scholarly journals FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SITU UDIK KABUPATEN BOGOR TAHUN 2020

PROMOTOR ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (6) ◽  
pp. 556
Author(s):  
Aliyah Kusumawardani

<p>Tuberkulosis merupakan penyebab utama kedua kematian akibat penyakit menular di seluruh dunia setelah HIV/AIDS. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit TB Paru sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian TB Paru di Puskesmas Situ Udik Kabupaten Bogor. Jenis penelitian menggunakan pendekatan <em>case control </em>dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya. Populasi penelitian adalah seluruh penduduk yang tinggal di Puskesmas Situ Udik dengan jumlah sampel sebanyak 132 orang terdiri dari 66 kasus dan 66 kontrol dengan teknik pengambilan sampel yaitu <em>total sampling </em>dan <em>random sampling</em>. Pengumpulan data mengunakan kuesioner dan alat bantu digital lainnya. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Situ Udik adalah kepadatan hunian (p value= 0,003), suhu (p value= 0,003), kelembaban (0,003), luas ventilasi (p value=0,003), status gizi (p value= 0,029), status merokok (0,029) sedangkan yang tidak ada hubungan dengan kejadian TB Paru yaitu umur (p value= 0,069) dan jenis kelamin (0,069). Regresi logistik luas ventilasi (0,001).</p>

2021 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
Author(s):  
Devinda Novitasari ◽  
Suprijandani . ◽  
Ferdian Akhmad Ferizqo

           Penyakit skabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh infestasi sarcoptes scabies, hal ini dikarenakan kurangnya memelihara kebersihan diri (personal hygiene). Personal hygiene meliputi : kebersihan kulit, kebersihan  tangan dan kuku, kebersihan kaki, kebersihan pakaian, kebersihan handuk, dan kebersihan tempat tidur. Skabies menempati posisi ke – 2 dari 5 penyakit terbesar di Pondok Pesantren As – Syafi’iyah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan personal hygiene santri dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren As - Syafi’iyah Sidoarjo tahun 2020.         Penelitian ini menggunakan studi analitik, jenisnya observasional dengan pendekatan case control. Variabel yang diteliti ialah : kebersihan kulit, tangan, kuku, kaki, pakaian dan handuk. Sampel yang diambil sebanyak 66  responden sakit skabies dan 66 sebagai kontrol, dengan menggunakan teknik random sampling. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Analisis data ditunjukkan dengan uji chi square.      Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 15 responden (11,4%) kurang menjaga kebersihan kulit, lalu 19 responden (14,4%) kurang menjaga kebersihan tangan dan kuku, sebanyak 20 responden (15,2%) kurang menjaga kebersihan kaki, kemudian 19 responden (14,4%) kurang menjaga kebersihan pakaian, dan sekitar 17 responden (12,9%) kurang menjaga kebersihan handuk.      Kesimpulan ada hubungan antara kebersihan kulit dengan kejadian skabies (p-value = 0,00), terdapat pula hubungan antara kebersihan tangan dan kuku dengan kejadian skabies (p-value = 0,00), kejadian skabies juga dipengaruhi oleh kebersihan kaki (p-value = 0,01), kebersihan pakaian (p-value = 0,03), dan kebersihan handuk (p-value = 0,06). Pengelola Pondok pesantren perlu mengadakan  penyuluhan tentang kebersihan diri. Sanitarian dapat berperan sebagai penyuluhnya. Seluruh santri hendaknya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).


2019 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 85
Author(s):  
Lisnawati - Lisnawati ◽  
Gusman - Arsyad ◽  
Fahmi - Hafid ◽  
Zainul - Zainul

Antenatal Care (ANC) adalah perawatan oleh profesional kesehatan kepada wanita hamil untuk memastikan kondisi kesehatan terbaik bagi ibu dan bayi selama kehamilan. Belum diterapkannya model ANC WHO 2016 dan bagaimana manfaatnya terhadap pencegahan kematian ibu hamil mendasari penelitian ini dilaksanakan. Desain penelitian prospektif rancangan case control dilaksanakan 12 Juli-26 Nopember 2018, Populasi adalah ibu hamil di Kabupaten Poso dan Parigi Moutong. Sampel sebanyak 36 orang, yang terdiri dari 18 ibu ANC biasa dan 18 Model ANC WHO 2016. Metode simple random sampling, Wawancara dengan kuesioner, Informasi sekunder dari Buku KIA dan audit kematian maternal. Hasil penelitian menunjukkan ANC WHO 2016 lebih dapat diterima oleh ibu hamil yang memiliki umur 25-35 (p-value=0,034). Pengukuran berat dan tinggi badan (p-value=0,003), pengukuran tekanan darah (p-value=0,003), pengukuran lingkar lengan atas (p-value=0,026), pengukuran tinggi puncak rahim (p-value=0,016), asupan Tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan (p-value=0,003), penentuan letak janin dan denyut jantung janin (p-value=0,003) dan tatalaksana kasus (p-value=0,007). Indikator penting dalam mencegah faktor risiko kematian ibu hamil di Sulawesi Tengah adalah kontak ≥8 kali dan Hb ≥10gr% (p-Value=0,035). Kesimpulan; ANC WHO 2016 lebih dapat diterima oleh ibu hamil yang memiliki umur 25-35 dengan kegiatan sesuai hasil penelitian. Diharapkan agar penelitian ini dapat menjadi pilihan percepatan penurunan angka kematian ibu secara terpadu (Gertak Penkina Menuju Sulteng Akino) agar kepercayaan publik masyarakat tentang pentingnya ANC meningkat


2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 28-32
Author(s):  
Ayik Nikmatul Laili

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan linier yang disebabkan oleh adanya malnutrisi asupan zat gizi maupun penyakit infeksi yang bersifat kronis. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain penelitian case control yang di wilayah kerja Puskesmas Sumberjambe, Kasiyan dan Sumberbaru pada bulan September-Oktober 2017. Sampel penelitian sebesar 71 responden kasus dan 71 responden kontrol. Responden dalam penelitian ini adalah ibu dari balita yang mengalami stunting dan tidak stunting dan bertempat tinggal di lokasi penelitian. Teknik sampling menggunakan cluster random sampling. Analisis data diolah menggunakan uji statistik regresi logistik tingkat signifikansi p < 0,05. Hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh sanitasi lingkungan tempat tinggal terhadap kejadian stunting dengan nilai p-value = 1,000. Sanitasi lingkungan di lokasi penelitian ini secara hampir secara keseluruhan mempunyai status buruk, baik sanitasi pada balita yang mengalami stunting maupun yang tidak stunting. Salah satu penyebab tidak adanya pengaruah yaitu dipengaruhi oleh faktor ketahanan pangan, kemungkinan anak dengan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk mempunyai keluarga yang tahan pangan sehingga asupan nutrisi pada anak terpenuhi, hal ini yang menyebabkan anak tidak mengalami stunting. Saran yang dapat diberikan adalah diperlukannya kerjasama yang antar baik lintas sektoral dan masyarakat guna melakukan pengkajian ulang mengenai faktor penyebab lain dari kejadian stunting.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 67-74
Author(s):  
Mufarika Mufarika

AIDS dapat diartikan sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi virus HIV yang termasuk famili retroviridae. Kualitas hidup ODHA menjadi sangat rentan mengalami penurunan akibat masalah baik fisik, psikologis, maupun sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan peran kelompok dukungan sebaya dengan kualitas hidup pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Jenis penelitian yang digunakan  yaitu analitik  dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 61 responden. Pengambilan sampel menggunakan Simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji statistik Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruhnya  mendapatkan peran kelompok dukungan sebaya kurang yaitu 46 (75%) ODHA. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p value (0,000) < ? (0,05), artinya ada hubungan peran kelompok dukungan sebaya dengan kualitas hidup pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Poli VCT RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan. Kata Kunci: Kualitas Hidup, Peran Kelompok Dukungan Sebaya, AIDS


2017 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 47-58
Author(s):  
Fadia Rifqi Ayu Firyal

Hipertensi merupakan penyebab penyakit kardiovaskular, stroke, gagal ginjal dan menyebabkan morbiditas dan mortalitas baik pada pria maupun wanita. Peningkatan prevalensi terjadi pada negara maju, namun juga pada sejumlah negara berkembang di dunia. Prevalensi meningkat seiring bertambahnya usia terutama setelah wanita menopause. Peningkatan risiko pada wanita menopause dipengaruhi adanya perubahan hormonal, pengaruh pola konsumsi seperti konsumsi lemak, adanya obesitas dan juga kurangnya aktivitas fisik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara konusmsi lemak, obesitas dan aktivitas fisik dengan hipertensi usia menopause. Penelitian ini menggunakan desain case control study dan jenis penelitian retrospektif dengan populasi penelitian yaitu pasien wanita ≥ 45 tahun di poli jantung RSU Haji Surabaya. Besar sampel penelitian ini adalah sejumlah 64 responden. Teknik sampling yang digunakan yaitu simple random sampling.   Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dengan kuesioner serta pengukuran BMI untuk mengukur berat badan dan tinggi badan. Analisis data dengan uji chi-square untuk menguji hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan konsumsi lemak (p value = 0,042) dan aktivitas fisik (p value = 0,046) bermakna secara signifikan (nilai p < 0,05) terhadap hipertensi usia menopause. Sedangkan variabel obesitas (p value = 0,614) menunjukkan hasil yang tidak bermakna secara signifikan.


2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 102
Author(s):  
Avicena Sakufa Marsanti ◽  
Hanifah Ardiani

Kusta merupakan penyakit menular yang menyerang kulit. Pada Tahun 2018 Kasus Kejadian Kusta di Indonesia kembali meningkat yakni dari 15910 kasus menjadi 17017 kasus. Selama periode tahun 2015-2016 jawa timur merupakan satu-satunya provinsi di bagian barat Indonesia dengan angka beban Kusta tinggi. Sedangkan Kejadian Kusta pada Wilayah Kerja Puskesmas Wonoasri menduduki peringkat ke – 2 di Kabupaten Madiun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Personal Hygiene dengan Kejadian Kusta. Penelitian Kuantitatif dengan desain penelitian case control, Teknik sampling Simple Random Sampling dengan Jumlah sampel penelitian sebanyak 60 responden yang terdiri dari kelompok kasus dan control. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ada Hubungan antara Personal Hygiene dengan Kejadian Kusta dibuktikan dengan nilai p Value = 0,026  (95% CI= 1,320 – 14,504). Personal Hygiene merupakan tindakan pencegahaan individu untuk meningkatkan kesehatan secara mandiri dalam membatasi menyebarnya penyakit menular, terutama yang ditularkan secara langsung dalam hal ini kejadian kusta. Praktek Personal Hygiene yang kurang baik meningkatkan resiko penularan kejadian penyakit kusta.


2016 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Feti Ariskha ◽  
Arista Adityasari Putri ◽  
Dwi Indah Iswanti

Kondisi Indonesia akhir tahun 2013, anak usia 4-6 tahun yang belum terlayani pendidikannya ada 13,0 juta (63,46%)  dari  17,6  juta.  Hasil  penelitian  /  kajian  yang  dilakukan  oleh  pusat  kurikulum,  balitbangnas menunjukkan bahwa hamper seluruh aspek perkembangan anak yang masuk Taman Kanak-Kanak mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dari pada anak yang tidak masuk Taman Kanak-Kanak di kelas 1 Sekolah Dasar. Tujuan  penelitian  ini  untuk  mengetahui  hubungan  antara  Alat  Permainan  Edukatif  dengan  perkembangan motorik kasar dan halus anak usia pre school di sekolah TK Kabupaten Tegal. Penelitian ini menggunakan kuantitatif, desain case control dengan pendekatan restrospective. Populasi responden sebanyak 130 responden dengan teknik proportionate stratified random sampling, jumlah sampel sebanyak 30 responden. Data yang diperoleh dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil menunjukkan stimulasi Alat Permainan Edukatif dengan perkembangan motorik halus p-value fisher exact = 0,026 < 0,05 dan stimulasi Alat Permainan Edukatif dengan perkembangan motorik kasar  p-value fisher exact = 0, 002 < 0,05. Ada hubungan antara stimulasi Alat Permainan Edukatif dengan perkembangan motorik halus dan kasar anak usia pre school. Kata Kunci : Alat Permainan Edukatif, Perkembangan, Motorik Kasar, Motorik Halus, Anak usia pre school RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATIONAL GAME STIMULATING WITH GROUND AND FINE MOTOR DEVELOPMENT OF PRE SCHOOL AGE CHILDREN IN TK SCHOOL, TEGAL REGENCY ABSTRACT Indonesia condition late 2013, children aged 4-6 years who have not served their education there are 13.0 million (63,46%) from 17.6 million. Results of research / studies carried out by the central curriculum, balitbangnas shows that almost all aspect of child development that enter Kindergarten has a higher ability than children who do not attend kindergarten in grade 1 primary school.  To determine the relationship between Games Educational tool with gross and fine motor development of pre-school age children in kindergarten Tegal. This study uses a quantitative, case control design with a retrospective approach. The population of respondents as many as 130 respondens with proportionate stratified random sampling, sample size of 30 respondents. Data were analyzed using univariate and bivariate using chi square test. Result showed stimulation games educational tool with fine motor development fisher exact p-value = 0.026<0.05 and stimulation games educational tool with gross motor development fisher exact p-value=0.002<0.05. there is a relationship between stimulation games educational tool with the development of fine and gross motor pre-school age childreen. Keywords : Games Educational Tool, Development, Motor Coarse, Fine motor skills, pre-school age children.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 71
Author(s):  
Sri Heryani

MP-ASI (Makanan Pendamping-Air Susu Ibu) adalah makanan atau minuman selain ASI yang mengandung nutrisi yang diberikan kepada bayi setelah bayi siap atau berusia 6 bulan. Makanan pendamping ASI merupakan makanan tambahan bagi bayi.Makanan ini harus menjadi pelengkap dan dapat memenuhi kebutuhan bayi. Jadi selain makanan pendamping ASI, ASI harus tetap diberikan kepada bayi paling tidak sampai usia 24 bulan. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2013 diketahui bahwa pemberian ASI Ekslusif hanya meningkat sekitar 10% dalam periode 2007-2013. Pada SDKI tahun 2007 angka pemberian ASI Ekslusif itu hanya sekitar 32%, dan di SDKI tahun 2013 meningkat menjadi 42%, meskipun ada peningkatan hal ini masih jauh dari angka sempurna. Keberhasilan ASI Ekslusif di Jawa Barat tercapai 42% dari target 80%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemberian MP ASI kurang dari 6 bulan dengan kerentanan penyakit di Desa Payung Agung Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis tahun 2014. Jenis penelitian yaitu menggunakan survey analitik dengan pendekatan case control (retrospective). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita di Desa Payung Agung Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis periode Februari Mei 2014 sebanyak 357 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Proporsional Random Sampling sebanyak 78 orang. Hasil penelitian diketahui pemberian MP ASI adalah kategori memberikan MP ASI dibawah usia 6 bulan sebanyak 55 orang (10,5%), kerentanan penyakit adalah kategori mengalami sebanyak 58 orang (74,4%) dan terdapat hubungan antara pemberian MP ASI dibawah usia 6 bulan dengan kerentanan penyakit di Desa Payung Agung Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis 2014 ditunjukan dengan nilai p value 0,000 < α (0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah sebagian besar memberikan MP ASI dibawah usia 6 bulan, sebagian besar mengalami kerentan penyakit dan terdapat hubungan antara pemberian MP ASI dibawah usia 6 bulan dengan kerentanan penyakit di Desa Payung Agung Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis 2014.MP-ASI (Companion Food-Breast Milk) is food or drink other than ASI that contains nutrients given to the baby after the baby is ready or 6 months old. Breast milk companion food is a supplement for babies. This food should be complementary and can meet the needs of the baby. So in addition to breast milk supplements, breast milk should still be given to babies at least until the age of 24 months. The results of the Indonesian Demographic and Health Survey (SDKI) in 2013 found that Exclusive Breastfeeding increased only about 10% in the period 2007-2013. In SDKI in 2007 the number of exclusive breastfeeding was only about 32%, and in SDKI in 2013 increased to 42%, although there is an increase this is still far from the perfect figure. The success of Exclusive Breastfeeding in West Java reached 42% of the target of 80%. The purpose of this study is to find out the relationship between the provision of MP ASI less than 6 months with the susceptibility to disease in Payung Agung Village, Panumbangan District, Ciamis Regency in 2014. This type of research is to use analytical surveys with case control (retrospective) approach. The population in this study is all mothers who have a toddler in Payung Agung Village, Panumbangan District, Ciamis Regency in the period of February May 2014 as many as 357 people. The sampling technique in this study is Proportional Random Sampling of 78 people. The results of the study are known that the provision of ASI MPs is a category of giving ASI MPs under the age of 6 months as many as 55 people (10.5%), the susceptibility of the disease is the category of experiencing as many as 58 people (74.4%) and there is a relationship between the provision of with disease susceptibility in Payung Agung Village, Panumbangan Subdistrict, Ciamis Regency 2014 is shown with a p value of 0,000 < α (0.05). The conclusion of this study is that most of them give ASI MPs under the age of 6 months, most of them have a susceptibility to disease and there is a relationship between giving ASI MPs under the age of 6 months with susceptibility to disease in Payung Agung Village, Panumbangan District, Ciamis Regency 2014.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 870-881
Author(s):  
Rahmawati Azis ◽  
Muhammad Rifai ◽  
Ni Ketut Setiahati

Stunting merupakan suatu kondisi dimana terjadi gagal tumbuh pada anak balita (bawah lima tahun) disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, sehingga berpotensi mengakibatkan usia anak menjadi pendek. Berdasarkan data Dinkes Kota Palu Tahun 2020, menunjukkan bahwa Puskesmas Sangurara sebagai puskesmas yang memiliki kasus stunting cukup tinggi, yaitu sebanyak 373 (35,26%) kasus dibanding kasus penyakit lainnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat risiko riwayat MP-ASI, usia ibu saat hamil, usia kehamilan ibu saat melahirkan, status pendidikan ibu, pendapatan keluarga, riwayat BBLR, riwayat diare balita, riwayat ISPA balita, sanitasi lingkungan, dan status gizi ibu saat hamil terhadap kejadian stunting pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Sangurara. Metode penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif observasional analitik dengan desain case control. Populasi penelitian adalah keseluruhan balita yang datang berkunjung ke Puskesmas Sangurara sebanyak 373 balita. Sampel yang diteliti sebanyak 79 balita, 40 sampel diantaranya adalah kasus (stunting) dan 39 sebagai sampel control. Sampel ditetapkan dengan simple random sampling. Data penelitian dianalisis univariat menggunakan persentase frekuensi, analisis bivariat menerapkan uji Chi-square dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik. Hasil analisis Chi-square menunjukkan terdapat hubungan faktor risiko usia ibu saat hamil (ρ=0,001), status pendidikan ibu (ρ=0,018), pendapatan keluarga (ρ=0,007), riwayat diare balita (ρ=0,030), dan status gizi ibu saat hamil (ρ=0,002) dengan kejadian stunting anak balita. Sedangkan hasil analisis multivariat menggunakan uji Logistik Regresi menunjukkan bahwa faktor risiko usia ibu saat hamil p-value 0,008; Exp (B) 7,521; 95% TBB (1,690-33,467), risiko status pendidikan ibu p-value 0,022; Exp (B) 5,488; 95% TBB (1,281-23,503), risiko riwayat diare balita p-value 0,011; Exp (B) 0,155; 95% TBB (0,037-0,6511), dan risiko status gizi ibu saat hamil p-value 0,001; Exp (B) 0,041; 95% TBB (0,006-0,294) yang memengaruhi kejadian stunting anak balita. Simpulan penelitian disarankan bahwa untuk memperkecil risiko terjadinya stunting pada balita adalah memberi perhatian secara serius dan sungguh-sungguh terhadap usia ibu hamil, status pendidikannya, pendapatan keluarga, riwayat diare balita, dan status gizi ibu selama kehamilan, karena ternyata berisiko tinggi mengakibatkan balita stunting. Kata kunci: Balita,faktor Risiko, Ibu Hamil


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 1198
Author(s):  
Ulfa Husna Dhirah ◽  
Dian Ulviara ◽  
Eva Rosdiana ◽  
Marniati .

AbstrakKejadian BBLR jika tidak ditangani maka dapat menimbulkan permasalahan pada sistem organ tubuh seperti gangguan pernafasan, sistem pencernaan, dan persyarafan. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh bayi BBLR sebanyak 1,5% dari 100.265 kelahiran hidup dan di tahun 2016 kasus BBLR sebanyak 2% dari 116.816 kelahiran hidup. Untuk mengetahui faktor usia, paritas, komplikasi kehamilan dan hamil kembar yang berhubungan dengan kejadian BBLR. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan case control. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara random sampling, dengan perbandingan 1:1 yaitu kelompok kasus ibu bersalin yang mengalami BBLR dan  kelompok kontrol ibu bersalin normal sebanyak 42 orang. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi-square dengan batas kemaknaan 95% (P < 0,05) dan nilai OR. Analisa univariat didapatkan yaitu umur berisiko 22 responden (52,4%), paritas primipara/multipara 29 responden (69,0%), tidak ada komplikasi kehamilan 24 responden (57,1%), dan tidak ada hamil kembar 33 responden (78,6%). Analisa bivariat yaitu ada hubungan umur (P-value=0,031, OR=5,000, paritas (P-value=0,026, OR=5,667), komplikasi kehamilan (P-value=0,029, OR=4,200), dan  hamil kembar (P-value=0,044, OR = 2,400) dengan kejadian BBLR.  Ada hubungan umur, paritas dan komplikasi kehamilan dengan kejadian BBLR, tidak ada hubungan hamil kembar dengan kejadian BBLR. Diharapkan agar tenaga kesehatan dapat memberikan penyuluhan kesehatan pada calon  ibu dan ibu hamil agar mempersiapkan fisik, mental maupun psikologis saat hamil dan bersalin agar nantinya dapat melahirkan anak yg sehat dan normal seperti yang diharapkan semua orang.Kata kunci       :           BBLR, Umur, Paritas, Komplikasi Kehamilan, Hamil Kembar


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document