scholarly journals CONSTRUCTIVE DIALECTIC OF FOCUS GROUP DISCUSSION MODEL INTEGRATED WITH CRITICAL THINGKING IN AFFIRMATION LITERACY SKILL

QUALITY ◽  
2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Hasan Baharun ◽  
Chusnul Muali

<em>This paper presents the effectiveness of focus group Discussion and critical thinking model on literacy skills of educational supervisor in Ministry of Religious Affairs, Probolinggo, East Java, Indonesia. This study adopts a quantitative research approach and uses a a quasi-experimental quasi-experimental study with a randomized pretest-post-test with control group design. The study shows that there are differences of literacy ability in education supervisor in Ministry of Religious Affairs, Probolinggo between focus group discussion (FGD) with critical thinking literacy ability. The focus group discussion approach is more effective in improving literacy skill. The scientific work shown with the average post test score is higher than the treatment-treated class of critical thinking.</em>

2016 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 107
Author(s):  
Dina Aprilia

This research is aimed to find the effectivity of Focus Group Discussion (FGD) to decrease the feeling stress for senior high school students (SMA) who will face the national final examination (UAN). Stress on SMA students is a circumstance which gets negative assessment. It intimidates and pushes the students, in this case is UAN would appear a reaction such as emotional disorder, cognition, physiology and behavior disorder of SMA students. This research concerned 21 SMA students in grade XII, who had high stress level in facing UAN. The subjects were divided into two groups. First group was the experiment group (include 11 students) and it was the group who got the FGD treatment. The second group was control group (include 10 students) and this group didn’t get the FGD treatment. Collecting data was done by using Stress Scale in facing UAN. It was given (a) before FGD (pre-test) and (b) after FGD (post-test). The hypothesis is examined by using difference examination (t-test) by comparing mean pre-test and post-test. The result showed that there was a significant influence to decrease the stress in SMA students who were in experiment group (t = 6,540, p < 0,01) after they got FGD treatment. Experiment group had decreased the stress score to face UAN (Mean=7,476).


2016 ◽  
Vol 49 (3) ◽  
pp. 129
Author(s):  
S. Salwa ◽  
Ayu Liskinasih

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi mahasiswa jurusan pendidikan Bahasa Inggris Universitas Kanjuruhan Malang dimana penelitian awal menunjukkan bahwasanya para mahasiswa mengalami kesulitan dalam menggunakan ragam majas (figurative language yang tepat serta kesulitan dalam memahami makna-makna majas tersebut, hal tersebut dikarenakan terbatasnya pengajaran kosa kata tentang majas serta penagajaran bahasa yang lebih menekankan pada faktor tata bahasa (grammar) saja. tim peneliti tergerak untuk menerapkan drama project pada mata kuliah speaking sebagai suatu metode untuk peningkatan pemahaman mahasiswa akan penggunaan majas (figurative language) yang nantinya akan diterapkan dalam penulisan naskah drama dan akan ditampilkan didalam kelas oleh tiap-tiap group mahasiswa yang secara tidak langsung juga  akan meningkatkan keterampilan berbicara  (speaking) dan meningkatkan kepercayaan diri untuk berbicara didepan umum.Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan penjelasan berkelanjutan (sequential explanatory) dengan dua fase. Fase pertama merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain quasi-experimental sedangkan fase kedua merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Hasil dari post-test menunjukkan adanya peningkatan skor kemampuan mahasiswa dari76,5 menjadi 81,36  serta hasil dari Focus Group Discussion (FGD) menunjukkan bahwa para mahasiswa merasa lebih mudah memahami figurative language melalui project drama.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 113
Author(s):  
Satrio Kusnanda Murdiqi Kusaeri ◽  
Nutrisia Nu’im Haiya ◽  
Iwan Ardian

Diabetes Melitus merupakan hilangnya toleransi karbohidrat dan hiperglikemia yang menimbulkan penurunan berat badan, guladarah yang tinggi bisa mengakibatkan rusaknya organ-organ tubuh,seperti kebutaan mata, glomerulosklerosis neuropati, ginjal, dan stroke, gagal jantung pada kardiovaskular, serta penyakit kaki diabetic, penggunaan promosi kesehatan metode FGD untuk meningkatkan pengetahuan pada penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh  pengetahuan pada diabetes melitus di Puskesmas Bangetayu Semarang. Jenis penelitian eksperimen semu (quast experimental) with control group design dengan pre - test – post – test. teknik consecutive sampling, consecutive sampling (berurutan), total sempel ada 55 responden, sebanyak 28 untuk kelompok perlakuan dan sebanyak 27 untuk kelompok kontrol. Berdasarkan hasil analisis terdapat pengaruh promosi kesehatan dengan metode Focus Group Discussion terhadap pengetahuan masyarakat tentang diabetes melitus. Terdapat pengaruh promosi kesehatan dengan metode Focus Group Discussion terhadap pengetahuan masyarakat tentang diabetes mellitus.


2020 ◽  
Vol 14 (3) ◽  
pp. 409-419
Author(s):  
Eti Masiyati ◽  
Hanny Handiyani ◽  
Nurdiana Nurdiana

Continuing nurse education among head nurses as a factor of health care quality at hospital X in JakartaBackground: The head of the room as a line manager nurse plays an important role in the Health and Nursing Service which is rapidly changing. The head of the room in carrying out his role and function is inseparable from the management process, including applying attention to material resources and human resources of nursing, so the head of the room must have supporting competencies in carrying out their duties.Purpose: Data obtained through interviews, observations, Focus Group Discussion (FGD) and surveys in the form of questionnaires. Data analysis is intended to diagnose problems and formulate solutions.Results: The formulation of the problem obtained is not yet optimal continuing education programs for the head of the room. Problem solving in the form of activities using the action research approach that is by applying curriculum-based training methods that are prepared in accordance with the competency standards of the head of the room. The action research was carried out within 3 months, from October to December 2019. The results of this action research showed an increase in knowledge from the head of the room. Evaluation through pre and post test about the training material that has been given. The mean score of pre and post test participants increased from an average of 53.88 to 80.36 or an increase of 26.48 points.Conclusion: The continuing education program for  a head nurse  has not been realized and in solving problems in the form of activities using the action research approach method has not been optimally implemented and arranged in accordance with the competency standards of the head of the room. It is recommended that the hospital management be able to evaluate nursing resources, especially for each a head nurse  and provide opportunities to participate in continuing education and can improve quality patient care according to current technological advances.                                                   Keywords: Continuing education; Nurse manager; Competence, Head Nurse; TrainingPendahuluan: Kepala ruangan sebagai perawat manajer lini berperan penting dalam Pelayanan Kesehatan dan Keperawatan yang sangat cepat mengalami perubahan. Kepala ruangan dalam menjalankan peran dan fungsinya tidak terlepas dari proses manajemen, termasuk menerapkan perhatian kepada sumber daya material maupun sumber daya manusia keperawatan, sehingga kepala ruangan harus memiliki kompetensi yang mendukung dalam melaksanakan tugasnya.Tujuan: Mengidentifikasi penerapan fungsi manajemen sumber daya manusia di bagian keperawatanMetode: Data diperoleh melalui wawancara, observasi, Focus Group Discussion (FGD) dan Survei dalam bentuk kuesioner. Analisis data lebih ditujukan untuk mendiagnosa masalah dan merumuskan metode pemecahannya.Hasil: Belum optimalnya program pendidikan berkelanjutan bagi kepala ruangan. Penyelesaian masalah berupa Kegiatan dengan menggunakan metode pendekatan action research yaitu dengan menerapkan metode pelatihan berbasis kurikulum yang disusun sesuai dengan standar kompetensi kepala ruangan. Action research ini dilaksanakan dalam waktu 3 bulan yaitu pada bulan Oktober sampai Desember 2019. Hasil dari action research ini menunjukkan peningkatan pengetahuan dari kepala ruangan. Evaluasi melalui pre dan post test tentang materi pelatihan yang sudah diberikan. Nilai rata-rata pre dan post test peserta meningkat dari rata-rata 53.88 menjadi 80.36 atau meningkat 26.48 poin.Simpulan: Program pendidikan berkelanjutan bagi kepala ruangan belum terealisasi dan dalam penyelesaian masalah berupa kegiatan dengan menggunakan metode pendekatan action research belum optimal diterapkan dan disusun sesuai dengan standar kompetensi kepala ruangan. Disarankan kepada Manajemen rumah sakit supaya dapat mengevaluasi sumber daya keperawatan khususnya pada setiap kepala ruangan dan memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan berkelanjutan dan dapat meningkatkan pelayanan pasien yang berkualitas sesuai kemajuan teknologi saat ini.


J-Dinamika ◽  
2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Efris Kartika Sari ◽  
Alfrina Hany ◽  
Rustiana Tasya Ariningpraja

Manajemen nyeri yang optimal merupakan salah satu upaya penting dalam lingkup layanan Rumah Sakit. Nyeri yang tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan masalah tambahan bahkan memperlambat perbaikan kondisi pasien. Perawat merupakan petugas kesehatan yang harus mampu dalam mendukung upaya tersebut. Pengkajian nyeri yang tepat akan menjadi dasar manajemen nyeri yang optimal pada pasien.Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam melakukan pengkajian nyeri pada pasien komunikatif maupun dengan gangguan komunikasi, sehingga sehingga perawat dapat melakukan pengkajian nyeri secara tepat, rutin, dan terstruktur. Hal ini diwujudkan dengan melatih perawat dengan berbagai teori tentang pengkajian nyeri, terutama penggunaan skala nyeri dengan berbagai kelebihan dan kekurangan masing-masing dan penerapan penggunaan skala nyeri tersebut.Kegiatan dilaksanakan di Rumah Sakit Universitas Brawijaya, Kota Malang pada November-Desember Tahun 2019. Metode kegiatan yang dilakukan terdiri dari: focus group discussion, pre-test dan post-test, dan pemberian materi.Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pelatihan pengkajian nyeri ini dapat meningkatkan pengetahuan perawat tentang pengkajian nyeri. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pelatihan pengkajian nyeri pada perawat perlu dilakukan secara berkesinambungan untuk mendukung upaya manajemen nyeri yang optimal.


J-Dinamika ◽  
2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Efris Kartika Sari ◽  
Alfrina Hany ◽  
Rustiana Tasya Ariningpraja

Manajemen nyeri yang optimal merupakan salah satu upaya penting dalam lingkup layanan Rumah Sakit. Nyeri yang tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan masalah tambahan bahkan memperlambat perbaikan kondisi pasien. Perawat merupakan petugas kesehatan yang harus mampu dalam mendukung upaya tersebut. Pengkajian nyeri yang tepat akan menjadi dasar manajemen nyeri yang optimal pada pasien.Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam melakukan pengkajian nyeri pada pasien komunikatif maupun dengan gangguan komunikasi, sehingga sehingga perawat dapat melakukan pengkajian nyeri secara tepat, rutin, dan terstruktur. Hal ini diwujudkan dengan melatih perawat dengan berbagai teori tentang pengkajian nyeri, terutama penggunaan skala nyeri dengan berbagai kelebihan dan kekurangan masing-masing dan penerapan penggunaan skala nyeri tersebut.Kegiatan dilaksanakan di Rumah Sakit Universitas Brawijaya, Kota Malang pada November-Desember Tahun 2019. Metode kegiatan yang dilakukan terdiri dari: focus group discussion, pre-test dan post-test, dan pemberian materi.Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pelatihan pengkajian nyeri ini dapat meningkatkan pengetahuan perawat tentang pengkajian nyeri. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pelatihan pengkajian nyeri pada perawat perlu dilakukan secara berkesinambungan untuk mendukung upaya manajemen nyeri yang optimal.


2019 ◽  
Vol 8 (4) ◽  
pp. 10 ◽  
Author(s):  
Nur Sayidah ◽  
Sri Utami Ady ◽  
Jajuk Supriyati ◽  
Sutarmin Sutarmin ◽  
Mustika Winedar ◽  
...  

The purpose of this paper is to analyze the importance of quality in university governance in Indonesia. The researcher designed this study with an approach of qualitative research approach with Focus Group Discussion (FGD) method. Participants come from 25 universities throughout Indonesia. Participants are leaders of higher education ranging from the head of the study program to the rector. The result of the focus group discussion shows that the quality of higher education will decrease if there is the scarcity of qualified lecturers. Declining quality of higher education will affect the number of students. Finally, if the student decline happens continuously, then higher education can close. So quality is a top priority in university governance.


1970 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
Author(s):  
Dwiwati D M ◽  
Suparta N ◽  
Putra I G S A

Penyuluhan diharapkan dapat menghasilkan perubahan perilaku menjadi lebih baik. Ada banyak metodeyang dilakukan dalam menyelenggarakan penyuluhan, namun tingkat keefektifannya bervariasi. Untuk itu perludicoba menggunakan teknik FGD yang dapat melibatkan partisipasi sasaran secara lebih baik. Tujuan penelitianini adalah (1) mendeskripsikan teknik FGD dalam proses penyuluhan (2) mengetahui dampak FGD terhadapperubahan pengetahuan, sikap dan penerapan penyuluh di Bali (3) mengetahui dampak FGD terhadap perubahanpengetahuan, sikap dan penerapan peternak sapi bali di Bali. Penelitian dilaksanakan di wilayah KecamatanPenebel Kabupaten Tabanan, Kecamatan Kintamani Barat Kabupaten Bangli dan Kecamatan Gerokgak KabupatenBuleleng. Penelitian dirancang sebagai penelitian quasi experimental. Sampel diambil secara quota stratifiedrandom sampling. Dipilih 10 orang penyuluh dan 50 orang peternak dari masing-masing kecamatan, sehingga totalresponden adalah 30 orang penyuluh dan 150 orang peternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik FGDefektif digunakan dalam proses penyuluhan peternakan, teknik FGD berdampak positif dan memiliki hubunganyang signifikan terhadap perubahan pengetahuan, sikap, dan penerapan pada penyuluh maupun peternak sapi balidi Bali. FGD dapat dianjurkan untuk digunakan sebagai salah satu alternatif metode penyuluhan, terutama dalamupaya lebih mengaktifkan partisipasi peternak sasaran.


2021 ◽  
Vol 1 (12) ◽  
Author(s):  
Vina Monica Robert ◽  
Wening Sari ◽  
Zuhroni Zuhroni

Latar belakang :  PMO adalah komponen DOTS (Directly Observed Treatment Short Course) yang bertugas untuk memantau pengobatan TBC (Tuberkulosis). Pasien TBC memiliki masalah terkait penyakit TBC dan efek samping obat anti tuberkulosis (ESOAT). Terdapat korelasi yang kuat antara tingkat pengetahuan dan sikap PMO tentang TBC dan pengobatannya dengan kepatuhan berobat pasien. Ilmu yang benar akan mendorong seorang muslim untuk beriman kepada Allah SWT, sedangkan sikap diturunkan dari pengetahuan. Seorang muslim yang memiliki pengetahuan baik akan memiliki sikap baik pula dan Allah akan meningkatkan derajatya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap PMO sebelum dan sesudah pelatihan tentang efek samping OAT. Metode : Dilakukan pelatihan tentang ESOAT pada 32 orang PMO. Sebelum dan sesudah pelatihan PMO diberikan kuisioner untuk menilai pengetahuan dan sikap. Hasil pre test dan post test dilakukan scoring. Setelah 2 bulan dilakukan FGD (Focus Group Discussion) untuk mengetahui ESOAT pada pasien dan bagaimana PMO mengatasinya. Analisis data dilakukan secara bivariat dan uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square dan T Test Paired Sample Correlations dengan tingkat kemaknaan 95%. Hasil : Pengetahuan PMO tentang ESOAT mengalami peningkatan yang bermakna (p = 0,003). Terdapat peningkatan sikap PMO tentang TBC dan ESOAT setelah pelatihan meski tidak bermakna (p = 0,187) karena scoring rerata sikap PMO sebelum pelatihan sudah baik. Hasil FGD menunjukkan bahwa PMO mampu mengenali efek samping OAT ringan dan berat dan mampu mengatasi beberapa efek samping ringan. Menuntut ilmu pengetahuan adalah wajib hukumnya. Pengetahuan yang baik akan menghasilkan sikap yang baik pula baik dalam menunaikan tugasnya sebagai PMO maupun sebagai umat muslim. Kesimpulan : Terdapat peningkatan pengetahuan dan sikap PMO mengenai efek samping OAT setelah pemberian pelatihan tentang tentang efek samping OAT.


2017 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 418
Author(s):  
Elfi Elfi ◽  
Yeni Fitrianingsih

Komunikasi orang tua tentang seksual adalah interaksi antara satu orang tua dan satu remaja di mana orang tua secara sadar berusaha untuk memberikan informasi tentang seksual atau kontrasepsi. Protektor yang mempengaruhi perilaku seksual berisiko pada remaja adalah individu, keluarga, teman sebaya, lingkungan sekolah dan komunitas/lingkungan sekitar. Komunikasi orang tua merupakan salah faktor protektif terhadap perilaku seksual remaja yang berisiko.Tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas Focus Group Discussion (FGD) dalam peranan komunikasi orang tua terhadap perilaku seksual remaja di SMAN 3 Kota Cirebon Tahun 2016. Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi experimental dengan pendekatan kuantitatif.Sampel terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kelompok perlakuan (FGD) 10 orang dan pada kelompok kontrol 10 orang Instrumen berupa kuesioner yang diadopsi dari penelitian Amran AA tahun 2010. Hasil diketahui bahwa sebagian besar peranan komunikasi orangtua terhadap perilaku seksual remaja adalah tinggi. Terdapat perilaku seksual berisiko tinggi sebanyak 3,7% dan terdapat peningkatan peranan komunikasi orangtua pada kedua kelompok. Hasil uji statistik independent t test didapatkan hasil yang signifikan (p


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document