scholarly journals PEMANFATAN EKSTRAK BIJI TERATAI SEBAGAI BAHAN AKTIF ANTIBAKTERI UNTUK PEMBUATAN HAND SANITIZER

2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 7
Author(s):  
Farindya Dwi Cahyaningtyas ◽  
Zhilla Afifatul Ukrima ◽  
Nora Nora ◽  
Amaria Amaria

Biji teratai memiliki kandungan komponen  fitokimia seperti alkaloid, flavonoid, steroid, glikosida, saponin, tannin, dan triterpenoid. alkaloid, flavonoid, steroid, glikosida, saponin, tannin, dan triterpenoid yang terdapat pada biji teratai seperti flavonoid, alkaloid, tannin,  dapat digunakan sebagai senyawa antibakteri. Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas antibakteri  gel hand sanitizer ekstrak etil asetat biji teratai. Penelitian  diawali dengan ekstraksi biji teratai kering dengan cara maserasi selama 3 hari  menggunakan etil asetat.  Maserat yang dihasilkan selanjutnya dievaporasi menggunakan rotatory evaporator dan kandungan pelarut etil asetat dihilangkan dengan menggunakan waterbath dengan menjaga suhunya <60oC. Selanjutnya dilakukan proses pembuatan sediaan gel. Sediaan gel yang dihasilkan kemudian dilakukan pengujian aktivitas antibakteri sediaan pada Escherichia coli dan Staphylococcus aureus uji stabilitas sediaan gel hand sanitizer yang terdiri dari uji pH, uji daya sebar,  uji sineresis, serta uji organoleptis meliputi warna, bau, dan bentuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak ekstrak biji teratai yang ditambahkan, warna yang dihasilkan semakin gelap, aroma yang semakin kuat,  bentuk yang tidak kental, serta daya sebar yang semakin lebar. pH formula dari F1, F2,  F3 berturut-turut yaitu 6,4 ; 5,9 ; 5,1. Sediaan gel hand sanitizer tidak sineresis. Aktivitas antibakteri hand sanitizer ekstrak biji teratai yang dapat menghambat atau mematikan bakteri dengan sangat baik pada konsentrasi 1,5 % yang menghasilkan zona hambat sebesar 12 mm pada bakteri  Staphylococcus aureus dan 10 mm pada bakteri  Escherichia coli.

2018 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 43
Author(s):  
Santy Pristianingrum ◽  
Baiq Lely Zainiati ◽  
Iwan Doddy Dharmawibawa

Abstract : the utilization of antibacterial active substances from several plants is increasingly not only as the ingredients of medicine, but its utilization is also utilized for an antibacterial ingredient for preventive action, one of them is hand sanitizer material. This research focused to find the antibacterial active substances alternative from Muntingia calabura leaves extract. The data were analyzed descriptively including the inhibitory of ethanol absolute extract and ethanol 95% of M. Calabura against isolate clinical bacteria by Kirby Bauer method and the type of coumpund that contains in M.calabura leaf by thin layer chromatography utilizingeluen n-hexan- Methanol. Etanol absolute extract M.calabura leaf showing the average inhibition zone against Pseudomonas aeruginosa 15.67 mm, Staphylococcus aureus 19.33 mm and Escherichia coli 13 mm. While, The etanol extract 95% showing higher inhibition Pseudomonas aeruginosa 19.67 mm, Staphylococcus aureus 19.33 mm and Escherichia coli 16.67 mm. This inhibitory zone was slightly lower than chlorhexidine gluconate with an average of 20-24 mm against the three bacteria that utilized in the test but belongs to the strongly sensitive category for natural materials according to Mukherjee (1988). From thin layer chromatography profile with eluen n-hexan: methanol found three compounds that were in the range of Rf value 0.4; 0.5 and 0.7. The Conclusion for this study is the bioactive material from etanol 95% extract M.calabura leaf can be optimized to the hand sanitizer active compound candidate.


2020 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 227
Author(s):  
Megawati Ayu Putri ◽  
Marhan Ebit Saputra ◽  
Ike Nur Amanah ◽  
Siska Musiam ◽  
Verry Andre Fabiani

<p><span id="docs-internal-guid-2cebd816-7fff-d997-4dfd-796d046d0d3b"><span>Daun pucuk idat merupakan tanaman lokal Bangka Belitung yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap </span><span>Staphylococcus aureus </span><span>dan</span><span> Escherichia coli.</span><span>Sebagai upaya pemanfaatan potensi lokal maka dibuat suatu produk sediaan gel </span><span>hand sanitizer</span><span> yang praktis dan ekonomis. </span><span>Ekstrak daun pucuk idat diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut aseton. Ekstrak yang dihasilkan diformulasikan dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun pucuk idat (40%, 60%, 80%, dan 100%) dengan penambahan </span><span>carboxymethyl cellulose sodium</span><span> (</span><span>CMC-Na) 0,25 g, gliserin 1 mL, propilenglikol 0,5 mL serta akuades        10 mL. Setiap formulasi gel </span><span>handsanitizer</span><span> dilakukan pengujian stabilitas fisik meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya sebar, uji pH, uji iritasi kulit serta uji aktivitas antibakteri.</span><span> </span><span> Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa semua konsentrasi </span><span>hand sanitizer </span><span>berbentuk gel, berwarna kuning muda, berbau dan homogen. Uji pH dan daya sebar gel</span><span> hand sanitizer</span><span> telah memenuhi ketentuan SNI No. 06-2588. Pengujian iritasi kulit tidak menimbulkan kemerahan, gatal-gatal dan tidak mengakibatkan kulit menjadi kasar pada punggung tangan sukarelawan. Berdasarkan uji sifat fisik gel</span><span> hand sanitizer </span><span>yang dihasilkan memiliki sifat fisik yang serupa dengan gel </span><span>hand sanitizer </span><span>komersial. Hasil uji antibakteri hand sanitizer ekstrak daun pucuk idat terhadap </span><span>E. coli</span><span> dengan konsentrasi ekstrak daun pucuk idat 40%, 60%, 80%, dan 100% diperoleh diameter zona hambat berturut-turut sebesar 11,5 mm, 17,4 mm, 19,3 mm dan 19,3 mm, sedangkan pada bakteri </span><span>S. aureus</span><span> diperoleh diameter zona hambat berturut-turut sebesar 17,1 mm, 24,2 mm, 27,4 mm, dan  18 mm. Hasil uji antibakteri menunjukkan bahwa sediaan gel </span><span>hand sanitizer </span><span>ekstrak aseton daun pucuk idat memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri </span><span>E. coli </span><span>dan </span><span>S. aureus</span><span>.</span></span></p><p><span><span><span id="docs-internal-guid-50d6ff2c-7fff-2e66-45f1-73cf49e6527a"><strong>Hand Sanitizer of Leaves Extract of Cratoxylum glaucum as Antibacterial of Staphylococcus aureus and Escherichia coli. </strong><span>Cratoxylum glaucum</span><span> leaves is local plants of Bangka Belitung which have antibacterial activity against </span><span>S. aureus</span><span> and </span><span>E. coli</span><span>. As an effort to explore local potential, a practical and economical gel hand sanitizer product was prepared. </span><span>Cratoxylum glaucum</span><span> leaves extract was obtained by maceration method using acetone. The extract was formulated in various concentrations of </span><span>Cratoxylum glaucum</span><span> leaf extract (40%, 60%, 80%, and 100%) with the addition of 0.25 g carboxymethyl cellulose sodium (CMC-Na), 1 mL glycerin, 0.5 mL propylene glycol and 10 mL distilled water. Each concentration of the hand sanitizer gel was tested for physical stability including organoleptic, homogenity, spreadability, pH, skin irritation and antibacterial activity test. The organoleptic test results showed that all concentrations of hand sanitizers formed gel with light yellow color, smelly odor and homogeneous form. The analysis of pH and spreadability of hand sanitizer gel has fulfilled SNI No. 06-2588. The skin irritation testing does not cause redness, itching, and rough skin on the back of volunteer hands. Based on the physical properties test, the resulting hand sanitizer gel has physical properties similar to commercial hand sanitizer gel. The results of the antibacterial test of hand sanitizer against </span><span>E. coli</span><span> with </span><span>Cratoxylum glaucum</span><span> leaf extract concentrations of 40%, 60%, 80%, and 100% obtained the diameter inhibitory zones of 11.5 mm, 17.4 mm, 19.3 mm, and 19.3 mm, respectively. Meanwhile, the results of the antibacterial test of hand sanitizer against </span><span>S. aureus</span><span> bacteria with concentration of 40%, 60%, 80%, and 100% shows that the inhibition zone diameters were 17.1 mm, 24.2 mm, 27.4 mm, and 18 mm, respectively. The antibacterial test results shows that the gel hand sanitizer prepared has antibacterial activity against </span><span>E. coli</span><span> and </span><span>S. aureus</span><span> bacteria.</span></span></span></span></p>


2018 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 078-085
Author(s):  
Setyo Nurwaini ◽  
Intan Dewi Saputri

Daun Lidah mertua (Sansevieria trifasciata Prain) diketahui mengandung senyawa polifenol, flavonoid dan saponin yang merupakan agen antibakteri. Lidah mertua memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun lidah mertua dalam sediaan gel yang memiliki aktivitas antibakteri terbesar dalam penurunan jumlah angka kuman. Ekstraksi daun lidah mertua menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Variasi konsentrasi ekstrak daun lidah mertua dalam sediaan gel hand sanitizer yang digunakan yaitu F1 (10%), F2 (15%) dan F3 (20%). Na CMC digunakan sebagai gelling agent dalam formulasi. Sediaan gel hand sanitizer daun lidah mertua diuji aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli menggunakan metode difusi sumuran, sifat fisik (organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, daya sebar dan daya lekat) serta penurunan jumlah angka kuman dengan metode swabbing. Hasil uji aktivitas antibakteri gel hand sanitizer ekstrak daun lidah mertua memiliki zona hambat bakteri terhadap Escherichia coli pada F1, F2 dan F3 berturut-turut sebesar 7,33 mm, 8,67 mm dan 9,75 mm. Hasil evaluasi sifat fisik gel daun lidah mertua memenuhi kriteria gel yang baik, namun memiliki daya lekat kurang 1 detik. Hasil penurunan jumlah angka kuman gel hand sanitizer daun lidah mertua paling besar pada F3 sebesar 52%. Namun, analisa statistik dengan Anova One Way menunjukkan bahwa F1 (32%), F2 (35%) dan F3 (52%) tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam penurunan jumlah angka kuman. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan gel hand sanitizer ekstrak daun lidah mertua memiliki kemampuan dalam menurunkan angka kuman dan dapat digunakan sebagai alternatif sebagai sediaan gel hand sanitizer.     Lidah Mertua leaves (Sansevieria trifasciata Prain) are known to contain polyphenols, flavonoids, and saponins which have antibacterial activity. Lidah Mertua leaves have antibacterial activity against Staphylococcus aureus and Escherichia coli. This study aimed to determine the concentration of Lidah Mertua leaves extract in a gel dosage form which showed the highest antibacterial activity in decreasing germ numbers. Lidah Mertua leaves extract was prepared using the maceration method with ethanol 96%. There was a various concentration of Lidah Mertua leaves extract in gel hand sanitizer, these include F1 (10%), F2 (15%) and F3 (20%). Na CMC is used as a gelling agent in the formulation. The evaluation of the antibacterial activity of hand sanitizer gel leaves was performed against Escherichia coli using disc diffusion method, meanwhile physical properties (organoleptic, homogeneity, pH, viscosity, dispersion and adhesion) and a decrease in the germ numbers were determined by swabbing method. The results of the antibacterial evaluation of gel hand sanitizer activity showed that lidah Mertua leaves extract had a bacterial inhibition zone against Escherichia coli in F1, F2 and F3 of 7.33 mm, 8.67 mm and 9.75 mm respectively. The results of the evaluation of the physical properties of the lidah mertua leaves extract showed that the gel met criteria of a good gel, but had adhesion less than 1 second. The highest activity in decreasing term number was shown in gel hand sanitizer of lidah mertua leaves extract at F3 which was 52%. However, statistical analysis using Anova One Way showed that F1 (32%), F2 (35%) and F3 (52%) did not show a significant difference in decreasing germ numbers. Based on the results of this study, it can be concluded that the  hand sanitizer gel from the extract of lidah mertua leaves has the ability to reduce the number of germs and can be used as an alternative as a gel hand sanitizer dosage form


2021 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 91
Author(s):  
Noor Elfa ◽  
Rasyidah Rasyidah

Awal pandemi Covid-19 terjadi kelangkaan bahan baku hand sanitizer yaitu alkohol. Alkohol merupakan bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan hand sanitizer Alkohol dipisahkan dengan destilasi fraksinasi menggunakan kolom. Pada kolom terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda di setiap platnya untuk pemurnian destilat dibawahnya. Penelitian ini bertujuan untuk; (1) mengetahui kefektifan penggunaan jenis kolom vigreux dan kolom hemple pada destilasi fraksinasi air tape ketan dan singkong (2) mengetahui persentase kadar alkohol maksimal dari kedua air tape tersebut (3) mengetahui daya hambat hand sanitizer terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental di laboratorium menggunakan air tape ketan dan singkong Gambut. Data dianalisis dua faktor yaitu jenis kolom dan jenis air tape dengan uji Normalitas, jika data berdistribusi normal dilakukan uji parametrik One Way Anova, jika tidak berdistribusi normal dilakukan uji non paramterik Kruskal-Wallis. Hasilnya adalah jenis kolom destilasi dan jenis air tape berpengaruh signifikan terhadap persentase kadar alkohol. Kolom vigreux lebih efektif dibandingkan kolom hemple pada proses destilasi air tape, destilasi air tape singkong dengan kolom vigreux memberikan rendemen 15,95 % per 1000 mL air tape singkong dengan kadar alkohol 90,44 % sedangkan air tape ketan memberikan rendemen 9,18 % per 1000 mL air tape ketan dengan kadar alkohol 87,91 %. Aktivitas antibakteri alkohol hasil destilasi dari air tape ketan dan singkong memberikan pengaruh bermakna dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Dengan demikian kolom vigreux lebih efektif dibandingkan kolom hemple dalam produksi alkohol.


2021 ◽  
Vol 22 (8) ◽  
Author(s):  
R.Y Gloria ◽  
RAHMA YULIYANI ◽  
MIA MAR'ATUSH SHOLIHA ASROR

Abstract. Gloria RY, Yuliyani R, Asror MMS. 2021. Effectiveness of green betel leaf and lime extract against Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Biodiversitas 22: 3452-3457. Indonesian society utilizes biodiversity as source of medicinal herbs. Betel leaf and lime are included in traditional Indonesian medicinal plants that have antibacterial and antioxidant properties. One of the benefits of herbal medicinal plants of betel leaf and lime is that it can be used as a natural hand sanitizer. The purpose of this study was to test the effectiveness of naturally made hand sanitizer against Staphylococcus aureus and Escherichia coli by the combination of green betel leaf extract and lime extract. The experiment was performed by the Kirby-Bauer disc diffusion method. Results showed that a combination of 50% betel leaf extract and 50% lime extract inhibited the growth of S. aureus whereas, 75% betel leaf extract and 100% lime extract exhibited strong inhibition than 70% alcohol.


2020 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 228
Author(s):  
Nurfiddin Farid ◽  
Nurhikma Nurhikma ◽  
Suhartina Hamzah ◽  
Muhammad Yusuf ◽  
Rahmania Rahmania

Basil leaves (Ocimum sanctum L) Against to inhibit the growth of Escherichia coli and Staphylococcus aureus bacteria to increase its effectiveness, it is made in practical and easy-to-use preparations. One of the effective dosage forms for topical use is Hand Sanitizer. The factor that influences the quality of gel preparations is Carbopol as a gelling agent. To know the antibacterial effect and ethanol extract concentration of basis leaves (Ocimum sanctum L). preparation of Hand sanitizer, in which the selection and type of carbopol concentration will determine the stability of the gel formed. Basil leaf extract was obtained by maceration method using 96% ethanol solvent. The product is formulation in the form a gel Hand sanitizer with the addition of carbopol as a gelling agent with a concentration of 1,5% this type of research is  laboratory Experiment with Stability Test, Organoleptic Test, pH, Homogeneity and Scattering power and Antibacterial Test on Escherichia coli and Staphylococcus aureus. For testing antibacterial activity the method used is the diffusion method. Form the research results obtained antibacterial Hand sanitizer preparations with concentration of 1%, 3% and 5%  showed changes in odor , color and shape before and after storage at pH 4,8- 6,4. Organoleptic  testing showed no changes in odor, color and shape before and after accelerated storage. pH testing shows charges before and after storage are caused by temperature light factors. Homogeneity testing showed no changes before and after storage. Scatter tests indicate changes before and after storage caused by temperature light factors. Antibacterial activity test shows that the formulation of Hand sanitizer ethanol extract of basil leaves (Ocimum sanctum L) with a concentration of 1%, 3% and 5%. can inhibit the growth of Escherichia coli and Staphylococcus aureus with Medium -Strong inhibitory zones. From the results of research conducted it was concluded that the antibacterial Hand sanitizer ethanol of basis was physically and chemically stable for Organiletic, pH, Homogeneity and Scattering effects.


Author(s):  
Eka Puspita Rini ◽  
Estu Retnaningtyas Nugraheni

<p><em>Hand sanitizer </em>merupakan zat antiseptik dengan kandungan zat aktif berupa alkohol dan bahan antimikroba lain yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan Gram negatif pada tangan. <em>Escherichia coli</em> merupakan bakteri Gram negatif sedangkan <em>Staphylococcus aureus</em> merupakan baktei Gram positif  dan keduanya secara alami tumbuh pada tubuh dan kulit manusia. Jumlah konsumen <em>hand sanitizer</em> meningkat karena cara pemakaian yang praktis tanpa memerlukan adanya sumber air.</p><p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat 5 merek <em>hand sanitizer</em> gel terhadap <em>E. coli</em> dan <em>S. aureus</em> serta menganalisis faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli <em>hand sanitizer</em> dengan merek tertentu. Penelitian dengan 2 metode yaitu uji aktivitas antimikroba melalui terbentuknya zona hambat  <em>hand sanitizer</em> terhadap mikroba uji  dan analisis waktu penghambatan optimum terhadap pertumbuhan mikroba di telapak tangan.<em> </em>Penentuan sampel dilakukan dengan penyebaran  kuisionair dengan teknik <em>accidental sampling.</em></p>            Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 merek yang mampu menghambat pertumbuhan <em>E.coli dengan aktivitas sedang hingga kuat, dan</em> semua merek <em>hand sanitizer</em> mampu menghambat pertumbuhan <em>S.aureus dengan aktivitas kuat hingga sangat kuat</em>. Dari hasil analisis statistik menunjukkan bahwa data terdistribusi normal dan  memenuhi syarat untuk melakukan uji parametrik <em>One Way Annova</em>. Hasil akhir menunjukkan nilai sig p &lt; 0,005 terhadap penghambatan S. aureus dan E. Coli, sehingga terdapat perbedaan bermakna antara sampel <em>hand sanitizer</em> terhadap daya hambat pertumbuhan S. aureus dan E.<em> coli.</em> Hasil pengujian waktu penghambatan optimum terhadap mikroba di telapak tangan menunjukkan penurusan jumlah koloni bakteri pada rentang waktu 0 hingga 12 menit. Dari hasil pengecatan gram diperoleh hasil bahwa mikroba pada telapak tangan tersebut bersifat gram positif, bentuk kokus, susunan menggerombol dan diperkirakan adalah <em>S.aureus</em>


2020 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 76
Author(s):  
Megawati Ayu Putri ◽  
Marhan Ebit Saputra ◽  
Ike Nur Amanah ◽  
Siska Musiam ◽  
Verry Andre Fabiani

<p><span id="docs-internal-guid-2cebd816-7fff-d997-4dfd-796d046d0d3b"><strong>ABSTRAK.</strong><span> Daun pucuk idat merupakan tanaman lokal Bangka Belitung yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap </span><span>Staphylococcus aureus </span><span>dan</span><span> Escherichia coli.</span><span>Sebagai upaya pemanfaatan potensi lokal maka dibuat suatu produk sediaan gel </span><span>hand sanitizer</span><span> yang praktis dan ekonomis. </span><span>Ekstrak daun pucuk idat diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut aseton. Ekstrak yang dihasilkan diformulasikan dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun pucuk idat (40%, 60%, 80%, dan 100%) dengan penambahan </span><span>carboxymethyl cellulose sodium</span><span> (</span><span>CMC-Na) 0,25 g, gliserin 1 mL, propilenglikol 0,5 mL serta akuades        10 mL. Setiap formulasi gel </span><span>handsanitizer</span><span> dilakukan pengujian stabilitas fisik meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya sebar, uji pH, uji iritasi kulit serta uji aktivitas antibakteri.</span><span> </span><span> Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa semua konsentrasi </span><span>hand sanitizer </span><span>berbentuk gel, berwarna kuning muda, berbau dan homogen. Uji pH dan daya sebar gel</span><span> hand sanitizer</span><span> telah memenuhi ketentuan SNI No. 06-2588. Pengujian iritasi kulit tidak menimbulkan kemerahan, gatal-gatal dan tidak mengakibatkan kulit menjadi kasar pada punggung tangan sukarelawan. Berdasarkan uji sifat fisik gel</span><span> hand sanitizer </span><span>yang dihasilkan memiliki sifat fisik yang serupa dengan gel </span><span>hand sanitizer </span><span>komersial. Hasil uji antibakteri hand sanitizer ekstrak daun pucuk idat terhadap </span><span>E. coli</span><span> dengan konsentrasi ekstrak daun pucuk idat 40%, 60%, 80%, dan 100% diperoleh diameter zona hambat berturut-turut sebesar 11,5 mm, 17,4 mm, 19,3 mm dan 19,3 mm, sedangkan pada bakteri </span><span>S. aureus</span><span> diperoleh diameter zona hambat berturut-turut sebesar 17,1 mm, 24,2 mm, 27,4 mm, dan  18 mm. Hasil uji antibakteri menunjukkan bahwa sediaan gel </span><span>hand sanitizer </span><span>ekstrak aseton daun pucuk idat memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri </span><span>E. coli </span><span>dan </span><span>S. aureus</span><span>.</span></span></p><p><span><span><span id="docs-internal-guid-50d6ff2c-7fff-2e66-45f1-73cf49e6527a"><strong>ABSTRACT. Hand Sanitizer of leaves extractof Cratoxylum glaucum as antibacterial of Staphylococcus aureus and Escherichia coli. </strong><span>Cratoxylum glaucum</span><span> leaves is local plants of Bangka Belitung which have antibacterial activity against </span><span>S. aureus</span><span> and </span><span>E. coli</span><span>. As an effort to explore local potential, a practical and economical gel hand sanitizer product was prepared. </span><span>Cratoxylum glaucum</span><span> leaves extract was obtained by maceration method using acetone. The extract was formulated in various concentrations of </span><span>Cratoxylum glaucum</span><span> leaf extract (40%, 60%, 80%, and 100%) with the addition of 0.25 g carboxymethyl cellulose sodium (CMC-Na), 1 mL glycerin, 0.5 mL propylene glycol and 10 mL distilled water. Each concentration of the hand sanitizer gel was tested for physical stability including organoleptic, homogenity, spreadability, pH, skin irritation and antibacterial activity test. The organoleptic test results showed that all concentrations of hand sanitizers formed gel with light yellow color, smelly odor and homogeneous form. The analysis of pH and spreadability of hand sanitizer gel has fulfilled SNI No. 06-2588. The skin irritation testing does not cause redness, itching, and rough skin on the back of volunteer hands. Based on the physical properties test, the resulting hand sanitizer gel has physical properties similar to commercial hand sanitizer gel. The results of the antibacterial test of hand sanitizer against </span><span>E. coli</span><span> with </span><span>Cratoxylum glaucum</span><span> leaf extract concentrations of 40%, 60%, 80%, and 100% obtained the diameter inhibitory zones of 11.5 mm, 17.4 mm, 19.3 mm, and 19.3 mm, respectively. Meanwhile, the results of the antibacterial test of hand sanitizer against </span><span>S. aureus</span><span> bacteria with concentration of 40%, 60%, 80%, and 100% shows that the inhibition zone diameters were 17.1 mm, 24.2 mm, 27.4 mm, and 18 mm, respectively. The antibacterial test results shows that the gel hand sanitizer prepared has antibacterial activity against </span><span>E. coli</span><span> and </span><span>S. aureus</span><span> bacteria.</span></span></span></span></p>


al-Kimiya ◽  
2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 88-94
Author(s):  
Ning Baizuroh ◽  
Yahdi Yahdi ◽  
Yuli Kusuma Dewi

Diare merupakan penyakit yang diakibatkan oleh berbagai jenis bakteri salah satunya bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Hand sanitizer  merupakan antiseptik yang dapat membunuh bakteri karena mengandung alkohol dan triklosan. Selain itu, daun kunyit mempunyai senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, terpenoid, triterpenoid tanin, dan saponin, yang berperan sebagai antibakteri. Hand sanitizer ekstrak daun kunyit dibuat dengan cara memberikan variasi volume pada ekstrak daun kunyit sebanyak 0 mL, 5 mL, 10 mL, 15 mL, dan 20 mL, kemudian di uji dengan uii organoleptik, uji viskositas, uji pH dan uji antibakteri. Pada pengujian organoleptik berupa warna, aroma, dan tekstur mendapatkan hasil tertinggi berturut-turut pada ekstrak daun kunyit 10 mL, 10 mL, dan 5 mL. Adapun nilai terendah pada uji organoleptik (warna, aroma, tekstur) berturut-turut ekstrak daun kunyit 20 mL, 0 mL, 0 mL. Uji viskositas paling tinggi pada formulasi 1 (0 mL) dan terendah pada formulasi 5 (20 mL). selanjutnya uji pH menunjukkaan formulasi paling tinggi berada pada formulasi 1 (0 mL) dan 5 (20 mL), terendah pada formulasi 3 (10 mL). Adapun pada uji antibakteri, hand sanitizer ekstrak daun kunyit meunjukkan zona hambat paling besar pada bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Formulasi terbaik pada kualitas hand sanitizer ekstrak daun kunyit berdasarkan semua jenis uji berturut-turut adalah formulasi 4 (15 mL), formulasi 3 (10 mL), formulasi 2 (5 mL), formulasi 1 (0 mL) dan kualitas terendah hand sanitizer ekstrak daun kunyit adalah formulasi 5 (20 mL). Kata Kunci: Hand sanitizer; ekstrak daun curcuma longa linn; escherichia coli; staphylococcus aureus.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document