scholarly journals EFEK EKSTRAK ETHANOL DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA) TERHADAP PROTEKSI FUNGSI HATI DAN HISTOPATOLOGI TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIINDUKSI KARBONTETRAKLORIDA (CCL4)

2021 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 177-185
Author(s):  
Siti Hardiyanti Nawir ◽  
Peter Kabo ◽  
Ilhamjaya Pattelongi

Abstrak Kerusakan hati menjadi salah satu penyakit dengan prevalensi yang tinggi khususnya di negara berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya efek ekstrak ethanol daun kelor (Moringa oleifera) terhadap proteksi fungsi hati dan histopatologi tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi karbontetraklorida (ccl4). serta menentukan dosis efektif dari kombinasi tersebut. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorium menggunakan metode eksperimen dengan desain post test only control group pada tikus wistar. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol positif (ekstrak kurkuma), kontrol pembanding (NaCMC 1%) dan 3 kelompok pemberian ekstrak dengan 3 variasi dosis masing-masing 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 750 mg/kgBB. Dilakukan pengamatan terhadap uji profil kimia darah yang meliputi SGOT dan SGPT serta dilanjutkan dengan uji histopatologi. Hasil menunjukkan bahwa adanya perbedaan perubahan hasil pengukuran darah fungsi hati (SGOT dan SGPT) antar kelompok selama 8 hari. Hasil menunjukkan bahwa adanya perbedaan perubahan hasil pengukuran profil kimia darah antar kelompok selama perlakuan. Berdasarkan hasil uji one way ANOVA pada pengukuran SGOT dan SGPT terdapat hasil tes bermakna (P<0,05). Hasil uji histopatologi menunjukkan bahwa terdapat perbaikan fungsi dan struktur hati pada kelompok pemberian ekstrak etanol daun kelor. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera) memiliki kemampuan sebagai hepatoprotektor terhadap fungsi hati pada dosis 750 mg/kgBB. Abstract Liver damage is one of the diseases with high prevalence especially in developing countries. This study aims to see the effect of ethanol extract of Moringa oleifera leaves on liver function protection and histopathology of white rat (Rattus norvegicus) induced by carbontetrachloride (CCl4). and determine the effective dose of the combination. This research was conducted experimentally using a laboratory experimental method with a post test only control group design in wistar rats. Rats were divided into 5 groups, namely the positive control group (curkuma extract), comparative control (NaCMC 1%) and 3 groups giving extracts with 3 variations of each dose of 250 mg / kgBB, 500 mg / kgBB and 750 mg / kgBB. Observations were made on the blood chemistry profile test which included SGOT and SGPT and continued with histopathological testing. The results showed that there were differences in changes in the results of liver function blood measurements (SGOT and SGPT) between groups for 8 days. The results showed that there were differences in changes in the measurement results of blood chemistry profiles between groups during treatment. Based on the results of the one way ANOVA test on SGOT and SGPT measurements there were significant test results (P <0.05). The results of histopathological tests showed that there was an improvement in liver function and structure in the group given ethanol extract of kelor leaves. It can be concluded that the ethanol extract of Moringa oleifera leaves has the ability as a hepatoprotector of liver function at a dose of 750 mg / kgBB.

2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 112
Author(s):  
MENTARI AMENDA SAPUTRI ◽  
HERIN SETIANINGSIH

<p class="Default">Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Gaya hidup masyarakat terutama dalam mengkonsumsi diet yang tidak sehat dapat meningkatkan kadar LDL yang dapat menyebabkan  penyakit kardiovaskular. Rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>)<em> </em>yang banyak dibudidayakan di Indonesia mengandung flavonoid dan triterpenoid yang diduga dapat menurunkan kadar LDL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) <em> </em>terhadap kadar LDL pada tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang diberi diet tinggi lemak. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni laboratorik dengan rancangan penelitian <em>Post Test Control Group Design. </em>Sampel yang digunakan adalah 24 ekor tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang dibagi ke dalam tiga kelompok: kelompok yang diberi diet standar selama 28 hari (K1), kelompok yang diberi diet tinggi lemak selama 28 hari (K2), dan kelompok yang diberi diet tinggi lemak selama 28 hari dan pada hari ke-15 sampai hari ke-28 diberi ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) dengan dosis 140mg/200grBB/hari (K3). Hasil analisis statistik <em>One Way Anova </em>menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar LDL yang signifikan antara ketiga kelompok pada penelitian ini (p&lt;0,001). Kadar LDL pada K2 (=16,00±3,29) meningkat secara bermakna dibandingkan dengan K1 (=10,62±1,77). Sedangkan kadar LDL pada K3 (=6,88±2,42) menurun secara bermakna dibandingkan dengan K2. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) berpengaruh terhadap kadar LDL darah pada tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang diberi diet tinggi lemak.</p><p><strong>Kata kunci</strong> : diet tinggi lemak, LDL, <em>Kappaphycus alvarezii</em></p>


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Yesi Nurmalasari ◽  
Rakhmi Rafie ◽  
Devita Febriani Putri ◽  
Vivi Diah Permatasari

Banyak fakor yang dapat menyebabkan kerusakan sel beta pankreas salah satu nya yaitu zat diabetogenik, zat diabetogenik yang dapat bersifat toksik adalah senyawa aloksan. Tanaman kelor memiliki kandungan antioksidan antara lain seperti asam askorbat, flavonoid, fenolat dan karotenoid yang berfungsi sebagai pelindung tubuh dari kerusakan sel-sel yang dapat diakibat radikal bebas. untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) sebagai upaya preventif terhadap kerusakan histopatologi pankreas tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan yang diinduksi aloksan. menggunakan metode eksperimental murni post test with control group design. Sampel yang digunakan sebanyak 30 ekor tikus jantan dibagi menjadi 5 kelompok. Hasil penelitian uji Kruskal-Wallis terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan terhadap kerusakan histopatologi pankreas (p


2020 ◽  
Vol 4 ◽  
Author(s):  
Joni Tandi ◽  
Ni Made Irma Mariani ◽  
Ni Putu Setiawati

Daun afrika (Gymnanthemum amygdalinum (Delile) Sch.Bip.Ex Walp) mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, steroid dan tanin. Telah dilakukan penelitian dari ekstrak etanol daun afrika (EEDA) terhadap gambaran histopatologi pankreas dan glukosa darah tikus  putih jantan (Rattus norvegicus) hiperkolesterolemia-diabetes. Tikus hiperkolesterolemia-diabetes diperoleh dengan cara diinduksi pakan tinggi lemak dan streptozotocin. Penelitian bertujuan untuk membuktikan efek EEDA dalam meregenerasi sel β pankreas dan kadar glukosa darah pada tikus hiperkolesterolemia-diabetes, serta mengetahui dosis efektifnya. Jenis penelitian ini adalah true-experimental laboratorium dengan pre and post test with randomized control group design. Subjek penelitian yaitu 35 ekor tikus putih hiperkolesterolemia-diabetes dibagi menjadi 7 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 ekor. Kelompok I (kontrol normal) dan II (kontrol negatif) diberikan Na-CMC 0,5%, III (kontrol positif 1 ) diberikan simvastatin, IV (kontrol positif 2 ) diberikan metformin, kelompok IV, V, dan VI diberikan EEDA dosis 50; 100; 150 mg/kgBB. Data kadar glukosa darah dan kolesterol total diuji secara statistik (one way ANOVA) dan dilanjutkan uji non parametik (Kruskal-Wallis) pada taraf kepercayaan 95%, jika terdapat perbedaan yang signifikan maka dilakukan uji (Man Whitney) untuk menentukan perbedaan yang berarti dari setiap kelompok. Hasil penelitian menunjukan pemberian EEDA mampu meregenerasi sel β pankreas dan glukosa darah tikus hiperkolesterolemia-diabetes. EEDA dosis 150 mg/kgBB efektif meregenerasi sel β pankreas dan EEDA dosis 150 mg/kg BB efektif terhadap kadar glukosa darah.


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 65
Author(s):  
Fadilla Rahma ◽  
Martha Ardiaria ◽  
Binar Panunggal

Latar belakang: Asap rokok merupakan salah satu sumber radikal bebas eksogen yang dapat menstimulasi sekresi mediator inflamasi sehingga tubuh memberikan respon inflamasi. Kadar leukosit dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat adanya inflamasi dalam tubuh. Ubi jalar ungu diketahui mengandung antioksidan yang berpotensi mengurangi efek negatif dari radikal bebas. Tujuan: Menganalisis pengaruh pemberian ubi jalar ungu terhadap kadar leukosit total tikus yang dipapar asap rokok.Metode: Jenis penelitian ini adalah post-test only control group design. Besar sampel penelitian berjumlah 24 ekor tikus wistar jantan yang dibagi ke dalam 4 kelompok, yaitu kelompok K(-), kelompok K(+) yang diberi paparan asap rokok, kelompok P1 yang diberi ubi jalar ungu 8 g/200 g BB, dan kelompok P2 yang diberi paparan asap rokok serta ubi jalar ungu 8 g/200 g BB. Perlakuan dilakukan selama 30 hari. Analisis statistik menggunakan uji One-way ANOVA. Hasil: Tidak terdapat perbedaan kadar leukosit total yang signifikan antar kelompok perlakuan (p=0,579). Kadar leukosit total tertinggi berada pada kelompok K(+) dengan nilai 23.56±3.10 x 103/mm3. Kelompok P2 memiliki kadar leukosit total sebesar 21.36±3.52 x 103/mm3.Simpulan: Pemberian ubi jalar ungu tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap kadar leukosit total tikus yang dipapar asap rokok.


2018 ◽  
Vol 7 (4) ◽  
pp. 486
Author(s):  
Dita Viviant Sagith ◽  
Cimi Ilmiawati ◽  
Yusticia Katar

Melinjo (Gnetum gnemon) merupakan tumbuhan asli Indonesia yang mudah diperoleh dan ekstrak biji melinjo mengandung berbagai macam stilbenoid yang tergolong senyawa resveratrol beserta turunannya. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa resveratrol dapat menurunkan kadar kolesterol LDL serum melalui penghambatan HMG-KoA reduktase. Tujuan penelitian ini adalah meneliti pengaruh pemberian ekstrak biji melinjo terhadap penurunan kadar kolesterol LDL pada tikus yang diberi diet tinggi lemak. Penelitian ini menggunakan rancangan randomized pre-post test control group design yang terdiri dari lima kelompok (n=5). Diet tinggi lemak diberikan berupa pakan otak sapi selama 29 hari (2 ml/hari). Kelompok perlakuan diberi ekstrak biji melinjo dosis 250, 500, dan 2000 mg/kgbb/hari. Ekstrak biji melinjo mulai diberikan hari ke-16 sampai hari ke-29. Kadar kolesterol LDL serum diperiksa dengan spektrofotometer. Data dianalisis dengan paired sample t-test dan One-Way ANOVA. Hasil paired sample t-test menunjukkan terdapat penurunan bermakna kadar kolesterol LDL serum setelah pemberian ekstrak biji melinjo pada kelompok yang mendapat dosis 2000 mg/kgbb/hari (p=0,003), sedangkan pada dosis lain tidak terdapat penurunan LDL serum yang bermakna. Uji One-Way ANOVA antar kelompok perlakuan menunjukkan tidak terdapat perbedaan kadar kolesterol LDL serum yang bermakna (p=0,531). Disimpulkan bahwa pemberian ekstrak biji melinjo dapat menurunkan kadar kolesterol LDL serum pada tikus yang diinduksi diet tinggi lemak pada dosis 2000 mg/kgbb/hari.


2018 ◽  
Vol 7 (4) ◽  
pp. 486
Author(s):  
Dita Viviant Sagith ◽  
Cimi Ilmiawati ◽  
Yusticia Katar

Melinjo (Gnetum gnemon) merupakan tumbuhan asli Indonesia yang mudah diperoleh dan ekstrak biji melinjo mengandung berbagai macam stilbenoid yang tergolong senyawa resveratrol beserta turunannya. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa resveratrol dapat menurunkan kadar kolesterol LDL serum melalui penghambatan HMG-KoA reduktase. Tujuan penelitian ini adalah meneliti pengaruh pemberian ekstrak biji melinjo terhadap penurunan kadar kolesterol LDL pada tikus yang diberi diet tinggi lemak. Penelitian ini menggunakan rancangan randomized pre-post test control group design yang terdiri dari lima kelompok (n=5). Diet tinggi lemak diberikan berupa pakan otak sapi selama 29 hari (2 ml/hari). Kelompok perlakuan diberi ekstrak biji melinjo dosis 250, 500, dan 2000 mg/kgbb/hari. Ekstrak biji melinjo mulai diberikan hari ke-16 sampai hari ke-29. Kadar kolesterol LDL serum diperiksa dengan spektrofotometer. Data dianalisis dengan paired sample t-test dan One-Way ANOVA. Hasil paired sample t-test menunjukkan terdapat penurunan bermakna kadar kolesterol LDL serum setelah pemberian ekstrak biji melinjo pada kelompok yang mendapat dosis 2000 mg/kgbb/hari (p=0,003), sedangkan pada dosis lain tidak terdapat penurunan LDL serum yang bermakna. Uji One-Way ANOVA antar kelompok perlakuan menunjukkan tidak terdapat perbedaan kadar kolesterol LDL serum yang bermakna (p=0,531). Disimpulkan bahwa pemberian ekstrak biji melinjo dapat menurunkan kadar kolesterol LDL serum pada tikus yang diinduksi diet tinggi lemak pada dosis 2000 mg/kgbb/hari.


2017 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
Author(s):  
ESA PUTRI RIDHA YANTI

<p align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p><p><strong>Latar Belakang.  </strong>Di Indonesia angka kejadian penyakit kardiovaskuler menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun dan salah satu faktor resikonya adalah hiperlipidemia terutama hiperkolesterolemia. Penelitian menyatakan bahwa kandungan biji pepaya yang berpotensi menyebabkan efek hiperkolesterolemik adalah flavonoid, saponin, dan tanin. Pada skrining fitokimia untuk daun pepaya menunjukkan adanya alkaloid, flavonoid, tanin, dan glukosida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak biji pepaya dan ekstrak daun pepaya terhadap kadar kolesterol total dan trigliserida tikus putih jantan galur wistar yang diberi diet tinggi lemak.</p><p><strong>Metode.</strong>  Penelitian ini menggunakan rancangan Post Test Only Control Group design. Teknik pengambilan sampel dengan metode simple random sampling. Sampel penelitian yang digunakan adalah 32 ekor tikus Rattus norvegicus putih jantan yang dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok control negative, kelompok hewan coba yang diberi diet tinggi lemak, kelompok hewan coba yang diberi diet tinggi lemak dan ekstrak daun papaya, dan kelompok hewan coba yang diberi diet tinggi lemak dan ekstrak biji papaya. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Hang Tuah Surabaya.</p><p><strong>Hasil. </strong> Hasil analisis Kruskal – Wallis dan One Way Anova test menunjukkan penurunan kadar trigliserida dan kolesterol total yang tidak signifikan pada kelompok yang diberi diet ekstrak daun pepaya dan kelompok yang diberi ekstrak biji pepaya (p &gt;0,05).</p><p><strong>Kesimpulan.</strong>  Pemberian ekstrak biji papaya dan ekstrak daun tidak menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida.</p><p><strong>Kata Kunci :</strong> Trigliserida, Kolesterol Total, Diet Tinggi Lemak, Ekstrak Biji Pepaya, Ekstrak Daun Pepaya.</p>


Molekul ◽  
2021 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 163
Author(s):  
Fitranto Arjadi ◽  
Nur Signa Aini Gumilas ◽  
Ika Murti Harini ◽  
Vitasari Indriani ◽  
Lantip Rujito

Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molk) is an original Indonesian herb which is known to have an aphrodisiac effect. The active compounds in Purwoceng potentially have hepatotoxic and nephrotoxic effects.This study was aimed to analyze the effect of subchronic administration of Purwoceng roots ethanol extract to Wistar Strain of Rattus norvegicus rats. The method of this subchronic toxicity study was an experimental post test only with control group design. Forty male Rattus norvegicus were randomly divided into four groups and get 28-days treatment. Group A as control received aquadest and 1% CMC (carboxymethyl cellulose), group B, C, and D were given Purwoceng roots ethanol extract of 42, 84, and 168 mg/KgBW/day and 1% CMC. Parameters tested were the levels of urea, creatinine, SGPT (serum glutamic pyruvic transaminase), SGOT(serum oxaloacetic pyruvic transaminase), kidney and hepar histopatology.The results showed a statistically significant for the liver histopathological in group B, creatinine, urea, and kidney histopathology  in group C. Our study concluded that subchronic administration of Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molk) roots ethanol extract could induce hepatotoxicity at the 42 mg/KgBW/day dose level and nephrotoxicity at the 84 mg/KgBW/day dose level.


Biosfera ◽  
2017 ◽  
Vol 34 (1) ◽  
pp. 22
Author(s):  
Fitri Wening Sasmita ◽  
Eko Susetyarini ◽  
Husamah Husamah ◽  
Yuni Pantiwati

Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai kenaikan kadar gula darah atau hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin atau kerja insulin. Alloxan menginduksi diabetes dengan merusak sel pankreas dan mengawali terjadinya hiperglikemia. Salah satu tumbuhan yang memiliki potensi obat dalam penurunan glukosa darah adalah daun Tithonia diversifolia yang mengandung senyawa flavonoid dan seskuiterpen. Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis efek ekstrak daun kembang bulan terhadap kadar glukosa darah tikus wistar; dan (2) menentukan pemberian ekstrak daun kembang bulan yang memiliki pengaruh efektif dalam penurunan kadar glukosa darah tikus wistar. Jenis penelitian ini adalah eksperimental yang sesungguhnya secara in vivo yang dilakukan di laboratorium. Rancangan yang digunakan adalah True Experimental-Post Test Only Control Group Design mengacu pada Sambrook & Russel. Sampel yang digunakan adalah tikus wistar sebanyak 25 ekor yang terbagi dalam 5 kelompok perlakuan dan 5 kali pengulangan yaitu P1 (kontrol negatif), P2 (kontrol positif), P3 (dosis 1,28 ml/200g BB), P4 (dosis2,57 ml/200g BB), dan P5 (dosis 5,14 ml/200g BB). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-way ANOVA dilanjutkan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada efek ekstrak daun kembang bulan terhadap kadar glukosa darah tikus wistar. Hal ini menunjukkan bahwa daun kembang bulan memiliki efek antidiabetes atau berperan sebagai antihiperglikemik pada pemberian dosis sebesar 5,14 ml/200g BB dengan rata-rata 136,8 mg/dl. 


2019 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
Author(s):  
Auliasari Siskaningrum

Hiperglikemia merupakan awal dari diabetes mellitus. Hiperglikemia dapat menyebabkan luka yang tidak kunjung kering dan sembuh. Pengobatan luka mulai dikembangkan terutama dari bahan-bahan alami. Binahong mengandung senyawa antioksidan, antimikroba dan flavonoid golongan isoflavon yang menghasilkan aktivitas antinociceptif dan antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian hidrogel binahong (Anredera  Cordifolia (Ten.) Steenis) terhadap luas luka pada tikus hiperglikemia (Rattus norvegicus) galur wistar. Penelitian ini true eksperimental dengan Post-test Only, Control Group Design. Sampel dipilih dengan simple random sampling dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing terdiri dari 3 ekor tikus. Kelompok I (Kontrol negatif) tikus sehat diberi NS 0,9% , kelompok II (Kontrol positif) tikus hiperglikemia diberi NS 0,9, kelompok III diberi hidrogel dan Kelompok IV, V dan VI (perlakuan) diberi hidrogel binahong konsentrasi 2,5%, 5% dan 7,5% selama 12 hari. Variabel yang diukur luas luka pada hari ke-4, 8, 12 dan 16. Analisa data One way ANOVA menunjukkan luas luka berbeda signifikan dengan p = 0.021 < α (0,05) pada hari ke-12. Dilanjutkan uji Tukey HSD terdapat beda signifikan antara kelompok perlakuan hidrogel binahong 7,5% dengan kelompok Kontrol II tikus hiperglikemia diberi NS 0,9% , p = (0.01) < α (0.05). Kesimpulannya pemberian hidrogel binahong 7,5% (Anredera  Cordifolia (Ten.) Steenis)  dapat menurunkan luas luka yang menunjukkan perbedaan signifikan pada hari ke-12


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document