Agro Wiralodra
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

40
(FIVE YEARS 33)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Wiralodra

2622-2272, 2597-6702

2022 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 15-19
Author(s):  
Helmi Natul Wildan ◽  
Efrin Firmansyah ◽  
Siti Nurhidayah

ABSTRAK Cendawan L. lecanii adalah salah satu agens hayati yang sangat potensial untuk dimanfaatkan dalam pengendalian beberapa hama dan penyakit tanaman. Percobaan ini dilaksanakan di Laboratorium Satuan Pelayanan Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah V Tasikmalaya Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal dengan 6 perlakuan dan 5 ulangan, yaitu Konsentrasi L. lecanii : P0 (Kontrol), P1 (5 g.L-1), P2 (10 g.L-1), P3 (15 g.L-1), P4 (20 g.L-1), P5 (25 g.L-1). Variabel yang yang diamati yaitu mortalitas, konsumsi pakan larva c. pavonana, perilaku larva yang terinfeksi, lama waktu kematian larva. Perlakuan yang menunjukan hasil optimal ada pada perlakuan P5 (Konsentrasi L. lecanii 25 g.L-1) dengan nilai mortalitas 82%, konsumsi pakan 1.23 g.perlakuan-1, lama waktu kematian 1.8 HSA dan perilaku larva yang terinfeksi yaitu C. pavonana mengalami perubahan warna, yang awalnya berwarna kuning berubah menjadi warna hitam. Tubuh larva menjadi keras, karena semua jaringan dan cairan dalam tubuh larva habis oleh cendawan L. lecanii, lalu secara perlahan diselimuti oleh miselium.  


2022 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 20-27
Author(s):  
Danar Wicaksono ◽  
Maftuh Kafiya
Keyword(s):  

Penyakit antraknosa pada buah cabai menyebabkan kualitas hasil menurun dan kehilangan hasil yang tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Colletotrichum sp. Pada umumnya, antraknosa pada cabai dikendalikan dengan aplikasi fungisida kimia sintetis pada seluruh permukaan buah. Hal ini sangat berbahaya bila dilakukan menjelang panen karena buah cabai juga dikonsumsi segar. Agens pengendali hayati merupakan alternatif pengendalian Colletotrichum sp. pada buah cabai. Penelitian bertujuan untuk memperoleh isolat agens pengendali hayati yang dapat menghambat perkecambahan spora Colletotrichum sp. penyebab penyakit antraknosa pada buah cabai besar keriting. Penelitian diawali dengan isolasi Colletotrichum sp. dari cabai rawit, besar, dan merah keriting. Isolasi menghasilkan dua buah isolat dari cabai merah besar, 5 isolat diisolasi dari cabai merah keriting, dan 7 isolat dari cabai rawit. Uji virulensi dilakukan untuk memperoleh isolat yang paling virulen terhadap cabai merah keriting. Isolat BA asal cabai besar diketahui memiliki virulensi paling tinggi dibandingkan yang lainnya. Tujuh Trichoderma, 1 Gliocladium, dan 2 APH yang belum diidentifikasi digunakan biakan dalam media cair. Suspensi APH digunakan untuk mengendalikan penyakit antraknosa pada buah cabai merah keriting. Penambahan suspensi LPT2 menyebabkan persentase perkecambahan paling sedikit.


2022 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 6-14
Author(s):  
Henly Yulina ◽  
Wiwik Ambarsari

The objective of this research was to find out the effect of municipal solid waste compost and cow manure on plant height, leaf length, and harvest weight of pakcoy (Brasica rapa) in Andisols in Indramayu Regency. This study used a randomized block design factorial with two factors. The first factor is municipal waste compost and the second factor is cow manure. Each of them consisted of 4 levels : 0%, 3.0%, 6.0%, and 9.0% with two replication. The results showed that there was an interaction between municipal solid waste compost and cow manure on the plant heights of  pakcoy 14, 21, and 28 HST, but there was no interaction at 7 HST. The statistical results show that the combination of municipal solid waste compost with cow manure has an effect on the height of pakcoy 14, 21, and 28 HST, but the height of pakcoy 7 HST is influenced by the independent influence of cow manure. There was an interaction between municipal solid waste compost and cow manure on the leaf length of pakcoy 7, 14, 21, and 28 HST, and there was an interaction between municipal waste compost and cow manure on the harvest weight of pakcoy. The application of organic matter, both municipal solid waste compost and cow manure to the soil can increase plant height, leaf length, and harvest weight of pakcoy.


2022 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 28-35
Author(s):  
Muhammad Firdaus Oktafiyanto ◽  
Eryna Elfasari Rangkuti
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi bakteri dari tanaman karuk pada bagian rhizosfer, filosfer, filoflane serta bakteri endofit yang berada di dalam tanaman karuk. Menguji patogenesitas bakteri yang diperoleh dan menguji kemampuan bakteri calon agens hayati dalam memacu pertumbuhan tanaman dan kemampuannya menghambat pertumbuhan cendawan patogen Fusarium oxysporum secara invitro. Penelitian dilakukan pada Bulan September 2015 sampai dengan Januari 2016 di Laboratorium Nematologi Tumbuhan Departemen Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor. Hasil isolasi bakteri calon agens hayati dari tanaman karuk menunjukan bahwa diperoleh 73 isolat bakteri yang terdiri dari bakteri yang berasal dari Rizosfer sebanyak 12, endofit sebanyak 19, Rizoplan sebanyak 20 bakteri, filoplan sebanyak 18 bakteri dan 4 isolat konsorsium. Hasil uji hemolisis pada media agar darah terdapat 58 bakteri yang positif dan tidak digunakan pada pengujian selanjutnya. Hasil uji hipersensitif pada tembakau terdapat 7 isolat bakteri yang lolos dan dilanjutkan ke pengujian berikutnya. Hasil uji pertumbuhan pada benih padi bakteri isolat FP8  memiliki nilai tinggi tanaman terbaik sebesar 13.48 cm dan pada panjang akar terbaik pada perlakuan FP 16. Pengujian dual kultur  perlakuan F8, F12, F16, RP13, RP14 mampu membuat pertumbuhan hifa cendawan Fusarium oxysporum menjadi abnormal jika dibandingkan dengan kontrolnya


2022 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 1-5
Author(s):  
Fina Dwimartina ◽  
Fadhillah Laila

Deteksi patogen penyebab penyakit tumbuhan dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Deteksi secara langsung umumnya dilakukan dengan menggunakan metode serologi dan molekuler. Deteksi dan identifikasi bakteri patogen dengan teknik molekuler dapat dilakukan dengan teknik polymerase chain reaction (PCR). Penyakit hawar malai yang disebabkan oleh Burkholderia glumae dilaporkan menginfeksi tanaman padi di Indonesia. B. glumae dapat terbawa benih sehingga berpotensi menyebar dengan cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wilayah sebar penyakit hawar malai di sawah tadah hujan lingkungan Universitas Wiralodra Indramayu. Metode yang dilakukan meliputi pengambilan sampel biji padi di sawah tadah hujan lingkungan Universitas Wiralodra Indramayu. Biji padi secara acak diambil langsung dari sawah tadah hujan serta dicatat varietas serta nama daerah pengambilan sampel, kemudian diuji secara molekuler. Hasil amplifikasi PCR terhadap 3 sampel biji padi  menunjukkan ketiga sampel tersebut negatif terinfeksi B. glumae. Sampel biji padi yang negatif terdeteksi B. glumae dapat terjadi karena pada saat pengambilan sampel, wilayah Indramayu sedang memasuki musim penghujan, sehingga potensi berkembangnya penyakit hawar malai akan menurun.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 58-63
Author(s):  
Eso Solihin ◽  
Apong Sandrawati ◽  
Wawan Kurniawan ◽  
Haris Maulana ◽  
Zaenal Mutaqin

This experiment aims to determine the effect of various concentrations of liquid fertilizer plus silica combined with N, P, and K inorganic fertilizers on the growth and yield of rice plants (oryza zativa). The trial was conducted in July 2018 to November 2018 in the Ciparanje experimental garden of the Faculty of Agriculture, Padjadjaran University, Jatinangor, Sumedang. The method used is Randomized Block Design (RBD) which consists of ten treatments with three replications; Treatment (A) Control, (B) standard NPK, (C) Plus Silica Liquid Fertilizer, (D) ¼ NPK + Silica Plus Liquid Fertilizer, (E) ½ NPK + Silica Plus Liquid Fertilizer, (F) ¾ NPK + Liquid Fertilizer Silica Plus, (G) NPK + Silica Plus Liquid Fertilizer, (H) ¾ NPK + ¼ Silica Plus Liquid Fertilizer, (I) ¾ NPK + ½ Silica Plus Liquid Fertilizer, (J) ¾ NPK + ¾ Silica Plus Liquid Fertilizer. The results showed that there was an effect of silica fertilizer on the growth and number of tillers after rice 8 MST. The treatment of F (¾ NPK + Liquid Fertilizer Plus Silica) gave the highest value to the yield of rice plants with the results of 53.31 gr of crop.  


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 50-57
Author(s):  
Muhamad Khais Prayoga ◽  
Diyan Herdiantoro ◽  
Roby I. Syarifain ◽  
Mieke R. Setiawati ◽  
Kustiwa Adinata ◽  
...  
Keyword(s):  

Intrusi air laut dan meluapnya sungai akibat curah hujan yang tinggi karena dampak perubahan iklim menyebakan menurunya tingkat kesehatan tanah sawah. Petani perlu dilatih untuk menganalisis kesehatan tanah sawah secara sederhana melalui sekolah lapang. Pelatihan analisis sederhana kesehatan tanah sawah melalui metode sekolah lapang petani perlu diuji untuk mengetahui efektivitasnya dalam meningkatkan kemampuan petani. Penelitian dilaksanakan terhadap 17 petani yang berasal dari Desa Paledah dan Desa Ciganjeng (Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat) serta dari Desa Rawaapu dan Desa Cimurutu (Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah). Alat ukur dalam penelitian ini adalah kuisioner pretest dan post test. Analisis yang digunakan adalah analisis statistik non parametrik Chi-Square. Besar kecilnya peningkatan keilmuan petani berdasarkan nilai pretest dan posttest dianalisis menggunakan uji n-gain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara nilai rata-rata postest (65,88) dengan nilai rata-rata pretest (54,12) dan terjadi peningkatan sebanyak 21,74%. Berdasarkan nilai gain faktor, peningkatan keilmuan petani tergolong sedang. Petani peserta pelatihan memberikan sikap yang positif terhadap kegiatan pelatihan dimana petani seluruhnya setuju dan sangat setuju bahwa materi sesuai dengan kebutuhan petani, pemateri menyampaikan materi dengan baik, materi yang diberikan mudah diterapkan, ketersediaan sarana dan prasarana sangat menunjang kegiatan, pelatihan berlangsung kondusif, pelatihan yang diberikan bermanfaat untuk petani, dan materi pelatihan akan coba diaplikasikan secara mandiri.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 42-49
Author(s):  
Ai Yanti Rismayanti Ai ◽  
Hanny Hidayati Nafi'ah Hanny

Rendahnya ketersediaan bahan tanam kopi bermutu dapat diatasi melalui kultur jaringan. Tujuan penelitian untuk mengkaji peran modifikasi media dalam menginduksi kalus kopi arabika Garut berbuah kuning. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari enam perlakuan yang diulang empat kali. Perlakuan terdiri dari A= Kontrol (Tanpa Perlakuan) B = Air Kelapa 20% + 2,4-D 2,5 mg/l, C= Air Kelapa 20%+ 2,4-D 2 mg/l, D= Air Kelapa 20% + 2,4-D 1,5 mg/l, E= Air Kelapa 20% + 2,4-D 1 mg/l, dan F = Air Kelapa 20% + 2,4-D 0,5 mg/l. Bahan tanaman yang digunakan adalah daun kopi arabika lokal garut berbuah kuning. Pengamatan yang dilakukan meliputi waktu inisiasi kalus, persentase pembentukan kalus, dan morfologi kalus. Hasil penelitian menunjukkan pemberian media ditambah air kelapa 20% + 2,4-D 0,5 mg/l menghasilkan waktu inisiasi kalus paling terbaik yaitu 38,5 hari.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 36-41
Author(s):  
Eva Saulina Sihotang ◽  
Budi Waluyo
Keyword(s):  

Produksi pisang di Indonesia pada tahun 2018 sebesar 7,2 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 101.703 ton dibandingkan tahun 2017. Sementara itu produksi pisang di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2018 yaitu sebesar 118.648 ton. Meski diperoleh data yang cukup tentang luas panen dan produksi pisang, namun sampai saat ini belum diketahui secara pasti berapa jenis pisang yang ditanam oleh masyarakat. Eksplorasi, inventarisasi, dan pelestarian plasma nutfah pisang di Indonesia sangat terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman tanaman pisang di Kecamatan Secanggang dan untuk mengkarakterisasi tanaman pisang di Kecamatan Secanggang berdasarkan morfologi. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2020 – April 2020. Penelitian dilakukan di 14 desa pada Kecamatan Secanggang, Sumatera Utara. Bahan yang digunakan adalah seluruh bagian tanaman pisang. Penentuan sampel dalam penelitian menggunakan rancangan sampling non-probabilitas dengan metode sampling purposif. Data yang diperoleh diolah secara tabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Keanekaragaman pisang dihitung dengan rumus indeks keanekaragaman (H’) Shannon-Wiener (Magurran, 1998), lalu untuk mengukur dominansi dihitung dengan rumus indeks dominansi (C). Keanekaragaman pisang di Kecamatan Secanggang, ditemukan 8 genotipe pisang yaitu Pisang Barangan, Pisang Nangka, Pisang Banten, Pisang Lilit Tandan, Pisang Kepok, Pisang Tanduk, Pisang Awak, dan Pisang Raja. Setiap genotipe yang ditemukan memiliki karakter morfologi yang berbeda. Kecamatan Secanggang memiliki keanekaragaman tanaman pisang yang sedang dengan nilai indeks keanekaragaman (H’) 0-1,74. Didukung dengan indeks dominansi (C) 0,18-1.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 31-35
Author(s):  
Anik Kurniati

Pod borer (Maruca testulatis) which attacks the planting of mung beans in the generative phase is one of the plant pests (OPT) which is very detrimental and can pose a threat of crop failure. The Study on Development of Peach Borer Forecasting Forecast Model for Green Bean Plants aims to obtain a model of forecasting pod borer on green beans carried out in May to December 2019 on 20 stretches spread in Cirebon Regency which are spread in 2 sub-districts (Susukan and Ciwaringin) respectively 10 (ten) overlays. In each sample field, 30 (thirty) sample plants were divided into 3 natural plots of 10 sample plants each, which were determined systematically at random. Observations were made visually by counting the number of pods and the number of symptomatic pods in each sample plant. To get the pod borer attack forecasting model, an analysis using linear regression analysis method was performed. The intensity of pod borer attack during the second harvest (9 MST) was significantly affected by the intensity of the attack at the beginning of pod formation (7 MST) and the attack forecasting model was as follows: Y = 10.98 X + 2.36 (r² = 0.65 ; Sig F = 5.79E-06), where Y = Intensity of Pod Borer attack at the age of 9 MST; X = Intensity of Pod Borer attack at the age of 7 MST. The model of forecasting the intensity of pod borer attack and the number of larvae is as follows: Y = 2.4146x + 2.7987; R2 = 0.7639; N = 13; Sig = 9.38E-05; where (X) is the number of larvae populations at week 7 and (Y) is the intensity of pod attack pests at the age of 9 MST.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document