scholarly journals Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Rambai (Baccaurea Dulkis Muell.Arg) Terhadap Penyembuhan Luka Sayat dan Ekspresi Tgf-Β1 Pada Tikus Putih Jantan

2021 ◽  
Vol 6 (12) ◽  
pp. 6478
Author(s):  
Zulfiawan Zulfiawan ◽  
Kamaluddin Kamaluddin ◽  
Irsan Saleh ◽  
Theodarus Theodarus ◽  
Salni Salni ◽  
...  

Daun rambai Baccaurea dulkis Muell. Arg. merupakan salah satu tumbuhan khas kalimatan tengah dan kalimatan selatan yang daunnya secara empiris dapat digunakan masyarakat sebagai obat luka serta penghilang bekas luka pada kulit. Tujuan dari penelitian ini untuk menilai efektivitas ekstrak etanol daun rambai (Baccaurea dulkis Muell. Arg) Penelitian ini bertujuan untuk menilai efek topikal ekstrak daun rambai Baccaurea dulkis Muell. Arg. Arg terhadap kadar TGF-β1 pada fase inflamasi akut luka sayat tikus (Rattus norvegicus) Jantan galur Wister. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental laboratorium in vivo, dengan metode pre and post test only pada tikus Wister. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan oktober tahun 2020. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Biomolekuler dan Animal House Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang. Subjek penelitan berupa tikus putih wister dengan jenis kelamin jantan yang dibagi ke dalam 5 (lima) kelompok perlakuan secara random, yaitu kelompok kontrol negatif (aquades), kelompok kontrol positif (povidone iodine), kelompok ekstrak daun rambai konsentrasi 1%, kelompok ekstrak daun rambai 2% dan kelompok kelompok konsentrasi 4%. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistic menggunakan SPSS versi 19 dengan Uji uji parametrik, uji T berpasangan (paired t-test) uji T tidak berpasangan (Independen t-test) atau Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukan waktu penyembuhan luka sayat tikus putih jantan pada hari ke 3 konsentrasi ekstrak etanol daun Baccaurea dulkis Muell.Arg. 2% dan 4% tidak berbeda bermakna dengan efektivitas Povidone Iodine dan pemberian daun rambai pada tikus luka sayat dengan Povidone Iodine dilihat dari kadar rerata TGF-β 1 pada penyembuhan luka. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna kadar rerata TGF-β1 pada tikus luka sayat dengan penggunaan daun rambai dengan Povidone Iodine pada penyembuhan luka

2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 479-489
Author(s):  
Hetti Rusmini ◽  
Devita Febriani Putri ◽  
Hidayat Hidayat ◽  
Dhani Risandy

Latar Belakang: Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi tubuh yang mengalami peningkatan kadar kolesterol di atas ambang normal (<200 mg/dL). Hiperkolesterolemia dapat terjadi karena gaya hidup (life style) yang tidak sehat, mulai dari pola makan yang tidak seimbang sampai kurangnya aktivitas olah raga. Hiperkolesterolemia merupakan faktor risiko utama terjadinya arterosklerosis dengan salah satunya adanya kenaikan Low Density Lipoprotein (LDL). Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental murni menggunakan rancangan penelitian pre and post test with group design. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah 25 ekor tikus Galur Wistar jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Data dianalisa dengan uji Paired T-Test dan Anova. Hasil Penelitian: Pada penelitian ini, dari 5 kelompok sampel didapatkan hasil dengan analisa Paired T-Test, didapatkan peningkatan yang bermakna (p<0,05) kadar LDL setelah pemberian diet tinggi lemak pada kelompok negatif (p=0,025), kelompok perlakuan 2 (p= 0,001), dan kelompok perlakuan 3 (p=0,001). Pada perlakuan setelah pemberian madu randu, terdapat penurunan yang bermakna (p<0,05) kadar LDL pada 2 kelompok yaitu pada kelompok perlakuan 2 (p=0,026), dan kelompok perlakuan 3 (p=0,092). Dengan analisa Anova, didapatkan perbedaan yang bermakna pada perlakuan setelah pemberian diet tinggi lemak dan setelah pemberian madu randu dengan nilai p yang sama yaitu p=0,001 (P<0,05). Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang berpengaruh pada pemberian madu randu terhadap kadar LDL pada tikus galur wistar yag diberi diet tinggi lemak.


2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 63-68
Author(s):  
Thatit Nurmawati ◽  
Nawang Wulandari

Komplikasi diabetes mellitus dapat muncul secara akut dan kronis dimana dapat timbul beberapa bulan atau beberapa tahun sesudahnya, sehingga diperlukan penatalaksanaan yang tepat untuk meningkatkan kualitas penderitanya dengan melakukan pengenadalian glukosa darah. Pemanfaatan tanaman yakon dapat menurunkan kadargula darah diantaranya bagian umbi dan daun. Umbi yakon mengandung karbohidrat dan polyphenol, sedangkan daun Yakon mengandung komponen phenol yang terdiri dari chlorogenic, caffeic dan ferulic, dapat memperbaiki sel β di pankreas sehingga dapat meningkatkan sekresi insulin. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan seduhan daun Yakon dan cairan dari umbi terhadap kadar gula darah tikus putih yang terinduksi streptozotocin. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain Quasy Eksperimental Pre-Post Test With Control Group design. Populasi penelitian adalah tikus putih (Rattus norvegicus) sebanyak 16 ekor. Tikus dibagi menjadi dua kelompok, 8 ekor tikus pertama diberikan cairan dari umbi 100mg/kgBB/hari dan 8 ekor tikus kedua diberikan seduhan daun yakon 14ml 2xsehari, keduanya diberikan selama 3 hari. Pengambilan darah post pada 1 hari setelah perlakuan. Pengukuran kadar gula darah menggunakan Blood glucose test meter Gluco Dr. Analisa data dengan Paired t-test dan Independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh seduhan daun yakon terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih dengan p 0,000 dan juga ada pengaruh umbi yakon terhadap penurunan gula darah dengan p 0,012. Dari dua kelompok umbi dan seduhan daun yakon tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap penurunan kadar gula darah dengan p 0,294. Pemberian seduhan daun Yakon dan umbi yakon diharapkan dapat menjadi solusi dan pengobatan alternaif dalam menurunkan kadar gula darah.


2014 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 706-714
Author(s):  
Rani Pramesti ◽  
Nurmasari Widyastuti

Latar Belakang: Stres oksidatif yang disertai dengan peningkatan kadar kolesterol, akan memicu oksidasi LDL yang akan memperburuk inflamasi dan aterosklerosis sehingga dapat menyebabkan Penyakit Jantung Koroner (PJK). Flavonoid dapat memperbaiki fungsi endotel pembuluh darah, mengurangi kepekaan LDL terhadap pengaruh radikal bebas dan dapat menurunkan kadar lipid darah. Salah satu sayuran yang mengandung flavonoid berupa quercetin yang bisa dimanfaatkan adalah daun ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus daun ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam) terhadap kadar kolesterol LDL tikus wistar jantan (Rattus norvegicus) yang diberi pakan tinggi lemak. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian true eksperimental dengan rancangan penelitian pre-post test with control group design  dengan 12 ekor tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang dibagi menjadi dua kelompok. Pada saat intervensi, kedua kelompok mendapatkan pakan standar BR-2 sebanyak 12 mg/200grBB/hari. Kelompok kontrol hanya diberi pakan standar dan kelompok perlakuan diberi jus daun ubi jalar dengan dosis 0.006 ml/grBB/hari selama 14 hari. Pengukuran serum kolesterol LDL dilakukan sebanyak tiga kali yaitu setelah aklimatisasi, setelah pemberian pakan tinggi lemak dan setelah pemberian jus daun ubi jalar. Cara pengukuran dengan metode pemeriksaan CHOD-PAP. Data dianalisis dengan uji Paired t-test, Independen t-test, Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil: Kadar kolesterol LDL pada kelompok perlakuan menunjukkan sebanyak 4 tikus mengalami penurunan, rerata penurunan sebesar 5.44 mg/dl sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 4 tikus mengalami peningkatan, rerata peningkatan sebesar 4.79 mg/dl. Tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0.05) pada perubahan kadar kolesterol LDL antar kelompok.Kesimpulan: Pemberian jus daun ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam) sebanyak 0,006 ml/grBB/hari selama 14 hari tidak dapat menurunkan kadar kolesterol LDL tikus Wistar jantan (Rattus norvegicus) yang diberi pakan tinggi lemak 


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 118-125
Author(s):  
Susanti Arisonya ◽  
Gunawan Wibisono ◽  
Grahita Aditya

Ulserasi mukosa mulut sering terjadi biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan agak cekung dan tepi kemerahan, serta disertai rasa sakit. Berdasarkan penelitian yang sebelumnya kunyit memiliki zat anti inflamasi yang dapat membantu mempercepat proses penyembuhan ulserasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kunyit (curcuma domestica) terhadap ulserasi mukosa mulut Rattus Norvegicus secara in vivo. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu dengan rancangan the post test- only control group design dengan hewan coba Rattus Norvegicus. Dalam penelitian ini terdapat 2 kelompok perlakuan, yaitu satu kelompok kontrol negatif, satu kelompok perlakuan dengan ekstrak kunyit. Pengambilan data berdasarkan pengamatan histopatologi dan klinis terhadap peningkatan jumlah makrofag dan pengukuran diameter ulkus. Hasil penelitian berdasarkan uji perbandingan antara kedua kelompok dengan uji Independen T-test menunjukkan bahwa jumlah makofag dari hari ke 1 sampai hari ke 3, 7, 10 terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol negatif yaitu p<0,05 dan perbandingan pengukuran diameter dari hari ke 1, 3, 7, 10 tidak terdapat perbedaan yang bermakna anatara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol negatif p>0,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahawa ekstrak kunyit (curcuma domestica) berpengaruh terhadap penyembuhan ulserasi mukosa mulut dilihat berdasarkan peningkatan jumlah makrofag dan pengecilan diameter ulserasi.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 408-414
Author(s):  
Yesi Nurmalasari ◽  
Rakhmi Rafie ◽  
Efrida Warganegara ◽  
Indah Mulia Herwisdiane

Latar Belakang:Hiperglikemia adalah suatu kondisi medis berupa peningkatan kadar glukosa darah melebihi kadar normal yang menjadi karakteristik beberapa penyakit terutama diabetes melitus. Salah satu cara untuk menurunkan kadar glukosa darah yaitu dengan ekstrak alami tanaman habbatussauda (Nigella sativa). Habbatussauda (Nigella sativa) mengandung thymoquinone yang dapat meningkatkan sensitivitas insulin di dalam jaringan tubuh dan juga dapat memperbaiki kerusakan sel-β pankreas sehingga meningkatkan sekresi insulin. Tujuan:Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak habbatussauda (Nigella sativa) terhadap kadar glukosa darah tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan yang diinduksi aloksan sebagai upaya preventif hiperglikemia. Metode : Penelitian eksperimental murni pre and post test with control group design. Sampel yang digunakan sebanyak 25 ekor tikus jantan dibagi menjadi 5 kelompok. Hasil : Nilai rerata ± SD GDP sebelum perlakuan, setelah diinduksi aloksan dan setelah perlakuan pada KM (126 ± SD 3,53), (128 ± SD 3,24), dan (124,6 ± SD 8,47), pada KN (121,6 ± SD 7,12), (182,2 ± SD 18,11), dan (149 ± SD 14,90), pada KP (122 ± SD 3,536), (161,8 ± SD 6,76), dan (108,4 ± SD 9,52), pada P1 (123,80 ± SD 4,65), (139,8 ± SD 1,48), dan (100,8 ± SD 5,40), dan pada P2 (122,6 ±SD 3,36), (164 ±SD 9,13), dan (112,2 ± SD 4,71). Uji Paired T-test menunjukkan peningkatan kadar glukosa darah yang bermakna (p


2020 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
pp. 118-124
Author(s):  
Monica Regina Ngantung ◽  
Rita Dewi ◽  
Jojor Lamsihar Manalu

Pendahuluan: Hiperlipidemia merupakan penyebab 18% penyakit kardiovaskular dan 56% penyakit jantung iskemik di seluruh dunia. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2017, penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian pertama di seluruh dunia. Pada perannya terhadap penyakit kardiovaskuler, teh hijau dan teh hitam dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif dalam menurunkan kadar trigliserida.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo. Penelitian ini menggunakan 16 tikus Rattus norvegicus galur Sprague-Dawley yang telah dikondisikan menjadi hiperlipidemia dengan minyak babi dan kuning telur puyuh mentah dan dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan yaitu kelompok teh hijau dan teh hitam. Perlakuan dilakukan selama 17 hari dan pengecekan trigliserida dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan menggunakan alat dan strip test merek Lipid Pro. Data dikumpulkan dan dianalisis menggunakan uji Saphiro-Wilk, paired t-test, dan unpaired t-test.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa data berdistribusi normal (uji Saphiro-Wilk p>0,05). Perlakuan teh hijau dan teh hitam selama 17 hari menyebabkan terjadinya penurunan trigliserida yang signifikan (uji paired t-test p<0,05), terdapat perbedaan efektivitas penurunan trigliserida antar kelompok perlakuan (Uji unpaired t-test p<0,05).                                                                                                                                            Simpulan: Terdapat penurunan trigliserida tikus yang bermakna pada pemberian teh hijau maupun teh hitam. Teh hijau lebih efektif dibandingkan dengan teh hitam dalam menurunkan kadar trigliserida Rattus norvegicus model hiperlipidemia.


Author(s):  
Yunita Liana ◽  
Yofa Anggriani Utama

Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Proses penyembuhan tidak hanya terbatas pada proses regenerasi yang bersifat lokal, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh oleh banyak faktor, salah satunya adalah jenis obat-obatan. Penyembuhan luka adalah suatu bentuk proses usaha untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi pada kulit. Salah satu tanaman yang berpotensi terhadap penyembuhan luka adalah tanaman betadine. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pemberian ekstrak daun betadine terhadap ketebalan jaringan granulasi dan jarak tepi luka sayat tikus putih (Rattus norvegicus). Desain penelitian studi eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian post test only control group design. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomedik Fakultas Teknik Kimia Politeknik Sriwijaya Palembang untuk pelaksanaan ekstraksi dan pembuatan salep ekstrak daun betadine, di Animal House Fakultas Kedokteran Unsri Palembang untuk pemeliharaan dan perlakuan pada tikus putih dan Laboratorium Patologi RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang untuk pemeriksaan jaringan kulit tikus putih. Jumlah sampel 30 tikus putih. Analisis statistik uji homogenitas antar kelompok dengan menggunakan levene test, Independent t-test, Uji One Way Anova untuk mengetahui jaringan granulasi dan jarak tepi luka dilanjutkan dengan uji post hoc multiple comparisons t-test games howel. Hasil uji statistik salep ekstrak daun betadine mempunyai efek yang sama dengan salep madecassol terhadap ketebalan jaringan granulasi dan jarak tepi luka pada luka sayat tikus putih. Dosis yang paling efektif adalah pada dosis 40% salep ekstrak daun betadine. Diharapkan perlu penelitian lanjutan tentang efek daun betadine terhadap protein-protein pada saat proses inflamasi toksisitas dari daun betadine.


2014 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 638-646
Author(s):  
Nidya Witosari ◽  
Nurmasari Widyastuti

Latar Belakang: Peningkatan kadar kolesterol total meningkatkan resiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Daun ubi jalar merupakan bahan makanan yang mengandung polifenol, flavonoid, quercetin, tanin, dan serat yang efektif menurunkan kadar kolesterol total. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian jus daun ubi jalar terhadap kadar kolesterol total serum tikus yang diberi pakan tinggi lemak.Metoda: Penelitian eksperimental dengan pre-post test dilakukan pada 12 tikus wistar jantan (Rattus norvegicus) yang diberi pakan tinggi lemak yang dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu: 1 kelompok kontrol dan 1 kelompok yang diberikan jus daun ubi jalar. Dosis berdasarkan kadar quercetin yaitu sebesar 2 mg/kgBB. Kadar quercetin jus daun ubi jalar dianalisis sehingga diperoleh dosis sebesar 0.006 ml/gBB tikus/ hari. Jus daun ubi jalar diberikan selama 14 hari dengan cara di sonde. Kadar kolesterol total serum ditentukan melalui metode CHOD-PAP. Data dianalisis dengan paired t-test, independent t-test, uji Willcoxon, dan uji Mann-Whitney. Hasil: Pemberian jus daun ubi jalar mampu menurunkan kadar kolesterol total serum. Rerata penurunan kadar kolesterol total sebesar 6,22 mg/dl. Rerata kadar kolesterol total kelompok kontrol mengalami peningkatan sebesar 3,54 mg/dl. Tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0.05) pada perubahan kadar kolesterol totalKesimpulan: Pemberian jus daun ubi jalar sebesar 0.006 ml/gBB/hari selama 14 hari dapat menurunkan kadar serum kolesterol total pada tikus yang diberi pakan tinggi lemak


2014 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 838-847
Author(s):  
Zana Fitriana Octavia ◽  
Nurmasari Widyastuti

Latar Belakang : Kadar trigliserida yang tinggi erat kaitannya dengan penyakit kardiovaskuler. Asupan makanan yang mengandung serat dan antioksidan dapat menangkal pembentukan plak yang menyebabkan timbulnya aterosklerosis yang berdampak pada penyakit kardiovaskuler. Daun ubi jalar mengandung beberapa zat gizi dan senyawa fitokimia seperti serat, vitamin C dan flavonoid  yang berperan dalam menurunkan kadar trigliserida dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus daun ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam.) terhadap kadar trigliserida tikus wistar jantan (Rattus norvegicus) yang diberi pakan tinggi lemak.Metode : Jenis penelitian ini adalah true-experimental dengan rancangan pre-post test with  control group design. Subjek penelitian yang digunakan adalah tikus wistar jantan  yang berusia 8-12 minggu dengan berat rata rata 150-200 gram dan kondisi sehat. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok dengan metode simple randomization, yang terdiri atas kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 subjek. pada kelompok kontrol diberi pakan standar, sedangkan kelompok perlakuan diberi pakan standar dan jus daun ubi jalar dengan dosis 0,006 ml/ gr BB tikus selama 14 hari. Kadar trigliserida ditentukan secara enzimatik dengan metode GPO-PAP. Data dianalisis menggunakan uji paired t-test dan independent t-test.Hasil : Kadar trigliserida pada kedua kelompok setelah intervensi mengalami peningkatan. Rerata peningkatan kadar trigliserida pada kelompok kontrol sebesar 12,28 mg/dl sedangkan pada kelompok perlakuan terjadi peningkatan rerata kadar trigliserida darah sebesar 2,15 mg/dl. Tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0,05) pada perubahan kadar trigliserida antar kelompok.Kesimpulan : Pemberian jus daun ubi jalar dengan dosis 0,006 ml/ gr BB tikus selama 14 hari kurang efektif dalam menurunkan kadar trigliserida pada tikus wistar jantan yang diberi pakan tinggi lemak tetapi berpotensi menghambat kenaikan kadar trigliserida.


Author(s):  
Rima Zanaria ◽  
MT Kamaluddin ◽  
Theodorus Theodorus

Diabetes Mellitus merupakan penyakit epidemik global, cenderung meningkat dengan berbagai kondisi patologis yang menyertainya, sehingga membutuhkan preparat baru yang poten,tidak toksik, efektif dalam  pemberian dan harga terjangkau untuk mengevaluasi efektivitas ekstrak etanol dalam daun salam (Eugenia polyantha) terhadap GLUT 4 di jaringan adiposa dan kadar gula darah puasa tikus putih jantan galur wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi diet tinggi lemak (HFD-dexamethasone. Desain penelitian ini adalah ekperimental, rancangan pre dan post test dengan kelompok kontrol dilakukan di Animal house Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Tiga puluh enam ekor  tikus dengan berat antara 150 - 200 gram secara acak dibagi menjadi 6 kelompok. Setelah di aklimatisasi selama 7 hari dan diinduksi dengan high fat diet 5 ml per oral serta dexamethasone  250 µg/kgbb intraperitoneal selama 35 hari. Kelompok kontrol (-) diberi larutan aquades sebanyak 2 ml, kelompok pertama diberi ekstrak ethanol daun salam dosis 62,5 per kilogram berat badan, kelompok kedua  diberi ekstrak ethanol daun salam dosis 125 mg per kilogram berat badan,  kelompok ketiga diberi ekstrak etanol daun salam dosis 250 mg per kilogram berat badan,  kontrol (+) diberi Pioglithazone dosis 0,02 gram per kilogram berat badan. Semua perlakuan diberikan selama 14 hari. Data diperoleh dengan analisis ANOVA dan post hoct test spss versi 18. Induksi HFD /dexamethasone pada tikus selama 35 hari menujukan peningkatan kadar glukosa darah secara signifikan lalu tikus dieutanasia dengan ketamin 70 mg/kgbb intraperitoneal lalu dilakukan autopsi dan diambil jaringan adiposa. Intervensi ekstrak ethanol daun salam selama 14 hari pada tikus diabetes mellitus efektif meningkatkan kadar GLUT 4 di jaringan adiposa (p<0,05) dibanding kontrol negatif dan Pioglitazone, Ekstrak etanol daun salam dosis 125 mg per kilogram berat badan tikus  merupakan dosis paling efektif dalam meningkatkan GLUT 4 dijaringan adiposa, sedangkan dalam menurunkan kadar gula darah puasa dosis 62,5 mg/kgbb tikus, 125 mg/kgbb tikus,250 mg/kgbb tikus sama efektifnya dengan kontrol positif obat pioglithazone. Ekstrak etanol daun salam  (Eugenia polyantha) berpotensi meningkatkan kadar GLUT 4 di jaringan adiposa tikus dan menurunkan kadar gula darah puasa pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur wistar yang diinduksi HFD/dexametasone. Kata kunci : Ektrak Etanol daun salam, HFD/Dexamethasone, GLUT 4 di jaringan adiposa, in Vivo


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document