Hubungan Mobilisasi Dini dengan Penyembuhan Luka pada Pasien Sectio Caesarea di RSUD Aceh Tamiang

Author(s):  
Nanda Mirani

Mobilisasi berguna untuk membantu upaya jalannya penyembuhan luka. Oleh karena itu salah satu upaya untuk mempercepat penyembuhan luka post sectio caesarea dapat dilakukan dengan mobilisasi dini (Early Ambulation). Berdasarkan data dari RSUD Aceh Tamiang pada tahun 2016 sebanyak 772 (63%) persalinan merupakan persalinan dengan sectio caesarea. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan mobilisasi dini dengan penyembuhan luka pada pasien sectio caesarea di RSUD Aceh Tamiang. Penelitian ini merupakan penelitian analitik menggunakan rancangan cross sectional study. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik accidental sampling, penelitian dilakukan di RSUD Aceh Tamiang sebanyak 30 responden. Analisa data berupa analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian diperoleh lebih banyak melakukan mobilisasi dini 17 (56,7%) responden, lebih banyak penyembuhan lukanya baik 21 (70,0%) responden. Hubungan antara mobilisasi dini dengan penyembuhan luka pada pasien sectio caesarea diperoleh nilai p (sig) = 0,002 < 0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini ada hubungan antara mobilisasi dini dengan penyembuhan luka pada pasien sectio caesarea.

2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 75-84
Author(s):  
Fatmawati Amir ◽  
Sri Yulianti

Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Kementrian kesehatan RI mematok persalinan secara sectio caesarea sebanyak  20% dari total persalinan di Indoensia tingkat persalinan sectio caesarea di Indoensia sudah melewati batas standar WHO. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara paritas dan usia terhadap persalinan sectio caesarea di RSU Bahagia Makassar 2020. Teknik pengumpulan data secara sekunder. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study  untuk mengetahui hubungan paritas dan usia terhadap persalinan sectio caesarea. di RSU Bahagia Makassar dengan jumlah 148 orang dan jumlah sampel sebanyak 108 orang dengan menggunkan teknik Simple Random Sampling. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan persalinan sectio caesarea dengan nilai P = 0,412 > α = 0,05, sedangkan variabel paritas terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan persalinan sectio caesarea dengan nilai P = 0,031 < α = 0,05. Kesimpulan Artinya tidak ada hubungan antara usia ibu terhadap kejadian persalinan sectio caesarea, sedangkan variabel paritas menunjukkan ada hubungan antara paritas terhadap persalinan sectio caesarea di Rumah Sakit Umum Bahagia Makassar Tahun 2020. Sehingga disarankan bagi peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian dengan variabel yang berbeda seperti, pendidikan, pekerjaan dan komplikasi kehamilan dan persalinan.


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 62-71
Author(s):  
Yoan Putri Susanto ◽  
Nurul Wahdaniah ◽  
Juniarti Juniarti

Berdasarkan data yang diperoleh dari Rekam Medik RS TK. II Pelamonia Makassar periode Januari sampai dengan Maret Tahun 2019. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penatalaksanaan persalinan Sectio Caesarea  di RS TK. II Pelamonia Makassar Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan melakukan pendekatan Cross Sectional Study untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penatalaksanaan persalinan Sectio Caesarea  di RS TK. II Pelamonia Makassar dengan jumlah populasi sebanyak 95 orang dan jumlah sampel sebanyak 95 orang dengan menggunakan teknik Total Sampling. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-Square (Fisher’s Exact Test dan Continuity Correction) di peroleh untuk variabel Ketuban Pecah Dini (KPD), nilai p = 0,003 < α = 0.050 artinya ada hubungan antara Ketuban Pecah Dini (KPD) terhadap penatalaksanaan persalinan Sectio Caesarea  . Untuk variabel kelainan letak nilai p = 0,029 < α = 0,050 artinya ada hubungan antara kelainan letak terhadap penatalaksanaan persalinan Sectio Caesarea  . Untuk variabel riwayat SC nilai p = 0,000 < α = 0.050 artinya ada hubungan antara riwayat SC terhadap penatalaksanaan persalinan Sectio Caesarea  . Untuk variabel preeklamsi berat (PEB) nilai p = 0,028 < α = 0,050 artinya ada hubungan antara PEB terhadap penatalaksanaan persalinan Sectio Caesare. Kesimpulan dari semua variabel yang diteliti yaitu Ketuban Pecah Dini (KPD), kelainan letak, riwayat SC dan PEB berhubungan dengan penatalaksanaan persalinan persalinan Sectio Caesarea .


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 115-121
Author(s):  
Nurhelmi Helmi ◽  
Zulmeriza Rasyid

Sectio Caesarea Is A Surgery To Give Birth To The Fetus Via The Incision On The Abdomen And Uterus. Based On Early Observation Conducted Researchers Obtained The Normal Maternity Was 106 (20,7%) And 406 (79,3%) With Sectio Caesarea At January- March 2019. This Purpose Of This Study To Know The Determinant Of Sectio Caesarea At Maternity In X Hospital Pekanbaru. The Research Used A Method Of Analytic Survey With The Design Of Cross Sectional Study. The Total Of  Population 512 And Sample Of This Research 81 Maternities Who Were Birthing In The Hospital. Sampling Techniques Used Consecutive Sampling. The Measuring Instrument  Used A Questionnaire And Computerized Data Processed. Analysis Used Of Univariate And Bivariate With Chi-Square Test. Results Of The Studied In X Hospital Pekanbaru  There Was 51 (63%) Sectio Caesarea And 30 (37%) Normal Childbirth, After Analysis There Was Relationship Between Knowledge (P= 0,041, Or= 2,909 (1,142- 7,409)), Premature Of Membranes (P=0,041 Or=3,159 (1,152-8,662)), And Hypertension ((P=0,025, Or=3,348 (1,257-8,914)) With Sectio Caesarea. Expected For The Health Promotion And Health Of Both Mother And Child In X Hospital Pekanbaru To More Actively Educated About Maintaining Health During Pregnancy, Normal Childbirth And Sectio Caesarea Childbirth.


2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 129
Author(s):  
Entia Nopa ◽  
Ranissa Dwi Imansari ◽  
Irwandi Rachman

Faktor Risiko Kejadian Penyakit Kulit Pada Pekerja Pengangkut Sampah Di Kota Jambi 1Entianopa, 2Ranissa Dwi Imansari, 3Irwandi Rachman       123Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Harapan Ibu, Jambi   Abstrak Latar Belakang: Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia yang membungkus otot-otot dan organ-organ dalam serta merupakan jalinan jaringan pembuluh darah, saraf, dan kelenjar yang tidak berujung, semuanya memiliki potensi untuk terserang penyakit yang salah satunya adalah penyakit kulit. Penyakit kulit merupakan salah satu gangguan kesehatan yang sering dialami oleh pekerja pengangkut sampah. Berdasarkan komposisi sampah yang diangkut serta waktu paparan kerja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara masa kerja, pemakaian Alat Pelindung Diri (APD), dan personal hygiene dengan kejadian penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah di Kota Jambi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional study. Sampel penelitian yaitu sebanyak 62 pekerja pengangkut sampah yang berada di Kantor Pekerjaan Umum dan Penata Ruang, yang mana seluruh populasi dijadikan sampel. Data dikumpulkan berdasarkan pemeriksaan kesehatan oleh dokter dan dengan kuesioner, kemudian dianalisa menggunakan uji statistik chi-square. Hasil: Hasil menunjukan bahwa pekerja yang mengalami penyakit kulit sebanyak 35 pekerja (56,5%). Berdasarkan hasil analisis chi-square didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan kejadian penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah dimana nilai (p-value= 0,006), Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) nilai (p-value= 0,008), personal hygiene nilai (p-value= 0,008). Kesimpulan: Untuk meminimalisir risiko terjadinya penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah disarankan perlunya disusun standar operasional prosedur yang aman, penyediaan sarana sanitasi agar dapat mengurangi resiko terkena penyakit kulit. Pentingnya pemakaian APD dan perilaku hidup bersih dan sehat selama bekerja, serta diharapkan pekerja menggunakan APD pada saat bekerja dan lebih memperhatikan personal hygiene.   Kata kunci      : Masa Kerja, APD, Personal Hygiene


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 30-35
Author(s):  
Ayatullah Harun

Tujuan dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara umur dan obesitas pada kejadian Diabetes Gestasional di Puskesmas Dahlia Makassar 2017. Penelitian ini menggunakan metode penelitianan analitik dengan melakukan pendekatan Cross Sectional Study untuk mengetahui hubungan antara umur dan obesitas pada kejadian Diabetes Gestasional di Puskesmas Dahlia Makassar 2017 dengan jumlah populasi 374 orang dengan dan jumlah sampel 374 orang dengan menggunakan teknik Total  Sampling.Dari hasil uji statistic dengan menggunakan uji Chi-Square (Pearson chi-square) diperoleh untuk variabel umur ibu nilai p = 0,162 > a = 0,05 artinya tidak ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian Diabetes Gestasional pada ibu hamil.   Untuk variabel obesitas nilai p = 0,003 < a = 0,05 artinya ada hubungan antara obesitas dengan kejadian Diabetes Gestasional pada ibu hamil.Kesimpulan dari dua variabel yaitu umur dan obesitas, hanya variabel obesitas yang berhubungan dengan kejadian Diabetes Gestasional pada ibu hamil di Puskesmas Dahlia Makassar 2017. Saran diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan atau sumber data untuk penelitian selanjutnya.


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 125-130
Author(s):  
Noviyani Hartuti

Tujuan Penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara riwayat sectio caesarea dan paritas terhadap kejadian plasenta previa di RSUD Haji Makassar tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan melakukan pendekatan Cross Sectional Study untuk mengetahui hubungan antara riwayat sectio caesarea dan paritas terhadap kejadian plasenta previa di RSUD Haji Makassar. Secara keseluruhan jumlah populasi yang ada sebanyak 177 orang dan didapatkan besar sampel sebanyak 177 orang dengan menggunakan tekhnik Total Sampling. Dari hasil analisis hubungan antara riwayat sectio caesarea terhadap kejadian plasenta previa yang memiliki riwayat sectio caesarea dan mengalami plasenta previa sebanyak 1 orang (0,6%), sedangkan ibu yang tidak mengalami plasenta previa  sebanyak  9 orang (5,1%), dari paritas ibu dengan paritas tinggi yang mengalami plasenta previa sebanyak 9 orang (5,1%) dan yang tidak mengalami plasenta previa sebanyak 53 orang (29,9%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara riwayat sectio caesarea terhadap kejadian plasenta previa di RSUD Haji Makassar dengan nilai P-value (0,543), dan ada hubungan antara paritas terhadap kejadian plasenta previa di RSUD Haji Makassar dengan nilai P-value (0,010).  Kesimpulan dari dua variabel yaitu riwayat sectio caesarea tidak berhubungan dengan kejadian plasenta previa sedangkan paritas memiliki hubungan dengan kejadian plasenta previa di RSUD Haji Makassar tahun 2018


2019 ◽  
Author(s):  
Stephen Banda

BACKGROUND Occupational conditions are deadly health hazards especially where dust exposure is inevitable causing chronic disabilities, impaired respiratory function and ultimately leading to death if no intensive measures are put in place. Unhealthy practices and negative attitudes rise in the number of cases of pneumoconiosis due to poor health education and awareness strategies. Pneumoconiosis is not only a health problem but also a social and economic burden on the livelihood of people living in mining areas around the globe. OBJECTIVE to assess knowledge, attitude and practices of miners and post-occupational miners towards pneumoconiosis in Wusakile Township, Kitwe, Zambia. METHODS A cross-sectional study was employed to conduct a research in Wusakile Township and a questionnaire was customized in order to syphon data relevant to the study as well to be brief. The study was conducted among 73 participants who were randomly selected among miners and post-occupational miners and all satisfied the inclusion criteria. Both quantitative and qualitative methods were used to collect data. The data was entered and analysed using IBM SPSS software version 23. RESULTS Among 73 participants interviewed, 33.99% of participants had poor knowledge on the complications of pneumoconiosis. However, despite this poor knowledge, all participants had an idea about pneumoconiosis particularly silicosis. 13.70% of the respondents had bad practices towards pneumoconiosis while 86.30% had some good practices towards pneumoconiosis. Of the total participants, 19.18% of the participants had a negative attitude towards pneumoconiosis. Correlation between the level of education and practices of participants using Pearson Chi-Square, a p value of 0.021 (significant) was found ruling out the null hypothesis. CONCLUSIONS Information about pneumoconiosis and awareness programs towards pneumoconiosis are not widely disseminated among miners and post-occupational miners. There is still a significant number of participants who need to be educated more about pneumoconiosis and its complications so that attitude and practices are improved and also promote full community participation by involving competent health professionals to help in implementing preventive measures.


2018 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 440
Author(s):  
Sri Handayani ◽  
Puteri Fannya ◽  
Putri Nazofah

<p><em>Based on data from the Indonesia Ministry of Health in 2015, In Indonesia, new professional nurses were just 2% of the total nurses. This figure was much lower than the Philippines which has reached 40% with bachelor and master level as their education. The purpose of this study was to determine the relationship between age, and leadership with the performance of health personnel</em><em>. </em><em>The design of this research was analytical research with Cross Sectional Study. The population in this study was all nurses and doctors who served in the internal room, children, surgery and midwifery</em><em>. </em><em>Sampling using total sampling</em><em> </em><em>by questionnaires. The data was processed by univariate and bivariate analysis using Chi-square test</em><em>. </em><em>The result showed that 57,8% nurses had poor performance, 56,3% doctors had poor performance, 64,4% nurses had average age 26-35 years, 56,2% doctors had average age  36-45 years, 64.4% nurses have poor leadership, </em><em>and </em><em>50.0% of doctors have less good leadership</em><em>.</em><em> There is a relationship between age</em><em> and </em><em>leadership with the performance of health personnel.</em><em></em></p><p><strong><em> </em></strong></p><p>Berdasarkan data kemenkes RI tahun 2015 jumlah tenaga kesehatan terbanyak yaitu perawat sebanyak 147.264 orang (45,65%). Di Indonesia, perawat profesional baru mencapai 2% dari total perawat yang ada. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan Filipina yang sudah mencapai 40% dengan pendidikan strata satu dan dua. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara umur, kepemimpinan dengan kinerja tenaga kesehatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah desain penelitian analitik dengan Cross Sectional Study. Populasi pada penelitian ini adalah semua perawat dan dokter. Pengambilan sampel dengan menggunakan Total Sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Data diolah dengan analisis univariat menggunakan statistik deskriptif dan analisis bivariat menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian didapatkan 57,8% perawat memiliki kinerja kurang baik, 56,3% dokter memiliki kinerja kurang baik, 64,4% perawat memiliki umur rata-rata 26-35 tahun 64,4%, 56,2% dokter memiliki umur rata-rata 36-45 tahun, 64,4% perawat memiliki kepemimpinan kurang baik, 50,0% dokter memiliki kepemimpinan kurang baik. Terdapat hubungan antara umur dan kepemimpinan dengan kinerja tenaga kesehatan.</p>


2019 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 464
Author(s):  
Endang Sulastri ◽  
Yulastri Arif ◽  
Utari Christhya Wardhani

<p>Intensi turnover pada institusi pelayanan kesehatan merupakan masalah serius dan harus segera ditindaklanjuti, karena akan berdampak terhadap kualitas sumber daya manusia yang dapat mempengaruhi dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien. Intensi turnover di Rumah Sakit  Awal Bros Batam sejak lima tahun terakhir diatas standar rata-rata turnover dan Rumah Sakit belum mempunyai stategi yang efektif untuk mencegahnya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan budaya organisasi dengan risiko intensi turnover di Rumah Sakit Awal Bros Batam. Metode penelitian menggunakan desain kuantitatif dengan cross sectional study. Pengambilan sampel kuantitatif menggunakan kuesioner berdasarkan proposional random sampling, Chi Square dan Uji Regresi Logistic Berganda (Binary Logistic). Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi di Rumah Sakit Awal Bros Batam  mempunyai hubungan yang bermakna dengan intensi turnover dengan nilai pValue 0.005. Saran yang dapat diberikan peneliti adalah  menciptakan suasana kerja yang kondusif dengan menjaga hubungan interpersonal dan komunikasi yang baik antar karyawan maupun atasan.</p><p> </p><p>The intention of turnover in health care institutions is a serious problem and must be followed up immediately, because it will have an impact on the quality of human resources that can affect the delivery of health services to patients. The intention of the turnover in Batam Awal Bros Hospital since the last five years is above the average turnover standard and the Hospital does not yet have an effective strategy to prevent it. The purpose of this study was to analyze the relationship between organizational culture and risk of turnover intention at Awal Bros Batam Hospital. The research method uses quantitative design with cross sectional study. Quantitative sampling using a questionnaire based on proportional random sampling, data processing using the mean, Chi Square and Binary Logistic Regression Test. The results showed that the organizational culture in Batam Awal Bros Hospital had a significant relationship with turnover intention with a pValue 0.005. Suggestions that can be given by researchers is establish a conducive work atmosphere by maintaining interpersonal relationships and good communication between employees and superiors</p>


Author(s):  
AA Toubasi ◽  
BR Khraisat ◽  
RB AbuAnzeh ◽  
HM Kalbouneh

Objective Medicine is considered one if not the most stressful educational field. Thus, the aim of this study is to investigate the prevalence of stress and poor sleeping quality among medical students and the association between them. Method This cross-sectional study was conducted at the University of Jordan on second- and third-year medical students. The questionnaire consisted of: 1) Demographics; 2) The assessment tools which were Pittsburgh Quality of Sleep Index (PSQI) and Kessler Psychological Distress Status (K10). Binary logistic regression, chi-square and linear regression were used to investigate the association between PSQI, K10, and their determinants. Results The mean for PSQI score was 6.76 ± 3.32. PSQI scores interpretation revealed that 61.7% of the 282 participants of this study were poor sleepers. Logistic regression results showed that only the category of not napping at all from the napping hours variable was significantly associated with sleeping quality. Furthermore, the mean of K10 scores was 24.5 ± 8.5. K10 scores revealed that 66.3% of the participants were stressed. Logistic regression results showed that gender and regular exercise were significantly associated with psychological distress. Additionally, chi-square test, logistic regression and linear regression showed that PSQI was significantly associated with K10 (P <0.01). Conclusions Stress and poor sleeping quality in medical students at the University of Jordan were highly prevalent and strongly associated. What determined PSQI was daytime napping, and for K10 were regular exercise and gender. Further investigations into stress and sleep quality in the Arabian region are needed.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document