Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia berdasarkan data rujukan nasional memiliki luas 8,3 juta km2, terdiri dari 17.504 pulau, 1,9 juta km2 daratan, dan 6,4 juta km2 lautan. Salah satu informasi penting yang terkait dengan laut adalah data Pasang surut air laut (Pasut). Badan Informasi Geospasial (BIG) sudah membangun dan mengelola 159 stasiun pasang surut yang terdistribusi di seluruh wilayah Indonesia di tahun 2019. Dalam rangka memberikan pelayanan untuk informasi pasang surut di seluruh wilayah perairan Indonesia, BIG membuat model pasut yang dihitung dari data hasil pengamatan pasang surut pada stasiun BIG, satelit Altimetri dan data-data lainnya. Model yang sudah dipublikasi BIG pada situs www.tides.big.go.id merupakan model yang dibuat tahun 2014. Dalam rangka menganalisis ketelitian model tersebut utamanya di wilayah Provinsi Aceh digunakan data dari lima stasiun pasut temporer yang dipasang menyebar di provinsi tersebut dengan lama pengamatan masing-masing stasiun pasut minimal satu bulan. Pada tulisan ini di bandingkan nilai datum pasut Highest Astronomical Tide (HAT), Mean Sea Level (MSL), dan Lowest Astronomical Tide (LAT) dari model pasut terhadap datum pasut pengamatan (pendekatan HAT, MSL, dan LAT). Datum pasut tersebut menggunakan referensi datum vertikal EGM 2008. Hasil analisis menunjukkan bahwa selisih nilai antara model dan pengamatan untuk MSL bervariatif antara 0,334-0,634 m Sementara untuk LAT bervariatif antara 0,286-0,701 m dan HAT pada 0,233-0,545 m.