scholarly journals Hubungan Intimate Friendship dengan Self-Disclosure pada Mahasiswa Psikologi Pengguna Media Sosial Facebook

2017 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 15
Author(s):  
Fiona Almira Pohan ◽  
Hairul Anwar Dalimunthe

<p>Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji dan mendapatkan data secara empiris mengenai hubungan <em>intimate friendship </em> dengan <em>self disclosure</em> pada mahasiswa pengguna media sosial Facebook di Fakultas Psikologi Universitas Medan Area angkatan tahun 2013. Sejalan dengan landasan teori, maka diajukan hipotesa yang berbunyi ada hubungan negatif antara <em>intimate friendship </em>dengan <em>self disclosure</em>. Dimana semakin tinggi <em>intimate friendship </em>mahasiswa, maka semakin rendah <em>self disclosure</em>. Penelitan ini melibatkan 87 Mahasiswa/i fakultas psikologi angkatan tahun 2013 di Universitas Medan Area sebagai subjek penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik <em>purposive sampling. </em>Penelitian ini menggunakan instrumen skala likert untuk skala <em>intimate friendship </em>dan skala <em>self disclosure</em>. Skala <em>intimate friendship</em>  disusun berdasarkan dimensi-dimensi menurut Sharabany (2008) yaitu: kejujuran dan spontanitas , kepekaan dan pengertian, kelekatan, eksklusifitas, memberi dan berbagi, penerimaan dan pengorbanan, kegiatan yang sama, kepercayaan dan kesetiaan. Skala <em>self disclosure</em> disusun berdasarkan dimensi-dimensi menurut (Devito, 1986) yaitu: <em>amount</em>/ kuantitas, valensi, ketepatan dan kejujuran, intensi, dan <em>intimacy.</em> Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil terdapat hubungan negatif antara <em>intimate friendship </em>dengan <em>self disclosure</em>. Hasil ini dibuktikan dengan koefisien korelasi, dimana rxy = - 0.372 ; p = 0.000 &lt; 0.05. Nilai koefisien determinasi (R <em>square</em>) penelitian dengan nilai sebesar 0.138. Dapat diartikan bahwa variabel <em>intimate friendship</em> mempengaruhi <em>self disclosure</em> sebesar 13.8%. Dari hasil perhitungan mean hipotetik dan mean empirik diperoleh <em>intimate friendship</em> rendah dan <em>self disclosure</em> tinggi.</p>

Proyeksi ◽  
2021 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 15
Author(s):  
Muhammad Nabil Rizal ◽  
Gumi Langerya Rizal

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan self disclosure�dan intimate friendship�serta untuk mengetahui hubungan antara intimate friendship dengan self disclosure pada mahasiswa pengguna WhatsApp. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif korelasional. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling,�dengan sampel 111 mahasiswa pengguna WhatsApp di Sumatera Barat. Analisis data menggunakan Analisis regresi linier berganda dan analisis tambahan menggunakan Independent sample T Test. Self disclosure pada mahasiswa pengguna WhatsApp cenderung rendah dan intimate friendship pada mahasiswa cenderung tinggi. Berdasarkan analisis data, diperoleh hubungan antara intimate friendship dengan self disclosure�pada mahasiswa pengguna WhatsApp. Nilai R Square penelitian ini sebesar 0.505 yang berarti dimensi intimate friendship mempengaruhi self disclosure sebesar 50.5%. Analisis tambahan menunjukkan tidak terdapat perbedaan self disclosure dan intimate friendship ditinjau dari usia dan jenis kelamin.


Koneksi ◽  
2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 398
Author(s):  
Evelyn Natasha ◽  
Septia Winduwati

Bottled users' self-disclosure is the occurrence by writing the contents of the heart and feelings about various things as well as statements that are sometimes unable to be discussed like things that are intimately or  private when announced on general media, not anonymous. The purpose of determining how self-disclosure of anonymous social media users named Bottled. This research uses self-disclosure theory (Johari Window) and social penetration theory. This research uses a qualitative approach with the method used is a case study. Database collection technically with interviews, observation, and documentation. The key information this study were Psychologists as expert speakers and three supporting informants who were found through purposive sampling techniques.This study results reveal that self-disclosure that occurs in Bottled users makes individuals more comfortable to be open about evaluative and descriptive expressions. Bottled users' self-disclosure is also a form of self-clarification. Self disclosure pengguna Bottled ini merupakan terjadinya suatu tindakan  pengungkapan diri menggunakan menuliskan isi hati dan perasaan tentang berbagai  macam hal serta pernyataan-pernyataan yang terkadang  mampu dibicarakan misalnya hal yang bersifat intim atau terlalu privasi bila dibagikan pada media yang terlalu generik, yang bukan anonim. Penelitian ini bertujuan buat mengetahui bagaimana self-disclosure pengguna media umum anonim bernama Bottled. Penelitian ini menggunakan teori a (Johari Window) & teori penetrasi sosial. Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif menggunakan metode yang digunakan merupakan studi perkara. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Narasumber  dalam penelitian ini adalah Psikolog menjadi narasumber pakar dan tiga informan pendukung yang ditemukan melalui teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa self disclosure yang terjadi pada pengguna Bottled berakibat individua lebih nyamana untuk terbukaa tentang ungkapan yang evaluatif & naratif. Self disclosure pengguna Bottled pula sebagai bentuk penjernihan diri. 


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 245
Author(s):  
Nora Anggraeni ◽  
Uun Zulfiana

Abstrak. Penggunaan media sosial salah satunya instagram sebagai wadah berbagi informasi untuk mengatasi perasaan kesepian yang dirasakan akibat ketiadaan hubungan dengan individu lain di dunia nyata. Sebagian individu yang telah memasuki fase dewasa masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhan berhubungan dengan orang lain. Salah satu cara yang dilakukan dengan membentuk komitmen untuk membangun sebuah pernikahan. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kesepian dengan pengungkapan diri di instagram pada dewasa yang belum menikah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan sampel sejumlah 260 orang yang diambil menggunakan teknik nonprobability sampling jenis purposive sampling. Pengambilan data menggunakan skala pengungkapan diri dan kesepian yang dianalisis menggunakan korelasi Spearman. Hasil menunjukkan tidak ada hubungan antara kesepian dan pengungkapan diri di instagram pada dewasa yang belum menikah.Kata Kunci: Kesepian, Pengungkapan Diri, Dewasa Belum MenikahAbstract. Exchanging information is one of the leading reasons social media is frequently used nowadays. Instagram for instance, its presence is not only for sharing information to others but also for surmounting solitude as result of social interaction absence in reality. For individuals who have been indicated as adults, the ability to do interaction to others is incapable, marriage commitment as an example. This current study is aimed to find out the relation between loneliness and self-disclosure through instagram for unmarried adults. In this current study used correlational quantitative method in which 260 research participants were recruited by employing nonprobability sampling technique with purposive sampling type. The assembled data taken by using scale of loneliness and self-disclosure and analysed by way of Spearmen correlation. The results have shown that there are no relations between solitude and self-disclosure through instagram for unmarried adults. Keywords:  Loneliness, Self-disclosure, Unmarried Adults


PSYCHE 165 ◽  
2021 ◽  
pp. 130-138
Author(s):  
Sherly Febriani ◽  
Ifani Candra ◽  
Krisnova Nastasia

The aim of this research is to see whether there is a relationship between intimate friendship and selfdisclosure in class XI  students of SMA N 4 Padang City , Instagram social media users . The dependent variable in this study is Self Disclosure and the independent variable is Intimate Friendship . Measuring instrument used in this study was largely skal a Intimate Friendship and Scale Self Disclosure . The sampling technique in this study is probability sampling, namely, a sampling technique that provides equal opportunities for each element (member) of the population to be selected as a sample member. The probability sampling technique used is simple random sampling. The sample in this study were 147 students of class XI SMA N 4 Padang City . The test results show the coefficient of validity on Intimate Friendship moves from 0, 433 to 0.819, while the coefficient of reliability is 0, 962, And the coefficient of validity on Self Disclosure move from 0,327 to 0,839 while the coefficient of reliability is 0,926. Based on data analysis, correlation values of 0, 165 with a level of signifi Kansi 0,046 which means that the hypothesis is accepted. This shows that there is a significant relationship between Intimate Friendship and Self Disclosure in class XI SMA N 4 Padang City Social Media Users Instagram . With the effective contribution of Intimate Friendship with Self Disclosure to class XI students of SMA N 4 Padang City, Social Media Users Instagram 3 %.


2021 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 667
Author(s):  
Octia Choraima Manullang

Pernikahan dan  kehidupan berkeluarga penting bagi setiap manusia karena dari berkeluarga, seseorang dapat membentuk dirinya dan tentunya setiap pasangan menginginkan pernikahan yang sukses dan sekali seumur hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterbukaan diri dengan kepuasan pernikahan pada pasangan pernikahan jarak jauh di Kalimantan Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah 100 orang yang menjalani pernikahan jarak jauh di Kalimantan Timur yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan skala keterbukaan diri dengan kepuasan pernikahan. Skala tersebut disusun dengan skala model likert dengan bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS) 23.0 for windows. Hasil penelitian ini menggunakan analisis korelasi pearson product moment menujukkan nilai sebesar r hitung = 0.726 > r tabel = 0.197, dan p = 0.000, nilai 0.726 merupakan nilai r hitung > r tabel, dimana angka ini menunjukkan korelasi atau hubungan yang kuat antara keterbukaan diri dengan kepuasan pernikahan adalah hubungan yang positif. Marriage and family life are important for human being, because from a family, people can esthablish themselves and every couple certainly wants a successful marriage once in a lifetime. This research is aimed to test correlation between self disclosure with marital satisfaction of long distance marriage couples at East Borneo. This research used quantitative approach. The subjects of this research were 100 married people experiencing long distance marriage who were selected using purposive sampling technique. The measuring instruments of this research used self disclosure and marital satisfaction scales. Those scales arranged with likert model scale by the program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 23.0 for windows. The Result of this exploration utilizing pearson item second connection investigation shows the worth of r check = 0.726 > r table = 0.197, and p = 0.000, the 0.726 is the worth of r tally > r table, which yhis figure demonstrates a solid relationship between's self revelation with conjugal fulfillment. The connection between's self divulgence with conjugal fulfillment is a positive relationship.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Nurullah Ika Pujilestari

Latar Belakang: Respon ODHA setelah mengetahui bahwa dirinya terkena HIV/AIDS ialah syok, cemas, takut, khawatir, rasa bersalah, dan menyalahkan diri sendiri. ODHA masih mempunyai ketakutan untuk mengungkapkan status penyakitnya karena adanya stigma negatif terhadap diri sendiri mengenai HIV/AIDS.Tujuan: Mengetahui hubungan keterbukaan status HIV dengan stigma diri pada ODHA di Jombang Care Center Plus (JCC+) Kabupaten Jombang.Metode Penelitian: Desain penelitian adalah survey analitik korelasi dengan pendekatan Cross-Sectional. Teknik sampel yaitu Purposive Sampling dengan jumlah sampel 55 responden ODHA di Jombang Care Center (JCC+). Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Self Disclosure Scale dan kuesioner skala stigma Selected Berger Scale. Analisa data menggunakan uji Korelasi Pearson.Hasil Penelitian: Hasil analisis data menunjukkan besarnya koefisien korelasi r= 0,200 dengan taraf signifikan p=0,143 (p>0,05), artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara keterbukaan status HIV dengan stigma diri pada ODHA di Jombang Care Center Plus (JCC+) Kabupaten Jombang.Kesimpulan: Dapat d simpulkan bahwa tidak ada hubungan antara keterbukaan status HIV dengan stigma diri pada ODHA di Jombang Care Center Plus (JCC+) Kabupaten Jombang.Saran: ODHA lebih mengembangkan konsep diri positif seperti mencoba bersosialisasi dengan orang lain dengan cara bergabung dengan orang-orang yang dapat memberikan dukungan dan semangat pada ODHA


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 179
Author(s):  
Achmad Zulkifli

Manusia dalam hidupnya selalu bergantung kepada manusia lain. Manusia selalu butuh berkomunikasi dengan manusia lain. Seiring dengan modernnya zaman, kini komunikasi manusia semakin kreatif dengan adanya media sosial online. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan adanya pengaruh yang signifikan antara tipe kepribadian dan self-esteem terhadap self-disclosure pada remaja pengguna media sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang diukur menggunakan tiga skala yaitu Eysenck Personality Inventory (EPI), Self-esteem Coppersmith, dan Self-disclosure Scale. Responden penelitian adalah 205 remaja yang diambil dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Tipe kepribadian dan self-esteem terhadap Self-disclosure., Tipe kepribadian dan self-esteem mempengaruhi self-disclosure sebesar 56,3%. Tipe kepribadian memberikan sumbangan sebanyak 1,5% dan self-esteem sebanyak 54,7% terhadap self-disclosure. 


Kinesik ◽  
2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 37-48
Author(s):  
Kudratullah

Pesan disampaikan secara simultan kepada orang lain dengan tujuan untuk mendapatkan tanggapan terhadap pesan terhadap pengungkapan diri waria transeksual yang masih dianggap asing dalam kehidupan masyarakat. Tujuan penelitian ini bagaimana Self disclosure waria terhadap terhadap teman wanita (studi kasus di pasar masomba Palu). Metode studi kasus melalui wawancara dan observasi diterapkan dengan teknik purposive sampling jumlah informan empat orang diwakili oleh 2 orang waria dan 2 orang wanita. Hasil dari penelitian menunjukkan besaran kelompok, perasaan menyukai, efek diadik, kompetensi, kepribadian dan topik yang digunakan waria transeksual untuk tetap bergaul di lingkungan sosialnya membutuhkan konteks komunikasi antarpribadi untuk menghasilkan komunikasi yang efektif.


2020 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 118-132
Author(s):  
Elintia Devi ◽  
Rini Indryawati

Penggunaan Instagram pada remaja putri memiliki berbagai risiko, seperti pelanggaran privasi, kesalahpahaman, cyberbullying, penyalahgunaan informasi, hingga penipuan yang dapat terjadi karena remaja putri yang mudah percaya (trust) terhadap pengguna Instagram lain termasuk pengguna yang tidak mereka kenal sehingga membuat remaja putri mengungkapkan (self-disclosure) apapun kepada pengguna lain tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan trust dan self-disclosure pada remaja putri pengguna Instagram. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan teknik purposive sampling. Sampel pada penelitian ini adalah 88 remaja putri yang telah menggunakan media sosial Instagram selama minimal 2 tahun. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan skala trust dan skala self-disclosure. Berdasarkan hasil analisis menggunakan analisis korelasi Spearman one tailed, diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara trust dan self-disclosure pada remaja putri pengguna Instagram dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < .01) dan koefisien korelasi (R) sebesar 0.713. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi trust, maka akan semakin tinggi pula self-disclosure yang dilakukan. Selain itu, koefisien korelasi (R) yang diperoleh menunjukkan bahwa hubungan positif yang dihasilkan bersifat erat atau kuat.


2021 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 415-428
Author(s):  
Nelyahardi Gutji ◽  
Hera Wahyuni

Guru BK hendaknya memahami perbedaan budaya antara dirinya dan konseli untuk memudahkan proses self-disclosure dalam konseling individu. Penelitian ini bertujuan memaparkan hasil uji empirik mengenai perbedaan self-disclosure konseli dalam konseling individu ditinjau dari jenis kelamin & budaya guru BK/Konselor. Jenis penelitian yaitu kuantitatif dengan desain komparatif. Populasi sebanyak 765 siswa, penarikan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah 224 siswa yang pernah mengikuti konseling individu. Pengumpulan data menggunakan instrumen Self-Disclosure dalam Konseling Individu (SSKI). Analisis data meliputi uji persyaratan analisis, dan uji hipotesis menggunakan Anova dua jalur.  Penelitian menghasilkan perbedaan nilai rata-rata budaya Melayu perempuan 82,075 laki-laki 75,800; budaya Batak perempuan 82,067 laki-laki 86,500; dan pada budaya Jawa perempuan 87,487 laki-laki 83,086. Kesimpulannya, konseli cenderung lebih terbuka pada guru BK berjenis kelamin perempuan dengan budaya Jawa dan Melayu Jambi. Berbeda dengan Batak, konseli cenderung lebih terbuka pada guru BK laki-laki.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document