scholarly journals Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Secara Topikal Efektif pada Kepadatan Kolagen Masa Penyembuhan Luka Insisi Tikus Putih

2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 119
Author(s):  
Ricky Eka Sucita ◽  
Iwan Sahrial Hamid ◽  
Faisal Fikri ◽  
Muhammad Thohawi Elziyad Purnama

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol kayu secang (Caesalpinia sappan L.) secara topikal dapat mempercepat kepadatan kolagen pada penyembuhan luka insisi tikus putih (Rattus norvegicus). Sebanyak 20 ekor tikus jantan dibagi secara acak menjadi lima kelompok, yakni: kontrol negatif (K-) yang diberi basis salep, kontrol positif (K+) yang diberi salep povidone iodine 10%, kelompok perlakuan (P1; P2; P3) yang diberi salep ekstrak kayu secang 6.5%; 15%; 30%. Perlakuan diberikan pada daerah luka secara topikal sekali sehari selama 14 hari. Data hasil skoring histopatologi diuji dengan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney. Kepadatan kolagen luka insisi kelompok P1 berbeda signifikan dengan kelompok P2, P3, K-, dan K+, dan tidak ada kelompok yang berbeda secara signifikan selain itu. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan rata-rata kepadatan kolagen pada kelompok P1 adalah dosis optimal.

2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 101
Author(s):  
Dinda Dwi Prastika ◽  
Boedi Setiawan ◽  
Amung Logam Saputro ◽  
Ira Sari Yudaniayanti ◽  
Prima Ayu Wibawati ◽  
...  

Luka eksisi adalah luka yang permukaan kulit dan lapisan bawahnya akan terpotong sampai kedalaman yang bervariasi dapat terjadi secara sengaja atau tidak sengaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh chitosan kulit udang terhadap kepadatan kolagen dalam proses penyembuhan luka eksisi pada tikus putih. Sebanyak dua puluh ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan dibagi ke dalam lima kelompok perlakuan yaitu K- luka eksisi dengan pemberian basis salep, K+ (luka eksisi+10% povidone iodine), P1 (luka eksisi+salep chitosan kulit udang 1.5%), P2 (luka eksisi+udang salep kulit kitosan 2.5%), dan P3 (luka eksisi+kitosan kulit udang 5%). Hasil perhitungan persentase kepadatan kolagen dianalisis oleh Kruskal-Wallis yang menunjukkan perbedaan signifikan (p<0.05) dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney U. Kelompok K+, K- dan P1 memiliki perbedaan signifikan dalam kepadatan kolagen pada P2, dan kelompok P3 (p<0.05). Kesimpulan dari penelitian ini kitosan berpengaruh terhadap kepadatan kolagen dengan dosis 5%.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 39-43
Author(s):  
Ratna Widyawati ◽  
◽  
H. Bagus Uda Palgunadi ◽  
Reissa Yunia ◽  
◽  
...  

This study aimed to determine the effect of snakehead fish extracts (Channa striata) and turmeric extract (Curcuma domestica) towards incision wound healing in rats (Rattus norvegicus). Twenty-four male rats, aged 8-week-old, 200-300 grams of body weight divided into 4 groups: control (P0), treatment with povidone iodine as positive control (P1), treatment with snakehead fish extract (P2) and treatment with turmeric extract (P3). The rats were given premedication consisting of acepromazine 0.5 mg kg / BW and atropine 10 mg / kg BW. The rats were then anesthetized using ketamine 0.1 mg / kg BW. An incision was made on each rats’ back area along 2 cm with 0.05 mm depth and observed for 14 days. Observations were carried out every day with data collection at <7 days, 7-14 days, and 14 days. The One-Way ANOVA statistical analysis resulted that the wound fluid parameters and the duration of wound healing showed no significant difference between P0, P1, P2 and P3. This study concluded that the administration of povidone iodine, snakehead fish extract, and turmeric extract influenced the healing of incision wounds in rats.


Author(s):  
Umi Calsum ◽  
Akhmad Khumaidi ◽  
Khildah Khaerati

Jawa bark (Lannea coromandelica) is a part of the plant that can be used empirically for handling wounds. This study aims to determine the activity of ethanol extract of Jawa bark on healing wound and determine the effective dose compared with povidone iodine. The test animals used were white rats (Rattus norvegicus L.) consisting of 5 groups, namely negative control (vaseline without extract), positive control (povidone iodine), dose of 250 mg/kg BW, dose of 500 mg/kg BW, dose of 750 mg/kg BW. Each rat made an incision in the area parallel to the spine with 2 cm long and 2 mm deep. Measuring the length of the wound was done every day for 14 days. The data obtained were analyzed statistically using One Way Anova and followed by Post Hoc Duncan test. Statistical results showed that the ethanol extract of Jawa bark has an activity in curing slice where the effective dose is a dose of 500 mg/kg BW with a wound healing time of 12 days.


2018 ◽  
Author(s):  
Ratu Safitri ◽  
Ani Melani Maskoen ◽  
Mas Rizky Anggun Adipurna Syamsunarno ◽  
Mohammad Ghozali ◽  
Ramdan Panigoro

2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 25
Author(s):  
Rizka Wulan Cahya ◽  
Ira Sari Yudaniayanti ◽  
Prima Ayu Wibawati ◽  
Maya Nurwartanti Yunita ◽  
Nusdianto Triakoso ◽  
...  

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis) terhadap kepadatan serabut kolagen dalam penyembuhan luka eksisi pada tikus putih (Rattus norvegicus). Dua puluh ekor tikus jantan dibagi secara acak menjadi lima kelompok, terdapat kontrol negatif (K-) yang diberikan basis salep, kontrol positif (K+) yang diberikan povidone iodine 10%, kelompok perlakuan (P1, P2, P3) yang diberikan salep ekstrak daun sukun 6,25%; 12,5%; dan 25%. Terapi diberikan sekali sehari selama empat belas hari. Hasil uji nonparametrik Kruskal-Wallis menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05) dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. kelompok kepadatan kolagen P1, P2, dan P3 tidak berbeda nyata (p>0,05), tetapi berbeda nyata dengan kelompok K- dan K+. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak daun sukun efektif untuk meningkatkan kepadatan kolagen dalam proses penyembuhan luka eksisi.


2017 ◽  
Vol 3 (6) ◽  
pp. 497
Author(s):  
Ratu Safitri ◽  
Lelani Reniarti ◽  
Madihah Madihah ◽  
Lila Delia ◽  
Mas Rizky A.A Syamsunarno ◽  
...  

This research was carried out to detect the effect of Sappan Wood Extract (Caesalpinia sappan), Wheat grass and Vitamin E Treatment on the liver structure of iron overload rat (Rattus norvegicus).The method of experimental used Completely Random Design (CRD in triple repetition. The treatment had been carried out orally. Iron dextran with total dose of 1.5 g kg-1 of body were given to rat on the first, fourth, seventh, ten and thirteenth day. Sappan Wood Extract (Caesalpinia sappan)200 mg kg-1 bw, 400 mg kg-1 bw, Wheat grass extract 100 mg kg-1 bw and Vitamin E 60 mg kg-1 bw were given to rat everyday for 15 days. At the seventeenth, rat were killed and their liver were taken. The observed parameters are morphological abnormality including the colour, the contour, ratio between liver weight and body weight as well as histological destruction. The result showed iron dextran treatment was proved the abnormality on morphological and histological desruction. Futhermore, Sappan Wood Extract (Caesalpinia sappan), Wheat grass and Vitamin E Treatment can decrease the morphological abnormality and the liver histological destructionon of iron overload rat. Keywords: Sappan Wood Extract, Wheat grass, Vitamin E, Iron, Morphological abnormality, Histological destruction


2021 ◽  
Vol 32 (2) ◽  
pp. 60
Author(s):  
Efin Windi Dayanti ◽  
Arimbi Arimbi ◽  
Maya Nurwartanti Yunita ◽  
Hani Plumeriastuti ◽  
Muhammad Thohawi Elziyad Purnama ◽  
...  

Luka eksisi adalah luka yang disebabkan akibat terpotongnya jaringan oleh benda yang tajam (Partogi, 2008). Kitosan mampu sebagai zat dalam penyembuhan luka salah satunya dalam proses angiogenesis. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas salep kitosan dari limbah kulit udang terhadap angiogenesis dalam penyembuhan luka eksisi pada tikus putih jantan. Sebanyak dua puluh ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan dibagi ke dalam lima kelompok perlakuan yaitu K+ luka eksisi dengan pemberian povidone iodine, K- luka eksisi dengan pemberian salep tanpa kitosan, P1 luka eksisi dengan pemberian salep kitosan 1,5%, P2 luka eksisi dengan pemberian salep 2,5% dan P3 luka eksisi dengan pemberian salep kitosan. Terapi diberikan sehari sekali selama tujuh hari. Hasil data rata-rata jumlah pembuluh darah baru dianalisis dengan uji Anova yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0,05) dan dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Differences). Kelompok P1 dan P2 tidak memiliki perbedaan yang nyata, tetapi berbeda nyata dengan kelompok K+, K- dan P3. Kesimpulan dari penelitian ini kitosan efektif dalam meningkatkan jumlah pembuluh darah baru pada proses penyembuhan luka eksisi.


2021 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 195-200
Author(s):  
Agus Purnomo ◽  
Muhammad Thohawi Elziyad Purnama ◽  
Faisal Fikri

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi khasiat sediaan topikalekstrak etanol kayu secang (Caesalpinia sappan L.) padakepadatan kolagen tikus albino dengan luka insisi. Sebanyak 20 ekor tikus albino jantan dibagi secara acak menjadi lima kelompokdengan masing-masing empat ulangan,yakni(K-) diberi basis salep, (K+) diberi povidone iodine 10%, (P1, P2, P3) diberi salep ekstrak kayu secang konsentrasi 6,5%, 15%, dan 30%. Luka insisi dilakukan sepanjang 1 cm pada daerah dorsal. Terapidiberikan pada luka sekali dalam sehari selama 14hari. Jaringan kulit dipreservasi dan diperiksa dengan pewarnaan rutin Hematoksilin Eosin (HE). Data didapat dengan cara skoring laludianalisisdengan uji Kruskal-Wallisdilanjutkan dengan uji Mann-Whitney(p<0,05).Hasil kepadatan kolagen padaP1 menunjukkan perbedaan signifikan (p<0,05) denganK-, K+, P2, dan P3.Sementara itu tidak ada perbedaan signifikan (p>0,05) antara K-, K+, P2 dan P3. Dapat disimpulkan bahwa konsentrasi ekstrak etanol kayu secang6,5% dapat meningkatkan rata-rata kepadatan kolagen tikus albino dengan luka insisi. Kata kunci: kayu secang, kolagen, luka insisi


2021 ◽  
Vol 6 (12) ◽  
pp. 6478
Author(s):  
Zulfiawan Zulfiawan ◽  
Kamaluddin Kamaluddin ◽  
Irsan Saleh ◽  
Theodarus Theodarus ◽  
Salni Salni ◽  
...  

Daun rambai Baccaurea dulkis Muell. Arg. merupakan salah satu tumbuhan khas kalimatan tengah dan kalimatan selatan yang daunnya secara empiris dapat digunakan masyarakat sebagai obat luka serta penghilang bekas luka pada kulit. Tujuan dari penelitian ini untuk menilai efektivitas ekstrak etanol daun rambai (Baccaurea dulkis Muell. Arg) Penelitian ini bertujuan untuk menilai efek topikal ekstrak daun rambai Baccaurea dulkis Muell. Arg. Arg terhadap kadar TGF-β1 pada fase inflamasi akut luka sayat tikus (Rattus norvegicus) Jantan galur Wister. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental laboratorium in vivo, dengan metode pre and post test only pada tikus Wister. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan oktober tahun 2020. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Biomolekuler dan Animal House Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang. Subjek penelitan berupa tikus putih wister dengan jenis kelamin jantan yang dibagi ke dalam 5 (lima) kelompok perlakuan secara random, yaitu kelompok kontrol negatif (aquades), kelompok kontrol positif (povidone iodine), kelompok ekstrak daun rambai konsentrasi 1%, kelompok ekstrak daun rambai 2% dan kelompok kelompok konsentrasi 4%. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistic menggunakan SPSS versi 19 dengan Uji uji parametrik, uji T berpasangan (paired t-test) uji T tidak berpasangan (Independen t-test) atau Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukan waktu penyembuhan luka sayat tikus putih jantan pada hari ke 3 konsentrasi ekstrak etanol daun Baccaurea dulkis Muell.Arg. 2% dan 4% tidak berbeda bermakna dengan efektivitas Povidone Iodine dan pemberian daun rambai pada tikus luka sayat dengan Povidone Iodine dilihat dari kadar rerata TGF-β 1 pada penyembuhan luka. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna kadar rerata TGF-β1 pada tikus luka sayat dengan penggunaan daun rambai dengan Povidone Iodine pada penyembuhan luka


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document