MODELING: Jurnal Program Studi PGMI
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

17
(FIVE YEARS 17)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Koordinatorat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta Wilayah IV Surabaya

2477-667x, 2442-3661

2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 129-136
Author(s):  
Dian Marta Wijayanti ◽  
Farid Ahmadi ◽  
S Sarwi
Keyword(s):  

Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 mengharuskan pembelajaran di Sekolah Dasar harus menyesuaikan zaman. Salah satu bentuknya dengan mengembangkan media pembelajaran berbasis digital. Tujuan penelitian ini untuk mengukur keefektifan mobile learning media bermuatan ethnoscience terhadap hasil belajar siswa sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan uji t-test. Temuan penelitian menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel (ttable = 2,045) dan signifikansi < 0,05. Karena 7.718 > 2,045 dan 0,001 < 0,05, maka hipotesis  diterima yang berarti bahwa nilai kelas eksperimen lebih baik daripada nilai kelas kontrol. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Mobile Learning Media bermuatan Ethnoscience efektif untuk digunakan di sekolah dasar.  


2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 159-175
Author(s):  
Siti Qoni'ah

  The effort of the formation or establishment of spiritual intelligence on the students is done by planting Islamic religious values in PAI learning and character planting which then implemented in the form of daily behavior that reflects the character or identity of each individual learners and is supported by the religious program that have been compiled by the school institution. This study aims to (1) Describe and analyze the process of the formation of spiritual intelligence on students or learners (2) Describe and analyze the implementation of religious activity programs in shaping spiritual intelligence in learners (3) Describe and analyze the impact of the formation of spiritual intelligence in learners through the implementation of the religious program. This research uses qualitative research approach. The type of research used in this research is case study and case studies and multiple cases design. Data collection uses observation, interview and documentation. The results showed that in SD Plus Nurul Hikmah the formation of spiritual intelligence is done by planting the values of faith and pillars of Islam as well as the implanting of characters in learning PAI and applied through the program of religious activity and application of character, while in MIN Konang the formation of spiritual intelligence done by planting The prophet characteristics and the prophet`s story in learning PAI as well as the planting of characters applied in the form of religious activity and the application of character. The formation of spiritual intelligence in both schools can be concluded that overall spiritual intelligence in learners has been formed, it is known from attitudes, behaviors and religious activities always performed by learners at both school and at home, although the results have not reached one hundred percent, But both school is always working in terms of improving the strategy of the formation of spiritual intelligence in learners.


2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 186-195
Author(s):  
Sulistyo Wati

Discipline is a state of behavior or behavior of a person in accordance with the rules or order so as to create order and order. This discipline helps students to fulfill their tasks and responsibilities to achieve goals. What is the discipline of MIN 3 Mojokerto students, and how is it related to student achievement? In this study, the questionnaire and documentation method were used. This research was conducted in MIN 3 Mojokerto by getting the following results: 1) Discipline of VIB students in MIN 3 Mojokerto, Mo.Mokokerto District showed a value of 62.8%. If interpreted these values ​​were in the medium category. MIN 3 Mojokerto, shows a value of 68.5%. If interpreted the medium category. 4) There is a significant influence between discipline and student learning independence on learning achievement in MIN 3 MojokertoKab.Mojokerto The coefficient value if interpreted on the interpretation coefficient correlation value can be categorized quite strong.  


2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 176-185
Author(s):  
Hadi Muhaini

The education of Aqidah chastity is the process of educating, nurturing, shaping, and providing exercises on morality and good thinking intelligence based on Islamic teachings. This system specifically provides education about Akhlakul Karimah in order to reflect one's personality.Moral education should be given to children as the foundation of the beginning in the face of the reality of the era, so that it can create a strong influence for all stakeholders. Thus, with the education of the children's Aqidah morality will not be easily affected and consider where good and bad behavior. For the results of educational and learning objectives that are expected to be achieved well of course many things to be considered, especially the education problem Aqidah chastity optimally. In addition, the role of teachers is also indispensable, strong human resources and learning strategy should synergize one another. With this, students are expected to apply what they have been in school so that they can be useful in their respective communities.students are expected to apply what they have been in school so that they can be useful in their respective communities.


2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 231-248
Author(s):  
Abdullah Abdullah
Keyword(s):  

Pengajian merupakan suatu kegiatan pendidikan non formal yang dilaksanakan di sebuah tempat ibadah pada suatu masyarakat Islam sebagai wadah untuk mendalami dan mengkaji pengetahuan agama, baik materi akhlak, ibadah, ataupun muamalah.  Sedangkan materi yang diajarkan di pengajian remaja di Mushollah Al-Fath ini lebih ke materi akhlak yang bertujuan untuk membentuk akhlak pada generasi muda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik penelitian observasi, dokumentasi, dan wawancara. Adapun untuk analisa data dalam penelitian ini menggunakan teori Miles dan Huberman (1984), yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification, dan sebagai uji kredibelnya menggunakan triangulasi atau pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Dan kesimpulan dalam penelitian ini adalah pengajian remaja memiliki kontribusi yang sangat besar dalam pembentukan akhlak generasi muda di kemudian hari, wilayah ini mempersiapkan generasinya dengan hal positif sehingga menjadi sebuah kebiasaan bagi para remaja menghadiri sebuah pengajian, sebagai latihan  penanaman rasa tanggungjawab dengan menjadi tutor, tanpa menghilangkan masa remaja mereka, karena masyarakat tetap memberi kebebasan bagi mereka untuk bermain dan bergaul seperti layaknya remaja lainnya.


2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 204-219
Author(s):  
Akhmad Sirojudin

Madrasah mulai didirikan dan berkembang pada abad ke 5 H atau abad ke-10 atau ke-11 M. pada masa itu ajaran agama Islam telah berkembang secara luas dalam berbagai macam bidang ilmu pengetahuan, dengan berbagai macam mazhab atau pemikirannya. Pembagian bidang ilmu pengetahuan tersebut bukan saja meliputi ilmu-ilmu yang berhubungan dengan al-Qur’an dan hadis, seperti ilmu-ilmu al-Qur’an, hadits, fiqh, ilmu kalam, maupun ilmu tasawwuf tetapi juga bidang-bidang filsafat, astronomi, kedokteran, matematika dan berbagai bidang ilmu-ilmu alam dan kemasyarakatan.[1] Aliran-aliran yang timbul akibat dari perkembangan tersebut saling berebutan pengaruh di kalangan umat Islam, dan berusaha mengembangkan aliran dan mazhabnya masing-masing. Maka terbentuklah madrasah-madrasah dalam pengertian kelompok pikiran, mazhab atau aliran. Itulah sebabnya sebahagian besar madrasah didirikan pada masa itu dihubungkan dengan nama-nama mazhab yang masyhur pada masanya, misalnya madrasah Syafi’iyah, Hanafiyah, Malikiyah atau Hanbaliyah. Berdasarkan keterangan di atas, jelaslah bahwa penggunaan istilah madrasah, sebagai lembaga pendidikan Islam maupun sebagai aliran atau mazhab bukanlah sejak awal perkembangan Islam, tetapi muncul setelah Islam berkembang luas dan telah menerima pengaruh dari luar sehingga terjadilah perkembangan berbagai macam bidang ilmu pengetahuan dengan berbagai macam aliran dan mazhabnya. Pada awal perkembangan Islam, terdapat dua jenis lembaga pendidikan dan pengajaran, yaitu kuttab yang mengajarkan cara menulis dan membaca al-Qur’an, serta dasar-dasar pokok ajaran Islam kepada anak-anak yang merupakan pendidikan tingkat dasar. Sedangkan masjid dijadikan sebagai tingkat pendidikan lanjutan pada masa itu yang hanya diikuti oleh orang-orang dewasa. Dari masjid-masjid ini, lahirlah ulama-ulama besar yang ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan Islam, dan dari sini pulalah timbulnya aliran-aliran atau mazhab-mazhab dalam berbagai ilmu pengetahuan, yang waktu itu dikenal dengan istilah “madrasah”. Kegiatan para ulama dalam mengembangkan ajaran Islam di tengah-tengah masyarakat Islam maju dengan pesatnya, bahkan dari satu periode ke periode berikutnya semakin meningkat.  


2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 137-158
Author(s):  
Miftahul Ulum

Program Tarbiyatul Mu’allimin merupakan sebuah wadah pembinaan yang diadakan untuk memberikan pembekalan sekaligus meningkatkan penguasaan materi seorang ustadz khususnya dalam bidang ilmu agama. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi partisipan, wawancara tidak terstruktur, dan metode dokumentasi. Analisis data yang dilakukan yaitu selama penelitian dan setelah penelitian dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program tarbiyatul mu’allimin dilaksanakan setiap hari pada jam 16.00-17.00 (istiwa’). Bentuk pelaksanaannya sama dengan pelaksanaan KBM yang dilaksanakan dikelas biasanya. Metode yang biasa digunakan adalah metode ceramah dan tanya jawab. Dan materi kajiannya meliputi 8 bidang ilmu yaitu: ‘ilmu ushūl (kitab Jawẖaroh at-Tauẖīd), ‘ilmu furu’ (kitab Fatẖul al-Qarīb), tafsīr (kitab Tafsīr Jalalain), ‘ilmu ẖadits (kitab Riyad as-Sholiẖīn), ‘ilmu alat (kitab Ibnu Aqīl), ilmu qushos (kitab Daqoiqul Akhbar), ‘ilmu sufi (kitab Bidāyatul Hidāyah), ‘ilmu akhlak (kitab Ta’līmul Muta’allīm dan ‘Uqudul Lijain). Kendala yang dihadapi dalam penerapan program Tarbiyatul Mu’allimin pada pembinaan kompetensi ustadz diantaranya: minimnya minat atau kemauan para asatidz untuk konsisten mengikuti program dengan alasan malas atau sibuk bekerja, waktu yang kurang memadai, kegiatan sosial masyarakat seperti tahlilan. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala yaitu dengan memberikan pemantapan dan meyakinkan para asatidz akan pentingnya mengikuti program Tarbiyatul Mu’allimin untuk menambah dan memperluas penguasaan materi yang akan disampaikan pada murid-muridnya. Selain itu, kepala madrasah juga memberikan tunjangan.


2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 196-203
Author(s):  
Wina Calista

Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pelaksanaan penilaian autentik pada kurikulum 2013 pada pembelajaran tematik pada tema sumber energi kelas III di MI Negeri 1 Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : pelaksanaan penilaian autentik kurikulum 2013 pada siswa kelas IIIC di MI Negeri 1 Yogyakarta belum secara optimal diterapkan oleh guru. Pada kurikulum 2013 penilaian mencakup ranah afektif, kognitif dan psikomotor, tetapi pada proses pembelajaran ketiga penilaian tersebut  belum secara optimal diterapkan oleh guru dalam pembelajaran. Dalam hal ini guru hanya menerapkan penilaian hanya pada ranah kognitif atau pengetahuan dalam bentuk  tes lisan dan tes tertulis. Pada penilaian ranah afektif dan psikomotor guru tidak melakukan penilaian dan juga tidak adanya intrumen penilaian yang menjadi acuan guru pada saat proses pembelajaran. Dari hasil wawancara melatarbelakangi guru tidak melakukan penilaian disebabkan karena guru yang sudah memiliki pengalaman mengajar dikelas III selama sepuluh tahun sehingga guru sudah memahami karakteristik siswa kelas III SD/MI. Mengacu pada Permendikbud No 66 tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan bahwa penilaian autentik kurikulum 2013 ranah afektif, kognitif dan psikomotor harus diterapkan oleh guru yang dimulai pada awal pembelajaran, proses pembelajaran dan akhir proses pembelajaran.


2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 220-232
Author(s):  
Dadi Mulyadi ◽  
Sapriya Sapriya ◽  
Rahmat Rahmat
Keyword(s):  

Penelitian dilatarbelakangi adanya pengaruh negative dari globalisasi yang menyebabkan adanya kasus korupsi, kolusi dan nepotisme. Penelitian bertujuan mendapatkan informasi program, kegiatan, faktor pendukung, kendala, dan solusi dalam penumbuhan karakter jujur peserta didik. Menggunakan pendekatan, metode studi kasus dan pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, studi dokumentasi, teknik partisipan, dan studi literatur. Lokasi penelitian di SMA Alfa Centauri Bandung, dengan subjek penelitian yaitu Kepala Sekolah, guru dan peserta didik. Kesimpulannya yaitu: 1) Program sekolah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan 5 karakter siswa; 2) Kegiatan sekolah sesuai tujuan, fungsi, dan strategi pendidikan karakter; 3) Faktor pendukung kegiatan sekolah berasal dari guru dan karyawan, fasilitas, program sekolah, organisasi siswa, orang tua/wali, dan teman; 4) Kendala yang dihadapi yaitu server, listrik mati, sebagian guru, peserta didik, orang tua/wali kurang mendukung program sekolah, ada fasilitas yang kurang memadai, dan jumlah guru banyak terbagi 3 lokasi; 5) Solusinya berkoordinasi dan melakukan evaluasi dengan berbagai pihak, perbaikan sarana dan prasarana, memberikan pemahaman kepada sebagian guru, peserta didik, dan orang tua/wali.


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 89-117
Author(s):  
Nadhifah Nadhifah
Keyword(s):  

Pembelajaran tematik dilaksanakan di Madarasah Ibtidaiyah berdasarkan kurikulum 2013. Kurikulum tersebut memadukan beberapa materi pelajaran di kelas tinggi yaitu IPA, IPS, Bahasa Indonesia, PKn, dan SBdP. Keragaman masyarakat dari unsur sosial, budaya, etnis, dan agama sebagai identitas bangsa Indonesia perlu dieratkan melalui kegiatan pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah. Hal ini menjadi penting dalam penelitian ini yakni integrasi Pendiddikan Agama Islam multikultural dalam pembelajaran tematik. Penelitian ini dilaksanakan di MI Kabupaten Mojokerto. Rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimanakah perencanaan, pelaksanaan, pengevaluasian integrasi Pendiddikan Agama Islam multikultural dalam pembelajaran tematik serta apa faktor pendukung dan penghambatnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian integrasi Pendiddikan Agama Islam multikultural dalam pembelajaran tematik sesuai dengan rencanaan pelaksanaan pemebelajaran (RPP) dengan faktor pendukung yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran sudah disiapkan oleh guru sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung; guru memiliki kemampuan memilih mata pelajaran agama yang sesuai dengan pembelajaran tematik; siswa sudah terbiasa dengan melakukan pembelajaran diskusi di kelas, sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik sesuai perencanaan pembelajaran; sumber pembelajaran mudah didapatkan karena guru menugaskan perkelompok. Selain faktor pendukung, ada faktor penghambat integrasi Pendidikan Agama Islam multikultural dalam pembelajaran tematik. Faktor tersebut yaitu pengalokasian waktu pembelajaran yang kurang optimal. Pembelajaran tematik menguraikan tiga materi dalam setiap pembelajaran (pertemuan).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document