ABSTRAKPengkajian sastra klasik sudah saatnya diperlukan sebagai sebuah pendekatan budaya dalam mengantisipasi tergerusnya tata nilai generasi muda sekarang ini. Asumsi mendasar yang patut menjadi urgensi pengkajian itu adalah, bahwa sastra Bali Klasik sesungguhnya sebuah cermin diri dari masyarakat Bali itu sendiri (masuluh ring sastra=bercermin pada sastra/pengetahuan). Oleh karena itu, tentu sastra mengandung tata nilai yang adhi luhung (nora na mitra mangluwihana waraguna maruhur=tidak ada sahabat yang melebihi keagungan ilmu pengetahuan yang tinggi). Penelitian ini bermaksud untuk mengungkapkan nilai-nilai didaktik yang terkandung dalam kesusastraan Bali klasik dan relevansi nilai-nilai itu dalam mengembangkan pendidikan moral generasi muda saat ini.Pengkajian ranah ini belum banyak diteliti oleh putra daerah maupun peneliti luar daerah, akan tetapi penelitian kearah itu telah dilakukan oleh para pakar sastra Bali. Penelitian ini menggunakan metode sosiologi sastra dengan menerapkan teori reseptif, dengan langkah kajian sebagai berikut :Teknik pengumpulan datanya diawali dengan pengumpulan teks yang dijadikan sumber kajian yaitu : Geguritan Putra Sasana, Geguritan Basur, Cerita Tantri, dan Cerita Bhagawan Dhomya. Analsis datanya secara deskriptif kualitatifdengan bertumpu pada teks sumber sebagai bahan analisis.Analisis data ini diawali dengan kajian nilai-nilai didaktik yang terkandung dalam cerita klasik Bali dan relevansinya bagi pendidikan moralgenerasi muda saat ini.Hasil analisis ternyata banyak sekali terkandung nilai-nilai didaktik dalam keempat sumber naskah di atas, yang dapat ditransformasikan untuk sistem pendidikan dewasa ini, antara lain:konsep pendidikan seumur hidup, pendidikan akal, tanggung jawab guru dan murid, ini diteruskan kepada anak didik, yang sesungguhnya dapat dijadikan materi pengayaan pengetahuan kearifan lokal yang mampu memberikan rambu-rambu moralitas yang baik di kalangan generasi muda saat ini, yang lebih cenderung hanya menggunakan paradigma pendidikan Barat dibandingkan membangun kepribadian berdasarkan tata nilai yang telah diwariskan oleh nenek moyang dalam bentuk sastra-sastra klasik. Untuk itu perlu diadakan pembinaan oleh intansi terkait untuk lebih mengarahkan diri pada peranan ilmu humaniora dalam rangka meningkatkan kualitas manusia dengan cara pendidikan budi pekerti dengan menggali kearifan local sebagai keunggulan budaya di mana masyarakat itu hidup dan berkembang.Kata kunci: teks dedaktik, sastra Bali klasik, kearifan localABSTRACTThe classical literary review is necessary as a cultural approach in anticipating the degradation of the values of today‟s young generation. The fundamental assumption that should be urgency of the study is that the classical Balinese literature is actually a self-reflection of the Balinese society itself (masuluh ring sastra = reflecting on the literature/knowledge). Therefore, of course the literature contains worthy value (nora na mitra mangluwihana waraguna maruhur = no friend exceed the greatness of science). The study intends to reveal the didactic values contained in classical Balinese literature and the relevance of those values in developing the moral education of the young generation today.The study of this domain has not been widely studied by the local researcher and researchers outside the region, but research in that direction has been done by experts of Balinese literature. The present study used sociology method of literature by applying receptive theory, with the following study steps: Data collection techniques began by collecting the texts that were used as the sources of the study, such as: Geguritan Putra Sasana, Geguritan Basur, Tantri story, and Bhagawan Dhomya story. Data analysis used descriptive qualitative relied on source texts as the material of analysis. Data analysis began with the study of didactic values contained in Balinese classical story and the relevance to the moral education of young generation today.Analysis result shows that many didactic values contained in the four text sources above, which can be transformed to the education system today, namely: the concept of education for life, the intellectual education, the responsibilities of teachers and students, is passed on to the students, which can actually be the material of enrichment of knowledge of local wisdom that is able to give a good sign of good morality among young people today, who are more likely to only use Western educational paradigm than building a personality based on the values that have been inherited by the ancestors in the form of classical literatures. Therefore, it needs to be guided by the relevant institution to be more directed to the role of the humanities sciences in order to improve the quality of human by way of moral education by exploring local wisdom as a cultural excellence in which the community lives and thrives.Key words: Didactic Text, Balinese Classical Literature, Local Wisdom