scholarly journals Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kreativitas Peserta Didik dengan Pendekatan Berpikir Kausalitik Berscaffolding

2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 107
Author(s):  
Faisal Faisal ◽  
Joni Rokhmat ◽  
Jannatin Ardhuha

This research aimed to investigate problem-solving ability (PSA) and creativity of students through physics learning with causalitic-thinking approach with scaffolding of type 2b. With the scaffolding, in learning, students have to determine all causes and predict all possible effects in a phenomenon, also give arguments how conditions of each cause so that each effect occur. However, the number of the causes and effects is informed and part of the causes, effects, and arguments also be given so the students only need to complete them. This research used method of experiment with control group design. As population were students of class XI MIA SMAN 3 Mataram year 2017/2018 while as sample were the students of class XI MIA 8 and XI MIA 9. Data of the PSA and creativity were taken by using one set of test instrument and respectively analyzed with t-test and U-test at significance level of 5%. The former test showed that tcounted is 12.621 with ttable of 2.004 which meant that the approach affected PSA of students. While, the latter one showed that zcounted is 6.69 with ztable of 1.96 which meant that the approach also affected creativity of students.

Author(s):  
Warsono Warsono ◽  
Puji Iman Nursuhud ◽  
Rio Sandhika Darma ◽  
Supahar Supahar ◽  
Danis Alif Oktavia ◽  
...  

This research was conducted to determine the feasibility of the instrument diagram representation test and the effectiveness of Multimedia Learning Modules (MLMs) integrated local wisdom in physics learning activities. The study design used a pretest-posttest control group design. The research instrument consisted of tests and non tests. The test instrument was in the form of five items arranged according to the diagram representation indicators, namely drawing diagrams and their components and performing mathematical calculations according to the diagram explanation. Non-test instrument is a questionnaire study of test instruments. The validation of the test instrument was carried out using Aiken's V. Data analysis techniques used the General Linear Model (GLM) with a significance level of 0.05 to test the effectiveness of integrated local wisdom MLMs in improving student diagram representation. The results showed that the overall item items were declared valid with Aiken's V score in the range of 0.88 to 0.92 and the integrated local wisdom MLMs were effectively used in physics learning activities to improve student diagram representation based on Mean Difference (MD) values of -54,449.


2019 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 133-138
Author(s):  
Qisthi Fariyani

The objective of this research is to test the effectiveness of Jigsaw learning model for increase activeness and learning outcomes. Sample used is students of MTs Darul Hasanah Semarang grade VIII. The design research is Pretest-Posttest Control Group Design. The method to collect data is documentation, observation, and test. Instrument used is test to measure scores of learning outcomes and observation sheet to measure scores of activeness. Based on significance test which significance level of 5% found tcalculate=1,951 for activeness of the students and for outcomes of the students found tcalculate=4,194. The result of t test higher than ttable=1,671. Based on the result, it can be concluded that Jigsaw cooperative learning be able to increase the activeness and learning outcomes of the students


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
Author(s):  
Erma Widiastuti . ◽  
Dr. I Made Tegeh, S.Pd., M.Pd. . ◽  
Putu Rahayu Ujianti, S.Psi., M.Psi., Psi .

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan saintifik terhadap kemampuan pemecahan masalah pada anak. Penelitian ini menggunakan desain quasi experimen dengan rancangan non equivalent post tes only control group design. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kelompok B di Gugus VI Kecamatan Buleleng yang berjumlah 387 anak. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah RA RA Ath-Thooriq Singaraja dengan jumlah siswa sebanyak 20 anak sebagai kelompok eksperimen dan TK Aisiyah Bustanul Athfal Singaraja dengan jumlah siswa sebanyak 20 anak sebagai kelompok kontrol. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi dan dokumentasi. Dari hasil uji normalitas dan homogenitas varians, diketahui bahwa sampel berdistribusi normal, dan varian populasi bersifat homogen maka untuk menguji hipotesis digunakan uji-t dengan taraf signifikansi 5%. Hasil perhitungan uji-t menemukan bahwa hasil thitung =2,140 dan ttabel =2,024 pada taraf signifikasn 5% dengan dk=38, dengan demikian hasil thitung dengan ttabel dapat disimpulkan bahwa thitung>ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan saintifik terhadap kemampuan pemecahan masalah pada kelompok B di Taman Kanak-Kanak Gugus VI Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2017/2018. Kata Kunci : kemampuan pemecahan masalah, pendekatan saintifik, anak usia dini This study aimed to examined the influences of scientific approach for early childhood problem-solving skills. This research uses quasi experiment design with non equivalent control group design. The population used in this study is the whole group B in Gugus VI Singaraja kindergarten amounted in 387 early childhood. The sample used in this research is RA RA Ath-Thooriq Singaraja with 20 students as experiment group and TK Aisiyah Bustanul Athfal Singaraja with 20 students as control group. Data was collected by using observation and documentation. From normality test result and homogeneity of variance, it is known that sample is normal distribution, and variant of population is homogeneous hence to test hypothesis used t-test with 5% significance level. Result of t-test calculation found that the result of tcount = 2,394 and ttable = 2.024 at 5% significance level with dk = 38, thus tcount with ttable can be concluded that thitung> ttable, then H0 rejected and Ha accepted, from result of this research can it is concluded that there is a significant influence of scientific approach to problem solving skills in group B in Kindergarten.keyword : problem solving skills, scientific approach, early childhood


CIVED ◽  
2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 44
Author(s):  
Ridwannur Anuari ◽  
Prima Zola

Penelitian ini dilatar belakangi oleh model pembelajaran yang digunakan oleh guru di SMK N 1 Padang belum sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran Dasar-dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik Pengukuran Tanah masih banyak yang belum memenuhi KKM. Untuk itu dalam mengatasi permasalahan tersebut maka perlu diterapkan model pembelajaran yang memberikan perluasan kreativitas dan berfikir kritis kepada siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan pengaruh model pembelajaran Problem solving terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Dasar-dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik Pengukuran Tanah Kelas X Bisnis Konstruksi dan Properti SMK Negeri 1 Padang. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment (Eksperimen Semu) dengan design Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMKN 1 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2019/2020 yang terdiri dari kelas X BKP A dan X BKP B. Dari kedua kelas ini dipilih  salah satu sebagai kelas eksperimen, dan kelas kontrol. Pengujian instrumen dilakukan di sekolah yang sama  menggunakan validasi ahli dengan cara mmengkonsultasikan dengan guru mata pelajaran. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes hasil belajar (pretest dan posttest) berupa soal objektif sebanyak 25 soal. Data yang dianalisis menggunakan uji perbedaan dua rata-rata (t-test). Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Problem Solving memiliki nilai rata-rata (81,6774) yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dengan nilai rata-rata (68,5161). Sedangkan dari perhitungan t-test diperoleh thitung besar dari ttabel. Dengan demikian hipotesis yang dikemukakan dapat diterima pada taraf kepercayaan 95 %. Sehingga hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Problem Solving terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Dasar-dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik Pengukuran Tanah kelas X BKP SMK Negeri 1 Padang.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 73-79
Author(s):  
Devi Anugrah ◽  
Susanti Murwitaningsih ◽  
Desya Aryani Sofyan ◽  
Susilo Susilo

Berkembangnya kemampuan berpikir siswa dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Studi ini bertujuan untuk menyelidiki tentang pengaruh model treffinger terhadap kemampuan memecahkan masalah pada siswa. Design quasi experimental diterapkan dengan menggunakan post-test only control group design. Studi ini melibatkan 62 siswa dari total 144 siswa. Instrument berupa soal tes sebanyak 35 soal pilihan ganda. Uji parametrik dengan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t digunakan untuk menganalisis data hasil nilai post-test. Hasil studi ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol (63,41>54,27). Perhitungan dari uji t menunjukkan bahwa model treffinger berpengaruh terhadap kemampuan memecahkan masalah siswa. Sintak pada model treffinger berpengaruh terhadap kemampuan memecahkan masalah siswa pada materi ekosistem dan perubahan lingkungan. Tahap I (Basic Tools) dapat meningkatkan dua indikator kemampuan memecahkan masalah yaitu merumuskan masalah dan hipotesis.Kata kunci: Kemampuan merumuskan masalah, kemampuan berhipotesis, perubahan lingkungan, ekosistem Treffinger creative learning model towards problem-solving ability in environmental and ecosystem change material. The growing ability of student thinking can affect students ' ability to solve problems. The study aims to investigate the effectiveness of treffinger's learning models towards the ability to solve problems in students. The quasi-experimental design is applied using the post-test only control group design. The study involved 62 students from a total of 144 students. The Instrument uses 35 questions of multiple-choice. The post-test value Data is analyzed using the normality test, homogeneity test, and T-test. The results of this study indicate that the experiment class has a higher value compared to the control class (63.41 > 54.27). Calculations from the T-test show that treffinger's model affects the ability to solve students' problems. The syntax of treffinger's models was able to improve the ability to answer students' issues in environmental and ecosystem change materials. Stage I (Basic Tools) can increase two indicators of problem-solving capability that is formulating issues and hypotheses.Keywords: Ability to formulate problems, ability to hypothesize, environmental changes, ecosystem


2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 48
Author(s):  
Kurnia Eka Wijayanti

Dalam penelitian ini membahas tentang peran outdoor education dalam mengembangkan karakter siswa. Pengembangan pendidikan karakter dapat dilakukan dimana dan oleh siapa saja, salah satunya dapat dilaksanakan melalui outdoor education. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menemukan hasil implementasi pendidikan luar sekolah (outdoor education) terhadap pembentukan karakter siswa sekolah dasar. Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah terwujudnya implementasi yang baik yang berfokus kepada pendidikan luar sekolah (outdoor education) terhadap pembentukan karakter pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan metode eksperimen kuasi dengan desain nonequivalent pre test-post test control group design (pre test-post test dua kelompok). Subjek penelitian dipilih dengan teknik non-probabilitas dari sampel purposif (purposive sampling). Instrumen penelitian berupa angket yang dianalisis dengan teknik statistik yaitu ukuran gejala pusat dan Uji T berpasangan (paired t test), berdasarkan penghitungan diatas diperoleh t hitung = 4,67 dan nilai t tabel = 1,743 artinya hipotesis ditolak yang berarti bahwa terdapat implementasi positif yang signifikan dari pendidikan luar kelas (outdoor education) terhadap pembentukan karakter siswa sekolah dasar. Hasil penelitian siswa cenderung menggunakan atau memanfaatkan alat atau fasilitas di lingkungan kita tanpa harus membelinya sehingga perlu daya imajinasi dan kreativitas yang tinggi, kemampuan problem solving pada anak, menstimulasi perkembangan bahasa dan kemampuan verbal, mengembangkan keterampilan sosial,  dan merupakan wadah pengekspresian emosi.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 41-47
Author(s):  
Nuvita Retna Sari ◽  
Faried Wadjdi ◽  
Massus Subekti

  This study aims to determine the comparison of cooperative learning models with direct learning models on the learning outcomes of electrical circuit subjects of class X students at SMK Negeri 26 Jakarta. This research was conducted at SMK Negeri 26 Jakarta in November 2018 until January 2019. This Popolation  is class X TTL at SMK Negeri 26 Jakarta which consists of 3 classes. The research method used is true  experimental pretest posttest control group design. The sample was randomly determined by random sampling technique. It was obtained 2 classes namely X.TTL1 for experimental class using cooperative learning models and X.TTL 3  was used for experimental class using direct learning models and class X.TTL 2 was used for class testing question validity. The analysis technique used is the t test at a significance level of  Based on the results of the study it can be concluded that learning using the Cooperative Learning Model with cognitive assessment of 92.41 and psychomotor assessment of 88.98, while learning using the Direct Learning Model with cognitive assessment amounted to 92.21 and psychometric assessment of 88.21. The results of calculations with the t-test on cognitive assessment at the significance level α = 0.05 and df = 64 are tcount <  ttable(0.512 <1.6672) and the value of t-test calculated at the significance level α = 0, 05 and df = 64 is tcount < ttable (0.45 <1.6672) means that H0 is accepted, Ho is accepted so that it can be concluded that the comparison of learning outcomes of electrical circuits taught using cooperative learning models is not higher or equal  using direct learning model at SMK Negeri 26 Jakarta. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan model pembelajaran kooperatif dengan model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar mata pelajaran rangkaian listrik siswa kelas X di SMK Negeri 26 Jakarta. Penelitian ini dilakukan di SMKN 26 Jakarta pada bulan November 2018 sampai Januari 2019. Populasi penelitian ini adalah kelas X TTL di SMK Negeri 26 Jakarta yang terdiri dari 3 kelas. Metode penelitian yang digunakan adalah True eksperimental Design Pretest–Posttest Control Group Design. Sampel ditentukan secara acak dengan teknik random sampling di dapat 2 kelas yaitu X.TTL 1 untuk kelas eksperimen I dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dan X.TTL 3 digunakan untuk kelas eksperimen II dengan menggunakan model pembelajaran langsung serta Kelas X.TTL 2 digunakan uji validasi soal. Teknik Analisis yang digunakan yaitu uji t pada taraf signifikansi =0,05.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif dengan penilaian kognitif sebesar 92.41 dan penilaian psikomotorik sebesar 88.98, sedangkan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Langsung dengan penilaian kognitif sebesar 92.21dan penilaian psikomotorik sebesar 88.21. Hasil perhitungan dengan Uji–t pada penilaian kognitif pada taraf signifikansi  = 0,05 dan = 64 adalah < (0.512 < 1.6672) serta diperoleh nilai Uji-t hitung pada taraf signifikansi =0,05 dan = 64 adalah>(0.45<1.6672) artinyaHo diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa perbandingan hasil belajar rangkaian listrik yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tidak lebih tinggi atau sama dengan menggunakan model pembelajaran langsung di SMK Negeri 26 Jakarta.


BIO-PEDAGOGI ◽  
2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 36
Author(s):  
Sondra Swestyani ◽  
Mohammad Masyuri ◽  
Baskoro Adi Prayitno

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan sumber daya manusia yang mampu berpikir kreatif untuk memecahkan masalah. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah mengoptimalkan peningkatan kemampuan berpikir kreatif pada siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan efektifitas modul IPA berbasis Creatif Problem Solving (CPS) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Research and Development. Pengembangan modul menggunakan model four-d mengacu pada model Borg &amp; Gall, meliputi tahap define, design, development,dan disseminate. Modul dikembangkan menggunakan model pembelajaran Creatif Problem Solving (CPS), meliputi tahap objective finding, fact finding, problem finding, idea finding, solution finding, dan acceptance finding. Teknik Pengumpulan data menggunakan angket dan soal tes open-ended. Pengujian menggunakan metode eksperimen pretest postest control group design yang melibatkan 30 siswa kelas VII untuk setiap grup. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif untuk menganalisis kelayakan modul dan t-test untuk menganalisis kemampuan berpikir kreatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelayakan modul hasil pengembangan adalah sangat baik berdasarkan penilaian ahli, praktisi, dan teman sejawat. Berdasarkan hasil uji-t terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest pada kemampuan berpikir kreatif yaitu 0,000. Hasil n-gain kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen adalah 0,368 (sedang), n-gain kemampuan berpikir kreatif pada kelas kontrol adalah 0,150 (rendah). Hal ini menunjukkan bahwa modul IPA berbasis Creatif Problem Solving (CPS) memiliki efektifitas tinggi dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa serta layak digunakan dalam pembelajaran


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 35-43
Author(s):  
Wahyu Jati Kurniawan ◽  
Zuhdan Kun Prasetyo

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar terhadap berpikir kreatif pada pembelajaran tematik integrative siswa kelas IV SD. Penelitian dilakukan di SDN Warureja 01 dan SDN Warureja 02 Kabupaten Tegal. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi observasi, lembar validasi ahli dan lembar tes berpikir kreatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-eksperiment dengan desain pretest-posttest control group design. Uji normalitas dilakukan dengan metode Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas data menggunakan Box’M test. Data dianalisis dengan pengujian hipotesis yaitu uji beda rata-rata univariat menggunakan independent sample t-test dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar berpengaruh terhadap berpikir kreatif dengan nilai signifikansi 0,037< 0.05.AbstractThis study aimed to know the Effect of the Surrounding Environment as a Learning Resource on Creative Thinking to the 4th Grade Students of State Elementary Schools. in integrative thematic learning of the fourth grade of State Elementary Schools. The study was conducted at SDN Warureja 01 and SDN Warureja 02 Tegal Regency. The research instruments used included observation, expert validation sheets, and creative thinking test sheets. The type of research used was quasi-experiment with pretest-posttest design nonequivalent control group design. The normality test was done by the Kolmogorov-Smirnov method and homogeneity test using the Box'M test. The Data were analyzed by hypothesis testing beginning with univariate mean difference test using independent sample t-test with a 5% significance level. The results showed that: the utilization of the surrounding environment as a source of learning approach affects the creative thinking, the significance level of 0,037< 0.05.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 61
Author(s):  
Yoga Budi Bhakti ◽  
Irnin Agustina Dwi Astuti ◽  
Eva Yuni Rahmawati

The purpose of this research is to find out the problem-solving physics by using media-based videoscribe learning. Learning with the help of a video will make students more interactive and active because students can understand the concept of abstract and solve the problem of physics related to daily life. The method used in this research was the quasi-experimental method with the research design of The Randomized Post-Test Only Control Group Design, which involved 30 students as samples in Physics Education of Indraprasta PGRI University.The technique analysis of the research using the T-test. The results showed that by using learning media videoscribe could improve the ability of problem-solving physics. We found significant positive effects of the use of videoscribe in conveying physics lessons With the help of video scribe, learning is more efficient in physics learning. The students understand abstract physics material and are able to activate students in learning. These findings are consistent with studies on the improve of the student’s problem-sloving ability on physics learning.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document