scholarly journals The barriers in the implementation of mathematics learning for slow learner during the COVID-19

Jurnal Elemen ◽  
2022 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 144-160
Author(s):  
Hidayatul Wafiroh ◽  
Harun Harun
2016 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 111 ◽  
Author(s):  
Alfian Nur Aziz ◽  
Sugiman Sugiman ◽  
Ardhi Prabowo

<p dir="ltr">Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran matematika pada anak berkebutuhan khusus (ABK) slow learner di kelas inklusif SMP Negeri 7 Salatiga dalam mencapai keberhasilan belajar. Data penelitian ini adalah mengenai proses pembelajaran matemetika pada anak berkebutuhan khusus slow learner di kelas inklusif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data meliputi pengumpulan data,reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil : (1) Guru mata pelajaran matematika sudah memahami karakterstik siswa slow learner secara umum. Tidak Terdapat perbedaan dalam Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) namun perencanaan tetap memperhatikan karakteristik siswa slow learner.(2) Dalam pelaksanaan pembelajaran guru melakukan pengkondisian dengan mempersiapkan siswa secara fisik dan psikis. Penggunaan model, metode, media pembelajaran disamakan antara siswa reguler dan slow learner. Dalam pelaksanaan ada metode yang sudah dapat mengakomodir siswa reguler dan siswa slow learner, namun masih ada metode yang membuat siswa slow learner semakin mengalami kesulitan dalam belajar.(3) Kegiatan evaluasi dilakukan ketika satu materi bahasan selesai dan dilakukan denga tes tertulis maupun tes lisan. Hasil evaluasi digunakan sebagai acuan kegiatan tidak lanjut yang dilaksanakan di bimbingan khusus oleh Guru Pendamping Khusus (GPK).</p><p dir="ltr">This study intends to unveil how mathematics-learning process in disabilities of slow learners in inclusive class of SMP Negeri 7 Salatiga achieves the learning goals. The data of this study is related to mathematics-learning process in disabilities of slow learners in inclusive class. This study employs qualitative method. The techniques of collecting the data are observation, interview, and documentation. The techniques of analysis vary on collecting the data, reducing the data, presenting the data, drawing conclusions and verification. According to the results of the analysis, it can be concluded that: (1) Mathematics teachers have known about the characteristics of slow-learners in general. There are no differences in the lesson plan (RPP), but the planning still considers the characteristics of slow learners in general. (2) During the learning process, teacher arranges the students by preparing them physically and mentally. The use of model, method, and learning media of regular students is equaled to the slow learners’. In the learning process, there are methods accommodating both regular students and the slow learners. However, there are some methods causing learning problems on slow learners. (3) The evaluation is carried out when a material has already finished, and it is done in written and spoken form. The evaluation results are then used as a reference of follow-up activities conducted with a particular help from guidance-specialized teacher (GPK)</p>


Author(s):  
Heni Yunilda Hasibuan ◽  
Syamsuri Syamsuri ◽  
Cecep Anwar Hadi Firdos Santosa ◽  
Aan Subhan Pamungkas

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil pembelajaran matematika pada anak berkebutuhan khusus ragam lamban belajar atau lebih dikenal sebagai slow learner. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif metode studi kasus. Subjek penelitian ini adalah salah satu siswa slow learner di kelas inklusif SMP Garuda Cendekia Jakarta. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode wawancara semi-terstruktur. Validitas data dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data dilakukan melalui jalur reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil: (1) kurikulum yang digunakan slow learner disamakan dengan kurikulum reguler, tetapi dilakukan adaptasi kurikulum berupa modifikasi, (2) penggunaan model maupun metode pembelajaran di kelas inklusif disamakan antara slow learner dengan siswa reguler tanpa penyusunan program pembelajaran individual, tetapi pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan karakteristik slow learner, dan (3) kegiatan evaluasi dilakukan melalui tes tertulis yang disusun oleh guru mata pelajaran yang kemudian dilakukan penyesuaian oleh guru pembimbing khusus berdasarkan model modifikasi. Kata kunci: pembelajaran matematika, anak berkebutuhan khusus, slow learner, inklusif, modifikasi.   ABSTRACT This study aimed for unveiling mathematics-learning process of different abilities students in slow learning spectrum. This study used a qualitative approach by case study method. The subject of this research was one of SMP Garuda Cendekia’s students with slow learning spectrum. The data were collected through the method of semi-structured interviews. The data was validated by using data triangulation technique. The data then was analyzed through flows of activity: data reduction, data display, and conclusion drawing/verification. The results were: (1) The curriculum used by the teacher for the research subject was the general curriculum, modified to cater the needs of the subject research, (2) the learning model and method for the subject research did not differ from the other students and was applied by considering the research subject’s characteristic without the need of planning an individualized education program, and (3) written test was used as means of evaluation that was arranged by the mathematics subject teacher after being accommodated by the special education teachers based on the modified model. Keywords: mathematics learning, different abilities, slow learner, inclusive, modifications.


Author(s):  
Sofnidar ◽  
Hartina ◽  
Kamid ◽  
Khairul Anwar

Prilaku belajar adalah suatu sikap y ang muncul dari diri siswa dalam menanggapi dan meresponi setiap kegiatan belajar mengajar yang terjadi. salah satu wujud dari prilaku adalah motivasi belajar. Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus (rangsangan) dan respon (tanggapan). Stimulus yang diberikan guru dalam pembelajaran tertuang dalam rancangan aktifitas pembelajaran. Aktivitas pembelajaran merupakan kegiatan yang dirancang guru untuk mewujudkan dan atau menciptkan kondisi belajar siswa (stimulus). Pemilihan aktivitas belajar yang sesuai memungkinkan untuk terjadinya efektivitas pedagogis dalam mencapai tujuan pembelajaran, maupun dapat membentuk prilaku positif siswa (respon) dalam belajar. Desain pembelajaran berbasis outdoor-medelling mathematics memuat serangkain aktivitas kegiatan pembelajaran yang berbassis investigasi konteks masalah outdoor (masalah real life) dengan muatan konten materi modeling mathematics. Pada makalah ini akan membahas prilaku belajar dan bagaimana motivasi terbentuk melaui aktifitas kegiatan pebelajaran outdoor-medelling mathematics yang diklasifikasikan menjadi motoractivities mentalactivities, visualactivities, emotionalactivities, motoractivitie.Melalui metode kulitatif deskriptif, dengan mengambil 20 siswa kelas IX-B SMP N 1 Muaro Jambi yang mempunyai gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Setelah pelaksanaan pembelajaran, pengambilan data dilakukan melalui angket, dan lembar pengamatan beserta wawancara ke subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas belajar dalam pembelajaran yang dapat memotivasi siswa belajar matematika adalah visualactivities sebesar 74,16%; motoractivities sebesar 96,67%; mentalactivities sebesar 71,66%; dan emotionalactivities sebesar 73,33%. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan aktivitas belajar dalam pembelajaran outdoor-medelling mathematics matematika yang paling dominan dapat memotivasi siswa belajar adalah motoractivities dengan persentasi 96,67% dengan kriteria sangat baik dan sangat memotivasi siswa belajar matematika dalam pembelajaran luar kelas. Indikatornya adalah melakukan percobaan. Kelebihan aktivitas belajar dalam pembelajaran outdoor-medelling mathematics adalah, aktivitas belajar lebih membuat siswa termotivasi untuk belajar matematika. Siswa menjadi lebih aktif dan interaksi dengan teman sesamanya semakin meningkat juga. Adapun kelemahan aktivitas belajar dalam pembelajaran luar kelas adalah sulit untuk siswa terfokus dalam aktivitas belajar yang sedang dilakukan.   Learning behavior is an attitude that arises from students in responding and responding to each teaching and learning activity that occurs. one form of behavior is learning motivation. According to behavioristic theory, learning is a change in behavior as a result of an interaction between stimulus (stimulus) and response (response). The stimulus given by the teacher in learning is contained in the design of learning activities. Learning activities are activities designed by the teacher to realize and or create the conditions for student learning (stimulus). Selection of appropriate learning activities allows for the occurrence of pedagogical effectiveness in achieving learning goals, and can form positive student behavior (response) in learning. Outdoor-based learning mathematics learning design contains a series of learning activities based on the context of outdoor problems (real life problems) with the content of modeling mathematics material. In this paper will discuss learning behavior and how motivation is formed through the activities of learning activities outdoor-modeling mathematics which are classified into mental activities, visual activities, emotional activities, motor activities. Through the descriptive qualitative method, taking 20 students of class IX-B Muaro Jambi Middle School 1 who have visual, auditory, and kinesthetic learning styles. after the implementation of learning, data retrieval was carried out through questionnaires, and observation sheets and interviews to the research subjects. The results showed that learning activities in learning that could motivate students to learn mathematics were visual activities at 74.16%, motor activities at 96.67%, mental activities at 71.66%, and emotional activities at 73.33 %%. Based on the results of the analysis carried out learning activities in mathematics outdoor-modeling mathematics learning the most dominant motivating students to learn is motor activities with a percentage of 96.67% with very good criteria and very motivating students to learn mathematics in learning outside the classroom. The indicator is to experiment. The advantages of learning activities in outdoor-modeling mathematics learning are that learning activities make students more motivated to learn mathematics. Students become more active and interactions with their peers also increase. The weaknesses of learning activities in learning outside the classroom is difficult for students to focus on the learning activities that are being done.


Author(s):  
Rini Dian Anggraini ◽  
Titi Solfitri

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran matematika untuk sekolah menengah pertama yaitu kurikulum Silabus, Rencana Pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa 2013 tentang statistik dan probabilitas dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Penelitian ini menggunakan model pengembangan oleh Borg dan Gall yang dimodifikasi oleh Sugiyono (2008) melalui langkah-langkah: (1) potensi dan masalah; (2) pengumpulan data; (3) desain produk; (4) validasi desain; (5) revisi desain; (6) uji coba kelompok kecil; (7) revisi produk; (8) uji coba kelompok besar; (9) revisi produk. Pada tahap potensi dan masalah, para peneliti melakukan analisis potensi dan masalah. Kemudian, peneliti mengumpulkan data yang diperlukan sebagai referensi untuk desain perangkat pembelajaran matematika yang akan dikembangkan. Desain perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan kemudian divalidasi oleh tiga validator dan direvisi berdasarkan saran validator. Hasil perancangan perangkat pembelajaran kemudian diujicobakan dalam uji coba kelompok kecil yang subjeknya 8 siswa kelas VII SMP Negeri 23 Pekanbaru. Setelah dicoba dalam uji coba kelompok kecil, kemudian direvisi berdasarkan kuesioner dari siswa yang mengikuti uji coba kelompok kecil. Setelah itu, para peneliti melakukan uji coba dalam kelompok besar yang subjeknya adalah 39 siswa kelas VII SMP Negeri 23 Pekanbaru, direvisi lagi dan disempurnakan. Berdasarkan hasil analisis dan diskusi data, perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan valid yang nilai untuk Silabus adalah 3,39, rata-rata nilai untuk 5 Rencana Pelajaran adalah 3,41. Nilai rata-rata untuk 5 Lembar Kerja Siswa adalah 3,34. Lembar Kerja Siswa yang telah dikembangkan adalah persyaratan praktis yang memenuhi syarat untuk digunakan oleh siswa sekolah menengah pertama.   This research aimed to develop mathematics learning device for junior high school that are Syllabus, Lesson Plan and Students Worksheet curriculum 2013 on statistics and probability by used problem based learning model. This research use development model by Borg and Gall modified by Sugiyono (2008) through the steps : (1) potentials and problems; (2) data collection; (3) design product; (4) validation of design; (5) revision of design; (6) small group trial; (7) revision of product; (8) large group trial; (9) revision of product. At potentials and problems stage, the researchers conducted analysis of potentials and problems. Then, researchers collect the necessary data as reference to design of mathematics learning device that will be developed. Design of learning device that had been developed then validated by three validators and revised based on validator suggestion. The result of learning device design and then try out in small group trial which subjects are 8 students of VII SMP Negeri 23 Pekanbaru. After try out in small group trial, then it revised based on questionnaire from the students who take the small group trial. After that, the researchers conducted try out in large group trial which subjects are 39 students of VII SMP Negeri 23 Pekanbaru, revised again and refined. Based on result of data analysis and discussion, learning device that had been developed is valid which value for Syllabus is 3,39, the average of value for 5 Lesson Plan are 3,41. The average of value for 5 Students Worksheet are 3,34. Students Worksheet that had been developed is qualify practical requirement to used by students of junior high school.


Author(s):  
Hanifah Nurus Sopiany

Penalaran matematis menggunakan pola pikir logis dalam menganalisa suatu masalah yang nanti pada akhirnya akan ditandai dengan aktivitas menyimpulkan atas masalah tersebut. Seseorang yang memiliki penalaran yang baik, tentunya akan berhati-hati dalam bertindak dan memutuskan sesuatu. Materi-materi pada kalkulus merupakan materi yang ada pada tingkat sekolah menengah yang nantinya menjadi lahan mengajar mahasiswa calon guru matematika S-1. Kemampuan penalaran yang dikaji mempengaruhi pembelajaran mahasiswa kedepannya karena berlaku pada matakuliah lanjut, contohnya pada kemampuan pembuktian akan selalu digunakan pada matakuliah persamaan diferensial, struktur aljabar, analisis  vektor, analisis real, dll. Sedangkan sebagai calon guru yang nantinya mengajar pada tingkat sekolah menengah, maka kemampuan penalaran ini menjadi salah satu capaian pembelajaran matematika bagi siswa sekolah menengah, maka oleh karena itu guru yang mengajarnya haruslah memiliki kemampuan penalaran yang baik. Analisis kesalahan sangat penting untuk melakukan evaluasi dan refleksi pada struktur soal maupun pada perlakuan dalam pembelajaran dalam upaya memperbaiki kemampuan penalarannya.   Mathematical reasoning uses a logical mindset in analyzing a problem that will eventually be marked by concluding activity on the problem. Someone who has good reason, will certainly be careful in acting and deciding something. The material content on the calculus is the material that exists at the secondary school level which will become the field of teaching the prospective master of math teacher bachelor. The reasoning ability studied influences student learning in the future as it applies to advanced courses, for example in the ability of proof will always be used in the course of differential equations, algebraic structure, vector analysis, real analysis, etc. While as a teacher candidate who will teach at the secondary school level, then this reasoning ability becomes one of the achievements of mathematics learning for high school students, therefore teachers who teach it must have good reasoning ability. Error analysis is very important to evaluate and reflect on the problem structure as well as on the treatment in learning in order to improve the reasoning ability.


Author(s):  
Atma Murni ◽  
Rini Dian Anggraini ◽  
Sakur

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan Strategi Pemecahan Masalah dalam pembelajaran kooperatif pendekatan struktural Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 14 Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pra eksperimental menggunakan desain penelitian perbandingan kelompok statis. Instrumen pengumpulan data meliputi tes keterampilan mahematika awal dan tes hasil belajar matematika. Data dianalisis menggunakan uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh strategi pemecahan masalah dalam pembelajaran kooperatif pendekatan struktural Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 14 Pekanbaru.   The aim of this study was to know the influence of Problem Solving Strategy implementation in cooperative learning of structural approach Think Pair Share (TPS) to mathematics learning outcome of VIII class students of SMP Negeri 14 Pekanbaru. This study use pre experimental research design using The static group comparison research design. The instruments of  data collection include early mahematics skills test and mathematics learning outcome test. Data were analyzed using t test. The result of this study showed that there is influence of problem solving strategy in cooperative learning of structural approach Think Pair Share (TPS)  to mathematics learning outcome  of  VIII class students of SMP Negeri 14 Pekanbaru


Author(s):  
Ujang Khiyarusoleh

ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya pendidikan yang diperuntukkan bagi semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus memiliki karakter yang berbeda-beda, khususnya slow learner dalam pembelajaran mengalami keterlambatan dalam memahami materi. Oleh karena itulah diperlukan peran orangtua dan guru pembimbing khusus untuk membantu memberikan pendidikan yang lebih baik sesuai dengan karakternya. Rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana peran orangtua dan guru pembimbing khusus kepada slow learner di SD Negeri 5 Arcawinangun. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peran orangtua dan guru pembimbing khusus kepada slow learner di SD Negeri 5 Arcawinangun. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat beberapa peran orangtua yaitu meliputi: orangtua sebagai pendamping utama, orangtua sebagai advokat, orangtua sebagai guru, orangtua sebagai diagnostian. Serta peran guru pembimbing khusus yang meliputi: merancang dan melaksanakan program kekhususan, melakukan identifikasi, asesmen dan menyususn program pembelajaran individual, memodifikasi bahan ajar, melakukan evaluasi, dan membuat laporan program dan perkembangan anak berkebutuhan khusus. Dengan peran peran tersebut, maka sebagian besar anak berkebutuhan khusus di SD Negeri 5 Arcawinangun dapat memberikan layanan dengan baik. Saran untuk penelitian ini orangtua senantiasa mendorong anaknya untuk belajar bersungguh-sungguh di rumah dan di skolah, serta menyediakan fasilitas belajar yang mendukung perkembangan pendidikan bagi anaknya. Kata Kunci: peran guru pembimbing khusus, peran orangtua, slow learner   ABSTRACT Background of the study was the existence of education aimed at all children, including children with special needs. Children with special needs have different characters, thus affecting their learning achievement. Therefore, the role of parents and special tutors were needed to help them improve learning achievement. The research question of this research was how the role of parents and special guidance teachers towards learning achievement of children with special needs in SD Negeri 5 Arcawinangun. The focus of this research was the role of parents and special guidance teachers on learning achievement of children with special needs in grades 1, 2 and 3 of SD Negeri 5 Arcawinangun. The purpose of this study was to determine the role of parents and special guidance teachers on the learning achievement of children with special needs in Arcawinangun 5 Public Elementary School. This type of research was qualitative research with a case study approach. Technique of data collection was observation, interviews, documentation and source triangulation. The results of this research indicated that there were several roles of parents, namely: parents as the main companion, parents as advocates, parents as teachers, parents as diagnostics. As well as the role of a special mentor teacher which includes: designing and implementing specific programs, identifying, assessing and arranging individual learning programs, modifying teaching materials, evaluating, and making program reports and development of children with special needs.With this role, most of the children with special needs in SD Negeri 5 Arcawinangun can improve their learning achievement well.Suggestions of this research were parents always encourage their children to study seriously at home and at school, and provide learning facilities that support the development of education for their children. Keywords: role of parents, role of special guidance teachers, slow learner


2015 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 19
Author(s):  
Isna Rafianti ◽  
Etika Khaerunnisa

This research is motivated by the lack of interest of teachers in the use of props in the process of learning mathematics in elementary school. In accordance with the demands of the curriculum in 2013 and supported by the developed learning theory, learning mathematics is abstract object of study, students need an intermediary that props math-ematics, so that students can more easily understand the concepts that will be pre-sented, and in the end it can deliver students to solve mathematical problems, not only that proposed by the teacher but also the problems in life. The purpose of this study was to determine the interest of prospective elementary teachers on the use of props mathematics after getting lectures media and elementary mathematics learning model. By knowing the interest of prospective elementary teachers will be developed further realization of the state of the subject being studied. The method used is descriptive research, then the instruments used were questionnaires and interviews. The results of this study stated that the interest of prospective elementary teachers on the use of props after attending lectures media and elementary mathematics learning model is high over-all with a percentage of 76.70%.Keywords : Interest, Props Mathematics


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document