuntansi. Kata Kunci:  Masjid; Pelaporan Keuangan; Excel Accounting.   Abstract       This community service was held at the Jami 'Al-Hidayah Mosque, located on Jl. Pondok Bambu Asri Raya No.10 RW.09 Pondok Bambu Village, Duren Sawit District, East Jakarta. The determination of this mosque came from a request from the mosque supervisor to help find a way of how to provide effective and standardized financial reporting. This method of implementing community service is carried out by a series of methods in 3 stages, namely the data collection stage, the technical preparation and implementation stage, and the evaluation stage. In stage 1, several data collection methods were carried out, including: interviews, observation, and documentation. Stage 2 is the stage of preparing the reporting and implementation steps. After obtaining the data, begin to compile the steps for financial reporting based on PSAK 45 and then create an excel link format according to the flow chart of mosque financial activities. After that, it is tested and provided assistance to the management who will use the accounting system. Stage 3 is the evaluation stage which aims to determine the level of success of the application and the comfort of the accounting system users. Keywords: Mosque; Finance report; Excel Accounting.


2019 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 158
Author(s):  
K.M. Widi Hutami ◽  
I.D.A. Made Budhyani ◽  
I.G. Sudirtha

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) tata rias wajah (2) tata rias rambut, (3) tata busana (4) aksesoris dari tata rias pengantin Agung Kabupaten Tabanan. Jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Sumber data dari A.A. Ayu Ketut Agung sebagai informan kunci, selaku pemilik LKP Salon Agung dan Penglingsir Puri Agung Kabupaten Tabanan, Sagung Oka Pradnyawati selaku pemiliki LKP Salon Anggun dan Made Rahayuni selaku pemilik salon Candra Dewi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli tahun 2019 di Kabupaten Kabupaten Tabanan. Instrumen penelitian ini adalah lembar observasi dan lembar wawancara. Analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata rias pengantin Agung Kabupaten Tabanan terdiri dari (1) tata rias wajah untuk pengantin pria yaitu alis- alis, perona mata, perona pipi, eyeliner, perona bibir dan tata rias wajah untuk pengantin wanita yaitu serinata, alis-alis, hiasan mata, hidung, perona pipi, hiasan bibir, gecek dan penampel pelengan. (2) tata rias rambut untuk pengantin pria menggunakan udeng emas dan tata rias rambut untuk pengantin wanita yaitu pembuatan semi, petitis meruncing berbentuk jantung hati, bunga mawar, bunga cempaka kuning, bunga cempaka putih, bunga sandat, bunga emas, bancangan, bunga kap, bunga kompyong, puspalembo, sanggul gelung tanduk. (3) tata busana untuk pengantin pria menggunakan baju kerah berdiri dengan hiasan emas, umpal prada, wastra prada, saput songket dan tata busana untuk pengantin wanita menggunakan selendang once jawa, selendang ktengsun, wastra songket, tapih prada, sabuk prada. (4) aksesoris untuk pengantin pria menggunakan rumbing dan keris dan aksesoris untuk pengantin wanita menggunakan kalung, subeng, gelang naga satru, gelang kana, sabuk emas, dan cincin. Kata kunci : aksesoris, busana, tata rias, pengantin agung Kabupaten Tabanan ABSTRACT This study aims to describe (1) facial make-up (2) hair make-up (3) fashion (4) accessories from bridal make-up Agung Kabupaten Tabanan. Type of research used is descriptive research. Data collection methods are done by observation and interviews. Source of data from A.A. Ayu Ketut Agung as the owner of the Agung salon LKP and Agung Kabupaten Tabanan castle chancellor, Sagung Oka Pradnyawati as the owner of the Anggung LKP, and Made Rahayuni as the owner of the Candra Dewi salon. This research was conducted from June to July 2019 in Kabupaten Tabanan Regency. The instrument of this study was the observation sheet and interview sheet. Data analysis used was descriptive technique. The results of this study indicate that bridal make-up Agung Kabupaten Tabanan for brides consists of (1) face make-up namely serinata, eyebrows, eye decoration, nose decoration, blush on, lip colour, gecek and penampel pelengan and bridal make-up Agung Kabupaten Tabanan for the groom is face make-up namely eyebrows, eye decoration, blush on, eyeliner, lip colour. (2) Hairdressing on the bride namely making semi, petitis heart shaped, roses, white cempaka flowers, yellow cempaka flowers, ylang flowers, golden flowers, bancangan, bunga kap, kompyong, puspalembo, and sanggul gelung tanduk and the groom’s hair dressing is using udeng emas. (3) Fashion used on the bride is the scarf once jawa, the scarf ktengsun, wastra songket, tapih prada, sabuk prada and the clothes used are baju kerah emas, umpal prada, saput songket, and wastra prada. (4) The accessories used on the bride are the rings, necklaces, gelang nagasatru, gelang kana, and sabuk emas and the accessories used are rumbing and keris. Keyword : Accessories, fashion, make-up, bridal Kabupaten Tabanan


1987 ◽  
Vol 31 (7) ◽  
pp. 796-799
Author(s):  
Angelo J. Micocci

This paper presents the rationale for development and use of an infrared (IR) telemetry device as one portion of a Nonintrusive Inflight Data Collection System (NIDCS). The NIDCS is comprised of three data-collection methods which will be evaluated in concert with each other to present a comprehensive story of Human Factors issues involved in spaceflights and the determination of solutions for these problem areas.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document