E-Structural
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

41
(FIVE YEARS 35)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Dian Nuswantoro

2621-9395, 2621-8844

E-Structural ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (01) ◽  
pp. 68-79
Author(s):  
Neni Kurniawati

Song is one of the propaganda media for ideolgy. Beyonce Knowless's song “Run the World (girls)” is an example of a song that raises the issue of Black Feminism Thought. This paper will discuss how textual and discursive practices through the signs in the text of the song lyrics and video clips of the song in constructing the paradigm of black women power or black feminism thought. By interpreting the structure of the text in the lyrics of the song and the visual signs in the video clip of the song "Run the World (girls)" to find meaning and ideology reproduced in the song. The results show that the dialectic of verbal and visual signs represents black women power and to bolster black women to become well-respected women especially by black men. The presence of this song is also related to the black feminist movement which propagates their ideology through song media. The independence of black women in the economic and educational aspectss, as well as the ability to bare children are discourses that are reproduced by the singer to make social changes in black women’s live.Keywords: Black woman, discourse, hermeneutics, ideology, Paul Ricouer


E-Structural ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (01) ◽  
pp. 55-67
Author(s):  
Norah Bt Entus Nasrudin Tubagus ◽  
Siti Suharsih ◽  
Rahman Hakim

Abstract: The current study entitled “A Morphological Analysis of Slang Words Used by Characters In Ralph Breaks the Internet Movie” aimed to investigate the morphological processes of constructing slang words and its meaning of the  found slang words used by the movie characters. This research used a descriptive qualitative method with content analysis design. The findings revealed that there are 42 slang words categorized into different morphological processes included compound (14,28%), clipping (11,90%), blending (14,28%), affixations (16,66%), reduplicative (7,14%), backformation (2,4%), abbreviation (2,4%), conversion (4,76%), alternation (14,28%), extension (4,76%) and word manufacture (7,14%). This study demonstrated the meaning changes of the slang words that have been affected through certain morphological processes by modifying their word category. Consequently, some slang terms have preserved the original meaning despite the changes in their spelling. In the meantime, certain slang words get abbreviated or shortened and retained their original meaning. Meanwhile, some slang words change their meaning by deriving their word category. Besides, there were certain slang words that change their meaning depending on word usage.Key words: morphology, Ralph Breaks the Internet, slangAbstrak. Penelitian yang berjudul “Analisis Morfologi Kata-kata Slang yang Digunakan oleh karakter dalam Film ‘Ralph Breaks the Internet’” bertujuan untuk menelaah proses morfologi dalam membangun kata-kata slang dan maknanya yang digunakan dalam film tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan desain analisis isi. Data temuan menunjukkan  42 kata slang yang dikategorikan ke dalam proses morfologi yang berbeda, yaitu ‘compound’ (14,28%), ‘clipping’ (11,90%), ‘blending’ (14,28%). , ‘affixations’ (16,66%), ‘reduplicative’ (7,14%), ‘backformation’ (2,4%), ‘abbreviation’ (2,4%), ‘conversion’ (4,76%), ‘alternation’ (14,28%), ‘extension’ (4,76%) dan ‘word manufacture’ (7,14%). Studi ini mendemonstrasikan perubahan makna dari kata-kata slang yang telah dipengaruhi proses morfologi tertentu dengan memodifikasi kategori kata asal. Hasilnya beberapa istilah dalam kata slang tetap mempertahankan makna aslinya meskipun ejaannya berubah. Sementara itu, kata-kata slang tertentu disingkat dan tetap mempertahankan arti aslinya. Beberapa kata slang lainnya berubah makna dengan mengubah kategori katanya. Selain itu, beberapa kata-kata slang tertentu berubah maknanya tergantung dari penggunaan kata.Kata kunci: morfologi, Ralph Breaks the Internet, slang


E-Structural ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (01) ◽  
pp. 28-42
Author(s):  
Citra Umara Trisnayanti ◽  
Laily Nur Affini

Abstract. This study analyzed the code-switching used in Fathia Izzati's YouTube videos channel according to the types and their functions. This study used a qualitative descriptive method since the research object is obtained from the internet or computer-based. The researchers used content analysis to get information based on research objectives. In collecting the data, the researchers analyzed the data through some steps, and they were: watching the videos, making transcription from the videos, identifying and classifying the utterances. As a result, from Fathia Izzati's videos, this study found three types of code-switching: inter-sentential switching, intra-sentential switching, and tag-switching. The speaker used two languages, namely Indonesian and English, during the vlog shooting process. The dominant type of code-switching that the speaker used is intra-sentential switching. Then, from the seven functions, this study found six functions the speakers did the code change. They were participant, solidarity, topic switch, switching for affective functions, metaphorical switching, and lexical borrowing.Keywords: bilingualism, sociolinguistics, code-switching, and video-blogging.Abstrak. Penelitian ini menganalisis alih kode yang digunakan dalam video di saluran YouTube Fathia Izzati berdasarkan jenis dan fungsinya. Penelitian ini dilakukan melalui metode kualitatif deskriptif, karena objek pada penelitian ini diambil dari internet atau bersumber dari komputer. Peneliti menggunakan analisis konten untuk menemukan informasi yang tepat sesuai dengan pertanyaan dalam penelitian ini. Dalam mengumpulkan data, peneliti menganalisis data melalui beberapa langkah, yaitu menonton dan mendengarkan video, membuat transkripsi dari video, mengidentifikasi dan mengklasifikasikan ucapan Fathia Izzati. Hasilnya, dari video-video Fathia Izzati, penelitian ini menemukan bahwa terdapat tiga tipe code-switching, di antaranya adalah inter-sentential switching, intra-sentential switching, dan tag-switching. Jadi pembicara menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bInggris selama proses syuting vlog. Jenis alih kode yang paling dominan adalah intra-sentential switching. Peneliti menemukan bahwa dari tujuh fungsi yang ada, ditemuakan enam fungsi alih kode yang dilakukan pembicara, yaitu partisipan, solidaritas, pergantian topik, peralihan karena fungsi afektif, alih kode metaforis, dan kata pinjaman.Kata kunci: bilingualisme, sosiolinguistik, alih kode, video-blogging


E-Structural ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (01) ◽  
pp. 43-54
Author(s):  
Dian Ardiansah

Abstract. This present study aims to investigate the correlation between students’ perceptions of Slack application and their motivations in writing skills. An analysis of the research literature in perception and motivation as Wei and Elias (2011) theory revealed that students’ perceptions of classroom environment play an essential role in promoting students’ motivation in learning a language. A quantitative correlation was used in this present study. Thus, the data were collected by employing close-ended questionnaires towards Likert Scale technique. However, this study was conducted at one university in Tasikmalaya. The findings show that the correlation coefficient of rxy is 0.77. According to the strength of the correlation table, the rxy= 0.77 lies between 0.75 and 0.99 which means there is a correlation between students’ perceptions of online Slack application and their motivations in writing. This study suggested that Slack Application can be used as an alternative to facilitate students’ engagement in classroom activities.Keywords: ICT, Slack application, students’ motivation, writing skillAbstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki hubungan yang ada antara persepsi siswa tentang aplikasi Slack dan motivasi mereka dalam keterampilan menulis. Analisis literatur penelitian dalam persepsi dan motivasi sebagai teori Wei dan Elias (2011) mengungkapkan bahwa persepsi siswa tentang lingkungan kelas memainkan peran penting dalam mempromosikan motivasi siswa dalam belajar bahasa. Korelasi kuantitatif digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikian, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner tertutup terhadap teknik Skala Likert. Namun penelitian ini dilakukan di salah satu Universitas di Tasikmalaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rxy memiliki koefisien korelasi sebesar 0,77. Berdasarkan tabel kekuatan hubungan, rxy = 0.77 berada di antara 0.75 dan 0.99 yang berarti hubungan tersebut sangat kuat. Studi ini menyarankan bahwa Slack Application dapat menjadi cara lain untuk memfasilitasi keterlibatan siswa dalam kegiatan kelas.Kata kunci: aplikasi Slack, ICT, keterampilan menulis, motivasi siswa


E-Structural ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (01) ◽  
pp. 1-16
Author(s):  
Tira Nur Fitria

Abstract. During COVID-19 pandemic, educators implement online learning in the education process. Basic interactive models of online learning available, such as synchronous learning, as a face-to-face learning process through online media. This research investigates the students’ perception toward the implementation of synchronous learning in ELT especially TOEFL. This research is qualitative. The results show that: 1) 51 % of students use Zoom and Live YouTube in learning TOEFL. 2) 89.7 % of students use mobile phones in online learning. 3) 49.7 % of students agree that Zoom has complete features. 4) 83.2 % of students agree that operating Zoom’s features is very easy. 5) 74.2 % of students agree that Zoom is easy-used. 6) 72.9 % of students agree that using Zoom in learning TOEFL is effective. 7) 73 % of students agree that using Live YouTube in learning TOEFL also effective. 8) 63.9 % agree that in Zoom, they can participate by face-to-face interactions (e.g. question-answer even discussion with lecturer and classmates. 9) 95.5 % of students agree that using YouTube, videos can be seen anytime and anywhere because videos are stored on the lecturer’s channel. In the understanding level of TOEFL, 83.2 % of students really understand in the listening section, 89.7 % of students understand the reading section, and 81.3 % of students understand the Structure and Written Expression section. Several problems affect learning TOEFL with Zoom and YouTube. Students have a problem with an internet connection. The other problems are internet quota, technical problems of the device (e.g battery, device dead suddenly, audio quality, device’s video/audio, and others), device’s type used, and surrounding conditions (e.g light conditions, sounds, or other disturbances). In the next learning system, 80.6 % of students agree that the next learning system implements face-to-face learning and still uses Zoom and YouTube Live Streaming. Keywords: ELT, synchronous learning, TOEFL, YouTube, Zoom Abstrak. Selama pandemi COVID-19, para pendidik menerapkan pembelajaran online dalam proses pendidikan. Model pembelajaran online interaktif dasar yang tersedia, seperti pembelajaran sinkron, sebagai proses pembelajaran tatap muka melalui media online. Penelitian ini mengkaji persepsi siswa terhadap penerapan pembelajaran sinkron di ELT khususnya TOEFL. Penelitian ini bersifat kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) 51% siswa menggunakan Zoom dan Live YouTube dalam pembelajaran TOEFL. 2) 89,7% siswa menggunakan ponsel dalam pembelajaran online. 3) 49,7% siswa setuju bahwa Zoom memiliki fitur yang lengkap. 4) 83,2% siswa setuju bahwa mengoperasikan fitur Zoom sangat mudah. 5) 74,2% siswa setuju bahwa Zoom mudah digunakan. 6) 72,9% siswa setuju bahwa menggunakan Zoom in learning TOEFL efektif. 7) 73% siswa setuju bahwa menggunakan Live YouTube dalam pembelajaran TOEFL juga efektif. 8) 63,9% setuju bahwa dengan Zoom, mereka dapat berpartisipasi dengan interaksi tatap muka (misalnya tanya jawab bahkan diskusi dengan dosen dan teman sekelas. 9) 95,5% mahasiswa setuju bahwa dengan menggunakan YouTube, video dapat dilihat kapan saja dan di mana saja karena video disimpan di saluran dosen. Pada tingkat pemahaman TOEFL, 83,2% siswa sangat memahami bagian menyimak, 89,7% siswa memahami bagian membaca, dan 81,3% siswa memahami bagian Struktur dan Ekspresi Tertulis. Beberapa masalah memengaruhi pembelajaran TOEFL dengan Zoom dan YouTube. Siswa memiliki masalah dengan koneksi internet. Masalah lainnya adalah kuota internet, masalah teknis perangkat (misal baterai, perangkat mati mendadak, kualitas audio, video/audio perangkat, dan lain-lain), jenis perangkat yang digunakan, dan kondisi sekitarnya (misal kondisi cahaya, suara, atau gangguan lainnya). Pada sistem pembelajaran selanjutnya, 80,6% siswa setuju bahwa sistem pembelajaran selanjutnya menerapkan pembelajaran tatap muka dan masih menggunakan Zoom dan YouTube Live Streaming.Kata kunci: ELT, pembelajaran sinkronus, TOEFL, YouTube, Zoom


E-Structural ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (01) ◽  
pp. 17-27
Author(s):  
Joko Slamet ◽  
Sulistyaningsih Sulistyaningsih

Abstract. This study was conducted to investigate the types of questions which were difficult in TOEFL-like and to find the students’ difficulties in answering the ‘Structure and Written Expression’ of TOEFL-like. The subjects of this study were the batch 5 students of Master of English Education (S2 MPBI) at STKIP PGRI Sidoarjo who had TOEFL-like test as the placement test in taking master’s degree. This research applied descriptive qualitative method. The instruments were students’ results of the TOEFL-like Test and interview. The data were taken from Longman Complete Course for the TOEFL written by Deborah Phillips (2003). The results show that there are 18 items (45%) categorized ‘difficult’. Meanwhile, there are 22 items (55%) categorized into ‘very difficult’. There are several reasons of students’ difficulties in answering the ‘Structure and Written Expression’ on the TOEFL-like done as the placement test. First, there was no preparation in advance. Second, students lack of vocabulary. Third, the test was considered difficult because the students took the TOEFL-like for the first time. Lastly, there was a limited time provided.Keywords: students’ difficulty, Structure and Written Expression, TOEFL-likeAbstrak. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis-jenis soal yang sulit dalam TOEFL-like dan untuk mengetahui kesulitan mahasiswa dalam menjawab 'Structure and Written Expression' dari TOEFL-like. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Batch 5 program Magister Pendidikan Bahasa Inggris (S2 MPBI) STKIP PGRI Sidoarjo yang mengikuti tes TOEFL-like sebagai tes penempatan dalam mengambil gelar magister. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah Tes TOEFL-like dan wawancara. Pengumpulan data diambil dari Longman Complete Course untuk TOEFL yang ditulis oleh Deborah Phillips. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 18 soal (45%) yang dikategorikan 'sulit'. Sementara itu, terdapat 22 soal (55%) yang dikategorikan 'sangat sulit'. Ada beberapa alasan kesulitan mahasiswa dalam menjawab 'Structure and Written Expression' pada TOEFL-like seperti yang dilakukan saat tes penempatan. Pertama, tidak ada persiapan sebelumnya. Kedua, kurangnya penguasaan kosakata. Ketiga, tes dianggap sulit karena mahasiswa baru pertama kali mengikuti TOEFL-like. Terakhir, waktu yang disediakan terbatas.Kata kunci: kesulitan mahasiswa, Structure and Written Expression, TOEFL-like


E-Structural ◽  
2021 ◽  
Vol 3 (02) ◽  
pp. 157-167
Author(s):  
Maulana Yusuf Aditya ◽  
Chairuddin Chairuddin

Abstract. For English learners, there are important aspects to consider such as vocabulary, pronunciation and grammar to master their speaking skills. Speaking is used to express people’s ideas and feelings in daily life or to communicate with others both personal talks and transactional conversation.  The objective of the study is to figure out how the students of SMKN 2 Bangkalan can use the six English tenses in daily conversation. The research was done within two weeks starting from 22th April to 06th May 2019. Observation and interview were performed to collect the data. Observation was made to see what was going on in the class, focusing on the students’ conversation. On the other hand, Interview was carried out to know the students’ problems in using the correct tenses in conversation, and to find out how the students solve the problems. The observation shows that in using the six English tenses, the students likely found it hard to apply the correct tenses in the conversation with their friends and the teacher. The students tended to use one tense in all situations and the tense mostly used was the simple present one. From the interview, it is found that the students do not really understand what tenses are, either the meaning or the uses.Keywords: daily conversation, tenses, observation, interview, contexts of situationAbstrak. Bagi pembelajar Bahasa Ingggris, terdapat aspek penting seperti kosakata, pengucapan dan tatabahasa yang harus diperhatikan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggrisnya. Kemampuan berbicara khususnya digunakan untuk menyampaikann semua yang ada dalam benak kita seperti misalnya ide dan perasaan dalam kehidupan sehari-hari, baik itu berupa perkataan pribadi atau pun percakapan transaksional. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana murid dapat menggunakan enam kala (tenses) dalam percakapan sehari-hari sesuai dengan kontek situasi, di SMKN 2 Bangkalan. Penelitian dilakukan selama 2 minggu dimulai tanggal 22 April s/d 06 Mei 2019. Penelitian dilakukan dengan 2 langkah seperti observasi dan wawancara. Observasi dilakukan untuk mengetahui yang terjadi dalam selama proses pembelajaran dan fokus pada cara murid bercakap. Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui permasalahan pada murid dalam menggunakan tenses yang benar dan bagaimana murid mengatasi masalah penggunaan kala yang benar tersebut. Dari hasil observasi dapat diketahui bahwa penggunaan enam kala dalam percakapan sehari-hari dari murid adalah buruk, mereka tidak bisa mengaplikasikan kala yang sesuai dalam percakapan, baik dengan teman dan guru. Mereka cenderung menggunakan satu kala dalam  percakapan dalam konteks situasi yang berbeda dan tense yang digunakan adalah Simple Present Tense.Kata kunci: percakapan, kala, observasi, wawancara, konteks situasi


E-Structural ◽  
2021 ◽  
Vol 3 (02) ◽  
pp. 145-156
Author(s):  
Al-Fisyar Tiara ◽  
Sukma Nur Ardini ◽  
Dyah Nugrahani

Abstract. With skyrocketing development of online learning due to the Covid-19 outbreak, pronunciation classroom is one of the evidences that was quite affected by this pandemic situation. The controversial mindset, that this lesson needs literally face-to-face practices since they relate to organ speech's output, leads the authors into this investigation. This paper was aimed at finding out students' response toward the implementation of blended learning in pronunciation classrooms. The research design was descriptive quantitative with the population of 176 fourth semester students of English Education Department of Universitas PGRI Semarang in the academic year of 2019/2020, and 28 students coming from 4A to 4D were taken as the sample. The data were collected online through Google Form using a perception questionnaire and confirmed by phone call interview preceded by classroom observation. The data from the questionnaire were then analyzed quantitatively to determine the level of students' perception supported by descriptive data from the interviews. The results indicated that students' perception toward blended learning in the Pronunciation classroom was in the level of intermediate. Additionally, the interview revealed that the students were satisfied with blended learning implementation in Pronunciation classroom. They preferred online classes which were balanced in terms of assignment-giving and learning material. Too many assignments with fewer materials only burden the students. Therefore, the lecturers were suggested to consider their ability in handling the class, which also interests students in engaging the online classes more.Keywords: blended learning; pronunciation, higher education, students' perceptionAbstrak. Pesatnya perkembangan pembelajaran online akibat dari wabah Covid, kelas pronunciation sebagai salah satu bukti yang cukup terpengaruh oleh situasi pandemi ini. Pola pikir kontroversi, bahwa pelajaran pronunciation benar-benar membutuhkan praktik tatap muka karena berkaitan dengan luaran speech organs, sehingga mengarahkan peneliti ke permasalahan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons mahasiswa terhadap penerapan blended learning di kelas pronunciation. Desain penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan populasi 176 mahasiswa semester IV Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas PGRI Semarang tahun ajaran 2019/2020 dan diambil sampel 28 mahasiswa dari 4A sampai 4D. Pengumpulan data dilakukan secara online melalui google form menggunakan kuesioner persepsi dan dikonfirmasi dengan wawancara melalui telepon yang didahului dengan observasi kelas. Data dari kuesioner dianalisis secara kuantitatf didukung oleh data interview yang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap blended learning di kelas pronunciation berada pada level intermediate. Selain itu, hasil wawancara menunjukkan bahwa mahasiswa merasa puas dengan penerapan blended learning di kelas pronunciation. Mereka lebih menyukai kelas online yang seimbang dalam hal pemberian tugas dan materi pembelajaran. Terlalu banyak tugas dengan materi yang lebih sedikit hanya akan membebani mahasiswa. Oleh karena itu, para dosen disarankan untuk mempertimbangkan kemampuannya dalam menangani perkuliahan yang juga menarik minat mahasiswa untuk lebih banyak terlibat dalam kelas online.   Kata kunci: blended learning; pronunciation, pendidikan tinggi, persepsi mahasiswa


E-Structural ◽  
2021 ◽  
Vol 3 (02) ◽  
pp. 131-144
Author(s):  
Eva Fatimah ◽  
Imas Istiani

Abstract. Cyber literature has been academically recognized in literary studies through multiple research studies. Cyber literature is manifested in various cyberspace, both maintained individually and professionally. Writing platforms on the internet, such as Wattpad, have been widely used. They provide space for writers and engage readers to create online writing communities. One of the most popular genres found in cyber literature is romance chick-lit, in which most main characters are working women. Although most protagonists are working women who are financially independent, they still search for men who have higher positions, social levels, and financial stability. They wish that such men will find and save them, referred to by Colette Dowling as Cinderella complex. The study investigates the Cinderella complex's indications on female protagonists in two Wattpad chick lit works: 1) Furious Boss & Naughty Secretary, and 2) Ex-lovers but Married. The indications of Cinderella Complex were shown through 1) the wish to be saved, 2) the girl-child lives on, 3) the achievement gap, 4) the intimations of helplessness, and 5) the blind devotion.Keywords: Cinderella complex; cyber literature, WattpadAbstrak. Sastra cyber sudah diperhitungkan sebagai bagian dari studi sastra secara akademik melalui berbagai penelitian yang sudah dilakukan. Sastra cyber terwujud di dalam berbagai ruang cyber, baik itu dijalankan secara individual maupun profesional. Platform menulis pada internet seperti Wattpad sudah marak digunakan sebagai tempat berkarya bagi penulis serta menarik perhatian pembaca untuk menciptkana suatu komunitas menulis secara online. Salah satu genre populer pada sastra cyber adalah chicklit romantis yang mana karakter utamanya adalah wanita pekerja.  Meskipun protagonis wanita merupakan wanita pekerja yang independen secara finansial, mereka masih mengharapkan pasangan yang berada di posisi, tingkat sosial dan kestabilan finansial yang lebih besar dari mereka. Studi ini bertujuan untuk mencari indikasi adanya Cinderella complex pada karakter protagonis perempuan melalui dua karya chicklit di Wattpad, yaitu: 1) Furious Boss & Naughty Secretary, dan 2) Mantan Tapi Menikah. Indikasi Cinderella complex yang ditemukan adalah 1) keinginan untuk diselamatkan, 2) gadis-kecil yang hidup di dalam diri, 3) kesenjangan prestasi, 4) tanda ketidakmampuan, dan 5) kepatuhan yang buta.Kata kunci: Cinderella complex; sastra cyber, Wattpad


E-Structural ◽  
2020 ◽  
Vol 3 (02) ◽  
pp. 82-96
Author(s):  
Qorinta Shinta

Abstract. The English Course in Public Health Faculty of Diponegoro University is expected to develop the reading skills of the students through various exercises. However, its main goal is to help students identify simple, complex and compound sentences and how to organize them into good paragraphs. As in the Faculty of Public Health, the English Course is only given once in the first Semester, the exercises in each of the lesson is very compact which consists of Reading Text, Comprehension Questions, Word Study, Grammar and Usage, and Writing, in short these are called integrated exercised. Some students did very well on the exercises while others did not. The purpose of the study is to examine the relationship between the students’ performance in integrated exercises and their academic achievements of Diponegoro University Students majoring in Public Health who took English Course. The academic achievements in this study refer to their Mid-Term test Scores. Method of the Study: in the study of Diponegoro University Freshmen majoring in Public Health, a descriptive qualitative method was used to determine whether or not there is a correlation between reading and writing exercises and their academic achievements. The instruments used are the scores of 3 taken from exercises in unit 1, 2 and 3 and 1 Mid-Term test. The population of this research is 73 Public Health students of Diponegoro University taking English 1 Course. The data analysis result shows that Sig score is 0,000 < 0,05 therefore Ho is declined and Ha is accepted, which means there is a correlation between reading and writing practices scores and mid test scores 0.403 which is positive. Therefore, it can be concluded that the higher their writing scores are, the higher mid test scores will be.Key words: correlation, English course, integrated exercises, mid-term testAbstrak.  Mata kuliah Bahasa Inggris di Fakultas Kesehatan Masyarakat diharapkan mampu mengembangkan ketrampilan membaca mahasiswa memalui berbagai Latihan soal-soal. Namun, tujuan utama dari mata kuliah ini adalah membantu para mahasiswa menindentifikasi kalimat – kalimat sederhana, kompleks dan majemuk serta bagaimana membentuk kalimat – kalimat tersebut dalam bentuk paragraph. Karena mata kuliah Bahasa Inggris hanya disajikan satu kali, maka latihan-latihan soal pada setiap unit dibuat sangat padat yang terdiri dari Teks Bacaan, Pertanyaan tentang bacaan, Kosakata, Grammar dan fungsinya, serta Latihan writing. Ada mahasiswa yang bisa mengerjakan Latihan soal dengan sangat baik tetapi ada juga yang kesulitan. Tujuan dari peneltian ini adalah untuk melihat korelasi antara Nilai dari Latihan soal reading dan writing serta prestasi akademik dari Mahasiwa baru Universitas Diponegoro jurusan Kesehatan Masyarakat. Prestasi akademik dalam hal ini adalah nilai Mid-term test mereka. Dalam penelitian pada mahasiswa baru Universitas Diponegoro jurusan Kesehatan Masyarakat, digunakan metode deskriptif kualitatif untuk menetukan apakah ada atau tidak ada korelasi antara Latihan soal reading dan writing dengan prestasi akademik mereka. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini  adalah 3 nilai yang diambil dari 3 latihan soal Unit 1, 2 dan 3. Jumlah populasi adalah 73 Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro yang mengambil mata kuliah Bahasa Inggris 1. Hasil dari data analisis menunjukkan bahwa nilai Sig  0,000 < 0,05  sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada korelasi antara nilai Latihan writing dengan nilai ujian tengah semester 0.403 positif. Sehingga bisa disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai mereka pada Latihan writing akan semakin tinggi juga nilai mereka dalam Ujian Tengah Semester.Kata kunci: korelasi, mata kuliah bahasa Inggris, nilai latihan soal terpadu, nilai Ujian Tengah Semester


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document