scholarly journals DETERMINAN OBESITAS PADA ANAK USIA SEKOLAH ( Studi di SD Al-Irsyad 01 – 02 Cilacap Tahun 2018 )

2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 46-50
Author(s):  
Sarwa Sarwa ◽  
Agus Prasetyo

Prevalensi anak obesitas  di  Indonesia cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan data RISKESDAS Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 menunjukan prevalensi obesitas pada anak usia sekolah (10-12 tahun) mencapai 10,9%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui determinan obesitas pada anak usia sekolah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain case control. Sampel penelitian adalah anak SD usia 10-12 tahun sebanyak 60 sampel yang  terdiri dari 30 orang kasus, yaitu anak dengan obesitas dan 30 orang kontrol, yaitu anak dengan berat badan normal. Variabel penelitian meliputi obesitas sebagai variabel dependen dan jenis kelamin, ayah obesitas, ibu  obesitas, ayah dan ibu obesitas, pendidikan orang tua, dan asupan energi harian sebagai variabel independen. Pengambilan sampel secara purposive sampling. Analisa data multivariat dengan uji statistik regressi logistic. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang mempunyai hubungan bermakna secara statistik dengan kejadian obesitas pada anak usia sekolah adalah asupan energi harian melebihi AKG (pv = 0,001), ibu obesitas ( pv = 0,013 pada α = 0,05 ), dan ayah obesitas ( pv = 0,024 pada α = 0,05 ). Determinan obesitas pada anak usia sekolah adalah asupan energi harian yang melebihi AKG (> 2.000 kkal/hari).

2021 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 213
Author(s):  
Hasanah Nurbawena ◽  
Martono Tri Utomo ◽  
Esti Yunitasari

AbstrakLatar belakang : Kejadian stunting merupakan salah satu  masalah gizi pada anak yang memiliki prevalensi tinggi di Indonesia. Cut off point  kejadian stunting tidak boleh lebih dari 20%, sedangkan jumlah kejadian stunting di Surabaya sebanyak 22,8%. Salah satu penyebab tingginya kejadian stunting yaitu penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan riwayat sakit dengan kejadian stunting pada balita. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan rancang penelitian case control. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 40 balita dengan usai 24-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Simomulyo Surabaya. Sampel penelitian balita stunting merupakan kelompok kasus dan balita non-stunting merupakan kelompok kontrol. Pengambilan data untuk kelompok kasus menggunakan purposive sampling dan pada kelompok kasus menggunakan matching sampling dengan menyesuaikan usia bayi dan jenis kelamin pada kelompok kasus. Pengumpulan data mengguanakan instrumen kuisioner. Uji statistik menggunakan chi square Hasil : Hasil penelitian ini didapatkan balita stunting memiliki riwayat sakit sebanyak 90%, sedangkan pada balita non-stunting sebanyak 45%. Uji statistik menggunakan mengenai hubungan riwayat sakit dengan kejadain stunting pada balita dengan uji Chi square didapatkan hasil yang signifikan yaitu p=0,002 (<0,05) dan OR 4,889. Kesimpulan : Balita stunting memiliki riwayat sakit lebih sering daripada balita non-stunting.AbstractBackground: . The incidence of stunting is one of the nutritional problems in children who have a high prevalence in Indonesia. The cut off point for stunting events should not be more than 20%, while the number of stunting events in Surabaya is 22.8%. One of the causes of the high incidence of stunting is an infectious disease. This study aimed to determine the relationship of a history of illnes with the incidence of stunting in infants. Method: This research was an observational analytic study using a case control research design. The number of samples were 40 toddlers (20 toodlers with stunting and 20 toodlers with non-stunting) aged 24-36 months in the working area of the Simomulyo Primary Health Care in Surabaya. The stunting toddlers belonged to a case group and non-stunting toddlers belonged to a control group. Data collection of case group had used purposive sampling and that control group used matching sampling by adjusting the baby's age and gender in the case group. Data was obtained by questionnaire instrument.Data was analysis by Chi square Results: The persentage of stunting toddlers who had a history of illness was 90%, while the non-stunting toddlers had a history of illness was 45%. There was relationship between the history of infectious diseases and the occurrence of stunting in toodler p=0,022 (<0,05) and OR=4,338. Conclusion: Stunting toddlers have a history of pain more often than non-stunting toddlers 


2020 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 81
Author(s):  
Lia Natalia

Berdasarkan hasil survey penduduk antar sensus (Supas) 2015 jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2019 sekitar 266,91 juta jiwa. Jumlah yang menggunakan IUD di Puskesmas Sukahaji sebesar 4,80% pada tahun 2018. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui  faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device). Rancangan penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan case control. Kasus adalah akseptor KB IUD dengan jumlah 128 responden. Kontrol adalah akseptor KB implan dan MOW dengan jumlah 128 responden, cara pengambilan sampel dengan purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah angket. Analisis yang dilakukan meliputi univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian didapatkan faktor yang berhubungan bermakna dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD yaitu pengetahuan (p = 0,001), pendidikan (p =  0,001), pekerjaan (p = 0,001), paritas (p = 0,001), umur (p = 0,001), sosial ekonomi (p = 0,001), budaya (p = 0,001), tarif pelayanan (p  = 0,026), informasi oleh petugas lapangan KB (p = 0,002,), penyedia pelayanan (p = 0,001) dan dukungan suami   (p =  0,001), dan faktor yang tidak berhubungan adalah ketersediaan alat (p =  0,617) dan  ketersediaan tenaga (p =  0,142). Hasil analisis multivariat, variabel yang paling dominan berhubungan dengan alat kontrasepsi IUD adalah dukungan suami (p = 0.001, OR = 5,638). Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan terus   kualitas pelayanan KB dengan memberikan penyuluhan melibatkan suami, tokoh masyarakat dan tokoh agama. Kata kunci : Keluarga Berencana, IUD, akseptor, perdesaan


2019 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 132
Author(s):  
Eni Yuliawati

<p>Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. <em>Stunting</em> di Asia Tenggara tahun 2015 sebanyak 59 juta anak, sedangkan di Afrika 60 juta anak. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan inisiasi menyusu dini, keanekaragaman makanan dan jaminan kesehatan dengan kejadian stunting di Kabupaten Mentawai. Jenis penelitian  ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain case control dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2019. Populasi penelitian berjumlah 2955 anak sampel dalam penelitian ini anak usia 24-59 bulan di kabupaten kepulauan Mentawai. Analisa yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil penelitian dengan menggunakan uji statistik chi square untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting yaitu inisiasi menyusu dini dengan P value 0.004 (OR: 11.11), keanekaragaman makanan P value 0.004 (OR:11.11) dan jaminan kesehatan P value 0.79 kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah inisiasi menyusu dini, keanekaragaman makanan sedangkan jaminan kesehatan tidak berhubungan dengan kejadian stunting.</p><p> </p>


2019 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 128
Author(s):  
Asyaul Wasiah

ABSTRAKKanker serviks adalah kondisi suatu penyakit dengan ciri pertumbuhan sel dan penyebaran sel yang tidak terkontrol dan abnormal. Faktor risiko terjadinya kanker serviks salah satunya paritas > 3. Paritas adalah banyaknya bayi hidup yang dilahirkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan paritas terhadap kejadian kanker serviks di RSUD dr.Soegiri Kabupaten Lamongan. Jenis  penelitian merupakan observasional analitik dengan desain penelitian case control. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD dr.Soegiri Lamongan pada bulan Oktober 2019. Jumlah sampel penelitian sebanyak 68 data rekam medis dengan teknik purposive sampling. Analisis statistik menggunakan uji Chi Square. Hasil analisis univariat diketahui jumlah paritas < 3 sebanyak 47 sampel dengan persentase 69,1% dan paritas > 3 sebanyak 21 sampel dengan persentase 30,9%. Hasil analisis bivariat antara paritas dengan kejadian kanker serviks didapatkan hasil (p = 0,115). Paritas tidak berhubungan dengan kejadian kanker serviks. Kata Kunci : kanker serviks, paritas  


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 109
Author(s):  
Wiwin Eva Nuvitasari ◽  
Susilaningsih Susilaningsih ◽  
Agnis Sabat Kristiana

Gejala premenstrual syndrome dialami 23% remaja putri di Indonesia. Premenstrual syndrome timbul pada siswi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu meningkatnya stres atau tekanan yang dipengaruhi oleh usia, kelas, dan gaya hidup. Stres adalah reaksi tubuh terhadap tuntutan atau beban yang bersifat non spesifik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan premenstrual syndrome pada siswi SMK Islam. Penelitian ini menggunakan desain korelasional study dengan pendekatan case control. Populasi penelitian ini adalah siswi SMK Islam yang berjumlah 64 siswi. Sampel yang diambil yaitu berjumlah 40 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisa bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji spearman. Hasil analisis menggunakan software menunjukkan nilai ρ = 0,0001 dimana nilai ρ < α = 0,05, artinya bahwa Hα diterima. Nilai koefisien korelasi 0,681 menurut tabel inteprestasi korelasi yaitu tingkat hubungan kuat dan arah korelasi positif. Kesimpulan yang diperoleh adalah ada hubungan positif antara tingkat stres dengan premenstrual syndrome, yaitu semakin basar nilai tingkat stres maka semakin besar pula nilai premenstrual syndrome. Kata kunci: remaja,  premenstrual syndrome, stres STRESS LEVEL CONNECTED WITH PREMENSTRUAL SYNDROME ON STUDENT IN ISLAMIC VOCATIONAL HIGH SCHOOL ABSTRACTThe premenstrual syndrome symptoms experienced by 23% of young woman in Indonesia. Premenstrual syndrome are generated by some factors, one of which is increase in stress influenced by age, class, and lifestyle. Stress is the body’s reaction to nonspecific demands or load. The purpose of this research was to investigated the correlation between the stress level with the premenstrual syndrome among student in Islamic Vocational High School. The study using a correlational study design with case control approach. The population of this research is student in Islamic Vocational High School which totaled 64 student. Samples have taken from total 40 respondent by using purposive sampling techiques. The study used spearman tes for bivariat analysis. The result using a software showed ρ value = 0,0001 where the ρ value < α = 0,05, it means Hα was accepted. The value correlation 0,681 that level of correlation strong with positive direction. The conclusion are any positive correlation between stress level with premenstrual syndrome, if the value of stress level was higher the value of premenstrual syndrome (PMS) was higher too. Keywords: premenstrual syndrome, stress, teenagers 


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 1-13
Author(s):  
Muhammad Jusman Rau ◽  
Nur Mifta Huldjannah

Negara yang memiliki beban TB seperti Indonesia akan terkena dampak peningkatan kormobid Diabetes Melitus, sehingga Indonesia mempunyai beban ganda dalam penyelesaian penyakit menular dan penyakit tidak menular. Kota Palu merupakan salah satu Kabupaten/Kota yang memiliki kasus TB tertinggi di Sulawesi Tengah sebanyak 693 kasus dan kasus Diabetes Melitus di Kota Palu sebanyak 5.824 kasus. Kejadian TB-DM di Puskesmas Kamonji dilaporkan berjumlah 18 kasus. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor risiko kejadian TB-DM di wilayah kerja Puskesmas Kamonji Kota Palu. Penelitian ini menggunakan desain penelitian case-control serta sampel menggunakan teknik Purposive Sampling yang berjumlah 64 responden dengan perbandingan 1:3. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IMT (OR = 0,227) merupakan faktor protektif. Sedangkan umur (OR = 4,012), riwayat diabetes melitus (OR = 16,465) dan perilaku merokok (OR = 3,800) merupakan faktor risiko dari kejadian TB-DM di wilayah kerja Puskesmas Kamonji. Determinan TB-DM yaitu riwayat diabetes melitus (p 0,000). Upaya pencegahan untuk menekan kejadian TB-DM yaitu melakukan screening PTM secara teratur, pengaturan pola makan yang tepat, melakukan aktivitas fisik dan meningkatkan kesadaran perilaku merokok yang baik.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 68
Author(s):  
Saskia Nandatari ◽  
Yudhistya N Insan ◽  
Widardo Widardo

<p><strong>Pendahuluan</strong>: Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan sebelum 37 minggu. Persalinan prematur disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya yaitu anemia. Anemia dalam kehamilan merupakan masalah yang cukup sering terjadi terutama di negara berkembang. Anemia dalam kehamilan merupakan keadaan dimana nilai Hemoglobin ibu hamil dibawah 11 g/dl. Keadaan ini mengakibatkan penurunan jumlah oksigen yang dibawa ke janin sehingga mengakibatkan terjadinya hipoksia pada janin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara anemia pada ibu hamil dengan kejadian persalinan prematur di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.</p><p><strong>Metode Penelitian</strong>: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan <em>case control,</em> dilakukan pada bulan Agustus-September 2019 di RSUD Dr. Moewardi. Subjek penelitian adalah pasien yang mengalami persalinan prematur dan persalinan tidak prematur dalam kurun waktu Juni 2017 sampai dengan Juni 2019 di RSUD Dr. Moewardi. Penelitian dilakukan dengan mengolah data rekam medis. Pada penelitian dipilih sebanyak 70 sampel penelitian, yang terdiri masing-masing 35 sampel untuk kelompok kasus dan kontrol. Sampel diambil menggunakan <em>purposive sampling. </em>Data kemudian dianalisis menggunakan uji Korelasi Koefisien Kontingensi<em> </em>Uji Kappa dan uji T-<em>test</em> Tidak Berpasangan.</p><p><strong>Hasil</strong>: Didapatkan korelasi antara anemia dengan kejadian persalinan prematur bermakna secara statistik. Nilai korelasi sebesar 0,031 menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang signifikan dan bermakna secara klinis. Selain itu, didapatkan perbedaan yang bermakna dan signifikan antara rata-rata nilai Hemoglobin ibu hamil dengan persalinan prematur dan tidak prematur, dengan nilai p sebesar 0,003.</p><p><strong>S</strong><strong>impulan</strong>: Terdapat hubungan yang signifikan dan bermakna secara klinis antara anemia pada ibu hamil dengan kejadian persalinan prematur di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada Juni 2017 – Juni 2019.</p><p> </p><p>Background: Premature labor is labor that occurs at gestational age before 37 weeks. Premature labor is caused by various factors, one of which is anemia. Anemia in pregnancy, hemoglobin condition of pregnant women under 11 g / dl which is quite common, especially in developing countries. This situation results in a decrease in the amount of oxygen carried to the fetus, resulting in hypoxia in the fetus and stimulates stress hormones associated with labor induction. The purpose of this study was to determine the relationship between anemia in pregnant women with the incidence of preterm labor in Dr. Moewardi Surakarta.</p><p>Methods: This study was analytic observational research with case-control approach, conducted in August-September 2019 at Dr. Moewardi. Research subjects were patients who experienced preterm labor and non-preterm labor in the period June 2017 to June 2019 at the RSUD Dr. Moewardi. The study was conducted by processing medical record data. In this study 70 research samples were chosen, consisting of 35 samples for the case and control groups. Samples were taken using purposive sampling. Data were then analyzed using the Kappa Test Contingency Coefficient Correlation test and the unpaired T-test.</p><p>Result: The correlation between anemia and preterm labor was statistically significant. Correlation value (p=0.031) shows a positive correlation with the strength of the correlation that is significant and clinically meaningful. In addition, a significant and significant difference was found between the average hemoglobin value of pregnant women with preterm and non-preterm labor, with a value (p = 0.003).</p><p>Conclusion: There is a significant and significant relationship between anemia in pregnant women and the incidence of preterm labor in Dr. Moewardi Surakarta in June 2017 - June 2019, where anemia in pregnant women increases the risk of preterm labor.</p>


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 82
Author(s):  
Ana Zumrotun Nisak ◽  
Atun Wigati

Tingginya laju pertumbuhan penduduk yang tidak diiringi dengan peningkatan kualitas penduduk, maka dilakukan upaya penanganan yaitu dengan program Keluarga Berencana (KB). MKJP mempunyai keuntungan karena mempunyai efektifitas atau daya perlindungan terhadap kehamilan yang tinggi. Alat kontrasepsi dengan MKJP adalah AKDR/ Intra Uterine Device (IUD), Alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK), MOW dan MOP. Faktor keputusan akseptor KB untuk menggunakan MKJP tidak terlepas dari faktor perilaku yang dimiliki oleh masing-masing individu. Tujuan dilakukannya peneletian ini adalah untuk menganalisis keikutsertaan Wanita Usia Subur (WUS) dalam pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Metode penelitian ini menggunakan observasional analitik (Case control study) dengan desain cross sectional. Populasi kasus dalam penelitian ini yaitu (pengguna metode kontrasepsi jangka Panjang) dan populasi kontrol (pengguna metode kontrasepsi non jangka Panjang) pada Wanita Usia Subur (WUS) yang berada di Kecamatan Kaliwungu Kudus. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, dengan besar sampel 44 responden kasus dan 44 responden kontrol. Teknik analisa statistik menggunakan regresi logistik multivariat. Hasil dari penelitian didapatkan tiga variabel yang signifikan yaitu umur, paritas dan pengetahuan. Variabel umur dengan nilai p= 0,006, Variabel paritas p= 0,004 dan pengetahuan memiliki nilai p= 0,004 < α=0,05. Variabel yang paling dominan dari penelitian ini yaitu  variabel paritas dan pengetahuan, karena variabel ini memiliki nilai p lebih kecil dibandingkan dengan variabel lainnya. Kesimpulannya adalah pengaruh umur didapatkan responden yang lebih muda mempunyai peluang lebih kecil menggunakan MJKP dibandingkan dengan responden yang tua. Kelompok kontrol sebagian besar memiliki anak banyak, sedangkan kelompok kasus sebagian besar memiliki anak sedikit. Pengetahuan kelompok kontrol sebagian besar berpengetahuan kurang dibandingkan tingkat pengetahuan kelompok kasus. Keyword : Wanita usia subur (WUS), Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MJKP)


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Wandira Wandira ◽  
Uti Rusdian Hidayat ◽  
Aryanto Purnomo

Latar Belakang: Hipertensi disebut sebagai silent killer karena sebagian besar kasus hipertensi dimasyarakat akibat dari penderita tidak menyadari bahwa dia menderita hipertensi karena tidak mendapat gejala, pengontrolan yang kurang dan tidak rutin serta tidak minum obat sesuai anjuran petugas kesehatan.Tujuan: untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang pengendalian hipertensi dan pemanfaatan fasilitas kesehatan dengan terjadinya hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sungai Kakap.Metode: penelitian kuantitatif menggunakan rancangan penelitian observasional analitik korelatif dengan desain penelitian case control. Besar sampel yaitu 68 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling. Analisa data menggunakan uji chi square, dengan nilai P 0,05.Hasil: hubungan tingkat pengetahuan tentang pengendalian hipertensi dengan terjadinya hipertensi (p value=0,000) dan pemanfaatan fasilitas kesehatan dengan dengan terjadinya hipertensi (p value=0,002).Kesimpulan: Terdapat Hubungan yang signifikan tingkat pengetahuan tentang pengendalian hipertensi dan tingkat pemanfaatan fasilitas kesehatan dengan terjadinya hipertensi.


2019 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 21-29
Author(s):  
Igha Aprilesika Pabela ◽  
Arie Krisnasary ◽  
Miratul Haya

Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pola konsumsi lemak (jenuh dan tak jenuh) dan RLPP dengan kejadian penyakit jantung koroner di poli rawat jalan RSUD M. Yunus Kota Bengkulu Tahun 2017. Penelitian ini merupakan survey analitik dengan pendekatan retrospective, desain case control. Lokasi penelitian di poli rawat jalan RSUD M. Yunus kota Bengkulu. Penelitian dilaksanakan tanggal 8 Mei – 8 Juni 2016. Sampel adalah pasien PJK yang berobat di poli rawat jalan RSUD M. Yunus Kota Bengkulu sebanyak 74 sampel. dilakukan dengan teknik purposive sampling. Data asupan lemak jenuh dan tak jenuh pasien, diperoleh melalui form food frequency questioner (FFQ) dan data RLPP, usia, jenis kelamin, tekanan darah, kebiasaan merokok diperoleh melalui kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan univariat dan bivariat. Hampir seluruh pasien sering mengkonsumsi lemak jenuh dan tak jenuh. Hampir seluruh pasien dengan RLPP berstatus gizi obesitas. Ada hubungan yang signifikan antara pola konsumsi lemak (jenuh dan tak jenuh) (p=0,0,022), RLPP (p=0,014), jenis kelamin (p=0,0005), kebiasaan merokok (p=0,0005) dengan kejadian penyakit jantung koroner. Tidak ada hubungan antara usia (p=0,056) dan tekanan darah (p=0,10) dengan kejadian penyakit jantung koroner. Ada hubungan antara pola konsumsi lemak (jenuh dan tak jenuh), RLPP dengan kejadian penyakit jantung koroner di poli rawat jalan RSUD M. Yunus Kota Bengkulu Tahun 2017. Perlunya peran aktif keluarga terkait motivasi dengan cara mengingatkan pola makan pasien penyakit jantung koroner.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document