scholarly journals HUBUNGAN PERAWATAN KELUARGA DENGAN PERSONAL HYGIENE PADA LANSIA DI DUSUN ASEM NUNGGAL DESA KALIANGET BARAT KECAMATAN KALIANGET

2018 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 45-51
Author(s):  
Mujib Hannan ◽  
Dian Ika Puspitasari

Family care affects personal hygiene on the elderly this indicates that care family is the family indicator in performing the function of health while the personal hygiene is a parameter that used to improve the care of the family. The aims of this research are to know relationship between the treatment of families with personal hygiene on the elderly in Dusun Asem Nunggal Desa Kalianget Barat Kecamatan Kalianget. This research is quantitative with cross sectional approach. Population are all elderly in Dusun Asem Nunggal Desa Kalianget Barat Kecamatan Kalianget are 56 people. The number of samples are 49 people with simple random sampling. Data analysis using the Spearman Rho to test (α = 0.05 ). Data collection using observation and family care questionnaires and personal hygiene. The results of research on family care shows most (57,1%) do good family care. While the results of research about personal hygiene showed the majority of respondents (61,2%) do personal hygiene well. The results of the test using the corelation of spearman rho indicates p value= 0.000 which means there is a significant relationship between family care with personal hygiene on the elderly. Families can improve the care of the family and understand more about health problems in the elderly. The elderly must maintain personal hygiene on him. The better care the family performed on the elderly then personal hygiene on the elderly is also getting better.

2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 522-527
Author(s):  
Muhammad Baihaqi ◽  
Agus Sutarna ◽  
Healthy Seventina

Latar belakang: Proses menua akan menyebabkan kemunduran berbagai system pada lansia. Sejalan dengan kemunduran fisik nya lansia membutuhkan pertolongan keluarga utuk memenuhi personal hygiene. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara aktifitas sehari-hari dengan kadar gula darah lansia di desa Jungjang Wetan Blok 02 dan Blok 03. Metode penelitian ini adalah: penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 35 orang yang diambil melalui rumus besar sampel dimana penentuan sampel nya dengan menggunakan simple random sampling. Data diperoleh degan cara observasi dan gluco test. Analisis secara statistic menggunakan uji Chi-Square. Hasil uji statistic di dapatkan aktivitas sehari-hari lansia di Desa Jungjang Wetan blok 02 dan blok 03 Wilayah Kerja Puskesmas Tegalgubug sebagian besar berada pada kategori ringan (45,7%). Distribusi gula darah sewaktu responden yang paling banyak berada pada kategori normal yaitu 25 lansia ( 71,4 % ).Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai Chi Kuadrat (X2)hitung 4,126dan nilai sig. (p-Value) 0,042 berarti ada hubungan antara aktifitas sehari-hari dengan kadar gula darah lansia.Kata Kunci : Kadar gula darah, Personal hygiene, Lansia ABSTRACTThe process of aging will lead to a deterioration of various system in the elderly. Along with the physical deterioration of elderly families in need weeks to meet personal hygiene. The purpose of this study to determine the relationship between daily activities with elderly blood sugar levels in the village JungjangWetan Block 02 and Block 03. This research is a descriptive study with cross-sectional correlation. The total sample of 35 people were taken through the large sample formula wherein determining the sample using simple random sampling. Data obtained inter alia, by observation and gluco test. Analyzed statistically using Chi-Square. From the statistical test results obtained with daily activities of the elderly in the village of JungaangWetan block 02 and block 03 PuskesmasTegalgubug largely gentleness in lightweight category (45.7%). Distribution of blood sugar while most respondents are in the 25 elderly normal category (71.4%). The results of hypothesis testing on the value obtained Chi Square (X2) count 4,126 and sig. (p-Value) 0.042 means that there is a relationship between daily activities with the elderly blood sugar levels.Keywords  : Role of Family, Personal hygiene Elderly


2017 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 43
Author(s):  
Norhalida Rahmi ◽  
Syamsul Arifin ◽  
Endang Pertiwiwati

ABSTRAKSkabies merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh infeksi dan sensitisasi oleh tungau Sarcoptes scabei var hominis (Sarcoptes sp.). Penularan dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung. Salah satu dampak kejadian skabies yaitu personal hygiene yang buruk. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan personal hygiene dengan kejadian penyakit skabies pada santri Wustho di Pondok (SMP) Pesantren Al-Falah Putera Banjarbaru. Metode penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan cross-sectional.Tteknik sampling menggunakan probality sampling dengan simple random sampling. Populasi penelitian adalah seluruh santri wustho kelas 1 yang berasrama sebanyak 341 santri. Sampel yang digunakan ada 184 santri yang berasrama.H asil analisis didapatkan personal hygiene baik terkena skabies 24% dan personal hygiene baik tidak terkena skabies 76%. Personal hygiene buruk terkena skabies 53% dan personal hygiene buruk tidak terkena skabies 47 %. Hasil uji chi- square didapatkan nilai= 0,000 (r) = 12.590. Kesimpulan penelitian ini personal hygiene berhubungan dengan kejadian skabies. Hygiene perseorangan merupakan salah satu usaha yang dapat mencegah kejadian skabies.Kata- kata kunci : personal hygiene, skabies, pesantren.ABSTRACTScabies is a contagious infectious disease caused by infection and sensitization by Sarcoptes scabei var hominis mites (Sarcoptes sp.). transmission can occur directly and indirectly. one of the effects of scabies is poor personal hygiene. To determine the correlation personal hygiene with incidence of scabies in Islamic boarding Wustho students (SMP) Al Falah Putera Banjarbaru. This study was a correlational study with cross-sectional approach, using sampling techniques probality sampling with simple random sampling. The population was all studentswere Islamic boarding wustho in first class as many as 341 students. Total respondent were 184 students in Islamic boarding. Analysis of the Personal hygiene exposed to scabies 24% good, good personal hygiene was not affected by scabies 76%. Personal hygiene badly affected by scabies 53%, poor personal hygiene was not affected by scabies 47%. Result of correlation chisquare test p value = 0.000 and (r) = 12.590. personal hygiene associated with the incidence ofscabies. Personal hygiene was one of effort that can prevent the incidence of scabies.Keywords: personal hygiene, scabies, islamic boarding.


2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 23-33
Author(s):  
Ni Kadek Wulandari ◽  
Ni Komang Ayu Resiyanthi ◽  
Putu Widiastuti

Pendahuluan: Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial. Adapun permasalahan yang sering dialami pada masa ini adalah perilaku sosiopatik. Penyebab yaitu dapat disebabkan oleh kemajuan teknologi, informasi, lingkungan, keluarga dan salah satunya pola asuh orang tua mempengaruhi perilaku sosiopatik. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 184 responden dengan  teknik simple random sampling. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan p value = 0,000< α = 0,05 yang berarti ada hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku sosiopatik pada remaja kelas VIII di SMP PGRI 3 Denpasar. Analisis: Teknik analisa data yang dipergunakan adalah uji Chi-square. Diskusi: Saran bagi orang tua agar memberikan pola asuh yang tepat bagi remaja.   Kata kunci: pola asuh, perilaku sosiopatik, remaja   ABSTRACT Introduction: Adolescence is a period of human development. This period is a period of change or transition from childhood into adulthood that include biological changes, psychological changes, and social change. As for problems that are often experienced during this period is sosiopatik behavior. Causes that can be caused by advances in technology, information, environment, family, and one of them parenting parents influence the behavior sosiopatik. Method: The method used in this research is descriptive correlation with cross sectional.Number of samples in this study were 184 respondents withtechnique. simple random sampling. Result: The results showed p value = 0.000 <α = 0.05, which means that there is a relationship with the parents' parenting behaviors in adolescents sosiopatik class VIII in SMP PGRI 3 Denpasar. Analysis: Data analysis technique used is thetest. Chi-square. Discussion: Suggestions for parents to provide appropriate parenting for teenagers.   Keywords: parenting, sosiopatik behavior, adolescent


2017 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 4
Author(s):  
Alas Sriwahyu

Abstrak Menurut UU kesehatan nomor 36 tahun 2009 lansia adalah seseorang yang usianya 60 tahun keatas dan mengalami perubahan biologis, fisik, dan sosial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku keluarga dalam perawatan lansia  di Wilayah Kerja Puskesmas Lawe Sigala-gala Tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik observasional dengan desain studi cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah salah satu anggota keluarga yang menemani lansia yaitu sebanyak 514 orang. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin sebesar 85 orang dengan menggunakan tehnik Simple Random Sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner. Analisa data dilakukan menggunakan uji Chi Square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara pekerjaan (nilai p = 0,026), pendidikan (nilai p = 0,003), pengetahuan (nilai p = 0,020), sikap (nilai p = 0,0001) dan peran tenaga kesehatan (nilai p = 0,024) dengan perilaku keluarga dalam perawatan lansia. Berdasarkan hasil analisis multivariat, variabel dominan yang berhubungan dengan perilaku keluarga dalam perawatan lansia adalah faktor sikap dengan nilai p = 0,001. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, sikap dan peran tenaga kesehatan terhadap perilaku keluarga dalam perawatan lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Lawe Sigala-gala Tahun 2017 dan faktor dominan yang berpengaruh terhadap perilaku keluarga dalam perawatan lansia  di Wilayah Kerja Puskesmas Lawe Sigala-gala Tahun 2017 yaitu faktor sikap. Kata-kata kunci: Keluarga, lansia, perawatan lansia  Abstract According to the Law on Health No. 36/2009, the elderly are those who are above 60 years old and undergo biological, physical, and social changes. The objective of the research was to find out some factors which influence family’s behavior in taking care of   the elderly in the working area of Lawe Sigala-gala Puskesmas, in 2017. The research used observational descriptive analytic method with cross sectional design. The population was 514 members of families who took care of the elderly, and 85 of them were used as the samples, taken by using Slovin formula and simple random sampling technique. The data were gathered by using questionnaires  by using univariate analysis, bivariate analysis with chi square test, and multivariate analysis. The result of the research, using bivariate analysis, showed that had the correlation between work (p value = 0,026), education (p value = 0,003), knowledge (p value = 0,020), attitude (value p = 0,0001) and health worker role (p value = 0,024) with family’s behavior in taking care of the elderly. The result of multivariate analysis showed that the variable which had the most dominant correlation with family’s behavior in taking carte the elderly was the variable of attitude with p value =0.001. Based on it can be concluded that there is influence between work, education, knowledge, attitude and role of health worker to family behavior in elderly care at Working Area of Lawe Sigala-gala Public Health Center Year 2017 and dominant factor that influence to family behavior in elderly care in Work Area Puskesmas Lawe Sigala-gala is attitude factor. Keywords: Family, elderly, taking care of the elderly 


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 223-230
Author(s):  
Agus Setyo ◽  
Lucia Retnowati ◽  
Nurul Hidayah

Usia harapan hidup periode 2015-2020 menjadi 73,2 tahun sehingga mempengaruhi estimasi proporsi penduduk lansia. Jumlah Lansia Indonesia akan mencapai 28,8 juta orang atau 11,34 persen pada tahun 2020. Sebaran penduduk lansia tahun 2017 di Indonesia, pada urutan ketiga tertinggi ditempati oleh Jawa Timur yaitu 2,9 juta (12,25%) lebih dari 10% sehingga Jawa Timur bisa dikategorikan sebagai provinsi dengan penduduk tua (aging population) dengan jumlah lansia di Malang diperkirakan pada tahun 2020 sebesar 371.977 (Badan Pusat Statistik, 2015). Berdasarkan studi pendahuluan di Desa Toyomarto Pebruari 2018 diperoleh 320 lansia potensial. Sesuai hasil wawancara dengan 10 lansia potensial diperoleh data 70% masih aktif bekerja, 40% aktif dalam kegiatan kemasyarakatan dan 100% mandiri dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, 70% mendapat dukungan keluarga sebagian dari dimensi (fisik, emosional, lingkungan, intelektual, profesional vokasional, sosial kemasyarakatan dan spiritual. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia potensial yang tinggal di Desa Toyomarto Kecamatan Ardimulyo sejumlah 320 orang. Sedangkan sampel dalam penelitian adalah sebagian lansia yang tinggal di Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang sebesar 30 responden. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi gamma diperoleh nilai p=0,000 yang menunjukkan bahwa hubungan pelayanan lansia berbasis kekerabatan dengan lansia tangguh bermakna. Dukungan keluarga dalam membina lansia belum optimal sehingga perlu mendapatkan perhatian agar kualitas dukungan menjadi baik. Perlunya peningkatan kualitas pembinaan oleh keluarga/kerabat dalam memberikan pelayanan kepada lansia dapat dilaksanakan dengan cara menjalin kerjasama lintas program maupun sektor agar terwujudnya lansia tangguh akan semakin nyata dan berlanjut hingga pemanfaatan keterlibatan lansia tangguh dalam mengisi pembangunan kesehatan khususnya kesehatan keluarga dan masyarakat. The life expectancy in 2015-2020 was 73.2 years, thus affecting the estimated proportion of the elderly population. The number of elderly in Indonesia will reach 28.8 million people or 11.34 percent by 2020. The distribution of the elderly population in 2017 in Indonesia, East Java  was the third highest by 2.9 million (12.25%), more than 10%, categorized as a province with an aging population (aging population) with the number of elderly in Malang estimated in 371,977 on 2020 (Badan Pusat Statistik, 2015). Based on preliminary studies in Toyomarto Village, February 2018, there were 320 potential elderly people. Based on the interview of 10 potential elderly, 70% were still actively working, 40% were active in community activities, 100% were independent in fulfilling their daily needs, 70% have family support in some part of dimensions (physical, emotional, environmental, intellectual, vocational professional, social and spiritual). This study aimed to analyze the correlation of kinship-based elderly service (emotional, spiritual, social, physical, environmental, intellectual, vocational professional) and resilient elderly in Toyomarto Village, Singosari District, Malang Regency. The study was a cross sectional study. The population was 320 people of all potential elderly living in Toyomarto Village, Ardimulyo Subdistrict. The sample was the majority of elderly people living in Toyomarto Village, Singosari Subdistrict, Malang Regency for 30 respondents. The sampling technique used simple random sampling. The analysis used gamma correlation test which obtained p value = 0,000 indicated that there was a correlation of elderly-based services and resilient elderly. The need to improve quality of guidance by families / relatives in providing services to elderly can be carried out by establishing cross-program and sector collaboration so that the realization of strong elderly people will become more apparent and continue to utilize involvement of strong elderly people in fulfilling health development, especially family and community health.


Author(s):  
Intan Sari Intan Sari

ABSTRAK   Flour albus (flour albus, leukorea, vaginal discharge) merupakan istilah yang digunakan untuk cairan yang keluar dari genitalia wanita yang bukan darah. Flour albus adalah gejala yang sering ditemukan pada pasien ginekologi. Sepertiga pasien ginekologi datang dengan keluhan flour albus. Flour albus menjadi salah satu dari 25 alasan terbanyak untuk mengunjungi tenaga medis di Amerika Serikat. Tujuan dari penelitina ini diketahuinya hubungan antara penggunaan cairan pembersih vagina dan personal hygiene dengan kejadian flour albus pada wanita usia subur di Desa Sukajadi Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Tahun 2017. Penelitian ini bersifat deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling dengan taraf kesalahan sebesar 5 %. Jumlah sampel sebesar 56 responden. Faktor-faktor yang berhubungan terhadap keputihan dan kejadian keputihan diukur dengan kuesioner. Uji statistik menggunkan uji chi square. Ada hubungan antara pemakaian cairan pembersih vagina dengan kejadian keputihan (p-value = 0,000), ada hubungan antara personal hygiene dengan kejadian keputihan (p-value = 0,002) pada wanita usia subur di Desa Sukajadi Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Tahun 2017. Dengan demikian diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi terutama tentang faktor-faktor penyebab keputihan.   ABSTRACT Flour albus (flour albus, leukorea, vaginal discharge) is a term used for fluid that comes out of the female genitalia that is not blood. Flour albus is a common symptom of gynecologic patients. A third of gynecologic patients come with flour albus complaints. Flour albus is one of the 25 most frequent reasons to visit medical personnel in the United States.It use descriptive research with cross sectional correlation. The sampling technique used simple random sampling technique with a standard error of 5%. The sample Population samples was 56 respondens, the factors related to the occurrence of the leucorrhea accurence and whiteness were measured by questionnaires. Statistical test used chi square test. there is a correlation between the use of vaginal douche with the incidence of leucorrhea (p-value = 0,000 ), there is a relationship between personal hygiene with the incidence of leucorrhea (p-value = 0,002) on fertile age women Sukajadi Village Talang Kelapa District Banyuasin 2017.Thus it is expected to health personnels to provide information about reproductive health, especially the factors that cause leucorrhea.


2019 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 51-56
Author(s):  
RIANI PRADARA JATI ◽  
Sekar Farah Nabila

  Penempatan peran yang baik bagi Family Caregiver sangatlah membantu lansia dalam meningkatkah qualitas hidupnya, meningkatkan motivasi dalam menjalankan hidup Penelitian ini bertujuan Mengetahui hubungan peran Family Caregiver dalam pemenuhan qualitas hidup bagi lansia di Kelurahan Langenharjo Kabupaten Kendal. DesainPenelitianDeskriptifKorelasional menggunakan pendekatan Krosectional,tehnikSamplingStratified Simple Random Sampling dengan karakteristik heterogen, dari populasi mempunyai hak yang sama untuk diseleksi sebagai sampel teknik undianPengambilan data dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji statistik Chi-square, dengan taraf signifikasi 5%jumlah sampel pada penelitian ini 70 sampel pada Family Caregiver dari 213 populasi yang ada. Hasil penelitian dari 70 responden didapatkan Peran Family Caregiver tidak baik dengan qualitas hidup tidak baik 33 (47,1%), sedangkan Peran Family Caregiver kurang baik dengan qualitas hidup lansia baik 3 (4,3%). Untuk distribusi Peran Family Caregiver kurang baik dengan qualitas hidup lansia tidak baik sebanyak 6 responden (8,6%) sedangkan untuk distribusi Peran Family Caregiver kurang baik dengan qualitas hidup lansia baik sebanyak 23 responden (32,9%). Terakhir, untuk distribusi Peran Family Caregiver baik dengan qualitas hidup lansia tidak baik didapatkan hasil 2 responden (2, 9%) sedangkan untuk distribusi Peran Family Caregiver baik dengan qualitas hidup lansia baik didapatkan hasil 3 responden (4,3%)Menunjukkan nilai ρ value 0,001 (ρ < 0,05) berarti ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia dalam keikutsertaan posyandu lansia. Disarankan kepada semua Family Cregiver lansia untuk mampu memahami pentingnya perhatian, dukungan bagi lansia dalammeningkatkan qualitas hidup yang lebih baik bagi lansia.   Kata kunci : Peran family caregiver, qualitas hidup, lansia.   ABSTRACT Placement of a good role for Family Caregiver is very helpful for the elderly to improve their quality of life, increase motivation in living life Research Objective: To know the relationship between the role of Family Caregiver in fulfilling quality of life for the elderly in Langenharjo Village, Kendal Regency. Descriptive Correlational Research Design uses a cross sectional approach, Sampling Stratified Simple Random Sampling technique with heterogeneous characteristics, from the population has the same right to be selected as a sample lottery technique Retrieving data using a questionnaire that has been tested for validity and reliability. Test Chi-square statistics, with a significance level of 5% the number of samples in this study 70 samples on the Family Caregiver from 213 populations. Results of the Study Of 70 respondents found the role of Family Caregiver was not good with poor quality of life 33 (47.1%) , while the role of the Family Caregiver is not good with the quality of life of a good elderly 3 (4.3%). For the distribution of the role of Family Caregiver is not good with the quality of life of the poor family as many as 6 respondents (8.6%) while for the distribution of the Role of Family Caregiver is not good with the quality of life of good elderly as many as 23 respondents (32.9%). Finally, the distribution of the Role of Family Caregiver with good quality of life for the poor is obtained by 2 respondents (2, 9%), while the distribution of the Role of Family Caregiver with good quality of life for the elderly is obtained by 3 respondents (4.3%). 0.001 (ρ <0.05) means that there is a relationship between family support and the compliance of the elderly in the participation of the elderly posyandu. It is recommended to all elderly Cregiver families to be able to understand the importance of attention, support for the elderly in improving the quality of life better for the elderly   Keywords: Role of Family Caregiver, Quality of Life, Elderly


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 105-114
Author(s):  
Ainul Mardhiah ◽  
Nova Hasbani Prima Dewi ◽  
Aminy Aminy

The family planning program also aims to improve the quality of the family in order to generate a sense of security, peace and hope of a better future in realizing the prosperity of birth and inner happiness. Allegedly the factor causing EFA participation in the family planning program is characteristic. The purpose of this research is to know the relationship of attitude and characteristic of Elderly Age Couple (PUS) with participation in family planning program at UPT Puskesmas Sungai Raya Sungai Raya District, East Aceh regency 2018. The research design used was analytic survey with cross sectional design. The population of this study is all Pairs Age of Fertile located in Work Area UPT Sungai Raya Public Health Service Center in January to December 2017 which amounted to 1897 people. Sampling using Slovin formula, obtained as many as 95 samples. The study was conducted from 7-17 July 2018 using questionnaires by interview. Statistical test using chi-square test. Result of research indicate that majority of fertile couple couples (PUS) participate in family planning program as much as 67 respondents (70,5%). Statistically there is relationship of attitude and characteristic of Elderly Age Couple (EFA) with non participation in family planning program in Working Area of UPT Puskesmas Sungai Raya Sungai Raya District of East Aceh Regency 2018 with p value <0,1. It is recommended that the family planning program holders in UPT Puskesmas Sungai Raya Sungai Raya District of East Aceh District to invite cross-sectoral figures to hold meetings to create mini workshop plans at least once a month to increase the participation of the Elderly Age Couple (PUS) in family planning programs. Keyword : Family Planning Program, Attitudes, CharacteristicsABSTRAKProgram KB juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram, dan harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin. Diduga faktor yang menyebabkan ketidakikutsertaan PUS dalam program KB adalah karakteristik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan sikap dan karakteristik Pasangan Usia Subur (PUS) dengan keikutsertaan dalam program KB di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan rancangan bedah lintang. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Pasangan Usia Subur yang berada di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Raya pada bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2017 yang berjumlah 1.897 orang. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin, didapatkan sebanyak 95 sampel. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 7-17 Juli tahun 2018 menggunakan kuesioner dengan cara wawancara. Uji statistik menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas Pasangan Usia Subur (PUS) ikut serta dalam program KB yaitu sebanyak 67 responden (70,5%). Secara statistik ada hubungan sikap dan karakteristik Pasangan Usia Subur (PUS) dengan ketidakikutsertaan dalam program KB di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur tahun 2018 dengan p value < 0,1. Sebaiknya pemegang program KB di UPT Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur agar mengajak tokoh lintas sektor agar mengadakan pertemuan untuk membuat rencana loka karya mini setidaknya satu bulan sekali untuk meningkatkan keikutsertaan Pasangan Usia Subur (PUS) dalam program KB.Kata Kunci : Program KB, Sikap, Karakteristik


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 92-99
Author(s):  
Aminah Aatinaa Adhyatma

Deteksi dini kanker serviks salah satunya melalui pemeriksaan Pap Smear, sebagai pemeriksaan sitologi untuk melihat adanya keganasan pada epitel serviks/ porsio. Salah satu masalah pelaksanaan Pap Smear umunya masih disebabkan karena masih rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan penduduk Indonesia mengenai pemeriksaan Pap Smear. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) dengan motivasi melakukan pemeriksaan Pap Smear di Desa Jetis Wilayah Kerja Puskesmas Jimbaran Tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik secara Cross Sectional pada wanita usia subur usia 35-40 tahun di Desa Jetis sebanyak 87 responden diambil dengan teknik Simple Random Sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner serta analisis data dengan menggunakan uji korelasi KendallTau (τ).Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden tentang Pap Smear kurang yaitu sebesar 62,1% sedangkan motivasi responden untuk melakukan pemeriksaan pap smear sebagian besar rendah yaitu sebesar 86,2%. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan wanita usia subur dengan motivasi melakukan pemeriksaan pap smear (p value <0,05) dan nilai τ = 0,281 memiliki makna ada hubungan arah positif, hal ini berarti perubahan pengetahuan yang baik akan mempengaruhi motivasi yang tinggi untuk melakukan pemeriksaan pap smear.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Basok Buhari ◽  
Susi Widiawati ◽  
Anggi Ellijayanti

Latar Belakang: Praktik klinik merupakan proses pembelajaran di rumah sakit yang bertujuan untuk mengenal lebih awal bagi mahasiswa mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk mengenal proses keperawatan. Lingkungan klinik rumah sakit merupakan satu-satunya sumber kecemasan terbesar bagi kalangan mahasiswa keperawatan Praktik klinik ini akan menimbulkan kecemasan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran preceptor dan pengetahuan mahasiswa dengan kecemasan mahasiswa terhadap pembelajaran praktik klinik dirumah sakit. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Subjek yang diteliti adalah mahasiswa keperawatan yang praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi. Penelitian ini telah dilakukan pada Tanggal 16 s/d 20 Juli Tahun 2019 dengan 6 Ruang Rawat Inap. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling sebanyak 43 responden. Metode pengambilan data dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil: Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa terdapat 28 (65,1%) responden menyatakan peran preceptor baik, 25 (58,1%) responden memiliki pengetahuan yang baik dan 27 (62,8%) responden memiliki tingkat kecemasan normal terhadap pembelajaran praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2019. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa hubungan pengetahuan mahasiswa dengan kecemasan mahasiswa terhadap pembelajaran praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2019 (P-Value= 0,000). Saran: Diharapkan RSUD Raden Mattaher Jambi melakukan pelatihan secara berkala bagi preceptor. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi Rumah Sakit terkait peran preceptor dan pengetahuan mahasiswa yang dapat mempengaruhi kecemasan mahasiswa saat melakukan praktik klinik di Rumah Sakit. Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswa Keperawatan, Kecemasan, Peran Preceptor


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document