scholarly journals Improving business motivation in the time of crisis

2021 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 118-126
Author(s):  
Noveri Maulana ◽  
Anggun Intan Pesona

The COVID-19 pandemic has had a major impact on businesses. This condition is also experienced by many Minangkabau migrants, Micro and Medium Enterprises (MSMEs) in various cities in Indonesia. To increase the spirit of survival in the midst of a pandemic, the RANTAUNET community provides virtual business training for Minangkabau migrants in formulating business strategies in the midst of a pandemic. A Focus Group Discussion (FGD) was conducted with seven community administrators to prepare a training plan to be conducted. A total of 45 participants attended the virtual training. This virtual training program has provided motivation and knowledge inspiration for MSME actors in rearranging their business strategies.

2021 ◽  
Vol 5 (4) ◽  
pp. 580
Author(s):  
Endang Mahpudin ◽  
Annisa Agnia ◽  
Mineva Riskawati Vitaningrum

Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mengedukasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah serta memberikan pendampingan dalam mendapatkan haknya yang berupa insentif pajak selama pandemi covid-19 yang berada di wilayah Kabupaten Karawang. Terdapat 3 tahap dalam metode pengabdian ini. Tahap pertama adalah metode focus group discussion dan sharing time.  Tahap kedua yaitu sosialisasi secara daring dengan menggunakan aplikasi berupa zoom. Tahap ketiga yaitu tahap aksi yang berupa pendampingan bagi UMKM Binaan. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan UMKM Binaan mendapatkan hasil berupa surat keterangan PP 23 Final 0,5% ditanggung pemerintah, pengisian e-form secara online serta pembukuan secara sederhana. Kegiatan pengabdian ini harus dilakukan secara terus menerus setiap tahunnya untuk menciptakan UMKM yang naik kelas serta meningkatkan kepatuhan perpajakan baik bagi para pelaku UMKM maupun masyarakat publik.Assistance of MSMEs in Karawang Regency in Maximizing the Utilization of Tax Incentives During the PandemicABSTRACTThis service activity aims to educate Micro, Small, and Medium Enterprises and provide assistance in obtaining their rights in the form of tax incentives during the Covid-19 pandemic in the Karawang Regency area. I have only three stages in this method of devotion. The first stage is the focus group discussion method and time-sharing. The second stage is bold socialization using an application in the form of zoom. The third stage is the action stage in the form of mentoring-assisted MSME. Based on the Assisted MSME's activities, the results are in the form of a letter of PP 23 Final 0.5% borne by the government, filling out online forms, and simple bookkeeping. This service activity must be carried out continuously every year to create “UMKM Naik Kelas” and increase taxation for both MSME players and the public.Kata Kunci: Tax Insentive; Service; UMKM  


Author(s):  
Timotius Setiawan ◽  
Dwi Purnomo ◽  
Ernah Ernah

ABSTRACTLembang Vocational Training Center (Balai Latihan Kerja/BLK Lembang) is a government vocational training institution in charge of organizing vocational training in agriculture/agribusiness for the community, especially job seekers. The challenge faced by BLK Lembang is to create agricultural entrepreneurs expected to reduce 1.8 million unemployed in West Java (BPS, 2017). This study aims to investigate the innovations undertaken by BLK Lembang in creating agricultural entrepreneurs through agricultural vocational training. The study was conducted from November to December 2017 at BLK Lembang using qualitative descriptive method. Data were collected through secondary data, observation, in-depth interviews, and Focus Group Discussion (FGD) to several key informants. The results of this study showed that BLK Lembang has performed innovations in its vocational training system in order to create agricultural entrepreneurs that include: vision and planning, demonstration and training facilities, capacity building for instructor, training program development, training contents development, utilization of material practice, On Job Training Program, and networking. In the future, BLK Lembang will take opportunities for innovation in management and work culture, human resources, training programs, membership, facilities and partnership to improve its training system and quality in order to create more agricultural entrepreneurs. Keywords: agricultural entrepreneur, agricultural innovation system, agricultural vocational training ABSTRACTBalai Latihan Kerja (BLK) Lembang adalah lembaga pelatihan kerja pemerintah yang bertugas menyelenggarakan pelatihan kerja di bidang pertanian/ agribisnis bagi masyarakat, terutama pencari kerja. Tantangan yang dihadapi oleh BLK Lembang adalah menciptakan wirausaha pertanian yang diharapkan dapat mengurangi 1,8 juta penganggur di Jawa Barat (BPS, 2017). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui inovasi yang dilakukan oleh BLK Lembang dalam menciptakan wirausaha pertanian melalui pelatihan kerja bidang pertanian. Penelitian dilakukan dari November hingga Desember 2017 di BLK Lembang dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui data sekunder, observasi, wawancara mendalam, dan Focus Group Discussion (FGD) kepada beberapa informan kunci. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa BLK Lembang telah melakukan inovasi dalam sistem pelatihan kerjanya untuk menciptakan wirausaha pertanian yang meliputi: visi dan perencanaan, fasilitas peraga dan pelatihan, pengembangan kapasitas untuk instruktur, pengembangan program pelatihan, pengembangan materi pelatihan, pemanfaatan bahan latihan, Program On-Job Training dan jaringan kerja sama. Di masa mendatang, BLK Lembang akan memanfaatkan peluang-peluang untuk inovasi dalam aspek manajemen dan budaya kerja, sumber daya manusia, program pelatihan, kepesertaan, fasilitas, dan jaringan kerja sama untuk meningkatkan sistem dan kualitas pelatihan dalam rangka menciptakan lebih banyak wirausaha pertanian.  Kata kunci: wirausaha pertanian, sistem inovasi pertanian, pelatihan kerja pertanian


Inovasi ◽  
2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 153-162 ◽  
Author(s):  
Wanda Kuswanda

Salah satu habitat gajah yang masih tersisa adalah Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), terutama di wilayah Besitang. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi, kepemilikan lahan, pemetaan wilayah dan mitigasi konflik manusia dengan gajah di Resort Besitang, TNGL. Metode pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, wawancara dan Focus Group Discussion (FGD). Analisis data menggunakan tabel frekuensi dan analisa deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah yang memiliki potensi konflik gajah di Resort Besitang adalah Daerah Halaban, Aras Senapal, Sekundur, Bukit Selamat dan Bukit Mas dengan intensitas konflik rendah sampai tinggi. Penyebab utama konflik manusia dengan gajah adalah fragmentasi kawasan hutan,  ketidakpastian status lahan di daerah penyangga, pertumbuhan penduduk yang tinggi dan meningkatnya pendatang di wilayah Besitang, perambahan dan ilegal logging yang terus terjadi, minimnya kesadaran masyarakat dan peranan lembaga desa dalam mendukung konservasi gajah. Rekomendasi resolusi mitigasi konflik gajah diantaranya: 1) memperbaiki habitat gajah yang sudah terfragmentasi di dalam kawasan TNGL; 2) meningkatkan peran Tim CRU (Conservation Response Unit); 3) membentuk unit reaksi cepat penanganan konflik gajah dengan melibatkan para pihak; 4) menanam jenis tanaman yang tidak disukai dan dijauhi oleh gajah; 5) mereduksi ketergantungan masyarakat akan sistem pertanian yang membutuhkan lahan yang luas; 6) mengembangkan program untuk membantu peningkatan hasil panen; dan,  7) penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman bahwa gajah merupakan bagian dari ekosistem yang harus lestari.   Kata kunci: gajah, konflik, habitat, Besitang, Taman Nasional Gunung Leuser


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 14-21
Author(s):  
Rili Windiasih

Perkembangan Teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi, demokratisasi dan desentralisasi sudah menjadi kebutuhan sekaligus tantangan khususnya bagi pemerintah daerah dalam komunikasi pembangunan untuk pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat. Penelitian menggunakan metode kualitatif studi kasus, dengan pengumpulan data melalui dokumentasi, wawancara, pengamatan dan Focus Group Discussion (FGD). Subjek penelitian dipilih secara purposif yaitu pemerintah daerah di Eks-KaresidenanBanyumas Jawa Tengah, akademisi dan civil society. Penelitian dianalisis dengan analisis interaktif melalui reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpuan dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pentingnya komunikasi pembangunan dengan media teknologi informasi dan komunikasi melalui e-Government untuk meningkatkan pelayanan publik yang baik, cepat dan responsif, adanya partisipasi aktif dari publik dan transparansi baik anggaran serta program pembangunan. (2) Perlunya mengantisipasi adanya kesenjangan teknologi informasisehingga membutuhkan peningkatan kompetensi sumber daya manusia di pemerintahan daerah dan publik, serta memperluas fasilitas akses jaringan informasi.Kata kunci: komunikasi pembangunan, pelayanan publik, partisipasi, teknologi informasi, transparansi 


Widyaparwa ◽  
2017 ◽  
Vol 45 (2) ◽  
pp. 151-164
Author(s):  
Novita Sumarlin Putri

Tindak tutur komisif merupakan salah satu aspek pragmatik yang harus diperhatikan oleh penerjemah ketika menerjemahkan teks. Hal itu dilakukan agar menghasilkan terjemahan yang berkualitas dari aspek keakuratan dan keberterimaan. Berdasarkan alasan tersebut, penelitian ini bertujuan mendiskripsikan tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan kalimat yang mengakomodasi tindak tutur komisif dengan pendekatan pragmatik. Data yang digunakan ialah tuturan komisif dan hasil penilaian kualitas terjemahan. Data bersumber dari novel Insurgent karya Veronica Roth dan informan. Data dikumpulkan dengan cara analisis dokumen, kuesioner dan Focus Group Discussion. Selanjutnya, data dianalisis dengan cara analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjemahan dalam novel Insurgent mempunyai nilai keakuratan dan keberterimaan yang cukup tinggi. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat keakuratan dan keberterimaan pada setiap jenis tindak tutur komisif memiliki dampak terhadap kualitas keseluruhan terjemahan kalimat yang mengandung tindak tutur komisif.Commissive speech act is one of the pragmatic aspects to regard by the translator in translating the text. It aims to produce a qualified translation in regarding accuracy and acceptability aspects. According to the aspects, this research aims to describe accuracy and acceptability of translation in sentences which accommodate commissive speech act using pragmatic approach. The data used is commissive speech and qualitative translation value result. The sources of the data are an Insurgent novel by Veronica Roth and informants. The data were collected through document analysis, questionnaire, and Focus Group Discussion then analyzed the domain, taxonomic, componential analysis, and cultural theme. The result shows that translation in the Insurgent novel has high accuracy and acceptability values. This research concludes that the accuracy and acceptability level in each commissive speech act has an impact on quality of whole translated sentences which contain commissive speech act.


2018 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 53
Author(s):  
Bejo Danang Saputra

Perencanaan pengembangan uji kompetensi perawat Indonesia akan dikembangkan  dengan metode OSCE.. Pelaksanaan uji OSCE membutuhkan persiapan yang matang, terutama kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini adalah dosen untuk melaksanakan uji OSCE. Mengetahui kesiapan SDM dalam pengembangan uji OSCE di Prodi D3 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan rancangan studi kasus. Informan penelitian adalah 6 orang dosen dan Kepala Program Studi D3 keperawatan. Data diperoleh melalui, focus group discussion, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan constant comparative method. Penelitian menunjukan bahwa pengetahuan dosen tentang OSCE dan kompetensi berdasarkan pendidikan memenuhi persyaratan untuk pengembangan uji OSCE, namun masih membutuhkan pelatihan mengenai OSCE. Uji OSCE dapat diselenggarakan dengan melibatkan dosen dari prodi lain karena jumlah dosen di Prodi D3 Keperawatan  STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap belum memenuhi kebutuhan pelaksanaan uji OSCE. Hambatan penyelenggaraan OSCE adalah SDM belum terkoordinasi, belum terlatih dan keterbatasan sarana pendukun. Pengetahuan dan kompetensi dosen berdasarkan tingkat pendidikan memenuhi syarat dalam pengembangan OSCE dan OSCE dapat diselenggarakan dengan melibatkan dosen prodi lain.


Author(s):  
Dewi Novianti ◽  
Siti Fatonah

Social media is a necessity for everyone in communicating and exchanging information. Social media users do not know the boundaries of age, generation, gender, ethnicity, and religion. However, what is interesting is the user among housewives. This study took the research subjects of housewives. Housewives are chosen as research subjects because they are pillars or pillars in a household. If the pillar is strong, then the household will also be healthy. Thus, if we want to build a resilient and robust generation, we will start from the housewives. A healthy household starts from strong mothers too. This study aims to find out the insights of the housewives of Kanoman village regarding the content on smartphones and social media and provide knowledge of social media literacy to housewives. This study used a qualitative approach with data collection techniques using participant observation, interviews, focus group discussion (FGD), and documentation. The results of the study showed that previously housewives had not experienced social media literacy. Then the researchers took steps to be able to achieve the desired literacy results. Researchers took several steps to make them become social media literates. They become able to use social media, understand social media, and even produce messages through social media.


2018 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
Author(s):  
Theresia Martina Marwanti

Abstrak Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran ketahanan sosial dalam menghadapi perubahan sosial pada komunitas adat Kampung Pulo, yang meliputi profil komunitas, perlindungan sosial, partisipasi komunitas dan penyelesaian konflik terkait dengan perubahan sosial. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi dan focus group discussion (FGD). Penentuan sumber data ada 6 informan dilakukan secara purposive. Pemeriksaan keabsahan data, melalui uji kredibilitas dan uji konfirmabilitas. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan reduksi data, kategorisasi dan penyajian data. Hasil penelitian menunjukkan perlindungan sosial warga komunitas ini  bersifat tradisional maupun kontemporer. Dalam hal partisipasi, hampir semua warga masyarakat adat ikut berpartisipasi aktif dalam menghadapi perubahan sosial. Konflik yang terjadi diantara warga komunitas adat dalam menghadapi perubahan masih ditemukan, namun tidak sampai ke permukaan dan tidak menimbulkan gejolak. Secara umum komunitas adat Kampung Pulo, memiliki ketahanan sosial yang sudah baik, sehingga mampu menjadi benteng pengamanan bagi perubahan sosial dalam kehidupannya. Kata kunci: ketahanan sosial, komunitas adat, perubahan sosial


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 263-274
Author(s):  
Zein Mufarrih Muktaf ◽  
Budi Santoso

Yogyakarta adalah sebuah wilayah di selatan pulau Jawa yang rawan bencana alam. Maka diperlukan adanya peningkatan kapasitas masyarakat Yogyakarta dalam usaha pengurangan resiko bencana. Permasalahan terjadi saat komunikasi lembaga instansi yang berkaitan dengan penanganan bencana tidak terkoordinasi dengan baik. Penelitian ini mencoba melihat bagaimana komunikasi koordinasi setiap instansi dalam penanganan bencana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa permasalahan yang terjadi dan bagaimana solusinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan pengambilan data menggunakan pendekatan focus group discussion (FGD). Kesimpulan dari penelitian adalah kurangnya komunikasi koordinasi antar instansi dalam tanggap bencana di Yogyakarta, dan perlu meningkatkan komunikasi koordinasi antar instansi.


Author(s):  
Sapar Sapar

Penyuluh pertanian yang berkinerja baik adalah dambaan bagi petani. Penyuluh yang berkinerja baik dilihat pada petani yang mampu memecahkan masalahnya. Peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dalam usahatani ditentukan oleh kualitas kerja penyuluh pertanian dalam membantu petani. Rumusan masalah penelitian ini adalah: (1) kompetensi penyuluh pertanian apa yang memengaruhi kinerja mereka? (2) berapa besar hubungan kompetensi penyuluh pertanian terhadap kinerja mereka?, sehingga tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui kompetensi penyuluh pertanian apa yang memengaruhi kinerja mereka dan (2) mengetahui besar hubungan kompetensi penyuluh pertanian terhadap kinerja mereka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, dengan menjadikan angket sebagai bahan utama mengumpulkan data. Untuk memperkaya data yang diperoleh, maka juga diadakan wawancara mendalam dan pengamatan di lapangan. Focus Group Discussion (FGD) akan membantu memperkaya informasi yang diperlukan. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan program SPSS 16.0 Hasil penelitian menunjukkan bahwa peubah kompetensi penyuluh pertanian berpengaruh nyata terhadap kinerja mereka. Kompetensi penyuluh pertanian ikut menentukan baik buruknya kinerja mereka dengan koefisien pengaruh sebesar 0,779 satuan pada α 0,05. Pengaruh kompetensi pada kinerja penyuluh pertanian tersebut tampak pada baik buruknya perencanaan penyuluhan, melaksanakan penyuluhan pertanian, evaluasi dan pelaporan penyuluhan, pengembangan penyuluhan, mengembangkan profesi penyuluhan, kemampuan kepemimpinan penyuluhan pertanian,diseminasi teknologi, kemampuan komunikasi penyuluh pertanian, kemampuan kemitraan usaha dan mengembangkan teknis budidaya kakao. Jika terjadi peningkatan satu satuan kompetensi penyuluh pertanian akan meningkatkan kinerja penyuluh sebesar 0,779 satuan pada α 0,05. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa: (1) kompetensi yang berpengaruh terhadap kinerja penyuluh pertanian adalah: kemampuan merencanakan penyuluhan pertanian, kemampuan melaksanakan penyuluhan pertanian, kemampuan mengevaluasi dan melaporkan penyuluhan pertanian, kemampuan mengembangkan penyuluhan pertanian, kemampuan mengembangkan profesi penyuluhan pertanian, kemampuan kepemimpinan penyuluh pertanian, kemampuan diseminasi teknologi, kemampuan komunikasi penyuluh pertanian, kemampuan kemitraan usaha, kemampuan teknis budidaya kakao, (2) peubah kompetensi penyuluh pertanian berpengaruh nyata dan signifikan terhadap kinerja penyuluh pertanian kakao di Kota Palopo, Kabupaten Luwu, Luwu Utara dan Luwu Timur, maka disarankan kepada Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian untuk terus meningkatkan kinerja penyuluh pertanian kakao dengan berfokus pada peningkatan kompetensi mereka dengan melakukan berbagai macam pelatihan tentang teknis kakao terhadap penyuluh – penyuluh pertanian agar dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang teknis kakao dan dapat di salurkan kepada seluruh petani kakao binaan penyuluh.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document