scholarly journals Stigma Masyarakat terhadap Penderita Kusta di Kecamatan Batuputih Sumenep

2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 86-92
Author(s):  
Mujib Hannan ◽  
Syaifurrahman Hidayat ◽  
Mayank Nirmala Sandi
Keyword(s):  
Comparison Analysis ◽  
Purposive Sampling ◽  
Open Coding ◽  
Axial Coding

Penyakit kusta selain mengganggu kesehatan dapat juga mengganggu kesejahteraan penderita dikarenakan stigma masyarakat yang buruk terhadap penyakit dan penderita kusta ini. Indonesia menduduki peringkat ketiga di dunia dengan penemuan kasus baru kusta terbanyak yaitu 17.202 jiwa pada tahun 2015 setelah brazil. Jawa Timur berada pada peringkat pertama dengan jumlah kasus baru kusta terbanyak pada tahun 2018 yaitu dengan jumlah 2.701 jiwa.  Masyarakat yang masih kurang pengetahuan serta menganut keyakinan yang salah terhadap kusta beranggapan bahwa kusta merupakan penyakit kutukan dari Tuhan akibat dosa-dosa, penyakit guna-guna, dan penyakit yang diturunkan kepada anak-anaknya. Hal tersebut menimbulkan persepsi, sikap, dan perilaku yang buruk terhadap penderita kusta. Tujuan penelitin ini untuk mengetahui stigma masyarakat terhadap penderita kusta di Kecamatan Batuputih Sumenep. Metode penelitian ini yaitu kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Jenis sampling yaitu Purposive sampling. Sampel yang digunakan yaitu sebagian masyarakat sebanyak 7 orang dan 1 orang informan kunci dari tenaga kesehatan di Kecamatan Batuputih Sumenep Tahun 2021. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dengan teknik analisis data constants comparison analysis (open coding, axial coding, selective coding). Hasil penelitian didapatkan bahwa stigma masyarakat meliputi pengetahuan masyarakat, perasaan (ketakutan) masyarakat, pandangan masyarakat, sikap masyarakat, dan perilaku masyarakat terhadap penyakit dan penderita kusta. Stigma masyarakat terhadap penderita kusta masih ada diakibatkan masyarakat kurang pemahaman terkait penyakit kusta. Kesimpulan penelitian ini yaitu perasaan yang dialami secara subyektif oleh masyarakat dalam berbagai sudut pandang yang melatarbelakangi sehingga membentuk stigma. Hal ini dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Perlu adanya kerjasama antar profesional dan lintas sektor untuk mengatasi permasalahan ini sehingga mengurangi stigma masyarakat terhadap penderita kusta.  

scholarly journals Konstruksi Kepemimpinanan Atas Tradisi Giri Kedaton Sebagai Identitas Sosial Budaya Masyarakat Kabupaten Gresik

2020 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 11
Author(s):  
Mustakim Mustakim ◽  
Ishomuddin Ishomuddin ◽  
Wahyudi Winarjo ◽  
Khozin Khozin
Keyword(s):  
Purposive Sampling ◽  
Peer Reviewing ◽  
Open Coding ◽  
Axial Coding

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskrisikan konstruksi sosial pemimpin atas tradisi Giri Kedaton sebagai identitas sosial budaya masyarakat Kabupaten Gresik. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Gresik Jawa Timur dengan menggunakan paradigma interpretatif dan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dari sumber primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi nonpartisipan, wawancara, dan dokumentasi, dan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan melalui open coding, axial coding, dan selective coding, sedangkan analisis data melalui persistent observation, triangulation, member check and peer reviewing, dan referencial adequacy check. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: identitas sosial sebagai realitas adalah ciptaan manusia kreatif melalui kekuatan konstuksi sosial di sekitarnya yang dikuatkan oleh hadirnya leader melalui regulasi pendukungnya.  Proses penguatan identitas yang dilakukan melalui otoritas leader lebih efektif daripada pembentukan identitas oleh masyarakat. Konstruksi sosial atas realitas cenderung berlangsung melalui leader secara hirarkis-vertikal, bersifat spasial, yaitu berlangsung dari pimpinan kepada bawahannya. Berpijak dari teori konstruksi sosial atas realitas Peter L. Berger dan Luckman dengan melihat variabel leader menjadi sangat substansi dalam proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi, maka dapat dikatakan bahwa sifat dan kelebihan leader sebagai agen dalam proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi telah memperbaiki proses konstruksi sosial atau realitas yang berjalan lambat.

scholarly journals PROSES PENYESUAIAN DIRI DAN SOSIAL PADA PEREMPUAN USIA DEWASA MADYA YANG HIDUP MELAJANG

2018 ◽  
Vol 5 (01) ◽  
pp. 86
Author(s):  
Ni Made Diah Primanita ◽  
Made Diah Lestari
Keyword(s):  
Purposive Sampling ◽  
Open Coding ◽  
Axial Coding

Abstrak Menikah pada umumnya dilakukan pada usia dewasa awal yaitu sekitar usia 18 sampai dengan 40 tahun, namun di sisi lain ditemukan fakta bahwa terdapat beberapa orang yang tetap berstatus lajang bahkan di usia dewasa madya. Menurut beberapa penelitian, melajang pada usia dewasa madya cenderung membuat perempuan dilekatkan dengan stereotip dari masyarakat atau yang disebut dengan istilsh singlism, dan tuntutan dari orangtua untuk segera menikah. Kedua hal tersebut dapat memicu timbulnya perasaan tertekan dan kesepian pada perempuan lajang. Bertentangan dengan hal tersebut, studi pendahuluan pada penelitian ini mengungkapkan bahwa tidak semua perempuan lajang mendapatkan stigma, tuntutan orangtua, serta mengalami perasaan tertekan dengan kehidupan melajang, dan orang-orang usia madya bahkan cenderung sudah dapat menerima dan bahagia dengan kehidupan lajangnya (Hurlock, 2000). Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap proses penyesuaian diri dan sosial pada perempuan dewasa madya yang hidup melajang serta faktor-faktor yang memengaruhi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Responden yang terlibat berjumlah 3 orang yang didapatkan melalui teknik purposive sampling dengan karakteristik perempuan, lajang, dan berusia 40 sampai dengan 60 tahun. Penelitian ini menggunakan teknik penggalian data dengan wawancara, observasi, serta alat tes psikologi, dengan teknik analisis theoritical coding yaitu open coding, axial coding, dan selective coding. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa proses penyesuaian diri perempuan lajang meliputi terjadinya perubahan kondisi internal perempuan lajang sebagai hasil dari tindakan-tindakan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, sedangkan proses penyesuaian sosial perempuan lajang meliputi perubahan kondisi perempuan lajang secara eksternal sebagai hasil dari tindakan-tindakan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi proses penyesuaian diri dan sosial tersebut yaitu dukungan keluarga, keinginan menikah, serta pandangan bahwa perempuan tidak harus menikah atau memiliki anak.   Kata kunci : penyesuaian diri, penyesuaian sosial, perempuan lajang, dewasa madya  

STUDI TATA RUANG RUMAH TINGGAL SUKU TALANG MAMAK (Spatial Study Talang Mamak Tribe House)

2015 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 97
Author(s):  
Gun Faisal ◽  
Dimas Wihardyanto
Keyword(s):  
Grounded Theory ◽  
Social Status ◽  
Theory Method ◽  
The Core ◽  
Grounded Theory Method ◽  
Hunting And Gathering ◽  
The Social ◽  
Open Coding ◽  
Household Activities ◽  
Axial Coding

The Talang Mamak tribe, one of Indonesian tribe, still practices the hunting and gathering of natural produce despite the fact that among them have chosen to settle permanently and doing farming activities. The aim of this research is to study the characteristics of the Talang Mamak house. The method used in this research is grounded theory method, based on the open coding, axial coding as well selective coding techniques. The method used to find the variation layout of the houses and then evaluate the characters and concept of the layouts. The conclusion of this study is that the core of the Talang Mamak house is based on the connectivity of four rooms namely: Ruang Haluan, Ruang Tangah, Ruang Tampuan and Pandapuran. The house has an open layout where all daily household activities are done without barriers. The social status of the owner is identified by houses furniture and staf

scholarly journals Collaborative Learning in Makerspaces: A Grounded Theory of the Role of Collaborative Learning in Makerspaces

SAGE Open ◽  
2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 215824402110207
Author(s):  
Kolja Oswald ◽  
Xiaokang Zhao
Keyword(s):  
Grounded Theory ◽  
Collaborative Learning ◽  
Venture Creation ◽  
Theoretical Understanding ◽  
Innovative Environment ◽  
Open Coding ◽  
Axial Coding ◽  
The Impact ◽  
Emergent Theory

Makerspaces are a relatively new phenomenon that seem to create an innovative environment for individuals to work on projects and learn about technology. This article presents a grounded theory study, which investigates the impact that makerspaces have on innovation. Strauss and Corbin’s grounded theory methodology is used to research this exploratory topic. The data sample consists of 16 interviews of members of a makerspace in Shanghai, China. Data analysis was conducted abiding by Strauss and Corbin’s coding framework, entailing open coding, axial coding, and selective coding as well as coding tools, such as the coding paradigm and the conditional matrix. Collaborative learning was identified as the core phenomenon of this research, and The Collaborative Learning and its Outcomes Theory was created. The emergent theory contributes to the understanding of how makerspaces impact outcomes, such as innovation and venture creation, as well as explain how collaborative learning in conjunction with other modes of learning can facilitate learning at various complexities. As such, this study’s contributions are in developing the theoretical understanding of makerspaces as well as collaborative learning. It offers managerial and pedagogical implications that can help create learning environments where collaborative learning is fostered.

Factors influencing the smart supply chain innovation performance of commodity distribution enterprises: an investigation from China

2021 ◽  
Vol ahead-of-print (ahead-of-print) ◽  
Author(s):  
Weihua Liu ◽  
Jiahui Zhang ◽  
Siyu Wang
Keyword(s):  
Supply Chain ◽  
Reliability And Validity ◽  
Content Type ◽  
Team Members ◽  
Factors Affecting ◽  
Technology Application ◽  
Innovation Ability ◽  
New Ideas ◽  
Open Coding ◽  
Axial Coding

PurposeThis study explores the influencing factors affecting smart supply chain innovation (SSCI) performance of commodity distribution enterprises, and proposes the corresponding framework from the perspective of the application of technology to improve the SSCI performance and make up the research gap in this field.Design/methodology/approachA multi-case study method is adopted in this study. Four distribution commodity distribution enterprises A, B, C and D in China are chosen as case enterprises. The interviews with senior management team members are used to collect data. The combination of open coding and axial coding are used to process the data. By testing the reliability and validity, the theoretical framework is summarized.FindingsFirst, we find that the technology application cost inhibits SSCI and that the level of technology suitable for enterprise development will promote SSCI. Second, SSCI in structure, management and services can improve the performance and innovation ability of enterprises. Third, the quality of multi-channel integration and degree of customization around customer demand can significantly modify the above effects.Originality/valueCompared with previous studies, this study reveals for the first time the correlation between the SSCI performance and technology application, SSCI in structure, management and service, providing new ideas for relevant researches on SSCI, and providing new theoretical support for managers' decision-making related to SSCI.

scholarly journals DEVELOPMENT OF ISLAMIC COUNSELING CONCEPT (Spiritual Issues in Counseling)

2016 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 121-134
Author(s):  
Muhamad Rifa’i Subhi
Keyword(s):  
Content Analysis ◽  
Open Coding ◽  
Spiritual Issues ◽  
Axial Coding

Perdebatan panjang yang terjadi dalam pengembangan konsep konseling islam oleh para ahli dari berbagai negara menjadi isu aktual yang menarik untuk dibahas. Hal ini memperjelas kemana arah pengembangan konsep konseling islam, sehingga ditemukan ciri khas dari apa yang sebenarnya dikaji dalam konseling islam. Penelitian ini membahas tentang perdebatan tersebut yang bertujuan untuk memetakan konsep konseling islam dari berbagai ahli, dengan menggunakan 3 artikel utama dari 3 tokoh yang memiliki pendekatan berbeda dalam mengembangkan konsep konseling islam. Metode penelitian yang digunakan ialah analisis isi (content analysis), yakni proses penguraian data, pengkonsepan, dan penyusunan kembali dengan cara baru. Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis isi meliputi, Open coding, axial coding, dan selective coding.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan konsep konseling islami merupakan suatu hal yang baru dalam dunia konseling. Oleh karena itu, sudah sewajarnya apabila dalam proses pengembangannya menuai pro dan kontra dari pihak-pihak pendahulu yang sudah memiliki metodologi dan konsep keilmuan yang sudah teruji, baik secara teoritis maupun praktis. Pihak-pihak yang kontra dengan pengembangan ini ialah mereka yang tidak mengakui adanya dimensi spiritualitas yang menjadi sasaran utama dalam konsep konseling islami, beberapa diantaranya ialah Freudian, Adlerian, dan lain-lain. Adapun pihak yang terus memperjuangkan pengembangan konsep konseling islami ialah para cendekiawan muslim yang sebagian besar berasal dari Afrika Selatan, Asia, dan Amerika. Dalam mengembangkannya pun tidak sedikit dari mereka yang menemukan hasil yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh penggunaan sudut pandang atau pendekatan yang berbeda dalam merumuskan konsep konseling islami. Keadaan seperti ini semakin memperkuat posisi pengembangan ini sebagai isu dalam dunia konseling. Kata Kunci: Konsep, Konseling, Konseling Islam.

scholarly journals GRAMMAR-NAZI ANALYSIS IN ENGLISH LEARNING PROCESS AMONG MILLENIALS IN INDONESIA

JURNAL BASIS ◽  
2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 41
Author(s):  
Eunike Imanuela Soehendro ◽  
Ika Wuri Septiani ◽  
Zhafira Zhafarina ◽  
Jumanto Jumanto
Keyword(s):  
Social Media ◽  
Freedom Of Expression ◽  
Research Process ◽  
English Learning ◽  
Main Function ◽  
Grammatical Errors ◽  
Special Value ◽  
Open Coding ◽  
Axial Coding ◽  
Learning English

Social media, which was originally used to communicate with other people via online, has begun to be used to exchange knowledge so that it makes it easy for many people to learn more flexibly and without boundaries. Indonesian people are more motivated to learn and practice English through social media, considering that the ability to speak English is a special value when applying to job. However, the main function of social media itself, namely the freedom of expression and opinion, is also an inhibiting factor in learning English. Lots of social media users seem to be less wise in their opinions, especially on grammar issues and do not hesitate to criticize grammatical errors in English posts. The term grammar-nazi is usually attached to these people who tend to correct the grammar. This is the main focus of researchers to conduct grammar-nazi analysis in the process of learning English among millennials in Indonesia which is carried out online. Our research process includes data collection through observation, open coding techniques, axial coding, selective coding, synthesis of results, drawing conclusions, and providing suggestions. Some opinions such as Lauren & Connie (2005) and Mohd Amin et al.  (2016) in their research provides an overview of the responses of users who showed a positive  with this phenomenon. Meanwhile, research by James E. Carroll (2016) and Sherman & Jaroslav (2014) shows a negative response disagreeing with this phenomenon. The results of this study are expected to be able to provide a sufficient account on grammar-nazi phenomenon in the process of learning English among millennials in Indonesia.

scholarly journals Knowledge and Innovations for farmers from Teaching Agriculture in Ugandan Primary Schools: A Study of Kumi Communities in the Teso Sub-Region

2016 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 56
Author(s):  
William Faustine Epeju
Keyword(s):  
Primary School ◽  
Primary Schools ◽  
Market Access ◽  
Rank Order ◽  
Population Increase ◽  
Group Discussions ◽  
Head Teachers ◽  
Open Coding ◽  
Axial Coding ◽  
Implementation Problems

Kumi communities consist of Bukedea, Kumi and Ngora districts whose agriculture is increasingly complex with declining productivity because of population increase, climate change, low yielding technologies used &amp; poor market access impacting negatively on yields and environment. More knowledge &amp; innovations are needed by farmers. Teaching agriculture in primary schools raised hopes, hence the study. The design was exploratory. In-depth interviews, focus group discussions, questionnaires, documents and observations were used to collect data from 40 primary schools randomly selected. Of 2,069 respondents, 1,951 were head teachers, teachers and primary seven students &amp; 118 were farmers including extension workers purposively selected.  Qualitative data were analysed using open coding &amp; axial coding based on objectives and research questions. Agricultural productivity and its growth rate were found low caused by many factors. Education quality and innovations attained by farmers were not assuring for successful farming and rural living. Primary school agriculture was poorly conducted encountering implementation problems such as limited land, no funds, unfavourable weather and lack of improved inputs. Forty five percent (45%) of the students preferred farming as an occupation. The key innovations attained were literacy and numeracy important in the use of improved inputs; knowledge and skills for several farm operations including environmental management and good family living.   On ranking school completion rates and farm output of 16 sub-counties, Spearman Rank Order coefficient computed was positive (r = 0.421 with r<sup>2</sup> = 0.1772, 18% at 0.05 α). Increased farm output was explained by 18% through completed primary education by farmers. Smallholder farms in Kumi for years may only be run commercially through intelligent and differentiated policies, addressing market access, jobs in non-farm economy and social transfers to improve welfare of the poor. Primary school agriculture through innovations attained by farmers enhances production thus the need for more investment in it.

scholarly journals ¿Cuáles son los factores que influyen en el proceso de identificación de talentos deportivos de Irán? Hallazgos de un estudio cualitativo

2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 103-112
Author(s):  
A. Kalani ◽  
A. Elahi ◽  
S. Nasrollah-Sajjadi ◽  
H. Zareian
Keyword(s):  
Social Issues ◽  
Infrastructure Management ◽  
Structured Interviews ◽  
Talent Identification ◽  
Factors Affecting ◽  
Key Stakeholders ◽  
Revisión Sistemática ◽  
El Sistema ◽  
Open Coding ◽  
Axial Coding

Este estudio tiene como objetivo determinar los factores que afectan el proceso de identificación del talento deportivo iraní. Teniendo en cuenta la naturaleza exploratoria del tema, se utilizó el método de investigación cualitativa y el enfoque de teorización basado en los datos. Primero, a través de los estudios iniciales y la revisión sistemática de los recursos relacionados, se identificó el inventario de signos efectivos. Posteriormente, se realizaron 23 entrevistas semiestructuradas dirigidas a expertos mediante el método de la bola de nieve. Las entrevistas continuaron hasta alcazar la saturación teórica. Los resultados de la codificación abierta indicaron que se extrajeron 145 signos primarios y 57 signos finales. En la codificación axial, los signos finales se clasificaron en 18 conceptos y 7 categorías principales. En consecuencia, se determinaron las categorías identificadas, incluidas las condiciones ambientales, las cuestiones individuales, culturales y sociales, la infraestructura, el sistema de gestión, la participación en los deportes y las partes interesadas clave. Los gerentes deportivos del país pueden usar los conceptos y categorías identificados para sus planes futuros con el fin de desarrollar la identificación del talento. This study aimed to determine the factors affecting the process of Iranian sport talent identification. Considering the exploratory nature of the subject, the qualitative research method and the theorizing approach based on the data were used. First, through the initial studies and the systematic review of related resources, the inventory of effective signs was identified. Subsequently, 23 targeted semi-structured interviews with experts were conducted through snowball method. The interviews continued to reach the theoretical saturation. The open coding results indicated that 145 primary signs and 57 final signs were extracted. In the axial coding, the final signs were classified into 18 concepts and 7 main categories. Consequently, the identified categories including environmental conditions, individual, cultural, and social issues, infrastructure, management system, participation in sports, and key stakeholders were determined. The country sports managers can use the identified concepts and categories for their future plans in order to develop talent identification.

Resistance to change in the financial management of small family-owned firms: a grounded theory of family firms in Laos

2020 ◽  
Vol ahead-of-print (ahead-of-print) ◽  
Author(s):  
Hanvedes Daovisan ◽  
Thanapauge Chamaratana
Keyword(s):  
Grounded Theory ◽  
Financial Management ◽  
Family Firms ◽  
Management Practices ◽  
Resistance To Change ◽  
Sampling Procedure ◽  
Content Type ◽  
Management Processes ◽  
Open Coding ◽  
Axial Coding

Purpose The purpose of this study is to apply a grounded theory (GT) approach to develop a theory of resistance to change in the financial management of Laotian family firms. Design/methodology/approach The research adopts a GT approach, using a theoretical sampling procedure. Interviews were conducted with 36 Laotian family firms between April 2017 and May 2019. The in-depth interview transcriptions were analyed using open coding, axial coding and selective coding. Findings The interviewees identified that strategic planning, budgeting and management processes are factors influencing resistance to change. Research results show that accounting portfolios, investment decisions and return on assets are aspects of financial management that are particularly prone to change. The authors, therefore, suggest that Laotian family firms’ reduction in confidence and loss aversion may activate resistance to the adoption of more efficient financial management practices. Originality/value To the best of the authors’ knowledge, this is the first research to attempt to use grounded data to emerge a theory of resistance to change in financial management in Laos.

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document