ANALISIS PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ROUGHT CUT CAPACITY PLANNING PENDEKATAN CPOF DI PT. XYZ

Perencanaan kapasitas merupakan salah satu tahapan dalam rangkaian perencanaan sistem produksi. Perencanaan kapasitas menjadi penting, karena berfungsi untuk mengetahui, sampai sejauh mana kapasitas yang dimiliki bisa memenuhi kapasitas yang dibutuhkan. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kelayakan terhadap kapasitas produksi pada semua stasiun kerja yang ada dengan metode rough cut capacity planning (RCCP). Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam analisis kelayakan kapasitas. Tahap pertama adalah menghitung kapasitas tersedia setiap stasiun kerja. Selanjutnya dilakukan perhitungan kapasitas yang dibutuhkan setiap stasiun kerja. Tahapan terakhir adalah uji kelayakan kapasitas dengan membandingkan kapasitas tersedia dengan kapasitas yang dibutuhkan. Berdasarkan perhitungan Rough Cut Capacity Planning menggunakan metode CPOF dapat dilihat bahwa berdasarkan MPS tahun 2022, 4 bulan kapasitas tersedia bisa memenuhi kapasitas dibutuhkan atau sekitar 33%, sedangkan 77%, kapasitas tersedia tidak bisa memenuhi kapasitas dibutuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan kapasitas atau dengan kata lain kapasitas yang dibutuhkan jauh lebih besar dari kapasitas tersedia yang dimiliki oleh perusahaan.

Recovery of Waste Polyurethane from E-Waste. Part II. Investigation of the Adsorption Potential for Wastewater Treatment

This study explored the performances of waste polyurethane foam (PUF) derived from the shredding of end-of-life refrigerators as an adsorbent for wastewater treatment. The waste PUF underwent a basic pre-treatment (e.g., sieving and washing) prior the adsorption tests. Three target pollutants were considered: methylene blue, phenol, and mercury. Adsorption batch tests were performed putting in contact waste PUF with aqueous solutions of the three pollutants at a solid/liquid ratio equal to 25 g/L. A commercial activated carbon (AC) was considered for comparison. The contact time necessary to reach the adsorption equilibrium was in the range of 60–140 min for waste PUF, while AC needed about 30 min. The results of the adsorption tests showed a better fit of the Freundlich isotherm model (R2 = 0.93 for all pollutants) compared to the Langmuir model. The adsorption capacity of waste PUF was limited for methylene blue and mercury (Kf = 0.02), and much lower for phenol (Kf = 0.001). The removal efficiency achieved by waste PUF was lower (phenol 12% and methylene blue and mercury 37–38%) compared to AC (64–99%). The preliminary results obtained in this study can support the application of additional pre-treatments aimed to overcome the adsorption limits of the waste PUF, and it could be applied for “rough-cut” wastewater treatment.

Analysis of production capacity planning to meet the consumer request using the Rough Cut Capacity Planning (RCCP) method in PT. Maccon Generasi Mandiri Makassar, Indonesia

Maccon Generasi Mandiri Makassar company is one of a manufacturing company engaged in the production of light brick AAC (Autoclaved Aerated Concrete). PT. Maccon Generasi Mandiri Makassar has a production capacity of 15024 〖 m〗^3 in a month or 180288 〖 m〗^3 in a year. However, with this capacity, the company is often unable to meet high consumer demand of 181450 〖 m〗^3 in a year due to less than optimal engine performance, a number of hours of work and an unbalanced workforce in the producing light brick of ACC (Autoclaved Aerated Concrete). This requires the company to plan the optimal production of capacity in order to fulfill the consumer demand in a timely and appropriate amount so that the expected of company profits will be increased. The purpose of this research is to plan production capacity in the future based on the demand rate of the consumer using the Rough Cut Capacity Planning (RCCP) with the method is Bill of Labor Approach (BOLA) technique. Based on the data processing which has been done, the recommended made were a combination of engine additions and working time. This is realized to fulfill the lack of production capacity. For the January Period = 19872 hours/month, February = 19008 hours/month, March = 19872 hours/month, April = 19008 hours/month, May = 18144 hours/month, June = 18144 hours/month, July = 19872 hour/month, August = 18144 hours/month, September = 17280 hours/month, October = 18144 hours/month, November = 18144 hours/month, December = 17280 hours/month.

The 3/2 Country Market Evaluation Model: Inclusive Emerging Market Paradigm

The authors present a new country market selection model using a three filter/two phase approach to scanning: 1) a macro filter using mega aggregate country statistics (external environments) in the rough cut phase with “broad fit” company compatibilities (values, vision, goals, capabilities, management feel) and critical success factors (make or break issues); 2) anEM filter to consider and evaluate emerging country markets of potential, also in the rough cut phase, matching the EM factors “broad fit” with the critical success factors of the organization and 3) a micro filter using key success factors for the company and product, market structural factors, and industry/competition factors which produce a “narrow fit” in the diamond cut phase with the organization’s objectives, strategies and resources. The emerging markets will be given full consideration in this model and factors selected will be chosen with the “fit” of the specific company, product, strategies, internal and external environments pertinent to the unique blend of variables in the industry/organization.

PENERAPAN PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN PERHITUNGAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) DI PERUSAHAAN PANEL LISTRIK

Perusahaan panel listrik ini memproduksi Panel Listrik berdasarkan pesanan (make-to-order). Hal tersebut menimbulkan jadwal pendistribusian yang sudah dijadwalkan sebelumnya tidak mencapai waktu yang tepat, sehingga menjadikan target produksi tidak tercapai. Kapasitas produksi di perusahaan panel listrik ini yang belum mampu memenuhi beban produksi dan menyelesaikannya tepat waktu, dikarenakan kapasitas produksinya yang belum diketahui yang mengakibatkan penumpukan (bottleneck) sehingga kegiatan keterlambatan pruduksi untuk menyelesaikan dengan tepat waktu. Dalam kegiatan produksinya sering terjadi masalah penumpukan (bottleneck) yaitu pada stasiun kerja Pra Mechanical, Coating, dan Assembly. Tujuan penelitian ini akan melakukan perencanaan kapasitas produksi dari tiap staisun kerja dengan perhitungan Rough Cut Capacity Planning (RCCP) untuk memecahkan masalah perusahaan yang berkaitan dengan kapasitas produksi. Rough Cut Capacity Planning (RCCP) menghitung kebutuhan kapasitas secara kasar dan membandingkannya dengan kapasitas yang tersedia. Terjadi penumpukan pada beberapa stasiun kerja yang diperoleh dari perhitungan kapasitas produksi dengan metode pendekatan RCCP yaitu lini produksi pra assembly mechanical pada bending machine, lini produksi assembly mechanical pada assembly rangka dan drilling machine, lini produksi coating pada coating treatment, lini produksi electornic mechanical pada punching cu machine, lini produksi electrical pada assembly cu. Dengan menggunakan perhitungan Rough Cut Capacity Planning (RCCP) dapat diketahui kapasitas yang dibutuhkan untuk penambahan mesin-mesin produksi atau penambahan jumlah pekerja serta penambahan jam kerja (lembur).

ANALISIS KEBUTUHAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING DI PT WIJAYA KARYA BETON

PT. Wijaya Karya Beton merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan tiang beton yang berlokasi di jalan Medan – Binjai Km 15,5 Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Perusahaan ini berproduksi bersadasarkan pesanan (make to order). Dimana permintaan yang tinggi akan menjadi keuntungan bagi perusahaan tetapi akan menjadi kerugian bagi perusahaan apabila tidak dapat memenuhi pesanan tepat waktu. Berdasarkan data masa lalu PT. Wijaya Karya Beton mengalami permintaan yang berfluktuatif dari bulan Januari- Desember 2019 namun tidak mempertimbangkan sumberdaya kapasitas produksi yang tersedia sehingga terjadi keterlambatan dalam menyelesaikan produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan kapasitas produksi dengan metode rough cut capacity planning serta menggunakan perhitungan peramalan sebagai acuan permintaan konsumen dimasa yang akan datang. Berdasarkan hasil laporan RCCP kekurangan kapasitas terjadi pada work centre III, V, VI, VII. Pada work centre III kekurangan kapasitas sebesar 114 jam dan pada work centre V kekurangan kapasitas sebesar 116 jam, langkah yang dilakukan untuk mengatasi kekurangan kapasitas dengan melakukan penyesuaian (readjustment) kapasitas dengan memindahkan beban kerja ke periode yang mengalami kelebihan kapasitas. Pada work centre VI kekurangan kapasitas sebesar 29140 jam dan pada work centre VII kekurangan kapasitas sebesar 2435 jam, langkah yang dilakukan untuk mengatasi kekurangan kapasitas dengan menambahkan jam kerja lembur disetiap bulannya. Setelah dilakukan penyesuain (readjustment) dan penambahan jam kerja lembur maka kapasitas untuk setiap work centre dapat terpenuhi.

PRODUCTION PLANNING RAMBAK CRACKER TO MEET DEMAND AT UMKM DWI JAYA KENDAL

UMKM Dwi jaya merupakan suatu perusahaan kerupuk rambak yang terletak di Jl. Kyai Guru Sulaiman, Pegandon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah 51357. UMKM Dwi Jaya membuat dua produk yaitu kerupuk rambak sapi dan kerupuk rambak kerbau. Di UMKM Dwi jaya sendiri menggunakan sistem make to stock yaitu membuat suatu produk akhir untuk disimpan dan kebutuhan konsumen akan diambil dari persediaan di gudang. Tingkat persediaan tergantung pada waktu respon permintaan pelanggan dan tingkat vabilitas permintaan.Perusahaan tersebut memiliki sebuah masalah yaitu jumlah permintaan yang dihasilkan lebih banyak dari jumlah produksi yang ada sehingga menyebabkan kerupuk rambak tersebut mengalami kekurangan, Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu membuat rencana produksi agar dapat memenuhi permintaan tepat waktu, tepat jumlah dengan biaya minimum yaitu dengan melakukan peramalan produksi dengan menggunakan Exponential smoothing kemudian dilanjutkan dengan menggunakan perencaaan agregat dengan menggunakan metode heuristik dan penjadwalan produksi menggunakan Master Production Schedule (MPS) sesuai dengan metode heuristik yang terpilih, Setelah itu MPS akan diverifikasi dengan menggunakan menggunakan Rough Cut Capacity Planning (RCCP) agar bisa mengetahui layak tidaknya jadwal dari MPS tersebut. Lalu dilakukan rekomendasi perbaikan untuk mengurangi biaya produksi, biaya simpan dan biaya tenaga kerja dengan menggunakan metode-metode yang tepat.Dari hasil penelitian, forecasting dengan menggunakan metode Exponential smoothing dan metode moving average menghasilkan peramalan terbaik total permintaan untuk kerupuk rambak sapi sebesar 88625 gram dan untuk kerupuk rambak kerbau sebesar 89390,52 gram, pada Aggregate Planning dengan menggunakan metode heuristik didapatkan hasil dengan solusi terbaik adalah solusi pengendalian persediaan (level strategy) total biaya terendah sebesar Rp. 0. (MPS) sesuai dengan solusi terbaik pada Aggregate Planning dan sesuai dengan kapasitas mesin dan pekerja yang telah di verifikasi menggunakan Rough Cut Capacity Planning (RCCP)

Toward New Understandings of a Good Life for People Experiencing Impairment: An Art- and Community-Based Research Protocol

Almost half of all Canadians live with sensory, cognitive, or physical impairment due to injury, illness, or ageing. Yet, research investigating the complex relationship between well-being and impairment is limited. Existing research has largely rendered invisible peoples’ experiences of a good life while living with impairment. In response, researchers are calling for interdisciplinary research that integrates new paradigms. Using innovative qualitative and visual research methods, our team will work with 24 women living with impairment as a result of cancer and/or its treatments to explore how creative practices can contribute to new understandings of a good life. Participants will be invited to complete mixed-media arts workshops during which they will create artwork representing their experiences of well-being while living with impairment. After the workshops, each participant will be asked to complete an individual interview about their experiences and their creative work. Next, a rough cut of a film will be produced from the workshop recordings and participants will be invited to provide feedback at a private screening. The research will culminate in a public screening of the film and an exhibit of participants’ work. Audience members (health professionals, students, participants, and the general public) will participate in a discussion following the screening and will be asked to complete a short survey about the event. This research will enhance public understandings of what it means to live well with impairment. In addition, the research will potentially impact health practices through querying dominant biomedical paradigms focused on curative approaches and distress.

EVALUASI KAPASITAS PRODUKSI BAN MENGGUNAKAN METODE RCCP DENGAN PENDEKATAN BOLA

Capacity planning in a company's production process needs to be considered so that the products produced meet consumer demand. PT X, is a manufacturing company that focuses on tire production. One type of large-sized tire product that has the highest demand is the ABC type with a sTabel production amount per month and demand that goes up every year. In terms of fulfilling customer demand, especially requests for large tires with type ABC, PT X often has difficulty in meeting consumer demand, this happens because the capacity of the machine is not available. Therefore, the existing production capacity must be evaluated to find out whether the available capacity is sufficient with the required capacity. To analyze this problem, the Rough Cut Capacity Planning (RCCP) method, this method is to analyze and test the determination of capacity in the master production schedule. Calculation of available capacity and capacity required in a year is carried out for the process carried out, namely: Building, Spreading and venting, curing, and Trimming. For the building and trimming process, it is found that the decision of the acupacity is fulfilled, while the Spreading and venting process is required to add 1 machine, and the curing process is required to add the machine according to the number of requests per month. From these results it can be given a proposal that needs to be considered in meeting the capacity to meet consumer needs while still paying attention to production costs.