Vidya Karya
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

100
(FIVE YEARS 48)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Center For Journal Management And Publication, Lambung Mangkurat University

0215-9619

Vidya Karya ◽  
2021 ◽  
Vol 35 (1) ◽  
pp. 21
Author(s):  
Eni Umaryati

Abstract. The relatively low storytelling skills of students encourages researcher to propose alternative solution to solve the problem in the form of using picture-assisted cooperative models. This classroom action research is conducted at class VIIIA students of SMPN 6 Banjarmasin. Data collection techniques were carried out through observation using observation sheets and student response questionnaires, and test techniques using descriptive questions. The results showed that students’ activity in learning increased from 44% in cycle I to 89% in cycle II. The students’ learning outcomes also increased from 65% in cycle I to 89% in cycle II. Students also gave positive responses to learning process by 90%. It can be concluded that picture-assisted cooperative models is effective in improving students' storytelling skills.Keywords: storytelling skills, cooperative learning model, picturesAbstrak.  Kemampuan bercerita siswa yang relatif masih rendah mendorong peneliti untuk mengajukan alternatif solusi pemecahan masalah berupa penggunaan model kooperatif berbantuan media gambar. Penelitian Tindakan kelas ini ditujukan kepada siswa kelas VIIIA SMPN 6 Banjarmasin. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi menggunakan lembar pengamatan dan angket respon siswa, serta teknik tes menggunakan soal uraian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan dari 44% pada siklus I menjadi 89% pada siklus II. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dari 65% pada siklus I menjadi 89% pada siklus II. Siswa juga memberikan respon positif terhadap pembelajaran sebesar 90%. Disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif berbantuan media gambar efektif meningkatkan kemampuan bercerita siswa. Kata Kunci: kemampuan bercerita, model pembelajaran kooperatif, media gambar


Vidya Karya ◽  
2021 ◽  
Vol 35 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Husnul Khotimah ◽  
Rilia Iriani ◽  
Abdul Hamid

Abstract. This study aims to determine whether there are any differences in the students’ achievement of higher order thinking skills and the student learning outcomes through the application of problem solving learning assisted by smart chemistry applications on stichiometry. The population was 105 students of X MIPA SMAN 11 Banjarmasin. The sampling technique was conducted by  purposive sampling with 2 experimental classes and 1 control class. Each class consisted of 35 students. The method used was quasi-experimental with a nonequivalent control group design. The data collection was gathered using test and non-test techniques. The data analysis technique used was descriptive and inferential analysis techniques using one way ANAVA test. The results showed that higher order thinking skills, learning outcomes, knowledge, skills and attitudes of the experimental class were better than the control class.Keywords: problem solving, smart chemistry, higher order thinking skills, learning outcomes, stoichiometry.Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pencapaian keterampilan berpikir tingkat tinggi dan hasil belajar peserta didik, melalui penerapan pembelajaran problem solving berbantuan aplikasi smart chemistry pada topik stikiometri. Populasi penelitian yaitu sebanyak 105 peserta didik X MIPA SMAN 11 Banjarmasin. Pengambilan sampel dilakukan melalui teknik purposive sampling dengan 2 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol. Masing-masing kelas terdiri dari 35 peserta didik. Metode yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain nonequivalent control group. Pengumpulan data menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis deskriptif dan inferensial menggunakan uji ANAVA 1 jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi, hasil belajar pengetahuan, keterampilan dan sikap dari kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.Kata kunci: problem solving, smart chemistry, keterampilan berpikir tingkat tinggi, hasil belajar, stoikiometri.


Vidya Karya ◽  
2021 ◽  
Vol 35 (1) ◽  
pp. 36
Author(s):  
Tyass Bella Pratiwi ◽  
Abdul Hakim ◽  
Zulkarnaen Zulkarnaen

Abstract. This research was conducted to improve critical thinking skills students through the application of the Project Based Learning (PBL) model on the material of simple harmonic motion. The research design was a quasi-experimental study with a control group pretest posttest design. The research was conducted at a high school in Samarinda with the number of research subjects consisting of 34 students. The instruments of the research were in the form of an integrated test description with skills critical thinking and a questionnaire of the student responses to the application of the PBL model. The result of the research showed that the of the PBL model (experimental class) improved students' critical thinking skills with N-Gain means of 0.61, while the conventional model (control class) improved students' critical thinking skills with N-Gain means of 0.38. There is a significant difference in critical thinking skills between classes using the PBL model compared to those applying the conventional model on the topic of simple harmonic motion.Keywords: problem based learning, critical thinking, simple harmonic motion.Abstrak. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa melalui penerapan model Project Based Learning (PBL) pada materi gerak harmonik sederhana. Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan control group pretest posttest design. Penelitian dilakukan pada salah satu SMA di Samarinda dengan jumlah subjek penelitian terdiri dari 34 siswa orang siswa. Instrumen penelitian berupa tes uraian yang terintegrasi dengan keterampilan berpikir kritis dan angket tanggapan siswa terhadap penerapan model PBL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model PBL (kelas eksperimen) meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dengan rerata N-Gain sebesar 0,61, sedangkan untuk model konvensional (kelas control) meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dengan rerata N-Gain sebesar 0,38. Terdapat perbedaan kterampilan berpikir kritis yang signifikan antara kelas dengan menerapkan model PBL dibandingkan dengan yang menerapkan model konvensional pada topik gerak harmonik sederhana.Kata kunci: problem based learning, berpikir kritis, gerak harmonik sederhana.


Vidya Karya ◽  
2021 ◽  
Vol 35 (1) ◽  
pp. 28
Author(s):  
Hariani Hariani

Abstract.  Research has been conducted using generative learning models on colloidal material in class XI IPA 2 of SMAN 10 Banjarmasin. This study aims to improve (1) teacher activity, (2) student activity, (3) critical thinking skills, and (4) cognitive learning outcomes. This study uses a class action research design (PTK) with two cycles in progress. The instruments in this study were tests and non-tests. The data analysis technique used in the study is qualitative analysis and quantitative analysis. The results showed that (1) the increase in teacher activity from the first cycle in the good category became a very good category in the second cycle, (2) the increase in student activities from the first cycle in the active category to the very active category inicycle II, critical of the first cycle of 3.44 (less critical) to 5.7 (critical) inithe second cycle, and (4) the completeness of classical cognitive learning outcomes from the first cycle reached 37.14% to 77.14% in the second cycle.Keywords: Generati Learning Models,Critical Thinking Skills, ColloidalAbstrak. Telah dilakukan penelitian menggunakan model pembelajaran generatif pada materi koloid di kelas XI IPA 2 SMAN 10 Banjarmasin. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan (1) aktivitas guru, (2) aktivitas siswa, (3) kemampuan berpikir kritis, dan (4) hasil belajar kognitif. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus secara berlanjut. Instrumen dalam penelitian ini berupa tes dan non-tes. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) peningkatan aktivitas guru dari siklus I dalam kategori baik menjadi kategori sangat baik pada siklus II, (2) Peningkatan aktivitas siswa dari siklus I dalam kategori aktif menjadi kategori sangat aktif pada siklus II, (3) meningkatnya kemampuan berpikir kritis dari siklus I sebesar 3,44 (kurang kritis) menjadi 5,7 (kritis) pada siklus II, dan (4) ketuntasan hasil belajar kognitif secara klasikal dari siklus I mencapai 37,14%  menjadi 77,14% pada siklus II.Kata kunci: Model/Pembelajaran Generatif, Kemampuan Berpikir  Kritis, Koloid


Vidya Karya ◽  
2021 ◽  
Vol 35 (1) ◽  
pp. 11
Author(s):  
Hardianti Purwaningtyas ◽  
Theo Jhoni Hartanto ◽  
Pendi Sinulingga

Abstract. Learning science in schools could be very "challenging" for the teachers since they have to implement scientific learning which focuses on student-centered as much as possible. This research was oriented on a scientific approach in which related to process skills and student learning outcomes. The pre-experimental research used a one-shot case study design. The research was conducted on VIII-A class at one of the state junior high schools in Palangka Raya. The data collection techniques were observation and written tests. The results showed that: (1) there were 40% of students who had science process skills in the very good category, 44% in the good category, and 16% in the fair category; (2) there were 73.33% of the students who had achieved the learning outcomes mastery. The application of the scientific approach had positive impact on science process skills and student learning outcomes. However, another interesting finding was that the students still had difficulties in linking the material being studied with everyday reality.Keywords: science learning. scientific approach, process skills.Abstrak. Pembelajaran IPA di sekolah sangat “menantang” guru sedapat mungkin mengimplementasikan pembelajaran saintifik yang berpusat pada peserta didik. Penelitian ini berorientasi pada pendekatan saintifik, kaitannya dengan keterampilan proses dan hasil belajar peserta didik. Penelitian pre-experimental design ini menggunakan one-shot case study. Penelitian dilakukan pada peserta didik kelas VIII-A pada salah satu SMP Negeri di Palangka Raya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes tertulis. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Sebanyak 40% peserta didik memiliki keterampilan proses sains dengan kategori yang sangat baik, 44% dengan kategori baik, dan 16% dengan kategori cukup baik. (2) Sebanyak 73.33% peserta didik telah mencapai ketuntasan hasil belajar. Penerapan pendekatan Saintifik berdampak positif terhadap capaian keterampilan proses sains serta hasil belajar peserta didik. Namun demikian, temuan menarik lainnya adalah peserta didik masih kesulitan mengaitkan materi yang dipelajari dengan realita sehari-hari.Kata kunci: pembelajaran IPA. pendekatan saintifik, keterampilan proses.


Vidya Karya ◽  
2021 ◽  
Vol 35 (2) ◽  
pp. 78
Author(s):  
Muhdi Harto ◽  
Misbah Misbah

The world of education is again disturbed by the massive spread of the COVID-19 virus or coronavirus disease. The use of technology is considered to facilitate and be a solution and innovation in the learning process that can be a way out so that the teaching and learning process during the COVID-19 period becomes more effective. One of the innovations that teachers can do as educators in delivering learning materials is using models in collaboration with technological advances in the learning process, especially in science learning. This research is descriptive in the form of a literature study. Data sources come from 15 scientific articles from national journals and accredited national journals. Based on the literature review that has been carried out, it can be concluded that the use of online learning models in collaboration with technology such as the Zoom platform, google classroom, WhatsApp, and others can be used in the science learning process at all levels of education during the COVID-19 pandemic. This is because this learning model is centred on students so that they are not dependent on the teacher, which is in line with the basis of online learning, which requires students to think critically, be active in exploring or understanding the subject matter presented. Students are required to establish communication between fellow students and the teacher who acts as a moderator.Keywords: Covid-19; Inovations; Online Learning; Science Dunia pendidikan kembali terusik dengan adanya penyebaran virus COVID-19 atau coronavirus disease secara masif. Penggunaan teknologi dianggap bisa mempermudah dan menjadi solusi serta inovasi dalam proses pembelajaran yang bisa menjadi jalan keluar sehingga proses belajar mengajar di masa COVID-19 menjadi lebih efektif. Salah satu inovasi yang bisa dilakukan guru sebagai tenaga pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran yaitu penggunaan model yang dikolaborasikan dengan kemajuan teknologi dalam proses pembelajaran khususnya pada pembelajaran sains. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif berupa studi kepustakaan. Sumber data berasal dari 15 artikel ilmiah dari jurnal nasional maupun jurnal nasional terakreditasi. Berdasarkan kajian literatur yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran online leaning yang dikolaborasikan dengan teknologi seperti platform Zoom, google classroom, whatsapp, dan lainnya dapat digunakan dalam proses pembelajaran sains pada semua jenjang pendidikan di masa pandemi COVID-19. Hal ini karena model pembelajaran ini berpusat kepada peserta didik sehingga mereka tidak ketergatungan kepada guru, yang sejalan dengan dasar dari pembelajaran secara daring yaitu menuntut peserta didik untuk berpikir kritis, aktif dalam menjelajahi atau memahami materi pelajaran yang disampaikan serta peserta didik dituntut agar dapat menjalin komunikasi yang baik antara sesama peserta didik dan juga guru yang berperan sebagai moderator.Kata kunci: Covid-19; Inovasi; Online Learning; Sains


Vidya Karya ◽  
2021 ◽  
Vol 35 (2) ◽  
pp. 71
Author(s):  
Idaham Idaham

This study aims to improve teachers' ability to compile the lesson plan based on the 2013 curriculum through academic supervision at SDN Kepayang Tapin Regency. This research is a school action research conducted in two cycles. The subjects of this study were the three teachers (teachers grade 1, 2, and 3 at SDN Kepayang. The instrument used was the planning of the lesson plan observation sheet and the implementation of the lesson plan observation sheet. Quantitative descriptive techniques analyzed data. The results showed the ability of classroom teachers in developing lesson plans based on the curriculum in 2013 of five indicators are considered: (1) the percentage of individual completeness of 63.4 and classical completeness of 33.33 in cycle 1; (2) the percentage of individual completeness 76 and classical completeness of 100 in cycle 2. Based on the research results, it can be concluded that academic supervision can improve classroom teachers' ability to prepare lesson plans based on the 2013 curriculum.Keywords: Academic Supervision; 2013 Curriculum; Lesson plan; Teacher AbilityAbstrak. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan kurikulum 2013 melalui supervisi akademik di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kepayang Kabupaten Tapin. Penelitian adalah penelitian tindakan sekolah yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Subjek penelitian ini adalah tiga orang guru (guru kelas 1, 2, dan 3) di SDN Kepayang. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi perencanaan RPP dan lembar observasi keterlaksanaan RPP. Data dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan guru kelas dalam menyusun RPP berdasarkan kurikulum 2013 dari lima indikator yang dinilai yaitu (1) persentase ketuntasan individual 63,4 dan ketuntasan klasikal 33,33 pada siklus 1; (2) persentase ketuntasan individual 76 dan tuntas secara klasikal 100 pada siklus 2. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan supervisi akademik dapat meningkatkan kompetensi guru kelas dalam menyusun RPP berdasarkan kurikulum 2013. Kata Kunci:  Supervisi Akademik; Kurikulum 2013; Rencana Pelaksanaan Pembelajaran;Kemampuan Guru 


Vidya Karya ◽  
2021 ◽  
Vol 36 (1) ◽  
pp. 43
Author(s):  
Amatus Mikhael Rumlus ◽  
Yulius Mataputun ◽  
Indah Slamet Budiarti

This study aimed to analyze the implementation of classroom visit supervision to improve teacher performance at SD Negeri Krooy, Kaimana Regency, West Papua Province. This research is qualitative research using the descriptive method. The informants are the principal, teacher supervisor. To obtain data, in-depth interviews, participatory observations, and documentation studies were conducted. The research instrument used was an observation interview guide and a documentation checklist. The results of this study are: 1) The principal prepares the program, and determines the schedule for the implementation of supervision through class visits by informing, the principal prepares administration, and prepares mastery materials; 2) Supervision of class visits without prior notification, supervisors suddenly come to class and check the lesson plans, and syllabus; 3) Implementation of class visit supervision at the invitation of the teacher, the principal fulfills the invitation of the teacher supervision teacher by checking the lesson plans, and syllabus; 4) Implementation of the supervision of the principal's class visits to overcome the obstacles of lack of confidence, lack of scientific spirit, weak creativity, and lack of facilities; and 5) The impact can improve the quality of teacher performance, increase the effectiveness of the curriculum, increase the effectiveness and efficiency of facilities and infrastructure, improve the quality of school management.Keywords: Classroom Visit Supervision; Principal; Teacher PerformanceTujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dalam rangka meningkatkan kinerja guru di SD Negeri Krooy Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Informannya adalah kepala sekolah, pengawas guru. Untuk memperoleh data dilakukan wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan ialah pedoman wawancara observasi dan checklist dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Kepala sekolah menyusun program, dan menentukan jadwal pelaksanaan supervisi melalui kunjungan kelas dengan memberitahukan, kepala sekolah menyiapkan administrasi, dan menyusun materi penguasaan; 2) Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas tanpa adanya pemberitahuan awal, pengawas tiba-tiba datang ke kelas dan mengecek RPP, dan silabus; 3) Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas atas undangan guru, kepala sekolah memenuhi undangan guru supervisi guru dengan memeriksa RPP, dan silabus; 4) Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas kepala sekolah mengatasi kendala kurang percaya diri, kurang semangat keilmuan, lemah kreativitas, dan minim fasilitas; dan 5) Dampaknya dapat meningkatkan kualitas kinerja guru, meningkatkan efektivitas kurikulum, meningkatkan efektivitas dan efisiensi sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas manajemen sekolah.Kata Kunci: Supervisi Kunjungan Kelas; Kepala Sekolah; Kinerja Guru


Vidya Karya ◽  
2021 ◽  
Vol 36 (1) ◽  
pp. 17
Author(s):  
Sudirman Sinring

The teacher's pedagogical experience is the basis for improving the quality of learning. This study aims to reconstruct the pedagogical experience for elementary school teachers through the Lesson Study (LS) Model. A quasi-qualitative approach explored this study. A total of 20 teachers, a principal and a school supervisor were directly involved.  The activities were identification of problems, brainstorming, designing, modelling, reflection, re-designing and re-modelling. The data was collected by class observation, questionnaire, and interview. Data is analyzed by percentage and qualitatively. The results found, as many as 80,63% of participants stated that LS agreed, and 19,37% positively agreed to reconstruct the teacher's pedagogical experiences. Thus, the LS model was very effective in reconstructing more qualified pedagogical experience of elementary school teachers in Bone Regency. The main advantage of LS was desired change by directly events.  Keywords:  Collaborative; Experience; Lesson Study; Pedagogy; Reconstruct


Vidya Karya ◽  
2021 ◽  
Vol 36 (1) ◽  
pp. 35
Author(s):  
Ridwan Fadli ◽  
Yulius Mataputun ◽  
Indah Slamet Budiarti

This study aimed to analyze the planning, implementation, and feedback stages of clinical supervision of principals in learning at SD Negeri Coa Kaimana. This study used a descriptive method with a qualitative analysis approach. The subject of the research were the principal, teachers, and school staff, about 16 people. This study indicated that the principal of SD Negeri Coa Kaimana had implemented a clinical supervision program in learning with three stages. Before implementing the clinical supervision program, the principal by involving the vice principal, the curriculum section, senior teachers and classroom teachers to plan what they wanted to be supervised according to the needs and needs of the teacher, such as compiling a schedule of supervision, goals, objectives, steps, and time. The principal supervised the implementation of clinical supervision such as coming to the classroom to see classroom learning activities, preparing learning equipment such as lesson plans, syllabus, Prota, Prosem, assessment, teaching aids, handbooks, and learning media. Based on research, it was known that the principal's clinical supervision research in learning was clinical supervision feedback such as calling the supervised teacher to be fostered and followed up. However, some were a little difficult to foster. The teachers also increasingly understood their duties as educators.Keywords: Clinical Supervision; Learning; PrincipalPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan umpan balik supervisi klinis kepala sekolah dalam pembelajaran di SD Negeri Coa Kaimana. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan analisis kualitatif. Subjek penelitian supervisi ini adalah kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan sebanyak 16 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepala SD Negeri Coa Kaimana telah melaksanakan program supervisi klinis dalam pembelajaran dengan tiga tahapan. Sebelum melaksanakan program supervisi klinis, kepala sekolah dengan melibatkan wakil kepala sekolah, bagian kurikulum, guru senior, dan guru kelas untuk merencanakan parameter yang hendak disupervisi berdasarkan kebutuhan guru seperti menyusun jadwal dan tujuan supervisi. Kepala sekolah melakukan supervisi pelaksanaan supervisi klinis, seperti visitasi ruang kelas untuk melihat kegiatan pembelajaran, aktualisasi RPP, silabus, Prota, Prosem, penilaian, alat alat peraga, buku pegangan, dan media pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa supervis klinis kepala sekolah dalam pembelajaran adalah umpan balik supervisi klinis seperti memanggil guru yang disupervisi untuk dibina dan ditindaklanjuti. Kendati demikian, ada sebagian guru yang sedikit sulit untuk dibina. Mereka juga perlahan memahami tugas sebagai pendidik.Kata Kunci: Supervisi Klinis; Pembelajaran; Kepala Sekolah 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document