Jurnal Ilmiah Medicamento
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

124
(FIVE YEARS 68)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Jurnal Santiaji Pendidikan Of Mahasaraswati Denpasar University

2356-4814

2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 95-101
Author(s):  
Ni Made Gani Pratiwi ◽  
Ni Made Atika Saraswati ◽  
Ni Made Irma Febby Prasasti Dewi ◽  
Luh Pande Putu Tirta

Permasalahan kulit yang sering ditemui yaitu hiperpigmentasi yang terjadi akibat adanya sintesis melanin berlebihan yang menyebabkan penggelapan warna kulit. Hiperpigmentasi dapat diatasi dengan agen anti hiperpigmentasi yang beraktivitas dalam menghambat proses sintesis melanin. Sintesis melanin dapat dihambat dengan berbagai cara salah satunya dengan menghambat aktivitas tyrosinase. Tyrosinase merupakan enzim yang berperan dalam mengkatalisis proses biosintesis melanin. Sinamaldehid merupakan senyawa bahan alam banyak ditemukan pada tanaman Cinnamomum burmanni mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi sinamaldehid dalam menghambat tyrosinase yang akan dibandingkan dengan native liganya secara in silico. Uji in silico dilakukan secara docking molecular dengan tahapan yaitu preparasi dan optimasi sinamaldehid, preparasi tyrosinase serta validasi dan docking. Metode docking molecular telah dinyatakan valid karena RMSD (root mean square distance) yang diperoleh tidak lebih dari 3 Å. Analisis data dilakukan dengan melihat energi ikatan yang dihasilkan dan ikatan yang terbentuk antara senyawa dengan residu asam amino pada protein. Nilai energi ikatan yang diperoleh antara ikatan sinamaldehid dengan tyrosinase adalah-6,21 kkal/mol. Sedangkan energi ikatan antara tyrosinase dengan native ligandnya -4,79 kkal/mol. Hal tersebut menunjukkan afinitas dari sinamaldehid pada protein tyrosinase lebih besar dibandingkan native ligandnya, sehingga sinamaldehid dikatakan memiliki potensi sebagai anti hiperpigmentasi dengan mekanisme molecular berupa inhibitor protein target tyrosinase sehingga dapat menghambat aktivitas enzim tyrosinase.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 108-111
Author(s):  
Ni Kadek Sukertiasih ◽  
Fitria Megawati ◽  
Herleeyana Meriyani ◽  
Dwi Arymbhi Sanjaya

Menurut Center for Disease Control and Prevention resistensi bakteri terhadap antibiotik masih menjadi masalah kesehatan global. Tingginya angka kejadian resistensi bakteri terhadap antibiotik maka perlu dilakukan suatu upaya pengendalian penggunaan antibiotik. Pengendalian penggunaan antibiotik bertujuan memberikan informasi pola penggunaan antibiotik lebih bijak yang dapat dilakukan dengan cara audit jumlah penggunaan antibiotik di rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persentase resistensi bakteri terhadap antibiotik. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif. Pengambilan data dilakukan secara restrospektif dari data peta kuman pada periode 2019 – 2020. Penelitian ini di lakukan di Rumah Sakit Umum Pemerintah di Denpasar. Sampel penelitian ini adalah data peta kuman periode 2019- 2020.  Hasil penelitian ini  bakteri Gram-positif, Gram-negatif, tiga bakteri penyebab infeksi terbanyak pada bakteri  Gram-positif yaitu Staphylococus Coagulase Negatif (43%), Enterococus. sp (10%), Staphylococcus aureus (36%). Dan pada bakteri Gram-negatif yaitu Escherichia coli (32%), Pseudomonas aeruginosa (12%) dan Klebsiella pneumoniae (12%).  Pada bakteri Gram-positif antibiotik yang masih dapat di rekomendasikan untuk terapi yaitu antibiotik ampisilin sulbaktam, siprofloksasin dan levofloksasin. Sedangkan pada bakteri Gram-negatif antibiotik yang masih dapat di rekomendasikan untuk terapi yaitu Sefoperason Sulbaktam dan Sefepim  


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 102-107
Author(s):  
I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani ◽  
Ni Nyoman Wahyu Udayani ◽  
I Gusti Ayu Arya Ditha Suari

Abstrak: Luka adalah rusak atau hilangnya jaringan tubuh yang terjadi karena adanya suatu faktor yang mengganggu sistem perlindungan tubuh, luka dibedakan berdasarkan penyebabnya yaitu luka terbuka dan tertutup. Salah satu contoh luka terbuka adalah insisi/luka sayat dimana terdapat robekan linear pada kulit dan jaringan di bawahnya. Di Indonesia khususnya di Bali salah satu tanaman yang digunakan secara tradisional untuk mengobati luka sayat adalah daun gamal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas salep ekstrak etil asetat daun gamal terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus putih jantan. Metode yang digunakan yaitu randomized posttest only control group design dengan menggunakan 25 ekor tikus putih jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Sebelum dilukai, semua tikus dianastesi menggunakan kombinasi ketamine dan zylasin dengan perbandingan 25:8. Luka sayat dibuat di punggung tikus dengan kedalaman 2 mm menggunakan cutter. Perawatan luka dilakukan dengan mengoleskan salep dan betadine ke bagian tubuh yang terluka sebanyak 2 kali sehari. Hasil uji LSD menunjukkan adanya perbedaan bermakna waktu penyembuhan luka sayat pada tikus antara kelompok perlakuan 1 dengan kelompok perlakuan 2, 3, 4, dan 5 dengan nilai signifikan 0,002; 0,044; 0,004; 0,002 secara berturut-turut (p<0,05). Pada kelompok perlakuan 2 dengan kelompok perlakuan 3, 4 dan 5 tidak memiliki perbedaan bermakna dengan nilai signifikan 0,168; 0,724; 1,000 secara berturut-turut (p>0,05). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak etil asetat daun gamal (Gliricidia sepium (Jacq.) Walp) dengan konsentrasi 30% sudah mampu untuk mempercepat waktu penyembuhan luka sayat pada tikus putih jantan.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 112-117
Author(s):  
Ni Nyoman Wahyu Udayani ◽  
Ni Luh Ayu Mega Ratnasari ◽  
Erna Cahyaningsih ◽  
I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang meningkat secara signifikan setiap tahun di Indonesia. Banyaknya kasus DM di Indonesia serta penggunaan obat anti diabetes yang mengalami peningkatan dapat berpengaruh pada prevalensi terjadinya efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek samping pemberian kombinasi insulin pada pasien DM tipe 2 rawat jalan di salah satu Rumah Sakit di Denpasar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan desain cross sectional secara retrospektif  pada pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di salah satu Rumah Sakit di Denpasar. Pengambilan data dilakukan dengan penelusuran data rekam medik. Jumlah subjek yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 65 orang  yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menujukkan bahwa jumlah laki-laki (58,5%) lebih banyak menderita DM tipe 2 dibandingkan perempuan (41,5%). Usia terbanyak yang menderita DM tipe 2,  yaitu pada rentang 55-65 tahun (40%). Persentase tertinggi penderita DM tipe 2 pada tingkat pendidikan menengah (SMA) (38,5%). Efek samping yang diperoleh pada pemberian kombinasi insulin pada pasien DM tipe 2 di salah satu Rumah Sakit di Denpasar yaitu pusing (38,5%), lemas (32,3%), berdebar (12,4%), berkeringat (4,6%), gemetar dan hipoglikemia masing-masing (6,15%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa keluhan yang dialami disebabkan oleh timbulnya gejala serta tanda dari adanya efek samping penggunaan insulin yaitu hipoglikemia.  


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 118-128
Author(s):  
Ni Kadek Ayu Pramesti ◽  
Ni Putu Vyra Ginanti Putri ◽  
Ida Ayu Mas Laksmi Dewi ◽  
Mirilia Vital Moreira ◽  
Lupu Rina Antarini

Kulit batang kina (Cinchona succirubra Cortex) merupakan salah satu bagian tanaman yang menghasilkan metabolit sekunder yaitu alkaloid berupa kinin dan memiliki aktifitas farmakologi. Selain kandungan kinin, dalam kulit batang kina juga terdapat berbagai senyawa kimia lainnya, yakni kinidin, sinkonin, dan sinkonidin. Adanya kandungan senyawa lain dapat mengurangi efek farmakologi yang dihasilkan oleh kinin bahkan dapat saling meniadakan satu sama lain. Pemilihan metode pemisahan dan isolasi yang tepat merupakan faktor penting yang akan mempengaruhi kemurnian senyawa tunggal yang diperoleh. Ekstraksi dengan metode sokletasi, identifikasi golongan dengan metode screening fitokimia. Fraksinasi dengan metode esktraksi cair-cair dan kromatografi vakum cair. Isolasi dengan metode kromatografi preparatif dan metode KLT-Spektrofotodensitometri. Ekstraksi sokletasi didapat filtrat dengan warna coklat kemerahan. Skrining fitokimia hasil positif golongan triterpenoid dan alkaloid. Ekstraksi cair-cair didapat hasil fraksi air, fraksi etil asetat I dan fraksi etil asetat II. KLT dan identifikasi pereaksi kimia hasil positif mengandung kinin pada fraksi etil asetat II. Kromatografi lapis tipis preparatif (KLT-P) dan isolasi senyawa dengan metode KLT-Spektrofotodensitometri sampel positif mengandung kinin. Penetapan kadar total kinin dalam standar kinin menghasilkan nilai rata - rata % recovery yaitu 100,442 % dan kadar total kinin dalam subfraksi KLT-P I dan II secara berturut-turut menghasilkan kadar sebesar 0,402612 mg dan 0,155830 mg.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 90-94
Author(s):  
Iif Hanifa Nurrosyidah ◽  
Amriyati Fitriana Kusumastuti ◽  
Dimas Candra Rahmadani ◽  
Erdina Kusumastuti

Infeksi merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia termasuk Indonesia. Saat ini probiotik banyak dikembangkan untuk mengatasi atau mencegah berbagai penyakit, salah satunya yaitu infeksi. Penelitian ini dilakukan uji aktivitas antibakteri pada yogurt susu kacang merah dan kacang hijau dengan madu terhadap bakteri Escherichia​ coli​, Staphylococcus​ aureus, Extended spectrum β -lactamase​​ (ESBL), dan Methicillin​ resistant staphylococcus aureus (MRSA) dengan metode cakram. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh aktivitas antibakteri dari yogurt tersebut adalah sedang sampai kuat.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 84-89
Author(s):  
Yeni Cendana ◽  
Ketut Agus Adrianta ◽  
Ni Made Dharma Shantini Suena

Secara empiris Cendana (Santalum album L.) digunakan sebagai antidepresan, antiinflamasi, antijamur, astringent, obat penenang, insektisida, dan antiseptik. Penggunaan tanaman obat dapat ditingkatkan kenyamanannya dengan memformulasikan dalam bentuk sediaan obat. Salah satu sediaan topikal yang cocok untuk inflamasi adalah spray gel. Sediaan spray ini lebih praktis dalam penggunaannya dan juga lebih aman sebab tingkat kontaminasi mikroorganisme lebih rendah karena penggunaannya yang disemprotkan tanpa kontak langsung dengan tangan seperti halnya sediaan topikal lainnya. Konsistensi gel yang memiliki daya lekat cukup tinggi membuat waktu kontak obat yang relatif lebih lama dibanding sediaan lainnya. Pada pembuatan spray gel dengan kandungan minyak atsiri diperlukan adanya emulsifying agent. Carbopol sebagai emulsifying agent yang dipilih dalam formulasi spray gel minyak atsiri cendana, akan dapat menstabilkan zat aktif berbentuk minyak dalam basis berair dengan cara menurunkan tegangan permukaan fase air dan fase minyak. Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium murni dengan observasional eksperimental. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan skala pengamatan dan pengukuran. Pengamatan diakukan terhadap organoleptik dan homogenitas sediaan, serta pengukuran dilakukan terhadap pH, pola penyemprotan, daya sebar lekat dan stabilitas mekanik. Dilakukan analisis statistik terhadap data hasil uji bobot pola penyemprotan dan dilanjutkan dengan uji independent t-test. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa formulasi spray gel minyak atsiri kayu cendana (Santalum album L.) dengan variasi carbopol 0,1% (F1) memiliki pola penyemprotan yang baik, dan dengan carbopol 0,3% (F2) memiliki daya lekat yang baik.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 77-83
Author(s):  
Siluh Putu Astini ◽  
Ni Nyoman Wahyu Udayani ◽  
Herleeyana Meriyani

Systemic Lupus Erythematosus (SLE) merupakan penyakit autoimun kompleks yang melibatkan beberapa sistem tubuh dengan gambaran manifestasi klinis, perjalanan penyakit, dan prognosis beragam. Kompleksitas pengobatan dan munculnya masalah terkait obat, menuntut peran farmasis yang lebih besar dalam melakukan pharmaceutical care. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola peresepan dan mengidentifikasi adanya potensi interaksi obat pada pasien SLE di Instalasi Rawat Jalan di salah satu rumah sakit di Kota Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental (observasional) dengan menggunakan rancangan deskriptif yang bersifat retrospektif. Penelitian menggunakan data sekunder berupa catatan rekam medis pasien SLE yang menjalani rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah periode Januari-Desember 2019. Pasien SLE yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 210 orang yang terdiri atas 12,86% laki-laki dan 87,14% perempuan. Sebanyak 29,05% pasien berada pada usia remaja yaitu 17-25 tahun. Penggunaan obat imunosupresan terbanyak yaitu metilprednisolon (48,93%), analgesic terbanyak parasetamol (88,46%). Potensi interaksi mayor terjadi pada 12,10% pasien, sedangkan potensi interaksi sedang 80,40% dan potensi interaksi minor sebesar 7,5%.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 41-46
Author(s):  
Erna Cahyaningsih ◽  
Fitria Megawati ◽  
Ni Putu Eka Artini
Keyword(s):  

Pare (Momordica charantia L.) merupakan tanaman dari suku Cucurbitaceae yang banyak terdapat di daerah tropis, berupa tumbuhan liar atau sengaja ditanam. Secara empiris masyarakat Indonesia menggunakan daun Pare untuk meningkatkan nafsu makan, sakit kuning, pencahar dan cacingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas daun Pare sebagai bahan pengawet alami buah tomat dengan menggunakan 5 konsentrasi yaitu konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6%, dan 8%. Pembuatan ekstrak etanol daun Pare dilakukan dengan metode maserasi sebanyak 200 gram serbuk daun Pare kemudian diekstraksi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak yang dihasilkan diuji pendahuluan dengan skining fitokimia. Pengujian efektivitas daun Pare sebagai bahan pengawet dilakukan selama 16 hari. Selanjutnya untuk melihat pengaruh ekstrak daun Pare sebagai pengawet terhadap buah tomat maka dilakukan analisis data secara statistika dengan program SPSS 22 for windows. Hasil menunjukan ekstrak daun Pare (Momordica charantia L.) positif mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan steroid serta dapat digunakan sebagai bahan pengawet alami buah tomat pada konsentrasi 6 % dan 8 % dilihat dari analisis statistik yang telah dilakukan dengan lama waktu pengawetan selama 12 hari untuk konsentrasi 6% dan selama 16 hari untuk konsentrasi 8%.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 55-61
Author(s):  
Ni Made Maharianingsih ◽  
Ni Made Dewi Poruwati

Gangguan haid akibat dismenore primer sering timbul pada usia remaja dengan prevalensi kejadian 89,5%. Dismenore primer disebabkan oleh pelepasan prostaglandin yang berlebihan sehingga terjadi spasme uterus dan mengakibatkan nyeri saat menstruasi. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) sering digunakan untuk terapi awal mengurangi nyeri dismenorea primer, namun menimbulkan efek samping pada gastrointestinal. Penggunaan aromaterapi dengan essential oil dapat digunakan sebagai alternatif terapi selain obat untuk mengatasi dismenorea primer. Essential oil yang dapat digunakan adalah kayu manis yang memiliki efek antispasmodic melalui kandungan cinnamaldehyde (55-57%) dan eugenol (5-18. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi kayu manis terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore primer. Penelitian ini menggunakan rancangan one-group pretest-posttest design. Intensitas nyeri diukur dengan Wong Baker Rating Scale. Responden penelitian sebanyak 30 responden remaja yang merupakan siswi SMAN 1 Sukawati. Teknik pengambilan subjek dengan probability sampling. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon. Diperoleh hasil yaitu sebelum pemberian aromaterapi kayu manis (pretest), responden mengalami intensitas nyeri ringan (10%), sedang (73%), dan berat (17%). Setelah dilakukan pemberian aromaterapi kayu manis (posttest), responden mengalami penurunan intensitas nyeri dengan derajat nyeri ringan (83%) dan sedang (17%) dengan nilai p=0,000. Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan pemberian aromaterapi kayu manis terhadap penurunan intensitas rasa nyeri pada remaja yang mengalami dismenore primer.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document