Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

57
(FIVE YEARS 30)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By "Center For Journal Management And Publication, Lambung Mangkurat University"

2581-0901, 2407-1625

2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 10
Author(s):  
Ade Juniardi ◽  
Asrinawaty Asrinawaty ◽  
M. Bahrul Ilmi

ABSTRAK Pengelolaan sampah merupakan suatu upaya untuk melakukan pengurangan dan penanganan sampah. Kota Banjarmasin memiliki jumlah penduduk pada tahun 2017 sebanyak 692.793 jiwa dan mengalami pertambahan jumlah penduduk pada tahun 2018 menjadi 700.869 jiwa yang artinya sampah buangan yang dihasilkan akan semakin banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, sarana prasarana, dan peraturan daerah dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah rumah tangga di Kampung Biru sesuai Perda Nomor 21 Tahun 2011. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini mengacu pada jumlah kepala keluarga yang ada di Kampung Biru dengan jumlah 776 Kepala Keluarga dengan jumlah sampel sebanyak 89. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner dan wawancara, data dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku pengelolaan sampah rumah tangga di Kampung Biru sebagian besar kategori buruk (52,8%). Hasil analisis terdapat hubungan pada variavel pengetahuan (p-value = 0,035), sarana prasarana (p-value = 0,0001),  dan peraturan daerah (p-value = 0,0001),  dalam pengelolaan sampah rumah tangga di Kampung Biru. Sedangkan variabel sikap tidak ada hubungan dalam pengelolaan sampah rumah tangga di Kampung Biru. Diharapkan instansi terkait dapat lebih aktif mengawasi dan memberikan sanksi tegas terhadap masyarakat yang melanggar sesuai peraturan daerah yang berlaku agar menimbulkan efek jera, sehingga tercapainya pengelolaan sampah yang baik sesuai Perda Nomor 21 Tahun 2011. Kata-kata kunci: Pengetahuan, sikap, sarana, prasarana, peraturan, sampah  ABSTRACT                              Waste management is an effort to reduce and handle waste. The city of Banjarmasin has a population of 2017 as many as 692,793 people and has increased the population in 2018 to 700,869 people which means that the amount of waste produced will be more and more. This study aims to determine the relationship between knowledge, attitudes, infrastructure, and regional regulations with the behavior of housewives in household waste management in Kampung Biru according to Regional Regulation No. 21 of 2011. This study uses a cross sectional design. The population in this study refers to the number of household heads in Kampung Biru with 776 households with a sample size of 89. The instruments used were questionnaire and interview, the data were analyzed by chi-square test. The results of this study indicate that the behavior of household waste management in Kampung Biru is mostly in the bad category (52.8%). The results of the analysis are related to the knowledge variable (p-value = 0.035), infrastructure (p-value = 0.0001), and local regulations (p-value = 0.0001), in the management of household waste in Kampung Biru. While the attitude variable has no relationship in household waste management in Kampung Biru. It is expected that the relevant agencies can be more active in supervising and giving strict sanctions against people who violate according to the prevailing regional regulations in order to create a deterrent effect, so that good waste management is achieved according to Regional Regulation No. 21 of 2011. Keywords: Knowledge, attitude, infrastructure, regulation, waste 


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 28
Author(s):  
Kasman Kasman ◽  
Nuning Irnawulan Ishak

ABSTRAK Setiap anak mengalami episode serangan diare rata-rata 3,3 kali setiap tahun. Lebih kurang 80% kematian terjadi pada anak berusia kurang dari dua tahun. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang banyak terjadi di Kota Banjarmasin. Penyebabnya diduga karena Kondisi sanitasi lingkungan yang tidak baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan jamban terhadap kejadian diare pada anak balita di Kota Banjarmasin. Rancangan penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Populasi penelitian adalah seluruh anak balita yang ada di Kota Banjarmasin sebanyak 54.746 balita. Teknik penarikan sampel secara multistage sampling dengan jumlah sampel sebanyak 188 balita. Pengumpulan data dilakukan pada Bulan Juni sampai Agustus 2018 dengan wawancara langsung pada responden menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 22,9% anak balita yang menderita diare. Sebagian besar (97,9%) responden telah memiliki Jamban dengan jenis jamban menggunakan tangki septik 94,6%. Terdapat 19% jamban dengan kondisi yang tidak baik. Terdapat hubungan yang bermakna antara kepemilikan jamban (p-value=0,038) dan kondisi jamban (p-value=0,000) terhadap kejadian diare pada Balita di Kota Banjarmasin. Diharapkan kepada masyarakat untuk memperhatikan kebersihan jamban. Kata-kata kunci : Diare, anak,  Balita, Penyakit,  infeksi, Jamban.  ABSTRACT Each child experiences episodes of diarrhea attack an average of 3.3 times each year. Approximately 80% of deaths occur in children aged less than two years. Diarrhea is one of the many diseases that occur in Banjarmasin. The cause is thought to be due to poor environmental sanitation. This study aims to analyze the use of latrines on the incidence of diarrhea in under-five children in Banjarmasin. The design of this study used a cross-sectional design. The study population was all toddlers in Banjarmasin of 54,746 toddlers. The sampling technique was multistage sampling with a total sample of 188 toddlers. Data collection was conducted from June to August 2018 with an interview with the respondent directly using a questionnaire. Data analysis using Chi-Square statistical tests. The results of this study indicate that there were 22.9% of children under five suffering from diarrhea. Most (97.9%) of respondents have had latrines in the type of latrine using a 94.6% septic tank. There is a significant relationship between latrine ownership (p-value= 0.038) and latrine condition (p-value=0,000) to the incidence of diarrhea in children under five in Banjarmasin City. It is expected the public to pay attention to hygiene latrine. Keywords: Diarrhea, children, under-five children, infectious, diseases, latrines


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 34
Author(s):  
Miftah Chairani Hairuddin ◽  
Siti Rahmah

ABSTRAK Total sampah di Indonesia khususnya Mamuju memberikan kontribusi sekitar 200 meter kubik. Data profil dari Dinas Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Mamuju pada tahun 2009 volume sampah mencapai 62.208 m³, tahun 2010 mencapai 71.280 m³ dan pada tahun 2011 mencapai 83.035 m³. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi hubungan antara jumlah timbulan dengan jumlah karyawan dan luas bangunan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional study. Populasi adalah jumlah sampah yang ada di kantor pada Kompleks Perkantoran Gubernur Provinsi Sulawesi Barat sedangkan sampel adalah jumlah sampah di Kantor Gubernur Sulawesi Barat. Teknik pengambilan sampel secara non random yaitu total sampling. Instrumen penellitian berdasarkan prosedur dalam SNI 19-3964-1194 berupa form. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat berdasarkan rumus yang tertera pada SNI 19-3964-1194 dan analisis bivariat menggunakan uji Spearman. Dari hasil penelitian ini didapatkan berat timbulan sampah yang paling tinggi berada di Gedung F yaitu 0,24 kg/org/hari atau 0,10 liter/org/hari. Jumlah timbulan, baik satuan massa maupun satuan volume, tidak memiliki korelasi hubungan dengan jumlah karyawan dan luas bangunan. Kata-kata kunci:  Sampah, berat jenis, timbulan, komposisi, pengelolaan sampah  ABSTRACT Total garbage in Indonesia especially Mamuju contributes about 200 cubic meters per day. The data from Spatial and Cleanliness Department of Mamuju Regency in 2009, volume of the waste reached 62,208 m³ and 71,280 m³ in 2010 and 83,035 m³ in 2011. The purpose of this study is to determine correlation between the number of generation waste with number of employees and building area.This research was an observational research with cross sectional study design. Populations were amount of waste in Governor Office Area in West Sulawesi Province while the sample were amount of waste in Governor Office. Sampling technique was non-random which is total sampling. Research instruments based on SNI 19-3964-1194 procedures. Data analysis was univariate analysis based on the formula stated in SNI 19-3964-1194 and bivariate analysis using the Spearman test. The highest weight of generation waste was in Building F which was 0.24 kg/people/day or 0.10 L/people/day. The number of generation waste, both mass and volume, was no association between the number of employees and building area. Keywords: Composition, generation, gravity, specific, waste


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Eka Supriyatna ◽  
Endang Pertiwiwati ◽  
Herry Setiawan

ABSTRAK Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) merupakan usaha pemerintah dalam menanggulangi penyakit tidak menular. Masih rendahnya angka pemanfaatan Posbindu oleh masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan posbindu menyebabkan tingginya angka kesakitan dan kematian. Tujuan dari penelitian adalah menjelaskan hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan Posbindu PTM oleh masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura 2. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik purposive sampling pada 85 orang masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan pada periode Bulan Maret - April tahun 2019. Pada penelitian ini menggunakan uji chi square hasil menunjukkan  yaitu pendidikan (p-value = 0,029), pekerjaan (p-value = 0,022) OR = 4,30 (1,32 - 14,04), dukungan keluarga (p-value= 0,001) OR = 7,71 (2,70 - 22,06) , dukungan petugas kesehatan (p-value= 0,001) OR= 8,27 (2,80 - 24,49), dukungan kader kesehatan (p-value= 0,001) OR= 7,07 (2,23 - 22,45), dan dukungan teman sebaya (p-value= 0,001) PR= 5,84 (2,11 - 16,15). Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan, pekerjaan, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, dukungan kader kesehatan dan dukungan teman sebaya memiliki hubungan pada pemanfaatan Posbindu PTM. Kata-kata kunci: Determinan, pemanfaatan, Posbindu, Puskesmas, Martapura  ABSTRACT Integrated Post Training of Non-Communicable Diseases (Posbindu PTM) is a government effort in tackling non-communicable diseases. The low utilization rate of Posbindu by the community in utilizing posbindu services can be seen from the PTM Posbindu visit data for the last three months of 2018 for long visits namely in October 365 visits, then in November it decreased to 348 visits and in December it decreased by 297 visits. Theoretically, a person is said to utilize a health service if attending the health service regularly in the last three months without causing disruption to daily activities. The purpose of this research is to explain the relationship between the factors that influence the utilization of Posbindu PTM by the community in the Work Area of Martapura Public Health Center 2.1,315-14,036), family support (p-value= 0.001) PR= 7,714 (95% CI2,698-22,057), support of health workers (p-value  0.001) PR= 8.273 (95% CI 2,795-24,488), support for health cadres (p-value= 0.001) PR= 7.071 (95% CI 2,227-22,454), and peer support (p-value= 0.001) PR= 5.844 (95% CI2,114-16,151. This shows that education, employment, family support, health worker support, health cadre support and peer support have a relationship to the use of Posbindu PTM.Keywords : Determinant, utilization, Posbindu, Primary Health Care, Martapura


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 16
Author(s):  
Nita Pujianti ◽  
Lia Anggraini

ABSTRAK Pneumonia merupakan salah satu penyebab banyaknya kematian balita di dunia. Selama tahun 2016, terdapat 568.146 (65,27%) jumlah kasus pneumonia pada balita yang ada di Indonesia. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan tercatat kasus pneumonia tahun 2017 sebesar 66,52%, data tertinggi pada Puskesmas Beruntung Raya dengan angka 105 kasus (10,80%) di tahun 2017. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penggunaan antibiotika pada orang tua pasien anak yang terdiagnosa pneumonia di wilayah kerja Puskesmas Beruntung Raya serta menganalisa faktor yang paling dominan mempengaruhi. Penelitian ini menggunakan rancangan observasional analitik melalui pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua yang memeriksakan anaknya dalam satu tahun terakhir di Puskesmas Beruntung Raya. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 77 responden ditentukan dengan teknik purposive sampling dan berlangsung selama 3 (tiga) bulan. Analisa data menggunakan uji chi square dan regresi logistik biner dan kuisioner sebagai Instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara kedisiplinan (p-value= 0,001), sugesti sembuh (p-value = 0,012), dan komunikasi (p-value= 0,025). Variabel kedisiplinan merupakan yang paling berpengaruh dominan terhadap kepatuhan penggunaan antibiotika, sehingga pasien yang disiplin akan lebih patuh dalam meminum obat antibiotika daripada pasien yang tidak disiplin. Kata-kata kunci: Kepatuhan, pneumonia, kedisiplinan, sugesti, sembuh, komunikasi  ABSTRACT            Pneumonia is the cause of many under-five deaths in the world. During 2016 there were 568,146 (65.27%) of the number of pneumonia cases in children under five in Indonesia. From the data of the South Kalimantan Provincial Health Office recorded pneumonia cases in 2017 amounted to 66.52%, the highest data in Beruntung Jaya Community Health Center with a number of 105 cases (10.80%) in 2017. The purpose of this study was to analyze the factors related by adhering to the use of antibiotics in the parents of pediatric patients with diagnosed with pneumonia in the work area of Beruntung Jaya Community Health Center and analysis the most dominant factor influencing. This study uses an observational analytic design through a cross sectional approach. The population in this study were all parents who had their children examined in the past year at Beruntung Raya Health Center. The sample in this study amounted to 77 respondents determined by purposive sampling technique and lasted for 3 (three) months. Data analysis using chi square test and binary logistic regression and questionnaires as research instruments. The results showed that there was a relationship between discipline (p-value= 0.001), recovery suggestions (p-value = 0.012), and communication (p-value= 0.025). Disciplinary variable is the most dominant influence on adherence to the use of antibiotics, so that disciplined patients are more obedient in taking antibiotic drugs than patients who are not disciplined. Keywords: Compliance, pneumonia, discipline, healing,  suggestion, communication


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 41
Author(s):  
Siti Aliffiani ◽  
Mustakim Mustakim

ABSTRAK Efek secara langsung pada kulit dari serangan skabies sebanyak 0,21% Disability Adjusted Life Years (DALYs) dari semua kondisi secara global. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, personal hygiene dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren Ar-Rofi’i. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional study. Sampel dalam penelitian ini seluruh populasi sebanyak 86 orang, periode penelitian pada bulan juli 2019, teknik sampling menggunakan total sampling, Instrumen menggunakan kuesioner, lux meter, dan thermo hygro. Analisis data meliputi univariat untuk menghitung distribusi frekuensi karakteristik subjek penelitian, bivariat dengan uji chi-square α= 0,05. Hasil penelitian, didapatkan pengetahuan (p-value= 0,024) dan sikap (p-value= 0,049), Tidak adanya hubungan yang signifikan antara personal hygiene dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren Ar-Rofi’i (p-value= 1). Kesimpulan pada penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan pada pengetahuan dan sikap, sedangkan personal hygiene tidak ada hubungan yang signifikan dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren Ar-Rofi’i. Kata-kata kunci: skabies, pengetahuan, sikap, personal hygiene  ABSTRACT Obtained effect is directly on the skin from attack as much as percent disability skabies 0,21 adjusted life years (DALYs) of all the globally. Objective of this study to analyze relations of knowledge, attitude, personal hygiene with the incident scabies in islamic boarding schools ar-rofi’i. The research is observasional analytic research by design cross sectional study. sample in this research the whole population of as many as 86 people, Period research in july 2019, using techniques sampling total sampling, an instrument used a questionnaire, lux meters, and thermo hygro. Data analysis covers univariat to count a frequency distribution characteristic of the subject of study, bivariat with chi-square test α= 0.05. Research result, got by knowledge (p-value= 0,024) and attitude (p-value= 0,049), absence of relations a significant between personal hygiene with the incident scabies in islamic boarding schools Ar-rofi’i (p-value= 1). Conclusion on research this is there is relationship that significant on knowledge and attitude, while personal hygiene no relations a significant with the incident scabies in islamic boarding schools Ar-rofi’i. Keywords: scabies, knowledge, attitude, personal hygiene


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Ika Suswanti ◽  
Meiwita Paulina Budiharsana ◽  
Yuda Turana ◽  
Yvonne Suzy Handajani

ABSTRAK Gangguan kognitif merupakan bagian dari proses neurodegeneratif, saat ini belum ada  perawatan atau pengobatan untuk mencegah progresifitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko gangguan kognitif dalam studi prospektif. Penelitian dengan desain studi kohort prospektif pada 110 subjek dengan pengambilan sampel  dilakukan secara purposive sampling berdasarkan kriteria memiliki kognitif normal, pendidikan lebih dari 9 tahun dan berusia di atas 60 tahun yang berasal dari wilayah binaan Atma Jaya Active Aging Research yaitu Penjaringan, Cideng dan Cengkareng pada tahun 2014-2015 sebagai baseline studi. Fungsi kognitif diperiksa ulang setelah follow-up 2,5 tahun. Subjek diidentifikasi gangguan kognitif jika memiliki skor Mini Mental State Examination kurang dari 24. Penelitian kami menemukan bahwa 16,4% subjek mengalami gangguan kognitif dengan rerata usia  68,6 ± 6,3 tahun, dan 63 perempuan (57,3%). Skor Instrumental Activity Daily Living yang lebih rendah di awal studi memprediksi penurunan kognitif setelah 2,5 tahun follow up secara independen (13,9 ± 2,6 vs 15,3 ± 1,4; p-value= 0,001). Analisis multivariat menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa skor Instrumental Activity Daily Living yang lebih rendah memprediksi 1,47 kali untuk mengalami gangguan kognitif pada lanjut usia dengan pendidikan diatas 9 tahun setelah 2,5 tahun follow up. Nilai Instrumental Activity Daily Living yang lebih rendah ditemukan sebagai prediktor gangguan kognitif pada lansia setelah 2,5 tahun follow up. Kata-kata kunci: Neurodegeneratif, penilaian, fungsional, klinis, kohor  ABSTRACT Cognitive impairment is a part of neurodegenerative process, currently there was no treatment or medication to prevent the progressivity. The aims of the study was to investigate the risk factors of cognitive impairment in prospective study. The study was a prospective cohort study design on 110 subjects with sampling conducted by purposive sampling based on the criteria of having normal cognitive, education more than 9 years and aged over 60 years. The study based from the Atma Jaya Active Aging Research in Penjaringan, Cideng dan Cengkareng in 2014-2015 as the study baseline. The cognitive function was re-examined after a follow up 2.5-year. Subjects identified cognitive impairment if had Mini Mental State Examination score less than 24. Our study found that 16.4% subjects was cognitive impairment with mean of age 68.6±6.3 years, and 63 (57.3%) female. Lower Instrumental Activity of Daily Living score at baseline predicted cognitive impairment at the present (13.9±2.6vs15.3±1.4; p-value= 0.001). Multivariat analyses using regression logistic showed that lower Instrumental Activity Daily Living score predicting 1.47 more likely to progress cognitive impairment in elderly after follow up 2.5 years. Lower of Instrumental Activity Daily Living score found as a risk factor of worse cognitive funtion in elderly after 2.5-year prospective study.   Keywords: Neurodegenerative, functional, assessment, clinical, follow up  


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Eka Supriyatna ◽  
Endang Pertiwiwati ◽  
Herry Setiawan

ABSTRAKPos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) merupakan usaha pemerintah dalam menanggulangi penyakit tidak menular. Rendahnya angka pemanfaatan Posbindu oleh masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan posbindu dilihat dari data kunjungan Posbindu PTM tiga bulan terakhir tahun 2018 untuk kunjungan lama yaitu pada bulan Oktober 365 kunjungan, kemudian bulan November menurun ke angka 348 kunjungan dan pada Bulan Desember mengalami penurunan sebanyak 297 kunjungan. Secara teoritis, seseorang dikatakan memanfaatkan suatu pelayanan kesehatan jika mendatangi pelayanan kesehatan itu teratur dalam tiga bulan terakhir tanpa menyebabkan terganggunya kegiatan harian. Tujuan dari penelitian adalah menjelaskan hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan Posbindu PTM oleh masyarakat di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Martapura 2. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik purposive sampling pada 85 orang masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas Martapura 2. Penelitian ini dilaksanakan pada periode Bulan Maret-April tahun 2019. Pada penelitian ini menggunakan Uji chi square analisis menunjukkan nilai p-value <0,05 yaitu pendidikan (p-value= 0,029), pekerjaan (p-value= 0,022) PR= 4,295 (95% CI 1,315-14,036), dukungan keluarga (p-value= 0,001) PR=7,714 (95% CI 2,698-22,057) , dukungan petugas kesehatan (p-value= 0,001) PR= 8,273 (95% CI 2,795-24,488), dukungan kader kesehatan (p-value= 0,001) PR= 7,071 (95% CI 2,227-22,454), dan dukungan teman sebaya (p-value= 0,001) PR= 5,844 (95% CI 2,114-16,151). Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan, pekerjaan, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, dukungan kader kesehatan dan dukungan teman sebaya memiliki hubungan pada pemanfaatan Posbindu PTM.Kata-kata kunci: posbindu, pemanfaatan, penyakit tidak menularABSTRACTIntegrated Post Training of Non-Communicable Diseases (Posbindu PTM) is a government effort in tackling non-communicable diseases. The low utilization rate of Posbindu by the community in utilizing posbindu services can be seen from the PTM Posbindu visit data for the last three months of 2018 for long visits namely in October 365 visits, then in November it decreased to 348 visits and in December it decreased by 297 visits. Theoretically, a person is said to utilize a health service if attending the health service regularly in the last three months without causing disruption to daily activities. The purpose of this research is to explain the relationship between the factors that influence the utilization of Posbindu PTM by the community in the Work Area of Martapura Public Health Center 2.1,315-14,036), family support (p-value= 0.001) PR= 7,714 (95% CI2,698-22,057), support of health workers (p-value 0.001) PR= 8.273 (95% CI 2,795-24,488), support for health cadres (p-value= 0.001) PR= 7.071 (95% CI 2,227-22,454), and peer support (p-value= 0.001) PR= 5.844 (95% CI2,114-16,151. This shows that education, employment, family support, health worker support, health cadre support and peer support have a relationship to the use of Posbindu PTM.Keywords : posbindu, utilization, non-communicable diseases


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 16
Author(s):  
Nita Pujianti ◽  
Lia Anggraini

ABSTRAKPneumonia merupakan penyebab banyak kematian balita di dunia. Selama tahun 2016 terdapat 568.146 (65,27%) jumlah kasus pneumonia pada balita yang ada di Indonesia. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan tercatat kasus pneumonia tahun 2017 sebesar 66,52%, data tertinggi pada Puskesmas Beruntung Raya dengan angka 105 kasus (10,80%) di tahun 2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penggunaan antibiotika pada orang tua pasien anak yang terdiagnosa pneumonia di wilayah kerja Puskesmas Beruntung Raya serta menganalisa faktor yang paling dominan mempengaruhi. Penelitian ini menggunakan rancangan observasional analitik melalui pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua yang memeriksakan anaknya dalam satu tahun terakhir di Puskesmas Beruntung Raya. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 77 responden ditentukan dengan teknik purposive sampling dan berlangsung selama 3 (tiga) bulan. Analisa data menggunakan uji chi square dan regresi logistik biner dan kuisioner sebagai Instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kedisiplinan (p-value= 0,001), sugesti sembuh (p-value= 0,012), dan komunikasi (p-value= 0,025). Variabel kedisiplinan merupakan yang paling berpengaruh dominan terhadap kepatuhan penggunaan antibiotika, sehingga pasien yang disiplin lakan lebih patuh dalam meminum obat antibiotika daripada pasien yang tidak disiplin.Kata-kata kunci: Kepatuhan, pneumonia, kedisiplinan, sugesti sembuh, komunikasiABSTRACTPneumonia is the cause of many under-five deaths in the world. During 2016 there were 568,146 (65.27%) of the number of pneumonia cases in children under five in Indonesia. From the data of the South Kalimantan Provincial Health Office recorded pneumonia cases in 2017 amounted to 66.52%, the highest data in Beruntung Jaya Community Health Center with a number of 105 cases (10.80%) in 2017. The purpose of this study was to analyze the factors related by adhering to the use of antibiotics in the parents of pediatric patients with diagnosed with pneumonia in the work area of Beruntung Jaya Community Health Center and analysis the most dominant factor influencing. This study uses an observational analytic design through a cross sectional approach. The population in this study were all parents who had their children examined in the past year at Beruntung Raya Health Center. The sample in this study amounted to 77 respondents determined by purposive sampling technique and lasted for 3 (three) months. Data analysis using chi square test and binary logistic regression and questionnaires as research instruments. The results showed that there was a relationship between discipline (p-value= 0.001), recovery suggestions (p-value= 0.012), and communication (p-value= 0.025). Disciplinary variable is the most dominant influence on adherence to the use of antibiotics, so that disciplined patients are more obedient in taking antibiotic drugs than patients who are not disciplined.Key words: Compliance, pneumonia, discipline, healing suggestion, communication


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 28
Author(s):  
Kasman Kasman ◽  
Nuning Irnawulan Ishak

ABSTRAKSetiap anak mengalami episode serangan diare rata-rata 3,3 kali setiap tahun. Lebih kurang 80% kematian terjadi pada anak berusia kurang dari dua tahun. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang banyak terjadi di Kota Banjarmasin. Penyebabnya diduga karena Kondisi sanitasi lingkungan yang tidak baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan jamban terhadap kejadian diare pada anak balita di Kota Banjarmasin. Rancangan penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Populasi penelitian adalah seluruh anak balita yang ada di Kota Banjarmasin sebanyak 54.746 balita. Teknik penarikan sampel secara multistage sampling dengan jumlah sampel sebanyak 188 balita. Pengumpulan data dilakukan pada Bulan Juni sampai Agustus 2018 dengan wawancara langsung pada responden menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 22,9% anak balita yang menderita diare. Sebagian besar (97,9%) responden telah memiliki Jamban dengan jenis jamban menggunakan tangki septic 94,6%. Terdapat 19% jamban dengan kondisi yang tidak baik. Terdapat hubungan yang bermakna antara kepemilikan jamban (p-value=0,038) dan kondisi jamban (p-value =0,000) terhadap kejadian Diare pada Balita di Kota Banjarmasin. Diharapkan kepada masyarakat untuk memperhatikan kebersihan jamban.Kata-kata kunci : Diare, Balita, Penyakit infeksi, JambanABSTRACTEach child experiences episodes of diarrhea attack an average of 3.3 times each year. Approximately 80% of deaths occur in children aged less than two years. Diarrhea is one of the many diseases that occur in Banjarmasin. The cause is thought to be due to poor environmental sanitation. This study aims to analyze the use of latrines on the incidence of diarrhea in under-five children in Banjarmasin. The design of this study used a cross-sectional design. The study population was all toddlers in Banjarmasin of 54,746 toddlers. The sampling technique was multistage sampling with a total sample of 188 toddlers. Data collection was conducted from June to August 2018 with an interview with the respondent directly using a questionnaire. Data analysis using Chi-Square statistical tests. The results of this study indicate that there were 22.9% of children under five suffering from diarrhea. Most (97.9%) of respondents have had latrines in the type of latrine using a 94.6% septic tank. There is a significant relationship between latrine ownership (p-value= 0.038) and latrine condition (p-value= 0,000) to the incidence of diarrhea in children under five in Banjarmasin City. It is expected the public to pay attention to hygiene latrine.Keywords: Diarrhea, under-five children, infectious diseases, latrines


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document