PENGARUH KOMPRES REBUSAN JAHE TERHADAP NYERI LUTUT PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL KHUSNUL KHOTIMAH PEKANBARU
Lutut merupakan sendi utama penyangga beban tubuh. Kestabilan kerja sendi ini tergantung dari otot-otot dan ligamen-legamen disekitarnya. Kekuatan muscular mulai merosot sekitar usia 40 tahun dengan suatu kemunduran yang dipercepat setelah usai 60 tahun. Tanda utama pada gangguan sistem muskuloskeletal adalah nyeri dan rasa tidak nyaman, yang dapat bervariasi dari tingkat yang paling ringan sampai yang sangat berat. Hasil wawancara dengan 10 orang lansia yang mengalami nyeri lutut, ditemukan 7 orang lansia menggunakan obat farmokogi, 3 orang tidak mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Dari 7 lansia yang menggunakan obat-obatan mengatakan sering merasakan efek samping dari obat yang dikonsumsi seperti mual dan diare dan merasakan efek ketergantungan. Jenis Penelitian penelitian pra-eksperimen dengan rancangan pra-test dan pasca-test menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan design Quasi dalam satu kelompok (one group pre-posttest design) untuk mengetahui kekuatan pengaruh kompres jahe terhadap intensitas nyeri lutut. Metode penelitian melakukan observasi langsung kepada responden dengan mengisi lembar observasi intensitas nyeri pretest dan Posttest dengan skala intensitas nyeri numerik (0-10). Data penelitian dianalisa dengan menggunakan wilcoxon signed rank test. Hasil penelitian didapatkan rata-rata (mean) intensitas nyeri sebelum diberikan kompres jahe sebesar 4,56 dengan standar deviasi 1,381. Rata-rata (mean) intensitas nyeri setelah diberikan kompres jahe sebesar 2,89 dengan standar deviasi 1,451. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p Value (α) sebesar 0,000, bahwa terdapat pengaruh kompres jahe dengan nyeri lutut pada lansia.