scholarly journals Personal Hygiene Berhubungan dengan Keberadaan Telur Ascaris lumbricoides: Studi pada Kuku Pengrajin Batu Bata

2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 34
Author(s):  
Nurtika Afi Wijayanti ◽  
Kanti Ratnaningrum ◽  
Ika Dyah Kurniati

ABSTRAK Pendahuluan: Prevalensi infeksi Ascaris lumbricoides menempati urutan tertinggi dibandingkan dengan infeksi Soil-transmitted Helminths (STH) lain. Hygiene dan sanitasi yang kurang baik menjadi faktor penyebab terjadinya infeksi cacing termasuk askariasis. Tanah, debu, air, sayuran, tangan, dan kuku jari dapat berkontribusi sebagai media transmisi telur cacing. Pengrajin batu bata merupakan salah satu pekerjaan yang berhubungan erat dengan tanah dan air dimana sebagian proses pembuatannya dilakukan secara manual menggunakan tangan. Beberapa metode digunakan untuk identifikasi telur Ascaris lumbricoides dan beberapa studi menyatakan adanya temuan telur cacing pada kelompok pekerja yang kontak erat dengan tanah maupun air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan personal hygiene dan sanitasi lingkungan tempat kerja dengan keberadaan telur Ascaris lumbricoides pada kuku pengrajin batu bata.Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Besar sampel dihitung dengan rumus Lemeshow dengan teknik purposive sampling. Sampel merupakan pengrajin batu bata yang berlokasi di Desa Sengonbugel, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Pemeriksaan kuku menggunakan metode sedimentasi. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil: Sebanyak 40 subyek penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar memiliki personal hygiene baik (82.5%) dan sanitasi lingkungan tempat kerja baik (62.5%). Terdapat hubungan yang bermakna antara personal hygiene dengan keberadaan telur Ascaris lumbricoides pada kuku pengrajin batu bata (p=0.002; PR=2,5) sedangkan sanitasi lingkungan tempat kerja tidak bermakna (p = 0,545).Kesimpulan: Personal hygiene berhubungan dengan keberadaan telur Ascaris lumbricoides. Prevalensi keberadaan telur Ascaris lumbricoides pada kuku pengrajin batu bata meningkat 2,5 kali lebih tinggi pada personal hygiene yang buruk.

2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 6-9
Author(s):  
Irmayani

Diare adalah pengeluaran kotoran (tinja) dengan frekuensi yang meningkat (tiga kali dalam 24 jam) disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi lembek atau cair, dengan atau tanpa darah/lendir dalam tinja.(Wijoyo, yosef 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan jajan dengan terjadinya penyakit diare pada anak di SD Inpres Amaro Kabupaten barru. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian Analitik Correlative dengan desain Cross Sectional Study, populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang ada di SD Inpres Amaro Kabupaten Barru sebanyak 109 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, didapatkan 51 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. analisa data mencakup analisis univariat dengan mencari distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan uji Chi- Square Test dengan interval kemaknaan α 0,05. Dari hasil analisis bivariat pada kebiasaan jajan didapat nilai ρ = 0,004 dan personal hygiene didapat nilai ρ = 0,008. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara kebiasaan jajan dengan terjadinya penyakit diare pada anak di SD Inpres Amaro Kabupaten Barru


2019 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 590
Author(s):  
Teguh Imana Nugraha ◽  
Rima Semiarty ◽  
Nuzulia Irawati

Sanitasi lingkungan dan personal hygiene yang buruk, merupakan dua faktor utama penyebab Infeksi Soil Transmitted Helminths. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya pemberantasan, namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat Indonesia yang menderita penyakit ini terutama di kalangan anak usia sekolah. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan antara sanitasi lingkungan dan personal hygiene yaitu kebiasaan mencuci tangan, kebersihan kuku, dan penggunaan alas kaki dengan infeksi Soil Transmitted Helminths (STH). Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan metode cross-sectional pada anak usia sekolah yang merupakan siswa TK Siaga dan SDN 48 Ganting kelas I di Kecamatan Koto Tangah sebanyak 61 orang yang dilaksanakan pada bulan Februari sampai Agustus 2018. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Instrumen penelitian adalah kuesioner (pedoman wawancara) dan alat pemeriksaan laboratorium (parasitologi). Analisa data menggunakan metode Chi-square Test dengan derajat kepercayaan (CI) 95%. Hasil penelitian menunjukkan angka infeksi STH sebesar 4.9%, dengan rincian infeksi A.lumbricodes 4.9%, infeksi T.trichiura 1.6% dan infeksi cacing tambang 0%. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai probabilitas untuk hubungan variabel sanitasi lingkungan, kebiasaan mencuci tangan, kebersihan kuku, dan penggunaan alas dengan infeksi STH masing – masing sebesar 0.551, 0.455, 0.226, dan 0.100. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sanitasi lingkungan dan personal hygiene (kebiasaan mencuci tangan, kebersihan kuku, dan penggunaan alas kaki) dengan infeksi STH pada anak usia sekolah di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.


2019 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 590
Author(s):  
Teguh Imana Nugraha ◽  
Rima Semiarty ◽  
Nuzulia Irawati

Sanitasi lingkungan dan personal hygiene yang buruk, merupakan dua faktor utama penyebab Infeksi Soil Transmitted Helminths. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya pemberantasan, namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat Indonesia yang menderita penyakit ini terutama di kalangan anak usia sekolah. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan antara sanitasi lingkungan dan personal hygiene yaitu kebiasaan mencuci tangan, kebersihan kuku, dan penggunaan alas kaki dengan infeksi Soil Transmitted Helminths (STH). Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan metode cross-sectional pada anak usia sekolah yang merupakan siswa TK Siaga dan SDN 48 Ganting kelas I di Kecamatan Koto Tangah sebanyak 61 orang yang dilaksanakan pada bulan Februari sampai Agustus 2018. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Instrumen penelitian adalah kuesioner (pedoman wawancara) dan alat pemeriksaan laboratorium (parasitologi). Analisa data menggunakan metode Chi-square Test dengan derajat kepercayaan (CI) 95%. Hasil penelitian menunjukkan angka infeksi STH sebesar 4.9%, dengan rincian infeksi A.lumbricodes 4.9%, infeksi T.trichiura 1.6% dan infeksi cacing tambang 0%. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai probabilitas untuk hubungan variabel sanitasi lingkungan, kebiasaan mencuci tangan, kebersihan kuku, dan penggunaan alas dengan infeksi STH masing – masing sebesar 0.551, 0.455, 0.226, dan 0.100. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sanitasi lingkungan dan personal hygiene (kebiasaan mencuci tangan, kebersihan kuku, dan penggunaan alas kaki) dengan infeksi STH pada anak usia sekolah di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.


Author(s):  
Yeni Riza ◽  
Nurul Indah Qariati ◽  
Asrinawaty Asrinawaty

Jumlah Wanita Usia Subur (WUS) di Kelurahan Tanjung Pagar yang berkisar umur 15-49 tahun yang sudah menikah tergolong banyak dan sering memanfaatkan sungai untuk mandi, cuci, dan kakus (MCK) walaupun air sungai sudah tidak layak pakai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Personal Hygiene dan Penggunaan Kontrasepsi dengan kejadian keputihan pada Wanita Usia Subur (WUS) di Kelurahan Tanjung Pagar Banjarmasin. Metode penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Wanita Usia Subur (WUS) di Kelurahan Tanjung Pagar dengan sampel 97 orang. Data analisis dengan uji chi-square. Teknik pengambilan sampel Purposive Sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Hasil penelitian menunjukan 57,7% mengalami keputihan tidak normal, 76,3% memiliki Personal Hygiene yang kurang baik dan 80,4% memakai kontrasepsi hormonal. Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa ada hubungan antara Personal Hygiene dengan kejadian keputihan (p=0,000), dan tidak ada antara hubungan penggunaan kontrasepsi dengan kejadian keputihan (p=0,808). Untuk puskesmas dapat memberikan informasi lebih lanjut tentang keputihan melalui penyuluhan kepada warga sekitar mengenai Personal Hygiene khususnya cara menjaga kebersihan organ kewanitaan dengan baik. 


Author(s):  
Nurhaeda Nurhaeda ◽  
Resky Wahyuni ◽  
A Wardihan Sinrang ◽  
Wema Nontji

Di Negara berkembang termasuk Indonesia kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak dan diperkirakan setiap tahun dijumpai 500.000  penderita baru di seluruh dunia khususnya dinegara berkembang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan usia nikah, penggunaan kontrasepsi hormonal, dan personal hygiene dengan kejadian displasia serviks melalui pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) di Puskesmas Bara-baraya Makassar. Desain penelitian ini berupa cross sectional. Sampel adalah Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal sebanyak 62 orang yang diambil secara purposive sampling. Data dianalisis dengan uji Chi Square. Hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang usia nikah dini 53 orang (85,5%), pengunaan kontrasepsi hormonal yang berisiko 46 orang (74,2) dan personal hygiene kurang  59 orang (95,2%) sementara usia nikah yang ideal 9 orang (14,5%), pengguna kontrasepsi yang tidak berisiko 16 orang (25,8%), dan personal Hygiene baik hanya 3 orang (4,8%). Berdasarkan hasil uji Chi-Square ada hubungan usia nikah dengan kejadian displasia serviks (p=0,002). Namun didapatkan tidak ada hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian displasia serviks (p=0,1000). juga tidak ada hubungan antara personal hygiene dengan kejadian displasia serviks (p=0,1000). Pernikahan pada usia dini < 20 tahun dengan penggunaan kontrasepsi hormonal > 4 tahun dan personal hygiene yang kurang dapat memicu terjadianya displasia serviks. 


2018 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 77
Author(s):  
Annida Dini Kamila ◽  
Ani Margawati ◽  
Nuryanto Nuryanto

Latar Belakang : Kecacingan merupakan salah satu dari 10 besar penyakit anak di Indonesia. Kejadian kecacingan terbanyak disebabkan oleh infeksi cacing STH (Soil Transmitted Helminths). Dampak kecacingan yang terjadi pada anak usia sekolah yaitu dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas penderitanya. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kecacingan dengan status gizi dan prestasi belajar pada anak sekolah dasar kelas IV dan V di Kelurahan Bandarharjo Semarang.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross-sectional yang dilakukan di seluruh sekolah dasar di Kelurahan Bandarharjo Semarang dengan jumlah subjek 68 siswa. Pemeriksaan STH dilakukan dengan metode Koato-Katz, penilaian status gizi dengan pengukuran antropometri IMT/U, dan prestasi belajar menggunakan nilai rapor. Data dianalisis menggunakan Uji Chi Square dan  Uji Fisher’s Exact.Hasil : Terdapat 2 anak (2,9%) positif terinfeksi Ascaris lumbricoides dengan kategori ringan, persentase anak dengan status gizi kurang (30,9%) dan (50%) anak memiliki prestasi belajar kurang. Berdasarkan uji statistik tidak terdapat hubungan antara kecacingan dengan status gizi (p=1,00) dan prestasi belajar siswa (p=0,49) serta tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan prestasi belajar (p=0,431).Simpulan : Tidak ada hubungan antara kecacingan dengan status gizi maupun dengan prestasi belajar. Serta tidak ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar pada anak SD di Kelurahan Bandarharjo Semarang.


2017 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 110
Author(s):  
Rahmayanti Rahmayanti ◽  
Razali Razali ◽  
Mudatsir Mudatsir

Infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah Soil Transmitted Helminths (STH) masih merupakan masalah penting pada kesehatan masyarakat, khususnya di negara berkembang termasuk Indonesia. Cacing penyebab kecacingan yang ditularkan melalui tanah yang sering dijumpai pada anak usia Sekolah Dasar yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan Hookworm (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan dengan infeksi STH murid kelas 1, 2 dan 3 SDN Pertiwi Lamgarot Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar. Jenis penelitian ini adalah desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah murid kelas 1, 2 dan 3 SDN Pertiwi sebanyak 125 orang, sampel berjumlah 95 orang murid diambil secara proportional sampling. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner mengenai pengetahuan, sikap dan tindakan serta dilakukan juga pemeriksaan tinja responden (murid) dengan menggunakan metode Kato-Kazt. Data diolah menggunakan uji Chi Square untuk melihat hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan dengan infeksi STH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 32 responden positif terinfeksi STH dengan tingkat prevalensi 33,68%. Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh bahwa ada hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan dengan infeksi STH pada murid kelas 1, 2 dan 3 SDN Pertiwi Lamgarot. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, dan Soil Transmitted Helminths. Intestinal worm infections that are transmitted through the soil so called Soil Transmitted Helminthes (STH) is still an important public health problem, particularly in developing countries including Indonesia. Worms that caused intestinal infections which are transmitted through soil are often found in in elementary school-age children namely Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura and hookworm (Ancylostoma duodenale and Necator americanus). This study tried to find out the relationship of knowledge, attitudes and actions to STH infection at grade 1, 2 and 3 of SDN Pertiwi Lamgarot Ingin Jaya Aceh Besar district. This is a cross-sectional design research. The population of this study was all students grade 1, 2 and 3 of SDN Pertiwi for about 125 students. There were 95 samples were selected by using proportional sampling. The data were collected by using questionnaires about knowledge, attitudes and actions, and also by examining students’ faeces by using Kato-Kazt. The data were processed by using Chi Square to see the relationship of knowledge, attitudes and actions with STH infection. The results showed that 32 students were positively infected with STH prevalence rate 33.68%. Based on the results of the Chi Square test, it was showed that there were relationships among knowledge, attitudes and actions with STH infection at students grade 1, 2 and 3 of SDN Pertiwi Lamgarot Ingin Jaya Aceh Besar district. Keyword: Problem Based Learning, Critical Thinking, Human System Respiratory


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 99
Author(s):  
Laila Kamila ◽  
Maulidiyah Salim

Abstract: Coronary heart is a disease that offense to blood vessels and heart attack due to constriction of blood vessels. A high level of cholesterol in blood or exceeds the normal limit can form sediment in wall of blodd vessels which cause blood vessels constriction or blockage. This research object to determine whether there is a correlation between cholesterol level total and hypertension with coronary heart disease in patients who hospitalized in Regional Public Hospital of dr. Soedarso Pontianak. This study was used cross sectional design, purposive sampling technique, it gained 50 people as samples. The measurement of blood pressure was done in heart poly and cholesterol total level in clinic laboratory of Regional Public Hospital of dr. Soedarso by using enzymatic CHOD-PAP method. It can be obtained that 10 people had hypertension and 40 people did not.the average of total cholesterol was 224 mg/dl. Maximum value of total cholesterol was 224 mg/dl and 152 mg/dl as minimum value. Data has been analyzed by using statistical test, Chi-Square, to determine the correlation of total cholesterol wit coronary heart disease, obtained p value=0,024 (less than α=0,05). Correlation of hypertension and coronary heart disease gained p value=0,923 (more than α=0,05), it can be concluded that total cholesterol correlated with coronary heart disease, and there was not a correlation between hypertension and coronary heart disease.Abstrak: Jantung koroner adalah penyakit yang  menyerang pembuluh darah dan serangan jantung, karena penyempitan pada pembuluh darah. Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah melebihi normal dapat membentuk endapan pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penyempitan dan tersumbatnya pembuluh darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar kolesterol total dan hipertensi dengan penyakit jantung koroner pada pasien di RSUD dr. Soedarso Pontianak. Disain penelitian  ini menggunakan cross sectional, teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling, didapat jumlah sampel 50 orang. Pengukuran Tensi Darah dilakukan di poli Jantung dan pemeriksaan kadar kolesterol total di laboratorium klinik RSUD dr. Soedarso Pontianak dengan metode enzimatik CHOD-PAP. Hasil penelitian didapatkan 10 orang mengalami hipertensi dan 40 orang non hipertensi. Rata-rata kadar kolesterol total 224 mg/ dl. Nilai maksimum kadar kolesterol total yaitu 224 mg/dl dan nilai minimum yaitu 152 mg/dl. Analisa data dengan uji statistik Chi-square untuk mengetahui hubungan kolesterol total dengan penyakit jantung koroner didapatkan nilai p = 0,024 (lebih kecil dari  α 0,05). Uji hubungan hipertensi dengan penyakit jantung koroner didapat nilai p = 0,923 (lebih besar dari α 0,05), dapat disimpulkan terdapat hubungan kadar kolesterol total dengan penyakit jantung koroner dan tidak ada hubungan hipertensi dengan penyakit jantung koroner.


2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 129
Author(s):  
Entia Nopa ◽  
Ranissa Dwi Imansari ◽  
Irwandi Rachman

Faktor Risiko Kejadian Penyakit Kulit Pada Pekerja Pengangkut Sampah Di Kota Jambi 1Entianopa, 2Ranissa Dwi Imansari, 3Irwandi Rachman       123Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Harapan Ibu, Jambi   Abstrak Latar Belakang: Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia yang membungkus otot-otot dan organ-organ dalam serta merupakan jalinan jaringan pembuluh darah, saraf, dan kelenjar yang tidak berujung, semuanya memiliki potensi untuk terserang penyakit yang salah satunya adalah penyakit kulit. Penyakit kulit merupakan salah satu gangguan kesehatan yang sering dialami oleh pekerja pengangkut sampah. Berdasarkan komposisi sampah yang diangkut serta waktu paparan kerja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara masa kerja, pemakaian Alat Pelindung Diri (APD), dan personal hygiene dengan kejadian penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah di Kota Jambi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional study. Sampel penelitian yaitu sebanyak 62 pekerja pengangkut sampah yang berada di Kantor Pekerjaan Umum dan Penata Ruang, yang mana seluruh populasi dijadikan sampel. Data dikumpulkan berdasarkan pemeriksaan kesehatan oleh dokter dan dengan kuesioner, kemudian dianalisa menggunakan uji statistik chi-square. Hasil: Hasil menunjukan bahwa pekerja yang mengalami penyakit kulit sebanyak 35 pekerja (56,5%). Berdasarkan hasil analisis chi-square didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan kejadian penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah dimana nilai (p-value= 0,006), Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) nilai (p-value= 0,008), personal hygiene nilai (p-value= 0,008). Kesimpulan: Untuk meminimalisir risiko terjadinya penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah disarankan perlunya disusun standar operasional prosedur yang aman, penyediaan sarana sanitasi agar dapat mengurangi resiko terkena penyakit kulit. Pentingnya pemakaian APD dan perilaku hidup bersih dan sehat selama bekerja, serta diharapkan pekerja menggunakan APD pada saat bekerja dan lebih memperhatikan personal hygiene.   Kata kunci      : Masa Kerja, APD, Personal Hygiene


Jurnal JKFT ◽  
2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Imas Yoyoh ◽  
Imam Mutaqqijn ◽  
Nurjanah Nurjanah

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronik yang terus menerus mengalami peningkatan jumlah yang signifikan dari tahun ke tahun. Komplikasi jangka panjang dari DM baik mikrovaskular dan makrovaskular dapat menyebabkan insufiensi aliran darah ke tungkai, yang dapat berujung pada infeksi, ulkus dan berakhir pada amputasi. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Desain penelitian ini adalah analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dengan jumlah sampel 54 responden, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang perawatan kaki dan lembar observasi tentang risiko ulkus kaki diabetes. Uji analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian sebanyak 54 responden didapatkan data kategori perawatan kaki baik dengan risiko ulkus rendah sebanyak 14 responden (58,3%). Sedangkan kategori perawatan kaki kurang baik dengan risiko ulkus tinggi sebanyak 21 responden (70,0%). Hasil analisis diperoleh nilai OR = 3,267 artinya perawatan kaki yang kurang baik mempunyai peluang 3,267 kali untuk risiko tinggi ulkus. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square diperoleh p=0,036 dimana nilai p-value < 0,05, maka Ho ditolak artinya terdapat hubungan antara perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Pasien DM dengan perawatan kaki yang kurang baik berpeluang untuk terjadinya risiko ulkus tinggi dibandingkan dengan pasien DM yang perawatan kakinya baik. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document