scholarly journals Penghambatan Interaksi Eutektik Akibat Energi Kompresi dengan Penambahan Pati Jagung

2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 17
Author(s):  
Dwi Setyawan ◽  
Noorma Rosita ◽  
Diajeng Putri Paramita ◽  
Dicky Pratama

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penghambatan interaksi eutektik yang terjadi pada pengempaan campuran biner ibuprofen-asam stearat dengan penambahan pati jagung. Pati jagung ditambahkan ke dalam campuran biner ibuprofen-asam stearat 40:60 (% b/b) dengan komposisi 10, 20, dan 30% (b/b) kemudian dikempa. Karakterisasi fisik tablet kempa dilakukan menggunakan analisis kekuatan mekanik, differential thermal analysis (DTA), difraksi sinar-X serbuk (DSXS), spektroskopi fourier transform infrared (FT-IR), dan scanning electron microscope (SEM). Uji kekuatan mekanik menunjukkan penambahan pati jagung 10 dan 20% menyebabkan penurunan nilai tensile strength dibandingkan campuran biner. Penambahan 20% pati jagung menyebabkan pergeseran puncak ke sudut 2Ɵ lebih besar disertai dengan penurunan intensitas difraksi sinar-X. Analisis termal tablet kempa campuran biner-pati jagung 20% menunjukkan peningkatan titik lebur eutektik dan spektra FT-IR yang dihasilkan tidak berbeda dibandingkan dengan tablet kempa campuran biner. Mikrofoto SEM menunjukkan penambahan pati jagung 20% dapat mencegah terjadinya sintering pada tablet kempa ibuprofen-asam stearat. Hasil karakterisasi fisik mengindikasikan bahwa pati jagung dapat meredam pembentukan eutektik akibat energi kompresi antara ibuprofen-asam stearat pada komposisi 20% (b/b)

2016 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 6
Author(s):  
Budi Setiawan ◽  
Erizal Zaini ◽  
Salman Umar

Sebuah penelitian tentang sistem dispersi padat dari asiklovir dengan poloxamer 188 telah dilakukan formulasi dengan pencampuran secara fisika dengan rasio 1 : 1, 1 : 3, 1 : 5 dan dispersi padat 1 : 1, 1 : 3, 1 : 5 dan penggilingan 1:1 sebagai pembanding. Dispersi padat dibuat menggunakan metode pencairan (fusi), yang digabung dengan poloxamer 188 pada hotplate kemudian asiklovir dimasukkan ke dalam hasil poloxamer 188 lalu di kocok hingga membentuk masa homogen. Semua formula yang terbentuk termasuk asiklovir poloxamer 188 murni dianalisis karakterisasinya dengan Differential Thermal Analysis (DTA), X-ray Diffraction, Scanning Electron Microscopy (SEM), dan Fourier Transform Infrared (FTIR), kemudian pengambilan dilakukan  (penentuan kadar) mengunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 257,08 nm dan uji laju disolusi dengan aquadest bebas CO2 menggunakan metode dayung. Hasil pengambilan  (penentuan kadar) menunjukkan bahwa semua formula memenuhi persyaratan farmakope Amerika edisi 30 dan farmakope Indonesia edisi 4 yaitu 95-110%. Sedangkan hasil uji laju disolusi untuk campuran fisik 1: 1, dan dispersi padat 1: 1, dan penggilingan 1: 1 menunjukkan peningkatan yang nyata dibandingkan asiklovir murni. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil perhitungan statistik  menggunakan analisis varian satu arah  SPSS 17.


al-Kimiya ◽  
2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 91-99
Author(s):  
Ginawanti Maulida Gunawan ◽  
Dede Suhendar ◽  
Citra Deliana Dewi Sundari ◽  
Atthar Luqman Ivansyah ◽  
Soni Setiadji ◽  
...  

Tongkol jagung merupakan limbah agrikultural yang banyak mengandung silika yang pemanfaatannya belum maksimal. Silika dai tongkol jagung dapat menjadi solusi alternatif untuk menggantikan sumber silika komersial. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mensintesis, dan mengkarakterisasi zeolit silikalit-1 dari limbah tongkol jagung. Metode sol-gel digunakan untuk mengisolasi silika yang selanjutnya digunakan untuk sintesis zeolit silikalit-1 dengan metode hidrotermal. Komposisi silika ditentukan oleh X-Ray Fluorescence (XRF). Silika yang dihasilkan sebesar 34,55%. Pengotor utama silika yang dihasilkan dari hasil ekstraksi adalah Na2O sebesar 7,48%. X-Ray Diffraction (XRD) menunjukkan bahwa silika hasil isolasi adalah amorf. Data Fourier Transform InfraRed (FTIR) menunjukkan adanya siloksan dan kelompok silanol didalam silika. X-Ray Diffraction (XRD) menunjukan bahwa zeolit silikalit-1 telah berhasil disintesis dengan ukuran kristal sebesar 15,28 nm. Data Fourier Transform InfraRed (FTIR) menunjukkan adanya gugus D5R pentasil pada zeolit yang dihasilkan. Scanning Electron Microscope (SEM) menunjukan morfologi dari zeolit silikalit-1 berbentuk bola-bola kecil yang merupakan benih kristal heksagonal yang sepenuhnya belum terbentuk.


Author(s):  
Aslina Br. Ginting ◽  
Supardjo Supardjo ◽  
Yanlinastuti Yanlinastuti ◽  
Dian Anggraini ◽  
Boybul Boybul

Meningkatnya densitas uranium dari 2,96 gU/cm3 menjadi 5,2 gU/cm3 bahan bakar U3Si2/Al harus diikuti dengan penggunaan kelongsong yang kompatibel. Bahan bakar berdensitas tinggi mempunyai kekerasan yang tinggi, sehingga bila menggunakan paduan AlMg2 sebagai kelongsong dapat menyebabkan terjadi dogbone pada saat perolan. Selain fenomena dogbone, pada saat bahan bakar tersebut digunakan di reaktor dapat terjadi swelling karena meningkatnya hasil fisi maupun burn up. Oleh karena itu, perlu dicari pengganti bahan kelongsong untuk bahan bakar U3Si2/Al densitas tinggi. Pada penelitian ini telah dilakukan karakterisasi paduan AlMgSi sebagai kandidat pengganti kelongsong AlMg2. Karakterisasi yang dilakukan meliputi analisis termal, kekerasan, mikrostruktur dan laju korosi. Analisis termal dilakukan menggunakan DTA (Differential Thermal Analysis) dan DSC (Differential Scanning Calorimetry). Analisis kekerasan menggunakan alat uji kekerasan mikro, mikrostruktur menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope) dan analisis laju korosi dilakukan dengan pemanasan pada temperatur 150 oC selama 77 jam di dalam autoclave. Hasil analisis menunjukkan bahwa kelongsong AlMgSi maupun AlMg2 mempunyai kompatibilitas panas dengan bahan bakar U3Si2/Al cukup stabil hingga temperatur 650 oC. Kelongsong AlMgSi mempunyai kekerasan sebesar 115 HVN dan kelongsong AlMg2 sebesar 70,1 HVN. Sementara itu, analisis mikrostruktur menunjukkan bahwa morfologi ikatan antarmuka (interface bonding) kelongsong AlMgSi lebih baik dari kelongsong AlMg2, demikian halnya dengan laju korosi bahwa kelongsong AlMgSi mempunyai laju korosi lebih kecil dibanding kelongsong AlMg2. Hasil karakterisasi termal, kekerasan, mikrostruktur dan laju korosi menunjukkan bahwa PEB U3Si2/Al densitas 5,2 gU/cm3 menggunakan kelongsong AlMgSi lebih baik dibanding PEB U3Si2/Al  densitas 5,2 gU/cm3  menggunakan kelongsong AlMg2.Kata kunci: U3Si2/Al, densitas 5,2 gU/cm3, kelongsong AlMgSi dan AlMg2.


Arena Tekstil ◽  
2016 ◽  
Vol 28 (1) ◽  
Author(s):  
Srie Gustiani ◽  
Rifaida Eriningsih

Poliester mempunyai beberapa keunggulan seperti tahan kusut, mudah pemeliharaannya dan relatif awet, namun kurang nyaman dipakai terutama pada kondisi tropis karena daya serapnya rendah dengan moisture regain (MR) 0,4%. Tujuan penelitian ini adalah merubah sifat hidrofob kain poliester menjadi hidrofil untuk meningkatkan daya serapnya. Proses dilakukan dengan cara melapisi selulosa bakterial melalui proses perendaman kain dalam bakteri selulosa (Acetobacter xylinum) dalam medium air kelapa, selama 3 hari, 6 hari, 9 hari dan 12 hari. Selanjutnya dilakukan proses fiksasi dan pemurnian dengan NaOH 3%. Produk yang dihasilkan kemudian dilakukan pencucian berulang dengan mesin lounder O-meter sebanyak 1, 2 dan 3 kali atau setara dengan 5, 10 dan 15 kali pencucian dengan mesin cuci rumah tangga. Dari beberapa pengujian diketahui bahwa semakin lama waktu perendaman, MR dan daya serapnya semakin meningkat, namun kekuatan tarik mengalami sedikit penurunan. Dari analisa morfologi dengan Scanning Electron Microscope terlihat bahwa  dengan perendaman selama 6 hari sudah jelas terlihat lapisan selulosa bakterial yang menyelubungi serat dengan rata yang juga dibuktikan pada serapan gugus fungsinya pada Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) dan hasil pencelupan dengan zat warna reaktif. Kondisi optimum diperoleh pada perendaman 6 hari dan setelah pencucian berulang 2 kali dengan mesin lounder O-meter (setara dengan10 kali pencucian rumah tangga), yaitu MR meningkat dari 0,4 % menjadi 1,02 % dan waktu penyerapan  dari 96,64 detik menjadi 4,22 detik.


2011 ◽  
Vol 306-307 ◽  
pp. 1233-1237 ◽  
Author(s):  
Yan Min Wang ◽  
Hong Liu

In this paper, the Ti-O-Compound nanobelts from commercial TiO2 (annatase phase) were synthesized via the alkali-hydrothermal process. The as-synthesized nanobelts are sodium titanate, hydrogen titanate and anatase with general formula Na2Ti3O7, H2Ti3O7and TiO2, respectively. The nanobelts are characterized by Thermogravimetric/Differential Thermal Analysis (TG/DTA), X-ray Diffraction (XRD), Infrared Spectra (IR) and Scanning Electron Microscope (SEM) apparatuses. The characterization indicates that the nanobelts with typical widths of 50 to 200 nm, thicknesses of 20 to 50 nm, and up to a few millimeters in length. The conversion mechanisms between the layer titanate and anatase of nanobelts have been discussed in this study.


2019 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 239
Author(s):  
Jeesica Hermayanti Pratama ◽  
Rizka Lailatul Rohmah ◽  
Amalia Amalia ◽  
Teguh Endah Saraswati

<p>Isolasi selulosa dari tanaman Eceng Gondok (<em>Eichornia crassipes</em>) berhasil dilakukan dengan menggunakan metode <em>bleaching</em> diikuti dengan alkalinasi. Metode <em>bleaching</em> dilakukan menggunakan NaOCl dengan pengadukan dan pemanasan suhu rendah yaitu 80 <sup>o</sup>C selama 4 jam, diikuti dengan metode alkalinasi menggunakan NaOH dengan pemanasan pada suhu rendah yaitu 45<sup> o</sup>C selama 3 jam. Penerapan metode <em>bleaching</em> dan alkalinasi ini bertujuan untuk delignifikasi dengan memutuskan rantai polimerik diantara selulosa dengan lignin atau hemiselulosa. Selain itu, proses oksidasi lanjut juga terjadi karena keberadaan HOCl dan OH<sup>-</sup> sebagai hasil peruraian NaOCl dan NaOH. Setelah pencucian hingga pH netral, hasil isolasi yang didapatkan adalah berupa serbuk putih yang secara fisis berbeda dari material awal sebelum perlakuan. Hasil rendemen berkisar 6 ─ 20% dengan penyusutan massa sebesar 80%. Analisa gugus fungsi hasil isolat dengan spektrometer Fourier Transform Infrared (FTIR) menunjukkan keberadaan serapan dari gugus hidroksil ─OH, ─C─H, =C─H, ─OH dan C=O (gugus karboksilat), C-H dan C─O, dan C─O─C pada cincin piranosa yang menguatkan keberhasilan isolasi selulosa. Berdasarkan observasi morfologi dan struktur dengan menggunakan <em>scanning electron microscope</em> (SEM), selulosa hasil isolasi berbentuk butiran kristal dengan ukuran mikrometer yang secara signifikan berbeda dari penampakan fisis serat awal sebelum perlakuan.</p><p><strong>Isolation of Cellulose Microfiber from Water Hyacinth (<em>Eichornia crassipes</em>) Waste by Bleaching</strong><strong>-Alkalization </strong><strong>Method</strong><strong>.</strong> Cellulose isolation from water hyacinth plants (Eichornia crassipes) was successfully performed using bleaching followed by alkalization methods. The bleaching method was carried out using NaOCl with stirring dan heating at a low temperature of 80 <sup>o</sup>C for 4 hours. This method was then followed by an alkalization method using NaOH with heating at a low temperature of 45 <sup>o</sup>C for 3 hours. The application of the bleaching followed by alkalization method aimed to proceed the delignification by breaking the polymeric chain between cellulose dan lignin or hemicellulose. In addition, the process of advanced oxidation also occurred due to the presence of HOCl dan OH<sup>-</sup> decomposed from NaOCl dan NaOH. The solid was then washed until the pH of the solution was neutral. As results, the white powder solid was obtained which was physically different from the initial material before treatment. The yield obtained was around 6 ─ 20% with a mass shrinkage of 80%. Analysis of the functional groups of the isolates using Fourier Transform Infrared (FTIR) spectrometers showed the presence of the hydroxyl groups ─OH, ─C─H, =C─H, ─OH dan C=O (carboxylic groups), CH dan C ─O, dan C─O─C on the pyranose ring that reinforces the success of the cellulose isolation. Based on morphological dan structural observations under a scanning electron microscope (SEM), the cellulose isolated was in crystalline granules in micrometer size which was significantly different compared to the physical appearance of the initial fiber before treatment.</p>


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Mimin Kusmiyati ◽  
Angreni Ayuhastuti ◽  
Elvi Trinovani

Berdasarkan data dari Direktorat Jendral Kefarmasian dan Alat Kesehatan, diketahui bahwa saat ini, sekitar 90 % bahan baku pembuat obat masih berasal dari luar negeri dan sekitar 60% diantaranya berasal dari Cina, bukan dari Indonesia sendiri. Dengan demikian import bahan baku untuk pembuatan obat di Indonesia cukup besar.  Limbah mangga terdiri dari 12-15% kulit dan 15-20% diantaranya adalah biji mangga. Zat yang paling banyak terkandung dalam keping biji mangga kering adalah pati yaitu rata-rata 58% b/b. Pati biji mangga memiliki kadar pati yang tinggi 58% dan amilosa hingga 33,6%, sehingga pati biji mangga memiliki prospektif yang baik untuk dikembangkan sebagai bahan baku untuk bedak dingin/masker dan sebagai disintegran. Hasil penelitian tentang pemanfaatan limbah buah mangga menunjukan bahwa pati biji mangga sangat bagus digunakan karena hasil pemeriksaan dari karakterisasi pati biji mangga untuk mengetahui kualitas pati, analisis kadar air, analisis ukuran partikel menggunakan SEM (scanning electron microscope) yang bermaksud untuk melakukan analisis kuantitatif pada ukuran granula dan pengamatan secara kualitatif untuk mengetahui struktur granula pati, EDS (energy dispersive x-ray spectroscopy) dilakukan untuk mengetahui komposisi-komposisi atom pada fregelatinat pati, FTIR (fourier transform infrared) dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ikatan-ikatan yang ada dalam pati keping biji mangga, menunjukan hasil yang optimal tentang pati biji mangga sehingga dapat digunakan dengan baik sebagai bahan baku pembuatan bedak dingin. Tujuan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di perguruan tinggi adalah untuk menciptakan inovasi teknologi untuk mendorong pembangunan ekonomi, memberi solusi berdasarkan kajian akademik atas kebutuhan, tantangan dan persoalan yang dihadapi masyarakat. Dalam PKM ini,akan diberikan arahan kepada masyarakat bagaimana metode untuk memanfaatkan limbah biji buah mangga sebagai bahan baku  dalam pembuatan bedak dingin/masker. Kata kunci : Pati biji mangga,masker


2013 ◽  
Vol 683 ◽  
pp. 218-221 ◽  
Author(s):  
Nurizan Omar ◽  
Zuraida Ahmad

This paper explores the effects of ammonium persulphate (S-PANHs) content (1wt % - 5 wt %) to the properties of sago starch-graft-polyacrylonitrile hydrogels (S-PANH). S-PANHs were prepared via graft copolymerization of polyacrylonitrile (PAN) onto sago starch in the presence of ammonium persulphate (APS) as initiator and N, N-methylenebisacrylamide (MBA) as crosslinker. The percentage of water absorbency is observed to increase with increasing initiator content from 1wt% until reaching optimum point of 3 wt% APS. 48.78 % water absorbency was recorded at 3 wt% APS sample. The morphology of the hydrogels from the micrographs captured via scanning electron microscope (SEM) revealed the existence of pores and matching with the results of percentage water absorbency. Fourier transform infrared (FTIR) spectroscopy proved that the grafting process had occurred in S-PANH.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document