SUPPORTIVE GROUP THERAPY: ALTERNATIF INTERVENSI PENATALAKSANAAN MASALAH PSIKOGERIATRI PADA LANSIA DENGAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

2020 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 232-237
Author(s):  
Rita Hadi Widyastuti ◽  
Megah Andriany ◽  
Sarah Ulliya ◽  
Nurullya Rachma ◽  
Elis Hartati

Prevalensi lansia dengan penyakit Tidak Menular semakin meningkat. Kondisi tersebut menimbulkan dampak fisik maupun psikologis. Alternatif solusi yang dapat digunakan untuk mencegah masalah psikologis khususnya stres pada lansia dengan Penyakit Tidak Menular adalah Supportive Group Therapy. Terkait hal itu, program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk melakukan Supportive Group Therapy guna menurunkan tingkat stres pada lansia dan meningkatkan ketrampilan kader dalam penatalaksanaan masalah psikogeriatri. Metode yang digunakan dalam program ini meliputi pelatihan dengan metode ceramah dan praktik mendekteksi dini stres dan  implementasi Supportive Group Therapy. Hasilnya menunjukkan bahwa 35 lansia dengan penurunan tingkat stres mengalami penurunan nilai  Depression, Anxiety, Stress Scale (DASS-42). dan terjadi peningkatan ketrampilan kader dalam  melakukan  deteksi dini stres dan  pelaksanaan Supportive group therapy. Supportive group therapy   dapat menjadi alternatif intervensi dalam penatalaksanaan masalah psikogeriatri pada Lansia dengan Penyakit Tidak Menular.

2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 124
Author(s):  
Fathiya Hanisya ◽  
Dikha Ayu Kurnia

Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang dapat mempengaruhi sisi psikologi penderitanya. Stres merupakan salah satu akibat dari penyakit kronis. Stres memiliki dampak negatif pada penderita diabetes melitus karena menyebabkan keadaan hiperglikemia. Hiperglikemia merupakan awal mula dari kerusakan fungsi kognitif, salah satunya kerusakan pada fungsi memori. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara stres dengan fungsi memori. Desain penelitian ini adalah analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional, menggunakan 85 responden penderita diabetes melitus di Kecamatan Sawangan Depok. Stres dinilai menggunakan Depression, Anxiety, Stress scale 42 khususnya pada subscale stres sebanyak 14 pernyataan. Sedangkan fungsi memori dinilai menggunakan digit span forward and backward. Uji analisis bivariat menggunakan uji Spearman Rank menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara stres dan fungsi memori pada penderita diabetes melitus di Kota Depok (p<0,05). Penelitian ini merekomendasikan kepada praktisi kesehatan untuk menekankan manajemen stres dalam tatalaksana diabetes melitus dan penilaian awal tingkat stres sebelum dilakukan pendidikan kesehatan pada penderita diabetes melitus. Kata kunci: stres, fungsi memori, diabetes melitus, depok AbstractDiabetes mellitus is a chronic disease that affect psychological side of individual with diabetes. Stress is one of the result of chronic disease. Stress has a negative impact on people with diabetes melitus because it causes a state of hyperglycemia. Hyperglycaemia is the beginning of cognitive function impairment, one of which is damage to memory function. This study aims was to determine the relationship between stress and memory function. The design of this study was correlative analytic with cross sectional approach, using 85 respondents with diabetes mellitus in Kecamatan Sawangan Depok. Stress was assessed using Depression, Anxiety, Stress scale 42 (DASS 42), especially on stress subscales consists of 14 statements. While the memory function was assessed using the forward and backward digit span. Bivariate analysis test using Spearman Rank test stated that there was a significant relationship between stress and memory function in people with diabetes mellitus in Depok City (p <0,05). This study recommends to health practitioners to emphasize stress management in the management of diabetes mellitus and early assessment of stress levels prior to health education in people with diabetes mellitus. Keywords: stress, memory function, diabetes mellitus, depok


2020 ◽  
pp. 105477382098316
Author(s):  
Nisreen Al Battashi ◽  
Omar Al Omari ◽  
Murad Sawalha ◽  
Safiya Al Maktoumi ◽  
Ahmed Alsuleitini ◽  
...  

The rapid increase in the number of smartphone users has raised concern about the negative psychosocial and physical effects of this use. A descriptive cross-sectional design was conducted to investigate the relationship between smartphone use, anxiety and insomnia among university students. A convenience sample of 404 students from one public university completed questionnaires with items from the Smartphone Addiction Scale, the Depression Anxiety Stress Scale and the Insomnia Severity Index, with some demographic data. High smartphone addition scale score was significantly associated with higher anxiety and stress scores of the Depression Anxiety Stress scale, and higher insomnia severity index score. The findings support the importance of an intervention program to promote appropriate use of smartphones and to improve sleep and psychological symptoms such as stress and anxiety among university students.


2017 ◽  
Vol 30 ◽  
pp. 56-58 ◽  
Author(s):  
Amira Mohammed Ali ◽  
Anwar Ahmed ◽  
Amira Sharaf ◽  
Norito Kawakami ◽  
Samia M. Abdeldayem ◽  
...  

2017 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Paul Arjanto S.Pd., M.Pd

Ujian nasional menimbulkan berbagai tuntutan. Peserta didik merasa dituntut untuk meraih pencapaian (achievement). Tuntutan ini dapat memberi tekanan yang berpotensi menimbulkan stres pada diri peserta didik. Stres yang dialami peserta didik pada tingkatan yang ringan justru membuat peserta didik bersemangat untuk belajar dalam menghadapi ujian nasional, namun pada tahap selanjutnya stres dapat menimbulkan keluhan-keluhan dari peserta didik. Tujuan Penelitian adalah untuk mengidentifikasi tingkat stres peserta didik menjelang ujian nasional jenjang pendidikan menengah. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif (descriptive research). Instrumen penelitian untuk mengukur tingkat stres berdasarkan symptom/gejala yang muncul dari individu yang mengalami stres menggunakan Instrumen DASS (depression anxiety stress scale). Hasil penelitian menunjukkan 8% peserta didik mengalami stres yang berat, 24% peserta didik mengalami stres pada taraf sedang, 50% peserta didik mengalami pada taraf ringan dan 18% peserta didik mengalami stres pada taraf normal dan tidak terdapat peserta didik yang mengalami stres pada tingkatan sangat berat. Peneliti menyarankan untuk: 1) memperbanyak jumlah subjek penelitian sehingga dapat menggeneralisasikan data penelitian, 2) mengontrol faktor-faktor lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi tingkat stres peserta didik seperti dukungan sosial dari keluarga, peran guru pembimbingan di sekolah, serta kepribadian peserta didik yang rentan terhadap stres.


2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 69
Author(s):  
Dewi Yulia Fathonah ◽  
Taty Hernawaty ◽  
Nita Fitria

ABSTRAKSekolah berasrama merupakan model sekolah yang memiliki tuntutan lebih tinggi dalam hal pembangunan karakter, pengembangan kepribadian, dan penanaman nilai-nilai hidup jika dibanding dengan sekolah reguler. Tuntutan-tuntutan tersebut dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi kehidupan peserta didik sehingga memunculkan respon psikososial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran respon psikososial siswa asrama di Bina Siswa SMA PLUS Cisarua Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan populasi seluruh siswa asrama yang berjumlah 210 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportionate stratified random sampling dan didapatkan jumlah responden 138 orang. Instrumen yang digunakan adalah Psychometric Properties of The Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS) yang dikembangkan oleh Lovibond & Lovibond (1995). Analisis data yang digunakan adalah univariat dengan rumus distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan presentase respon psikososial pada siswa asrama hampir seluruhnya (64,5%) atau 89 orang tidak mengalami stres, hampir setengahnya (31,9%) atau 44 orang mengalami kecemasan tingkat sedang, dan hampir seluruhnya (84,1%) atau 116 orang tidak mengalami depresi. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan respon psikososial terbesar yang dialami oleh siswa asrama adalah kecemasan tingkat sedang. Saran, pihak asrama diharapkan meningkatkan pelayanan terutama layanan konsultasi atau bimbingan konseling bagi siswa asrama.ABSTRACTBoarding schools are a model of schools that have higher demands in character building, personality development, and the planting of living values when compared to regular schools. These demands can have both positive and negative effects on the learner's life resulting in a psychosocial response. This study aims to determine the description of psychosocial responses of boarding students in Bina Siswa SMA PLUS Cisarua West Java Province. The research method used is descriptive quantitative with population of all student dormitory which amounted to 210 people. Sampling in this study using proportionate stratified random sampling technique and got the number of respondents 138 people. The instruments used are Psychometric Properties of The Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS) developed by Lovibond & Lovibond (1995). The data analysis used is univariate with frequency distribution formula. The results of the study showed that the percentage of psychosocial responses in the dormitories was almost entirely (64.5%) or 89 people were not stressed, nearly half (31.9%) or 44 had moderate anxiety, and almost all (84.1%) or 116 people are not depressed. The conclusions from this study indicate the greatest psychosocial response experienced by boarding students is moderate anxiety. Suggestion, the dormitory is expected to improve the service especially consultation service or counseling guidance for student dormitory. 


2001 ◽  
Vol 158 (4) ◽  
pp. 635-637 ◽  
Author(s):  
Elaine Weiner ◽  
M. Patricia Ball ◽  
Ann Summerfelt ◽  
James Gold ◽  
Robert W. Buchanan

PSYCHE 165 ◽  
2021 ◽  
pp. 296-302
Author(s):  
Fahrunnisa Lanjarto ◽  
Raras Indah Fitriana

Pregnancy is time when a person experiences many changes, both physically and psychologically, making them more vulnerable to stress. This case happens because pregnant women experience hormonal changes that affect psychological and physical conditions during the pregnancy process. This study aims to determine the effect of group therapy using supportive techniques coupled with the provision of information needed to reduce anxiety in pregnant women. The data collection methods used in this study were observation, interviews, Focused Group Discussion (FGD), as well as pre-test and post-test using the Beck Anxiety Inventory (BAI). The research design using quasi-experimental with pre-test and post-test without control, the sample in the study consisted of 7 pregnant women who had mild to severe anxiety levels. The results of data analysis using non-parametric test with the Wilcoxon test showed a value of z = 2.731 and a value of p = 0.018 (p <0.05). The results showed a significant decrease in anxiety scores before and after following the group therapy process. Based on the results of the study, it can be concluded that there is an effect of supportive group therapy on pregnant women at the Srandakan Public Health Center.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document