scholarly journals GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWATAN KAKI PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 137-145
Author(s):  
Inas Istiqlal Sary Nabilah ◽  
Srinalesti Mahanani ◽  
Aries Wahyuningsih

Mencegah komplikasi akibat diabetes melitus khususnya pada kaki terdapatbeberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan salah satunya hygiene personaltermasuk kaki. Melakukan perawatan kaki pada penderita diabetes melitus sangat pentingsekali, guna mencegah terjadinya luka pada kaki (Tarwoto, 2016). Penelitian ini bertujuanuntuk menjelaskan gambaran pengetahuan perawatan kaki pada pasien diabetes melitustipe 2 berdasarkan hasil review literature. Penelitian ini menggunakan study literaturereview. Literature yang didapatkan dari SINTA, PUBMED, Garuda dan google scholardatabased. 10 literature review menggunakan beberapa desain yaitu deskriptif eksploratif,cross sectional, deskriptif cross sectional study, pretest-posttest design, deskriptifanalitik, deskriptif dari tahun 2013-2020 kemudian dilakukan analisa PICO.. Hasil studiliterature review didapatkan bahwa pengetahuan perawatan kaki pada pasien diabetesmelitus bervariasi pada setiap penelitian yang telah di review. Hasil menunjukan bahwamayoritas pengetahuan perawatan kaki pada pasien diabetes melitus masuk dalamkategori baik. Pengetahuan pasien diabetes melitus terhadap perawatan kaki dari berbagaipenelitian yang telah diplubikasi secara nasional maupun international memiliki hasilyang bervariasi, namun pengetahuan yang baik lebih mendominasiSemakin baikpengetahuan pasien tentang perawatan kaki maka semakin kecil resiko pasien terkenakomplikasi pada kaki.

Author(s):  
Stefania Della Vecchia ◽  
Alessandra Tessa ◽  
Claudia Dosi ◽  
Jacopo Baldacci ◽  
Rosa Pasquariello ◽  
...  

MEDISAINS ◽  
2018 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 76
Author(s):  
Srimiyati Srimiyati

Latar Belakang: Komplikasi yang sering terjadi pada penderita diabetes melitus salah satunya kaki diabetik.  Masalah kaki diabetik memerlukan waktu dan biaya cukup banyak. Pencegahan kaki diabetik dapat dilakukan dengan perawatan kaki. Penderita diabetes yang memiliki pengetahuan cukup tentang perawatan kaki diabetik menjadi dasar dan memotivasi untuk mengendalikan komplikasi penyakitnya.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan pencegahan kaki diabetik bagi penderita diabetesMetode: Penelitian ini adalah descriptive correlational, menggunakan pendekatan cross sectional study.  Populasinya seluruh penderita diabetes melitus yang berobat jalan. Sampel berjumlah 53 responden, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpul data menggunakan kuesioner terdiri dari 20 item untuk menggali pengetahuan pencegahan kaki diabetik dan 15 item perawatan kaki. Penelitian dilakukan di RSI Siti Khatijah PalembangHasil: penelitian menunjukkan sebagian besar responden perempuan  (58,5%), usia > 55 tahun (83,0%), pendidikan menengah kebawah (67,9%), menderita diabetes mellitus > 5 tahun (58,5%), responden yang memiliki pengetahuan pencegahan kaki diabetik dengan kriteria tinggi  sebanyak 36 (67,9%), melakukan perawatan kaki diabetik (60,4%). Hasil uji statistik chi squere menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perawatan kaki (p= 0,024; OR= 4.767). .Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perawatan kaki pada pasien diabetes. Pasien diabetes yang memiliki pengetahuan baik mengenai perwatan kaki berpeluang 4.767 kali lebih besar dalam melakukan perawatan kaki dari pada yang memiliki pengetahuan kurang.


2019 ◽  
Vol 1 (01) ◽  
pp. 38-45
Author(s):  
Helena Wadja ◽  
Hamidah Rahman ◽  
Nani Supriyatni

Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Diabetes melitus (DM) menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia pada abad ke-21. Jumlah penderita DM mencapai 422 juta orang di dunia pada tahun 2014. Sebagian besar dari penderita tersebut berada di negara berkembang. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang memiliki jumlah penderita yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, tingkat stres, dan durasi tidur terhadap kejadian Diabetes Mellitus. Metode penelitian dengan menggunakan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah  pasien yang datang memeriksakan kadar gula darah di UPTD Diabetes Center Kota Ternate Tahun 2018. Jumlah sampel 95 orang yang diambil dengan cara accidental sampling. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit Diabetes Mellitus adalah tingkat stres dengan p-value = 0,037 ( <0,1 ) dan durasi tidur dengan p-value = 0,025 ( <0,1 ), sedangkan yang tidak berhubungan adalah tingkat pengetahuan dengan p-value = 0,709 ( >0,1 ). Oleh karena itu, disarankan kepada petugas kesehatan lebih meningkkatkan lagi  informasi kepada masyarakat tentang penyakit Diabetes Mellitus, agar masyarakat lebih tahu tentang penyakit Diabetes Mellitus.


2019 ◽  
Vol 8 (11) ◽  
pp. 3689 ◽  
Author(s):  
Puneeta Vohra ◽  
MdSiraj UR Rahman ◽  
B Subhada ◽  
RahulVinay Chandra Tiwari ◽  
MS Nabeel Althaf ◽  
...  

2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 39
Author(s):  
Yanita Listianasari ◽  
Irma Nuraeni ◽  
Naning Hadiningsih

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit metabolik sindrom yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan diet pada pasien diabetes melitus rawat inap di RSUD Dr. Soekarjo Kota Tasikmalaya. Jenis penelitian yang digunakan observasional dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Sampel penelitian ini adalah 35 pasien rawat inap penderita diabetes melitus yang telah diberikan diet dari rumah sakit dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Penelitian menunjukkan rata-rata sebagian besar responden memiliki persepsi yang positif (54,3%), motivasi diri yang baik (68,6%), kepercayaan diri yang baik (57,1%), dukungan keluarga yang positif (54,3%), dukungan petugas kesehatan yang baik (65,7%). Diperoleh bahwa sebagian besar responden mengonsumsi makanan dengan jenis yang tepat (62,9%), jumlah kalori tidak tepat (94,3%), dan mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit (51,4%).


2021 ◽  
Vol 8 (03) ◽  
pp. 152-159
Author(s):  
Ela Susilawati ◽  
Refi Prananing Putri Hesi ◽  
Resna A Soerawidjaja

Efikasi diri merupakan salah satu faktor pendorong dalam melakukan perilaku kepatuhan pengelolaan penyakit diabetes melitus dalam melakukan perawatan kaki untuk mencegah terjadinya komplikasi amputasi. Sementara itu, pada masa pandemi perhatian penderita diabetes melitus berfokus pada pecegahan covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri terhadap kepatuhan perawatan kaki penderita diabetes melitus. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional study. Sample yaitu 39 penderita diabetes melitus yang dipilih sesuai dengan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Foot Care Confidence Scale (FCCS) dan Notthingham Assesment of Functional Foot Care (NAFF). Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian efikasi diri responden menunjukkan baik 56,4%, dan kepatuhan perawatan kaki 76,9% dengan uji bivariat P-value 0,026. Efikasi diri memiliki hubungan terhadap kepatuhan perawatan kaki penderita diabetes melitus.


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 62-69
Author(s):  
Irwansyah Irwansyah ◽  
Ilcham Syarief Kasim

Pengantar; Diabetes masih tercatat sebagai penyabab kematian dunia dengan prevalensi yang selalu meningkat secara signifikan yang ditandai dengan (polifagi), (polidipsi) (poliuri). Tujuan; mengetahui keterkaitan Lifestyle dengan Risiko Diabetes Melitus. Metode; penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif yang menggunakan pendekatan Cross Sectional study. Tehnik pengambilan sampel yaitu propusive sampling sesuai dengan kriteria yang ditentukan peneliti. Hasil; Terdapat 50 (55%) responden yang memiliki lifestyle yang baik dan 41 (45%) memiliki lifestyle yang buruk.  Terdapat 53 (58%) responden yang beresiko diabetes mellitus, 38 (42%) responden tidak beresiko. Kesimpulan: adanya keterkaitan lifestyle dengan risisiko Diabetes Melitus


2019 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 65
Author(s):  
Ni Made Elva Mayasari ◽  
Raden Ayu Tanzila ◽  
Woro Nurul sandra Anindhita

Pasien diabetes melitus sangat rentan terkena komplikasi akibat hiperglikemia yang dialami. Semakin lama pasien diabetes melitus mengalami hiperglikemia maka dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi baik komplikasi mikrovaskular dan juga komplikasi makrovaskular seperti cardiovascular disease, coronary heart disease, heart failure dan lain-lain, meskipun komplikasi tersebut juga dipengaruhi faktor lain seperti diet dan juga pengobatan. Komplikasi makrovaskular pada diabetes melitus dapat menyebabkan penurunan kapasitas fungsional. Penurunan kapasitas fungsional tersebut salah satunya dapat diukur dengan menggunakan six minute walk test. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lamanya menderita diabetes melitus terhadap jarak yang ditempuh selama six minute walk test. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan desain cross sectional study dengan besar sampel sebanyak 40 orang yang dipilih menggunakan nonprobability sampling dengan metode consecutive sampling. Hasil uji Chi-square didapatkan tidak terdapat hubungan antara lama menderita DM terhadap jarak yang ditempuh selama six minute walk test dengan nilai signifikannya adalah 0,69 (p>0,05).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document