Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan COBIT 5 (Studi Kasus: Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI)

2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 113-118
Author(s):  
Richardy Affan Sojuangon Siregar

Teknologi Informasi (TI) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari upaya penerapan good governance sebagai langkah instansi dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) sendiri memiliki kebijakan umum yang tertera pada Rencana Strategis 2015 – 2019 Ditjen SDA,  yaitu penataan dan penguatan sistem pengelolaan data dan informasi sumber daya air dilakukan secara terencana dan dikelola secara berkesinambungan dalam rangka pelayanan data dan informasi, baik ke dalam maupun ke luar Ditjen SDA. Fungsi pengelolaan teknologi informasi pada Ditjen SDA sendiri di lakukan oleh Subdirektorat Sistem Informasi dan Data (Subdit SISDA). Diketahui masih terdapat masalah dalam pengelolaan tata kelola TI oleh Subdit SISDA yaitu, kurang optimalnya pegawai dalam penggunaan TI dan juga kurangnya ketersedian informasi pada beberapa Aplikasi SISDA. Maka, perlu dilakukan suatu evaluasi tata kelola TI. Dalam penelitian ini menggunakan framework COBIT 5 dengan PAM (Process Assessment Model). Penelitian ini berfokus pada proses EDM04 (Ensure Resource Optimization) dan BAI04 (Manage Availablity and Capacity). Tujuan penelitian ini mengetahui capability level kondisi saat ini (as-is) dan kondisi yang di harapkan (to-be), kesenjangan (gap), serta memberikan rekomendasi pada Subdit SISDA. Hasil dari penelitian ini menunjukan kondisi saat ini proses EDM04 berada pada level 3 (Established Process) dan kondisi yang diharapkan berada pada level 5 (Optimising Process). Kemudian kondisi saat ini proses BAI04 berada pada level 2 (Managed Process) dan kondisi yang diharapkan berada pada level 4 (Predictable Process). Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa masing-masing proses memiliki gaps sebesar 2 antara as-is dan to-be, sehingga Subdit SISDA pada proses EDM04 direkomendasikan agar terlebih dahulu melakukan pelaksanaan aktivitas dan pemenuhan proses atribut work product pada level 4 (Predictable Process dan juga pada proses BAI04 direkomendasikan agar terlebih dahulu melakukan pelaksanaan aktivitas dan pemenuhan proses atribut work product pada level 3 (Established Process) sebagai solusi dari permasalahan yang ditemukan.

Author(s):  
Suhartini Setia Ningsih ◽  
Fitroh Fitroh ◽  
Suci Ratnawati

Seksi Pengembangan Aplikasi dan Data (PAD) merupakan Sub Bagian Bidang E-Government DISKOMINFO Kabupaten Bogor yang memiliki tugas memantau kegiatan pengembangan sistem. Dalam pelaksanaannya seksi PAD memiliki permasalahan terkait kompetensi pegawai yang belum mencapai standar dalam pengembangan sistem (aplikasi) serta belum terlaksananya PERBUB No.11 Tahun 2015 tentang pelaksanaan dan pengembangan sistem. Oleh karena itu, peneliti melakukan evaluasi menggunakan framework COBIT 5 dan ISO/IEC 38500. Penelitian ini menggunakan Process Assessment Model (PAM) dengan skala Guttman untuk mengetahui hasil dan capability level. Fokus domain yang digunakan adalah EDM04 Ensure Resource Management dan MEA01 Monitor, Evaluate and Assess Performance and Conformance. Hasil dan capability level untuk kondisi saat ini (as is) adalah level 2 Managed Process dengan nilai 2,38. Sedangkan, untuk kondisi yang diharapkan (to be) berada pada level 3 Established Process dengan nilai 3,00 sehingga memiliki gap sebesar 0,62 yang kemudian dibuatkan rekomendasi perbaikan berdasarkan aktivitas yang dimiliki ISO/IEC 38500.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 167-175
Author(s):  
Ni Luh Made Uti Tiasmi ◽  
I Made Candiasa ◽  
Gede Indrawan

Analisis tingkat kapabilitas Layanan Perizinan Online (LAPERON) Badung dengan COBIT 5 bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian dari sistem yang dibangun. COBIT 5 digunakan untuk mengukur kinerja sumber daya Teknologi Informasi (TI) dalam mencapai visi dan misi organisasi. Analisis dimulai dengan melihat permasalahan yang ada pada DPMPTSP Kabupaten Badung, kemudian dilakukan pemetaan terhadap strategi bisnis dengan enterprise goals dan IT related goals COBIT 5. Pengolahan data dan penilaian dilakukan dengan process assessment models dan analisis kesenjangan untuk menentukan tingkat kapabilitas LAPERON.  Analisis menghasilkan fokus audit  pada 7 domain proses COBIT 5 yaitu, Ensure Governance Framework Setting and Maintenance (EDM01), Manage the IT Management Framework (APO01), Manage Strategy (APO02), Manage Enterprise Architecture (APO03), Manage Human Resources (APO07), Manage Relationships (APO08), dan Manage Requirements Definition (BAI02). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner. Hasil analisis tingkat kapabilitas saat ini untuk domain EDM01 dan APO02 berada pada level 4 (predictable process). Sedangkan, untuk domain APO1, APO03, APO07, APO08, dan BAI02 berada di level 3 (established process). Capability level tata kelola LAPERON yang diharapkan, yaitu pada level 5 (optimizing process). Sehingga terdapat gap antara level kapabilitas saat ini dengan yang diharapkan pada masing-masing domain EDM01 dan APO02 bernilai 1 gap, APO1, APO03, APO07, APO08, dan BAI02 bernilai 2 gap.


Teknika ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 78-87
Author(s):  
Angga Maulana Nurhuda ◽  
Ervan Philipus ◽  
Ivan Gunawan
Keyword(s):  
Level 3 ◽  
Level 1 ◽  
Level 2 ◽  

Peran sistem pendataan keluarga dalam rangka mendukung pencapaian program BANGGAKENCANA pada BKKBN Propinsi Jawa Barat adalah untuk menyediakan data dasar sebagai perencanaan strategis, peta kerja, maupun pemetaan mekanisme operasional menjadi krusial untuk menopang keberhasilan program. Untuk memastikan delivery produk, layanan, dan dukungan yang dihasilkan perlu dilakukan evaluasi sehingga dapat menghasilkan tata kelola sistem pendataan keluarga yang lebih optimal. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh ukuran capability level proses TI saat ini kemudian dibandingkan dengan yang diharapkan sehingga dapat diperoleh kesenjangan guna penyusunan rekomendasi yang dapat diimplementasikan pada Siklus Sistem Pendataan Keluarga Tahun 2021 dengan menggunakan kerangka kerja COBIT 5. Data yang diperoleh bersumber dari responden yang berwenang dan kompeten berdasarkan pemetaan diagram RACI pada COBIT 5. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa dari 6 proses terpilih pada domain DSS terdapat 4 proses yang mencapai level 1 (performed) dan 2 proses yang berhasil mencapai level 2 (managed process). Tingkat kemampuan manajemen TI yang diharapkan berada pada level 3 sehingga GAP muncul di semua domain yang bermakna saat ini organisasi belum sepenuhnya mengimplementasikan proses yang ditetapkan untuk mencapai tujuan proses. Dari seluruh rangkaian penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa diperoleh nilai level kapabilitas sebesar 1,33 dan terdapat GAP sebesar 1,67 untuk mencapai level yang diharapkan. Dalam penelitian ini disampaikan rekomendasi untuk meningkatkan kapabilitas proses sehingga BKKBN Propinsi Jawa Barat dapat mencapai tingkat kapabilitas yang diharapkan.


This chapter offers best practices, methods, and strategies for evaluating and assessing coaching services once they have been implemented. In order to determine the extent to which the coaching services that have been implemented are impacting retention, a comprehensive assessment combined with thoughtful analysis of the assessment data must be undertaken on a regular and continuous cycle. The Kirkpatrick and Kirkpatrick (2006) four-level assessment model to evaluate the impact and effectiveness of the selected coaching program on an annual basis, for either an outsourced coaching service or an internal coaching unit or department, is the recommended approach detailed in this chapter. The four levels of the assessment are as follows: Level 1 of the assessment will measure student reactions to the coaching services; Level 2 will assess student learning through the use of pre- and post-coaching assessments; Level 3 will assess transfer of knowledge and skills; and Level 4 will assess the impact and results as a result of the coaching program. The chapter provides advice and discussion about when to conduct each level of the four-part assessment model and a comprehensive sample assessment that can be modified to fit the needs of a wide variety of programs and institutions.


2021 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
pp. 29-40
Author(s):  
Yopie Noor Hantoro ◽  
Suryarini Widodo

Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bogor merupakan salah satu organisasi perangkat daerah yang telah menerapkan sistem informasi dalam melayani kebutuhan masyarakat melalui program Bogor Career Center (BCC). Sebuah tata kelola Teknologi Informasi (TI) yang memadai diperlukan untuk memaksimalkan program ini diperlukan sehingga memberikan hasil yang maksimal dan sesuai dengan tujuan organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap tata kelola TI pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bogor dan memberikan rekomendasi perbaikan tata kelola. Metode yang digunakan mengacu pada Process Assessment Model (PAM) kerangka kerja COBIT 5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa domain tingkat kapabilitas proses TI yang sesuai dengan prioritas organisasi adalah EDM01, EDM02, EDM04, EDM05, DSS01, DSS02, DSS03, DSS04, DSS06 dan MEA01. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa domain MEA01 berada pada tingkat kapabilitas 0 (incomplete process) yang artinya proses tidak diimplementasikan atau gagal mencapai tujuan prosesnya. Sedangkan sisanya berada pada tingkat kapabilitas 1 (performed process) yang artinya proses telah diimplementasikan dan mencapai tujuan prosesnya. Sedangkan tingkat kapabilitas yang diharapkan adalah pada level 3 (established process) yang artinya proses memiliki dokumentasi terhadap proses baik pada perencanaan, kebijakan, standar dan dokumen kinerja.


Author(s):  
I Nyoman Sujana Saputra ◽  
Budi Yuwono

Maintaining the service performance was the responsibility of the service company. As an organization providing telecommunications network services both satellite and terrestrial networks, decreasing service performance was an indication of IT governance problems in the organization. For understanding the extent of the IT governance in the organization, the assessment of capability level was required. COBIT 5 was the framework for assessing IT processes capability level and combined with the ITIL V3 2011 framework. This research methodology begins with problem identification in the organization, determining the ITIL V3 2011 service lifecycle 2011 related to the problem, and mapping ITIL V3 2011 processes with COBIT 5 processes. The mapping results obtained IT processes of COBIT 5 and then selected based on their relevance to the organization's problems and assessed its capability level using the PAM (Process Assessment Model) method which refers to the ISO/IEC 15504 standard. By defining a target of capability level, it can be performed gap analysis, prioritized process improvement, determined KPI (Key Performance Indicators), and provided recommendation activities of each IT process. Based on the assessment of 12 IT processes capability showed that the capability level of IT processes in the organization is level 1 (performed) with 8 processes and level 2 (managed) with 4 processes. To improve it, COBIT 5 has provided guidance and recommendations for each IT process activity.


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Megawati Megawati ◽  
Eva Khasana

DASI-JR (Data Korporasi) merupakan sistem informasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan operasional pada PT. XYZ dalam mengelola data-data yang terintegrasi antara data-data iuran wajib, sumbangan wajib, pelayanan, dan keuangan. DASI-JR terintegrasi dengan data-data yang berada di kantor Perwakilan, kantor Cabang dan data-data yang berada di kantor Pusat. Adapun permasalahan dalam penggunaan sistem DASI-JR yaitu petugas sering salah dalam menginputkan nomor urut resi pembayaran IWKBU (iuran wajib penumpang kendaraan bermotor umum) ke dalam sistem DASI-JR dikarenakan dalam penginputan no urut resi masih dilakukan secara manual dan sistem DASI-JR masih dirasa lambat untuk diakses karena sering terjadi permasalahan jaringan. Dalam penelitian ini domain proses yang digunakan adalah DSS03 (Manage Problems) dan responden ditentukan dengan menggunakan RACI chart (responsible, accountable, consulted and informed). Dari hasil analisis yang telah dilakukan berdasarkan COBIT 5 Process Assessment Model (PAM), tingkat kapabilitas proses manage problems pada sistem DASI-JR berada pada level 2 sebesar 77,35% dengan status Largely Achieved (L). Hal ini menunjukkan bahwa kriteria secara garis besar sudah tercapai, dan telah terdapat fakta atau bukti atas pendekatan sistematis dan pencapaian yang signifikan atas kriteria tersebut, namun masih ada beberapa kelemahan. Untuk meningkatkan level kapabilitas pada PT. XYZ, diberikan usulan rekomendasi perbaikan berdasarkan proses-proses dari setiap atribut yang ada.Kata Kunci: COBIT 5, DASI-JR,


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 9-18
Author(s):  
Sarmini - Sarmini

Departemen TI menghadapi beberapa kendala antara lain kurangnya alokasi anggaran bagi organisasi / lembaga dalam memenuhi infrastruktur TI, dan infrastruktur yang ada tidak sesuai dengan strategi bisnis organisasi. Dapat disimpulkan bahwa infrastruktur TI merupakan salah satu sumber permasalahan dalam pengelolaan TI. Mengelola sumber daya TI sesuai dengan standar yang berlaku untuk pemanfaatan TI di organisasi / lembaga merupakan salah satu poin penting agar pemanfaatan TI mencapai tujuan perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai sejauhmana proses optimasi sumber daya TI di Universitas Amikom Purwokerto. Kerangka COBIT digunakan untuk proses penilaian; Kerangka ini memiliki beberapa manfaat. TI dapat diciptakan dan dioptimalkan serta terwujudnya keseimbangan manfaat dan tingkat risiko serta penggunaan sumber daya TI. Dari hasil evaluasi tersebut, saat ini tingkat kapabilitas proses Ensure Resource Optimization di Universitas Amikom Purwokerto berada pada level 2 (Managed Process). Hal ini menunjukkan bahwa Universitas Amikom Purwokerto telah melaksanakan, merencanakan, memantau dan menyesuaikan proses optimalisasi sumber daya TI dan produk yang dihasilkan telah terdefinisi, dikendalikan, dan dipelihara dengan baik. Proses optimalisasi sumber daya TI di Universitas Amikom Purwokerto dipastikan sesuai dengan target level yang diharapkan, sehingga perlu dibuat SOP untuk mencapai persyaratan level 3 sesuai dengan rekomendasi yang diberikan.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 101-106
Author(s):  
Muhammad Kamal Sani Firdaus

Kemungkinan adanya ancaman dan risiko TI (Teknologi Informasi) yang muncul seiring dengan penerapan IT Governance dapat menganggu proses bisnis yang berjalan. Hal ini penting bagi suatu perusahaan untuk menerapkan manajemen risiko TI. Dalam penerapannya, PLN P2B  didukung oleh Divisi Teknologi Informasi dan Telekomunikasi sebagai penyedia layanan TI. Diketahui permasalahan yang sedang dialami PLN P2B adalah insiden kehilangan data yang diakibatkan adanya kegagalan dalam migrasi data ketika PLN P2B mengupgrade server dari 3-node clusters menjadi 6-node clusters. Oleh karena itu, diperlukan adanya evaluasi terhadap manajemen risiko TI sesuai dengan standar yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kapabilitas manajemen risiko TI menggunakan metodologi Process Assessment Model (PAM) COBIT 5 yang terdiri dari tahapan Initiation, Planning the Assesment, Briefing, Data Collection, Data Validation, Process Attribute Level dan Reporting the Result. Hasil dari penelitian ini menunjukan tingkat pengelolaan risiko dan pengoptimalan risiko saat ini berada pada level 3 (Established Process) dan berdasarkan hasil penilaian risiko terdapat 6 risk issue yang tingkat risikonya di atas batas risk appetite. Sehingga PLN P2B direkomendasikan untuk menerapkan dan mengemb    angkan DRP (Disaster Recovery Plan) berdasarkan kerangka kerja yang didesain untuk mengurangi dampak terhadap fungsi dan proses bisnis utamanya. Selain itu PLN P2B direkomendasikan menentukan dan mengimplementasikan langkah pengamanan fisik sesuai dengan persyaratan. Salah satunya dengan menempatkan database server di tempat yang aman. Dengan demikian diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan PLN P2B dalam melakukan perbaikan tata kelola TI agar dapat berjalan lebih optimal.


2020 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
pp. 764-774
Author(s):  
Erika Nachrowi ◽  
Yani Nurhadryani ◽  
Heru Sukoco

The implementation of E-government evaluation is already a necessity to know the level of process of governance and management of service and provide improvement suggestions for quality improvement. Evaluation of the governance and management of services at the Directorate Institutional, Directorate General of Higher Education using the COBIT 2019, by measuring the capability process level based on the design factor which recommends improvement priorities in the 11 domain COBIT 2019 and the level of user satisfaction of service applications using the E-govqual model. IT capability level assessment results have 3 levels 0 processes or no existing approaches, 6 levels 1 processes or incomplete approaches, 1 level 2 process or initial approach fulfils the intent of the practice area and 1 Process level 3 or achievement of objectives is much more organized. Service Satisfaction rate measurement get 3 criteria in Quadrant A or priority improvement, 13 criteria in quadrant B or maintained, 12 criteria in quadrant C or less priority and 3 criteria in Quadrant D or less expected. Repair recommendations are compiled based on the SWOT model, referring to COBIT 2019 and ITIL 4. The results of the recommendation include increased competency of human resources and integrate services with PDDIKTI.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document