scholarly journals Pendidikan berkelanjutan nonformal bagi kepala ruangan di rumah sakit X di Jakarta

2020 ◽  
Vol 14 (3) ◽  
pp. 409-419
Author(s):  
Eti Masiyati ◽  
Hanny Handiyani ◽  
Nurdiana Nurdiana

Continuing nurse education among head nurses as a factor of health care quality at hospital X in JakartaBackground: The head of the room as a line manager nurse plays an important role in the Health and Nursing Service which is rapidly changing. The head of the room in carrying out his role and function is inseparable from the management process, including applying attention to material resources and human resources of nursing, so the head of the room must have supporting competencies in carrying out their duties.Purpose: Data obtained through interviews, observations, Focus Group Discussion (FGD) and surveys in the form of questionnaires. Data analysis is intended to diagnose problems and formulate solutions.Results: The formulation of the problem obtained is not yet optimal continuing education programs for the head of the room. Problem solving in the form of activities using the action research approach that is by applying curriculum-based training methods that are prepared in accordance with the competency standards of the head of the room. The action research was carried out within 3 months, from October to December 2019. The results of this action research showed an increase in knowledge from the head of the room. Evaluation through pre and post test about the training material that has been given. The mean score of pre and post test participants increased from an average of 53.88 to 80.36 or an increase of 26.48 points.Conclusion: The continuing education program for  a head nurse  has not been realized and in solving problems in the form of activities using the action research approach method has not been optimally implemented and arranged in accordance with the competency standards of the head of the room. It is recommended that the hospital management be able to evaluate nursing resources, especially for each a head nurse  and provide opportunities to participate in continuing education and can improve quality patient care according to current technological advances.                                                   Keywords: Continuing education; Nurse manager; Competence, Head Nurse; TrainingPendahuluan: Kepala ruangan sebagai perawat manajer lini berperan penting dalam Pelayanan Kesehatan dan Keperawatan yang sangat cepat mengalami perubahan. Kepala ruangan dalam menjalankan peran dan fungsinya tidak terlepas dari proses manajemen, termasuk menerapkan perhatian kepada sumber daya material maupun sumber daya manusia keperawatan, sehingga kepala ruangan harus memiliki kompetensi yang mendukung dalam melaksanakan tugasnya.Tujuan: Mengidentifikasi penerapan fungsi manajemen sumber daya manusia di bagian keperawatanMetode: Data diperoleh melalui wawancara, observasi, Focus Group Discussion (FGD) dan Survei dalam bentuk kuesioner. Analisis data lebih ditujukan untuk mendiagnosa masalah dan merumuskan metode pemecahannya.Hasil: Belum optimalnya program pendidikan berkelanjutan bagi kepala ruangan. Penyelesaian masalah berupa Kegiatan dengan menggunakan metode pendekatan action research yaitu dengan menerapkan metode pelatihan berbasis kurikulum yang disusun sesuai dengan standar kompetensi kepala ruangan. Action research ini dilaksanakan dalam waktu 3 bulan yaitu pada bulan Oktober sampai Desember 2019. Hasil dari action research ini menunjukkan peningkatan pengetahuan dari kepala ruangan. Evaluasi melalui pre dan post test tentang materi pelatihan yang sudah diberikan. Nilai rata-rata pre dan post test peserta meningkat dari rata-rata 53.88 menjadi 80.36 atau meningkat 26.48 poin.Simpulan: Program pendidikan berkelanjutan bagi kepala ruangan belum terealisasi dan dalam penyelesaian masalah berupa kegiatan dengan menggunakan metode pendekatan action research belum optimal diterapkan dan disusun sesuai dengan standar kompetensi kepala ruangan. Disarankan kepada Manajemen rumah sakit supaya dapat mengevaluasi sumber daya keperawatan khususnya pada setiap kepala ruangan dan memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan berkelanjutan dan dapat meningkatkan pelayanan pasien yang berkualitas sesuai kemajuan teknologi saat ini.

QUALITY ◽  
2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Hasan Baharun ◽  
Chusnul Muali

<em>This paper presents the effectiveness of focus group Discussion and critical thinking model on literacy skills of educational supervisor in Ministry of Religious Affairs, Probolinggo, East Java, Indonesia. This study adopts a quantitative research approach and uses a a quasi-experimental quasi-experimental study with a randomized pretest-post-test with control group design. The study shows that there are differences of literacy ability in education supervisor in Ministry of Religious Affairs, Probolinggo between focus group discussion (FGD) with critical thinking literacy ability. The focus group discussion approach is more effective in improving literacy skill. The scientific work shown with the average post test score is higher than the treatment-treated class of critical thinking.</em>


J-Dinamika ◽  
2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Efris Kartika Sari ◽  
Alfrina Hany ◽  
Rustiana Tasya Ariningpraja

Manajemen nyeri yang optimal merupakan salah satu upaya penting dalam lingkup layanan Rumah Sakit. Nyeri yang tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan masalah tambahan bahkan memperlambat perbaikan kondisi pasien. Perawat merupakan petugas kesehatan yang harus mampu dalam mendukung upaya tersebut. Pengkajian nyeri yang tepat akan menjadi dasar manajemen nyeri yang optimal pada pasien.Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam melakukan pengkajian nyeri pada pasien komunikatif maupun dengan gangguan komunikasi, sehingga sehingga perawat dapat melakukan pengkajian nyeri secara tepat, rutin, dan terstruktur. Hal ini diwujudkan dengan melatih perawat dengan berbagai teori tentang pengkajian nyeri, terutama penggunaan skala nyeri dengan berbagai kelebihan dan kekurangan masing-masing dan penerapan penggunaan skala nyeri tersebut.Kegiatan dilaksanakan di Rumah Sakit Universitas Brawijaya, Kota Malang pada November-Desember Tahun 2019. Metode kegiatan yang dilakukan terdiri dari: focus group discussion, pre-test dan post-test, dan pemberian materi.Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pelatihan pengkajian nyeri ini dapat meningkatkan pengetahuan perawat tentang pengkajian nyeri. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pelatihan pengkajian nyeri pada perawat perlu dilakukan secara berkesinambungan untuk mendukung upaya manajemen nyeri yang optimal.


J-Dinamika ◽  
2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Efris Kartika Sari ◽  
Alfrina Hany ◽  
Rustiana Tasya Ariningpraja

Manajemen nyeri yang optimal merupakan salah satu upaya penting dalam lingkup layanan Rumah Sakit. Nyeri yang tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan masalah tambahan bahkan memperlambat perbaikan kondisi pasien. Perawat merupakan petugas kesehatan yang harus mampu dalam mendukung upaya tersebut. Pengkajian nyeri yang tepat akan menjadi dasar manajemen nyeri yang optimal pada pasien.Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam melakukan pengkajian nyeri pada pasien komunikatif maupun dengan gangguan komunikasi, sehingga sehingga perawat dapat melakukan pengkajian nyeri secara tepat, rutin, dan terstruktur. Hal ini diwujudkan dengan melatih perawat dengan berbagai teori tentang pengkajian nyeri, terutama penggunaan skala nyeri dengan berbagai kelebihan dan kekurangan masing-masing dan penerapan penggunaan skala nyeri tersebut.Kegiatan dilaksanakan di Rumah Sakit Universitas Brawijaya, Kota Malang pada November-Desember Tahun 2019. Metode kegiatan yang dilakukan terdiri dari: focus group discussion, pre-test dan post-test, dan pemberian materi.Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pelatihan pengkajian nyeri ini dapat meningkatkan pengetahuan perawat tentang pengkajian nyeri. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pelatihan pengkajian nyeri pada perawat perlu dilakukan secara berkesinambungan untuk mendukung upaya manajemen nyeri yang optimal.


2022 ◽  
pp. 427-441
Author(s):  
Elizabeth Oldham ◽  
Pamela Cowan ◽  
Richard Millwood ◽  
Glenn Strong ◽  
Nina Bresnihan ◽  
...  

In view of the current focus on computational thinking in schools, professional development is needed so that teachers can help students acquire the requisite skills. Enhancing teachers' confidence is one important aspect. This article describes a project which offers teachers a playful, supportive introduction to computer programming, using the language Scratch. The project, CTwins (“Coding Twins” or “Computational Thinking wins”), entails teachers working in pairs called ‘twins' to produce an artefact, by communicating and reflecting in an online environment. The theoretical framework uses research on pair programming and working in online communities. An evaluative action research approach in two cycles was undertaken, the first being a pilot. For each cycle, teachers completed surveys to measure confidence pre- and post-participation, posted to the online environment, and participated in a focus group. The article then outlines implementation of the CTwins strategy, presents the findings – teachers' confidence showed gains overall-– and discusses possibilities for future work.


2019 ◽  
Vol 8 (4) ◽  
pp. 10 ◽  
Author(s):  
Nur Sayidah ◽  
Sri Utami Ady ◽  
Jajuk Supriyati ◽  
Sutarmin Sutarmin ◽  
Mustika Winedar ◽  
...  

The purpose of this paper is to analyze the importance of quality in university governance in Indonesia. The researcher designed this study with an approach of qualitative research approach with Focus Group Discussion (FGD) method. Participants come from 25 universities throughout Indonesia. Participants are leaders of higher education ranging from the head of the study program to the rector. The result of the focus group discussion shows that the quality of higher education will decrease if there is the scarcity of qualified lecturers. Declining quality of higher education will affect the number of students. Finally, if the student decline happens continuously, then higher education can close. So quality is a top priority in university governance.


2021 ◽  
Vol 1 (12) ◽  
Author(s):  
Vina Monica Robert ◽  
Wening Sari ◽  
Zuhroni Zuhroni

Latar belakang :  PMO adalah komponen DOTS (Directly Observed Treatment Short Course) yang bertugas untuk memantau pengobatan TBC (Tuberkulosis). Pasien TBC memiliki masalah terkait penyakit TBC dan efek samping obat anti tuberkulosis (ESOAT). Terdapat korelasi yang kuat antara tingkat pengetahuan dan sikap PMO tentang TBC dan pengobatannya dengan kepatuhan berobat pasien. Ilmu yang benar akan mendorong seorang muslim untuk beriman kepada Allah SWT, sedangkan sikap diturunkan dari pengetahuan. Seorang muslim yang memiliki pengetahuan baik akan memiliki sikap baik pula dan Allah akan meningkatkan derajatya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap PMO sebelum dan sesudah pelatihan tentang efek samping OAT. Metode : Dilakukan pelatihan tentang ESOAT pada 32 orang PMO. Sebelum dan sesudah pelatihan PMO diberikan kuisioner untuk menilai pengetahuan dan sikap. Hasil pre test dan post test dilakukan scoring. Setelah 2 bulan dilakukan FGD (Focus Group Discussion) untuk mengetahui ESOAT pada pasien dan bagaimana PMO mengatasinya. Analisis data dilakukan secara bivariat dan uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square dan T Test Paired Sample Correlations dengan tingkat kemaknaan 95%. Hasil : Pengetahuan PMO tentang ESOAT mengalami peningkatan yang bermakna (p = 0,003). Terdapat peningkatan sikap PMO tentang TBC dan ESOAT setelah pelatihan meski tidak bermakna (p = 0,187) karena scoring rerata sikap PMO sebelum pelatihan sudah baik. Hasil FGD menunjukkan bahwa PMO mampu mengenali efek samping OAT ringan dan berat dan mampu mengatasi beberapa efek samping ringan. Menuntut ilmu pengetahuan adalah wajib hukumnya. Pengetahuan yang baik akan menghasilkan sikap yang baik pula baik dalam menunaikan tugasnya sebagai PMO maupun sebagai umat muslim. Kesimpulan : Terdapat peningkatan pengetahuan dan sikap PMO mengenai efek samping OAT setelah pemberian pelatihan tentang tentang efek samping OAT.


Author(s):  
Anggaunita Kiranantika ◽  
Rina Natalia ◽  
Mei Rita Kumala

Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh pola asuh yang diberikan orangtua. Pola asuh yang diterapkan oleh setiap keluarga sangat bervariasi. Karakter anak akan ditentukan oleh lingkungan melalui pengalaman yang dibentuk dalam dunia sosialnya, sebagaimana diatur dalam UU no 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan Kebijakan 3-Ends pada 3 isu nasional yang memfokuskan penghapusan kekerasan, Traffiking, dan Rentan Ekonomi yang. Melalui fokus proiritas ini diharapkan semua kekuatan elemen, pemerhati persoalan ini bersinergi untuk mewujudkan dalam masyarakat. Sehubungan dengan itu, perlulah sekali diadakan sosialisasi 3 Ends di kalangan anak dan remaja dalam masyarakat untuk bisa memaksimalkan hak anak dan partisipasi anak dalam pembangunan yang berkelanjutan. Kegiatan ini dilakukan di Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan dilakukan dengan Action Research menggunakan Focus Group Discussion kepada anak-anak, remaja dan pendamping yang hadir. Kegiatan ini merupakan pengetahuan baru bagi masyarakat sebagai upaya pemenuhan hak anak yang masih belum dipenuhi secara maksimal. Kegiatan ini diharapkan dapat dilakukan secara terjadwal untuk dapat menanggulangi masalah kekerasan dan human trafficking yang semakin rentan terjadi pada anak dan remaja di Kabupaten Banyuwangi.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um032v1i12018p001


Author(s):  
Andi Surahman Batara ◽  
Muhammad Syafar ◽  
Sukri Palutturi ◽  
Stang Stang

Healthy cities merupakan isu yang sangat kompleks, melibatkan banyak sektor dan berbagai disiplin ilmu, olehnya itu healthy cities hanya bisa dicapai kalau semua sektor yang terlibat dapat berkolaborasi dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara yang dinilai efektif untuk mewujudkan terminal sehat. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan participation action research (PAR). Pengumpulan data dilakukan melalui focus group discussion (FGD), wawancara mendalam. Informan penelitian yaitu ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Sulawesi Selatan, Ketua Organisasi Angkutan Darat, perwakilan Solidaritas Perempuan Sulawesi Selatan, pengguna terminal, koordinator kebersihan Terminal, Humas Terminal, Direktur Operasional Terminal, ahli kesehatan masyarakat,  pedagang dan Direktur Utama Terminal. Hasil FGD berkesimpulan bahwa kolaborasi stakeholder adalah kunci sukses dalam mewujudkan konsep terminal sehat.Kata Kunci : Stakeholder, indikator terminal sehat 


2016 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Etika Purnama Sari

Balita mudah terkena penyakit ISPA karena tubuh balita masih rentan terhadap penyakit infeksi. Banyak ibu yang tidak tahu tentang pencegahan penyakit ISPA. Metode FGD (focus group discussion) dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan peningkatan pengetahuan ibu melalui FGD. Desain penelitian adalah pra eksperimental one group pra post test design. Variabel yang diteliti adalah tingkat pengetahuan ibu. Sampel yang digunakan adalah ibu yang memiliki balita di wilayah RT 3 RW 1 Kelurahan Sidotopo Wetan Kecamatan Kenjeran sebanyak 13 orang. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Sign Rank Test dengan tingkat signifikansi α<0,05, didapatkan nilai p=0,002 yang berarti ada peningkatan pengetahuan ibu melalui FGD. Adanya peningkatan dikarenakan faktor pendidikan, usia, pengalaman serta proses diskusi dalam FGD. Bagi para ibu harus tetap mengakses informasi tentang preventif ISPA dalam berbagai media. Kata kunci: Focus Grup Discussion, Pengetahuan, ISPA ABSTRACT Children with age 12-60 months are susceptible to ISPA due to their body was still susceptible to infectious diseases. Many mother do not know about the prevention of ISPA. FGD (focus group discussion) can be used to increase their knowledge. The aim of this study is to explain the increasing mother’s knowledge through the FGD. The study design was a pre-experimental one-group pre-post test design. The variables studied were the level of mother’s knowledge. The samples used were mothers with babies aged 12-60 months as many as 30 people. Data was collected by questioner. Based on the test results of the Wilcoxon Sign Rank Test with a significance level of α<0,05, p value = p=0,002 which means there is the increasing mother’s knowledge through the FGD. The increasing knowledge due to factors of education, age, experience, and the discussion process in the FGD. For mother must still access information about preventive ISPA in a variety of media. Keywords: Focus Grup Discussion, knowledge, ISPA DOWNLOAD FULL TEXT PDF >>


2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 567-586
Author(s):  
Afifi Lateh ◽  
◽  
Mahdee Waedramae ◽  
Weahason Weahama ◽  
Supansa Suvanchatree ◽  
...  

This participatory action research aims to (1) construct a classroom research development model for Thai tertiary lecturers in the three southern border provinces and (2) evaluate their classroom research performance. Through voluntary participation, the target group comprises 40 lecturers in Thailand, specifically from Prince of Songkla University, Pattani Campus; Yala Rajabhat University; Princess of Naradhiwas University; Fatoni University; and Boromarajonani College of Nursing Yala. In-depth interviews were conducted with two university administrators, and a focus group discussion was held for 12 participants, including lecturer representatives and the researchers. Initial data on suggestions were collected to construct a draft classroom research development model which was subsequently assessed for quality by three purposively sampled experts. The selection criteria for these experts included having a research background in Education or having conducted at least three research titles on classroom research. The instruments were an in-depth interview form, a focus group discussion form, a model quality assessment, a self-assessment form, and a learning log. The data were analysed with content analysis and descriptive statistics.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document