scholarly journals PENGARUH PBL TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA PADA SISWA SD

2016 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 186 ◽  
Author(s):  
Ratna Hidayah ◽  
Pratiwi Pujiastuti

<p><strong> </strong><strong> </strong><strong> </strong></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong><em> </em></strong><strong><em> </em></strong></p> <p><strong><em></em></strong>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) pengaruh PBL<em> </em>terhadap keterampilan proses sains; (2) pengaruh PBL<em> </em>terhadap hasil belajar kognitif IPA; (3) pengaruh PBL<em> </em>terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar kognitif IPA secara bersama- sama. Penelitian ini merupakan  penelitian eksperimen semu  dengan <em>pretest-postest control group design. </em>Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas V SD Gugus 3 Kotagede Yogyakarta tahun pelajaran 2014/ 2015. Pengambilan sampel menggunakan teknik <em>Cluster Random Sampling</em>. Data dianalisis dengan <em>independent t-test, </em>uji MANOVA, dan uji kriteria Bonferroni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) PBL berpengaruh positif dan signifikan terhadap keterampilan proses sains; (2)<em> </em>PBL berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar IPA. (3) PBL berpengaruh positif dan signifikan terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar IPA. Keterampilan proses sains dan hasil belajar kognitif IPA di kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 lebih tinggi daripada kelas kontrol. Keseluruhan uji dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PBL berpengaruh positif dan signifikan terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar kognitif IPA.</p><p> </p><p><strong><em>T</em><em> </em><em>HE EFFECT PBL ON SCIENCE PROCESS SKILL AND COGNITIVE LEARNING RESULT OF SCIENCE TO STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL</em></strong></p> <p><strong>Abstract</strong></p><p>This research is aimed to get information about: (1) the effect of PBL on science process skills; (2) the effect of  PBL on the result of cognitive-learning of science and 3) the effect of PBL on science process skill and the result of cognitive-learning of science. This is quasi experiment research employing a pretest-posttest control group design. The research population consisted of five-graders of all elementary schools located in Group 3 of Kotagede in the academic year of 2014/2015. The sample was collected using the cluster random sampling technique. The data were analyzed using the independent t-test, the MANOVA, and Bonferroni criterion. The result of this research informs that: (1) PBL  improved positively and significantly the science process skills; (2) PBL improved positively and significantly science learning result; (3) PBL improved positively and significantly the science process skills and science learning result. The skills of science process and cognitive result of learning of science of the experiment class 1 and 2 are higher than that of the control class. The whole tests and gained results show that PBL positively and significantly improves the skills of science process and the cognitive result of science learning.</p> <p><strong>Keywords</strong><strong>: </strong><em>problem based learning, skills of science process, cognitive learning result of science.</em></p>

2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Mahdian Mahdian ◽  
Almubarak Almubarak ◽  
Nurul Hikmah

This research was about the implementation of the ICARE (Introduction-Connect-Apply-Reflect-Extend) learning model to the science process skills compared to the DI (Direct Instruction) learning model. This research was a quasi-experimental design with nonequivalent control group design. The population was all students of class X MIPA SMAN 4 Banjarmasin with sample consist of 2 classes selected by cluster random sampling, X MIPA 2 as an experimental class and X MIPA 4 as a control class. Data collection techniques were used test (instruments test description question) and observation technique like using the science process skills instrument. Data analysis using t-test obtained tcount larger than ttable at the 0.05 level of significance, ie 5.9 > 2.0, it means that there were a differenct in science process skills aspect between students who had learned with the ICARE learning model and the DI learning model. Students’ science process skills enhancement in the experimental class have a gain value of 0.61 in the medium category and in the control class have a gain value of 0.40 in the medium categoryKeywords: ICARE, science process skill, electrolyte and non electrolyte solution


2021 ◽  
Vol 27 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Rizki Arumning Tyas ◽  
Pujianto Pujianto ◽  
Suyanta Suyanta

This study aimed to determine the achievement of the mastery of science process skills of students who are trained in integrated learning disaster risk reduction efforts. This research is an experimental research design with one sample control group design. The sample in this study were 60 students of 7th grade student in SMP N 2 Cangkringan, Yogyakarta, Indonesia. SMP N 2 Cangkringan is located near Merapi Mountain areas. Science process skills data were obtained using a process skills observation sheet that was filled in by the observer. Data analysis was performed descriptively. The results shows that the scientific process skills profile of students who were trained together with the training of volcanic eruption disaster mitigation increased at each meeting. The most significant improvement was observing, followed by predicting skills, communicating skills, and drawing conclusions


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Kadir Kadir ◽  
Munawir Sadzali

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) terhadap keterampilan problem posing matematis siswa. Penelitian ini dilakukan di SD Al- Zahra Indonesia, untuk tahun akademik 2014/2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan Post-test Only Control Group Design, melibatkan 60 siswa sebagai sampel. Untuk menentukan sampel digunakan teknik cluster random sampling. Pengambilan data menggunakan instrumen seperti tes esai tertulis. Keterampilan problem posing matematis siswa yang mengajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) lebih tinggi daripada keterampilan problem posing matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran klasik (t hitung = 2,01 table t tabel = 2,00 ). Persentase jawaban siswa dari problem posing berdasarkan gambar, tabel dan diagram yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) lebih tinggi daripada siswa yang mengajar dengan model pembelajaran klasik. Kesimpulan hasil penelitian ini bahwa pembelajaran matematika Pecahan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan problem posing matematika siswa.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 243
Author(s):  
Made Dwi Savitri ◽  
I Gusti Putu Sudiarta ◽  
Sariyasa Sariyasa

<p class="JRPMAbstrakTitle">Abstrak</p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs) berbantuan Geogebra berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep  dan disposisi matematika siswa. Penelitian ini merupakan eksperimen dengan post-test only control group design pada populasi yang terdiri 132 siswa kelas VIII SMP Taman Pendidikan 45 Denpasar yang tersebar dalam 4 kelas. Penarikan sampel menggunakan cluster random sampling  dan ditetapkan kelas VIIIA dan VIIIC sebagai sampel penelitian. Data  penelitian berupa data pemahaman konsep dan disposisi matematika dikumpulkan masing-masing dengan tes uraian dan angket yang selanjutnya dianalisis dengan Uji Manova dengan taraf signifikansi 5%. Hasil analisis data menunjukan bahwa  nilai F dari uji wilks lambda sama dengan 5,656, dengan nilai signifikansi 0,023. Jika nilai signifikansi 0,023 dibandingkan dengan alpha 0,05, maka nilai tersebut jauh lebih kecil, sehingga dapat diputuskan Ho ditolak. Oleh karena itu, hasil eksperimen ini menunjukkan bahwa Pendekatan MEAs berbantuan Geogebra berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep dan disposisi matematika siswa.


Vidya Karya ◽  
2020 ◽  
Vol 34 (2) ◽  
pp. 148
Author(s):  
Agung Ma'rufin ◽  
Syahmani Syahmani ◽  
Mella Mutika Sari

Abstract.  This study aims to determine the differences in learning outcomes and students' science process skills between classes using PBL models based on virtual simulations, PBL models based on practicum, and conventional learning. This quasi-experimental research uses nonequivalent control group design. The population of this research is VIII grade students of MTsN 2 Banjarmasin. The research sample is class VIII E as the control class, class VIII F as the experimental class I, and class VIII G as the experimental class II. Data collection uses test and observation techniques. Data analysis techniques use the Kruskall-Wallis test and descriptive analysis. The results showed that (1) There were differences in knowledge learning outcomes between experimental class I, experimental class II, and control class (2) There were differences in students' science process skills between experimental class I, experimental class II, and control class. Keywords: Problem Based Learning, Virtual Simulation, Practicum, Knowledge Learning Results, Science Process Skills Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa antara kelas dengan menggunakan model PBL berbasis simulasi virtual, model PBL berbasis praktikum, dan pembelajaran konvensional. Penelitian eksperimen semu ini menggunakan nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTsN 2 Banjarmasin. Sampel penelitian adalah kelas VIII E sebagai kelas kontrol, kelas VIII F sebagai kelas eksperimen I, dan kelas VIII G sebagai kelas eksperimen II. Pengumpulan data dengan menggunankan teknik tes dan observasi. Teknik analisis data menggunakan uji Kruskall-Wallis dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Terdapat perbedaan  hasil belajar pengetahuan antara kelas eksperimen I, kelas eksperimen II, dan kelas kontrol (2) Terdapat  perbedaan keterampilan proses sains siswa antara kelas eksperimen I, kelas eksperimen II, dan kelas kontrol. Kata kunci: Problem Based Learning,  Simulasi Virtual, Praktikum, Hasil Belajar Pengetahuan, Keterampilan Proses Sains


2021 ◽  
Vol 2104 (1) ◽  
pp. 012027
Author(s):  
Indrawati ◽  
I K Mahardika ◽  
J Prihatin ◽  
Supeno ◽  
S Astutik ◽  
...  

Abstract The GI-GI learning model is a combination of the Group Investigation and the Guided Inquiry model. The research aimed to examine the effect of the GI-GI learning model on collaboration and students’ science process skills. The type of research carried out was Quasi-Experimental and used a post-test only control group design and purposive sampling covering four high schools in the Besuki Residency, two classes as the experimental class and the control class. The research instrument used tests, observations, and documentation. The results showed a significant effect of the GI-GI learning model on collaboration and students’ science process skills. This research implies that the GI-GI learning model can condition students to research in groups to interact actively with friends and educators to exchange opinions, knowledge, or experiences, find and solve problems, and hypothesize through investigation, exploration, and discussion outside or inside in class.


2020 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 46-58
Author(s):  
Siti Mamartohiroh ◽  
Ramon Muhandaz ◽  
Rena Revita

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model Contextual Teaching and Learning terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis berdasarkan Kemandirian Belajar Siswa SMP/MTs. Penelitian ini merupakan penelitian Factorial Experiment dengan menggunakan Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs GUPPI Bandar Sungai. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cluster Random Sampling, dengan sampel terpilih memiliki kesamaan rata-rata sebelum perlakuan.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, angket, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan anova dua arah. Untuk hipotesis 1 diperoleh F_A=5,036>F_tabel=4,01 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan penerapan model Contextual Teaching and Learning dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional, dengan skor rata-rata yang lebih baik adalah kelas eksperimen daripada kontrol yaitu berturut-turut adalah 41,94 dan 38,92. Untuk hipotesis 2 diperoleh F_B=4,392>F_tabel=3,16 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi, sedang dan rendah, dengan skor rata-rata untuk siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi 43,69, sedang 38,63  dan rendah 42,83. Dan untuk hipotesis 3 diperoleh F_(A×B)=0,302≤F_tabel=3,16 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan kemandirian belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Penelitian ini dapat dimanfaatkan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas terutama dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.


Author(s):  
Hani Cahyati ◽  
Abdul Muin ◽  
Eva Musyrifah

Teknik SCAMPER awalnya banyak digunakan di ruang lingkup perusahaan untuk menciptakan produk-produk baru. Seiring dengan perkembangan zaman, teknik SCAMPER kini digunakan sebagai teknik pelatihan berpikir kreatif di berbagai bidang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas teknik SCAMPER dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dalam matematika. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP di Tangerang Selatan pada siswa kelas IX tahun ajaran 2017/2018. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan randomized post-test only control group design. Sampel penelitian yang digunakan terdiri dari 30 siswa kelas eksperimen dan 30 siswa kelas kontrol yang dipilih secara acak dengan teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes berupa soal uraian untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis yang meliputi indikator: 1) fluency, 2) flexibility, dan 3) originality. Analisis data didasarkan pada perbedaan dua proporsi yaitu proporsi ketuntasan belajar siswa yang diuji dengan Chi-Square Test pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik SCAMPER efektif dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Selain itu, teknik SCAMPER juga lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi guru tentang penggunaan teknik SCAMPER sebagai teknik pembelajaran yang efektif dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis. Kata kunci: Teknik SCAMPER, fluency, flexibility, originality. ABSTRACT The SCAMPER technique was originally widely used in the company's scope to create new products. But now SCAMPER technique is used as a creative thinking training in various fields. This study aims to analyze the effectiveness of SCAMPER techniques in developing mathematics creative thinking skills. This research was conducted to IX grade junior high school students in South Tangerang in 2017/2018 academic year. The research uses quasi experiment with randomized post-test only control group design. The samples were 30 students of experimental class and 30 students of control class which were selected randomly by cluster random sampling technique. The research instrument used was a test of a description to measure the ability of mathematical creative thinking which assesses 3 indicators. They are 1) fluency, 2) flexibility, and 3) originality. The research wants to know about two mastery learning proportions difference tested with Chi-Square Test at 5% significance level. The results are SCAMPER technique is effective in developing students' mathematical creative thinking ability. In addition, SCAMPER technique is more effective than conventional learning. This research can be used by teachers as an effective learning techniques in developing the ability of mathematical creative thinking. Key words: SCAMPER technique, fluency, flexibility, originality.


2016 ◽  
Vol 49 (2) ◽  
pp. 48 ◽  
Author(s):  
I Gusti Putu Sudiarta ◽  
I Wayan Sadra

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian jangka panjang (2 tahun) yang mana tahapan ini merupakan tahapan ujicoba model pembelajaran yang dilakukan secara terbatas di SMP Negeri di Kota Singaraja.  Dua seri penelitian  ujicoba   dilakukan dengan memilih  2 sekolah yaitu SMPN 1 dan SMPN 2 Singaraja, kelas VII yang dilakukan atas pertimbangan  kriteria kesiapan perangkat TIK, serta kesiapan guru dan siswa dalam menggunakannya dalam pembelajaran.  Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu, dengan post-test only control group design,  dan meliputi populasi  seluruh siswa Kelas VII non unggulan baik di SMP Negeri 1, maupun di SMPN 2 Sngaraja. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling.   Experimen pertama dilakukan di SMP N 1 Singaraja dengan menggunakan variabel terikat kemampuan pemecahan masalah, sedangkan experimen kedua di SMPN 2 Singaraja dengan menggunakan varibel terikat pemahaman konsep. Sedangkan variabel bebasnya untuk kedua experimen itu adalah model pembelajaran, yaitu model pembelajaran blended learning berbasis video animasi untuk kelompok experimen dan pembelajaran konvensional untuk kelompok kontrol. Hasil Experimen di SMPN 1 Singaraja menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti blended learning berbasis video animasi lebih baik secara signifikan daripada kemampuan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Demikian juga dengan hasil experimen di SMP N 2 Singaraja menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika  siswa yang mengikuti blended learning berbasis video animasi lebih baik secara signifikan daripada pemahaman konsep siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model blended learning berbantuan video animasi berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah dan pemahaman konsep siswa kelas VII di SMP Negeri di Kota Singaraja.  Hal ini beralasan karena dukung oleh temuan lapangan  bahwa siswa yang mengikuti blended learning berbantuan video animasi menjadi lebih aktif, lebih terlatih dalam berdiskusi, lebih termotivasi, dan lebih bersemangat dalam belajar matematika dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 15-27
Author(s):  
I Wayan Widiana ◽  
I Made Suarjana

This study was aimed at determining the differences in the dimensions of cognitive processes between groups of students who are taught with project-based trying learning activities and groups of students who are taught with conventional learning activities. This research is a quasi-experimental study with a post-test only control group design. The population of this study was the fifth-grade students of the 2016/2017 academic year in the Curriculum 2013 Elementary School in Buleleng Regency, which amounted to 326 students. The samples were taken by cluster random sampling which amounted to 60 students. The data collected in this study were the results of the dimensions of cognitive processes by using 20 multiple-choice tests and 5 item essays on the ecosystem theme. The hypothesis was tested using inferential t-test statistics. The results show that there are significant differences in the dimensions of cognitive processes between groups of students who were taught with project-based trying activities and groups of students who were taught using conventional learning activities. The optimizing project-based trying activities has a positive effect on the dimensions of students' cognitive processes.PENGOPTIMALAN AKTIVITAS MENCOBA DENGAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN DIMENSI PROSES KOGNITIF SISWAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dimensi proses kognitif antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan aktivitas pembelajaran mencoba berbasis proyek dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan aktivitas pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan rancangan penelitian post test only control group design. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas V Tahun Pelajaran 2016/2017 di SD rintisan Kurikulum 2013 Kabupaten Buleleng yang berjumlah 326 orang. Sampel diambil dengan cara cluster?random sampling yang berjumlah 60 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah hasil dimensi proses kognitif dengan menggunakan tes pilihan ganda sebanyak 20 butir dan esai 5 butir soal pada tema ekosistem. Hipotesis diuji dengan menggunakan statistik inferensial t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada dimensi proses kognitif antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan aktivitas pembelajaran mencoba berbasis proyek dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan aktivitas pembelajaran konvensional Pengoptimalan aktivitas mencoba berbasis proyek berpengaruh positif terhadap dimensi proses kognitif siswa.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document