ChemInform Abstract: Two New Triterpenoids from the Roots of Rhodomyrtus tomentosa.

ChemInform ◽  
2016 ◽  
Vol 47 (36) ◽  
Author(s):  
Yu-Bo Zhang ◽  
Wen Li ◽  
Ze-Ming Zhang ◽  
Neng-Hua Chen ◽  
Xiang-Qiang Zhang ◽  
...  
2019 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
Author(s):  
Aninditha Rachmah Ramadhiani ◽  
Mayang Tari ◽  
Mulliati Zalia

Latar belakang: Inflamasi merupakan mekanisme pertahanan tubuh dalam melawan agen patogen yang masuk kedalam tubuh mendasari terjadinya berbagai penyakit. Peradangan disebabkan berbagai rangsangan dan obat untuk mengatasi peradangan, banyak digunakan obat golongan steroid dan non steroid, untuk penangulangan efek samping dari obat antiinflamasi tersebut dapat memanfaatkan tanaman berkhasiat seperti daun karamunting. Tujuan: tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efek antiinflamasi ekstrak etanol daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton.) Hassk) terhadap tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi dengan karagenan. Metode: penelitian merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan postest control group design. Penelitian dilaksanankan dari bulan juni-agustus 2019. Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus yang dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok I (kontrol normal) tidak diberi perlakuan, kelompok II (kontrol negatif) diberikan Na CMC, kelompok III (kontrol positif) diberikan suspensi natrium diklofenak, kelompok IV, V dan VI diberikan ekstrak etanol daun karamunting  dengan dosis berturut-turut 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB, 800 mg/kgBB, secara oral. Sebelumnya kaki kiri tikus diinduksi karagenan 1% dengan volume pemberian 0,2 mL secara subplantar. Pengukuran volume radang kaki tikus dilakukan selama 3 jam dengan interval waktu yang digunakan 30 menit menggunakan metode plethismometer. Hasil: hasil analisis dilakukan uji Kruskal Wallis karena data tidak terdistribusi normal dan tidak homogen, dilanjutkan dengan uji Man Whitney. Hasil yang diperoleh bahwa terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) antara kelompok uji dengan kelompok control negative yang diberikan Na CMC.dan terdapat penurunan inflamasi yang terjadi pada kaki tikus yang diberikan ekstrak daun karamunting. Kesimpulan : Ekstrak daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk.) pada ekstrak dosis 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB dan 800 mg/kgBB telah memberikan efek antiinflamasi terhadap tikus putih jantan galur wistar, dosis yang paling optimal adalah dosis 800 mg/kgBB. Kata Kunci : Antiinflamasi, Ekstrak daun karamunting, Karagenan.


2019 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
Author(s):  
Onny Indriani ◽  
Awalul Fatiqin ◽  
Tri Oktarina

Latar belakang: Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai obat adalah daun Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton.) Hassk.). Secara tradisional daun tumbuhan Karmunting digunakan sebagai obat cacing pada manusia, mengobati luka, kudis, mengurangi sakit kepala, mengobati sakit perut dan diare, menahan pendarahan dan juga digunakan untuk mencegah infeksi setelah melahirkan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efek antibakteri fraksi  Daun Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton)Hassk) terhadap bakteri Escherichia coli dengan metode difusi agar. Metode: Jenis penelitian quasi eksperimen untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2019 sampai dengan bulan Agustus 2019. Dengan beberapa perlakuan dalam ekstraksi dilakukan metode maserasi yang diperoleh ekstrak kental sebanyak 161,5 gram dengan hasil rendemen 8,075% dari 2kg serbuk simplisia, pada fraksinasi menggunakan metode cair-cair dengan pelarut N-heksan (non polar) dengan hasil hasil 0.5099 gram, etil asetat (semi polar) dengan hasil 5,2997 gram, etanol (polar) dengan hasil 12,3887gram, kemudian diujikan pada pertumbuhan bakteri Eschericia coli dengan difusi agar lalu melakukan pengukuran zona bening dan di analisis dengan ANOVA pada nilai normality (p) >0,05. Hasil:  Ekstrak Daun karamunting dengan konsentrasi 40%-4,95mm, 60%-6,38mm, 80%-8,24mm, Fraksi etanol 60%-6,04mm, 80%-7,5mm, 100%-8,75mm dan fraksi etil 40%5-6mm, 60%-6,7mm, 80%- 7,48mm, tidak terbentuk zona hambat pada fraksi N-heksan dengan konsentrasi 16%, 32%, 64%. Kesimpulan: Terdapat pengaruh ekstrak Daun Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk.) terhadap pertumbuhan Bakteri Eschericia coli. konsentrasi yang terbaik adalah Ekstak 80% dan Fraksi Etanol 100% dikarenakan pada hasil uji dinyatakan tidak berbeda signifikan dinyatakan nilai (p) > 0,05. Kata kunci : Ekstrak, Fraksi, Daun Karamunting, Antibakteri, E.coli


2017 ◽  
Vol 21 ◽  
pp. 25-28 ◽  
Author(s):  
Wanrudee Hiranrat ◽  
Asadhawut Hiranrat ◽  
Wilawan Mahabusarakam

Author(s):  
Lu-Ming Deng ◽  
Li-Jun Hu ◽  
Wei Tang ◽  
Jia-Xin Liu ◽  
Xiao-Jun Huang ◽  
...  

Rhodotomentones A and B (1 and 2), two unusual caryophyllene-derived meroterpenoids (CDMTs) featuring a rare 6/6/9/4/6/6 hexacyclic ring system, along with their biogenetically-related CDMTs 7 and 12–15, were isolated from...


Author(s):  
Endang Sri Purwanti Ningsih ◽  
Noorlaila Noorlaila ◽  
Ikhwan Rizki Muhammad ◽  
Windy Yuliana Budianto

Background: The process of wound healing is influenced by various factors such as age, hormones, and wound care. Wound care is done to accelerate wound healing which can be done by various methods, one of them is traditional care. Traditional wound care can use medicinal plants. Rhodomyrtus tomentosa is a medicinal plant that has an antioxidant, anti-inflammatory, antitumor and antibacterial content. Thus this study aims to evaluate the effectiveness of the antiseptic solution of the Rodhomyrtus tomentosa leaf extract on wound healing in male Wistar rats. Method: this research is pure experimental research with post test only control group design. Thirty male white rats were divided into five groups, namely negative control, positive control, Rhodomyrtus tomentosa leaf extract 15%, 30%, and 60%. Rhodomyrtus tomentosa leaf extraction was carried out by maceration method with 70% ethano solvent. The extraction results are divided into 3 concentrations (15%, 30% and 60%). The wound healing process was evaluated by measuring the length of the wound manually from 0 to 10 days in each group. Meanwhile, the number of fibroblast cells was calculated through hematoxylin eosin (HE) staining and observed using an Olympus CX41 microscope with a 10x magnification and objective lens magnification in 3 fields. Result: There was a significant difference in the reduction in wound length (p =< 0,000) between the five experimental groups (Rhodomyrtus tomentosa leaf extract solution 15%, 30% and 60%, negative control and positive control. Solution of rhodomyrtus tomentosa leaf extract accelerated the increase in the number of fibroblasts compared to the negative control group (p = 0.003), but did not make a difference (p = 0.403) with the positive control group. Rhodomyrtus tomentosa leaf extraction solution had the same microscopic effect on the number of fibroblasts with a positive control group given 0.9% NaCl solution. Conclusion: There was a significant difference in the number of fibroblasts between all groups, but no difference in wound healing length.


2018 ◽  
Vol 44 (3) ◽  
pp. 289-298
Author(s):  
Bao-Jun Zhu ◽  
Qian Wang ◽  
Jing-Hui Wang ◽  
Lin-Lin Gao ◽  
Jing-Wen Zhang ◽  
...  

Abstract Objectives Rhodomyrtus tomentosa (Aiton.) Hassk. (R. tomentosa) is rich in nutrients and has multiple pharmacological applications. Anthocyanins confer color to the flowers and berries of R. tomentosa and provide protection against photodamage. The dihydroflavonol 4-reductase gene (DFR) and phenylalanine ammonialyase gene (PAL) are crucial for anthocyanin synthesis. Methods DFR and PAL transcript levels and anthocyanin content in the pigmented organs of R. tomentosa were investigated through qRT-PCR analysis and spectrophotometry, respectively. The glyceraldehyde-3-phosphate dehydrogenase (GAPDH) gene was selected as the reference gene for the normalization of DFR and PAL transcript levels. Results Transcript levels of DFR and PAL were higher in organs with vigorous metabolism than those in senescent organs. DFR and PAL transcript levels were up-regulated during the initial and middle-maturity periods of fruit. These expression patterns are consistent with fruit color development. The highest transcript levels of PAL and DFR were observed during the middle-maturity period or the red-fruit period. Conclusion During the late maturity period of R. tomentosa fruit, the transcript levels of the two genes were down-regulated even though anthocyanins were continuously accumulated, which was different from the accumulation of anthocyanins in some late mature fruits.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 187-192
Author(s):  
Brillyanti Monica ◽  
Amilia Kurnia

Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa [Aiton] Hassk) merupakan tumbuhan khas Kalimantan yang secara empiris digunakan masyarakat sebagai tumbuhan obat penyakit diabetes melitus. Senyawa dalam daun karamunting yang dapat menurunkan kadar gula darah adalah alkaloid, flavonoid dan tanin. Tumbuhan obat yang juga sering di manfaatkan oleh masyarakat Kalimantan adalah tumbuhan pinang yang sudah digunakan secara turun temurun (Sada dan Rosye, 2010).Biji pinang memiliki khasiat sebagai tanaman antidiabetik yang dapat menurunkan hiperglikemia. Biji Pinang mengandung senyawa alkaloid arekolin yang memiliki aktivitas antihiperglikemik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian mikroemulsi ekstrak daun karamunting 244mg/200gr dan mikroemulsi ekstrak biji pinang untuk menurunkan kadar gula darah pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi aloksan.Penelitian ini bersifat eksperimental murni dengan menggunakan 24 ekor hewan uji yang diinduksi aloksan 20mg/ 200mg secara intraperitoneal. Hewan uji tikus dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol positif mikroemulsi glibenklamid, kelompok kontrol negatif mikroemulsi plasebo serta kelompok perlakuan mikroemulsi ekstrak daun karamunting. Pengukuran kadar Gula Darah Puasa (GDP) dilakukan pada hari ke-0, hari ke-3 (GDP setelah induksi aloksan) dan GDP hari ke-10 (GDP setelah perlakuan). Persen penurunan kadar GDP dianalisis secara statistika dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil uji statistika menyatakan ada perbedaan signifikan antara kelompok kontrol positif dengan kelompok kontrol negatif dengan nilai sig. 0,00. Perbedaan signifikansi juga terjadi pada kelompok kontrol negatif dengan kelompok perlakuan mikroemulsi ekstrak daun karamunting dengan nilai sig. 0,00. Sedangkan pada kelompok kontrol positif dan kelompok mikroemulsi ekstrak daun karamunting tidak ada perbedaan signifikan dengan nilai sig. 0,24, sehingga dapat disimpulkan bahwa mikroemulsi ekstrak daun karamunting dapat menurunkan kadar gula darah yang sebanding dengan kontrol positif mikroemulsi glibenklamid. Kata kunci : Mikroemulsi, Karamunting, Biji Pinang, Aloksan, Diabetes Melitus. 


2016 ◽  
Vol 37 (4) ◽  
Author(s):  
Hoang Thi Yen ◽  
Trinh Thi Thuy Linh ◽  
Mai Chi Thanh ◽  
Nguyen Thi Thu Huyen ◽  
Lai Thi Ngoc Ha ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document