scholarly journals Evaluasi Kepuasan Pasien Tuberkulosis Fase Intensif Terhadap Pelayanan Informasi Obat di Puskesmas Perak Timur Surabaya

2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 37-44
Author(s):  
Oki nugraha putra ◽  
Nani Wijayanti D.N ◽  
Rizka Inovita N

Puskesmas merupakan tempat fasilitas kesehatan untuk layanan pasien tuberkulosis (TB). Evaluasi penyelenggaraan pelayanan kesehatan penting dilaksanakan untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik, termasuk pelayanan kefarmasian di puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat I. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan pasien tuberkulosis (TB) terhadap layanan informasi obat di salah satu Puskemas di Surabaya berdasarkan lima dimensi mutu pelayanan, yaitu kehandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), jaminan (assurance), empati (emphaty) dan keberwujudan (tangibles). Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional menggunakan instrumen kuesioner yang sudah tervalidasi. Sampel penelitian yakni pasien TBC kategori I pada fase intensif dan sedang menjalani terapi OAT serta mendapatkan layanan informasi obat. Pasien TB dipilih secara non random dengan metode consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli-November 2018. Data dari kelima dimensi mutu pelayanan dianalisis dengan metode SERVQUAL. Didapatkan 80 pasien TB yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil menunjukkan bahwa nilai rata-rata gap antara harapan dan kinerja ialah -0,49 dengan nilai gap terbesar ditunjukan pada dimensi reliability yaitu -0,80. Pada tingkat kepuasaan secara keseluruhan didapatkan hasil sebesar 88%. Kesimpulannya ialah tingkat harapan pasien TB kategori I fase intensif lebih tinggi daripada tingkat kinerja layanan informasi obat yang diberikan oleh pihak puskesmas dengan tingkat kepuasaan pasien yang tergolong baik.

2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 256-263
Author(s):  
Abdul Qodir

Penatalaksanaan farmakologis dan non farmakologis dipercaya dapat mengontrol tekanan darah dan mencegah komplikasi, tetapi banyak pasien hipertensi tekanan darahnya tidak terkontrol. Hal tersebut dikarenakan kepatuhan yang buruk dalam melaksanakan rekomendasi gaya hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan faktor yang berhungan dengan kepatuhan melaksanakan rekomendasi modifikasi gaya hidup. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional di pukesmas dinoyo Kota Malang tahun 2019. Teknik pengambilan sampel menggunakan Consecutive Sampling. Kuesioner yang digunakan meliputi : karakteristik demografi, pengetahuan dan rekomendasi mofifikasi gaya hidup pasien hipertensi. Hubungan antara rekomendasi modifikasi gaya hidup dengan variabel independen dianalisis menggunakan uji chi square dan analisis regresi logistik. 140 pasien hipertensi berpartisipasi dalam penelitian ini (60 laki-laki, 80 wanita). Prevalensi kepatuhan adalah 28,6 %. Tingkat pengetahuan berhubungan signifikan  dengan kepatuhan melaksanakan rekomendasi gaya hidup (p=0,00). Jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan tidak mempunyai hubungan signifikan dengan kepatuhan rekomendasi modifikasi gaya hidup (p= 0,06; p=0,21; p=0,87). Pengetahuan mempunyai hubungan yang signifikan dengan kepatuhan rekomendasi modifikasi gaya hidup. Management of pharmacological and non-pharmacological is believed to control blood pressure and prevent complications,  but many hypertensive patients have uncontrolled blood pressure. This is due to poor adherence to recommended lifestyle modifications. This study was aimed to determine the factors associated with adherence to recommended lifestyle modifications of hypertensive patients. A cross-sectional study was conducted in Pukesmas Dinoyo Malang in 2019. Consecutive Sampling was used to select study subjects. The questionnaire included information about demographic characteristics, knowledge, practice of lifestyle-modification measures. Associations between adherence to lifestyle modification and independent variables were analyzed using chi square and multivariate logistic regression analysis. 140 hypertensive patients participated in the study (60 men, 80 women). The prevalence of adherence was 28.6%. The level of knowledge was significant associated with adherence to recommended lifestyle modifications (p = 0.00). Genders , age, and educational level were no significant associated with to recommended lifestyle modifications (p= 0.06; p=0.21; p=0.87). Knowledge was significant associated with adherence to recommended lifestyle modifications of hypertensive patients.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 402
Author(s):  
Iskim Luthfa ◽  
Nurul Fadhilah

<p><em>People with diabetes mellitus are at risk of developing complications, so that it affects the quality of life. These complications can be minimized through self-care management. This study aims to determine the relationship between self management with the quality of life for people with diabetes mellitus. This research is a kind of quantitative research with correlation study. This research used cross sectional design. The sampling technique uses non probability with estimation consecutive sampling. The number of respondents in this research are 118 respondents. Instrument for measuring self management used diabetes self management questionnaire (DSMQ), and instruments to measure quality of life used quality of life WHOQOL-BREEF. The data obtained were processed statistically by using spearman rank test formula and p value of 0,000 There is a significant relationship of self management with the quality of life of people with diabetes mellitus.</em></p><p> </p><p><em>Penderita </em><em>Diabetes mellitus </em><em>beresiko mengalami komplikasi yang dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Komplikasi tersebut dapat diminimalkan melalui manajemen perawatan diri (self management). Penelitian ini bert</em><em>ujuan </em><em>untuk</em><em> menganalisis hubungan self management dengan kualitas hidup pasien diabetes melitus. </em><em>Jenis p</em><em>enelitian ini </em><em>adalah</em><em> deskriptif korelasi</em><em> dengan desain cross sectional</em><em>. Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability </em><em>sampling </em><em>dengan pendeka</em><em>t</em><em>an consecutive sampling</em><em>.</em><em> </em><em>J</em><em>umlah </em><em>sampel sebanyak</em><em> </em><em>118 responden.</em><em> </em><em>Instrumen </em><em>penelitian </em><em>untuk mengukur self management </em><em>menggunakan</em><em> </em><em>diabetes self management questionnaire</em><em> (DSMQ), </em><em>dan instrumen untuk mengukur kualitas hidup menggunakan </em><em>quality of life </em><em>WHOQOL-BREEF.</em><em> Analisis data menggunakan spearman rank dan didapatkan hasil nilai </em><em>p value 0,000</em><em> dan r 0,394.Terdapat </em><em>hubungan </em><em>antara </em><em>self management</em><em> dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus</em><em> dengan arah korelasi positif.</em></p>


2018 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 568
Author(s):  
Ainal Mardiah ◽  
Arni Amir ◽  
Andi Friadi ◽  
Ellyza Nasrul

<p><em>Iron deficiency anemia is anemia caused by iron deficiency in the blood. Maternal iron deficiency affects the low iron reserves in neonates </em><em>and it also influences on </em><em>Brain Derived Neurotropic Factor (BDNF) </em><em> which affects cognitive function.</em><em> </em><em>The purpose of this study was to determine the difference mean of BDNF in neonates from normal pregnant women and pregnant women with iron deficiency. </em><em>The design of this research was Cross Sectional</em><em> </em><em>design. This research was conducted in Community Health Center of Lubuk  Buaya, Ambacang Community Health Center, Community Health Center of Ikur Koto Health Center and Biomedical Laboratory of Andalas University on February 2017 to April 2018. There were 42 pregnant women was selected as sample e of this research. The samples were chosen by Consecutive Sampling. Then, the sample is divided into two groups: normal pregnant women and pregnant women with iron deficiency anemia. BDNF are examined by the ELISA. Next, the data were analyzed by using T test. The levels of BDNF neonates in normal pregnant group was 3.65(ng/ml) and the anemia pregnant group was 1.74(ng/ml) (p &lt;0.05). There was significant difference of BDNF levels in neonates from normal pregnant women and pregnant women with iron deficiency anemia. </em><em>The conclusion of this study is there is a difference of average BDNF in neonates from normal pregnant women and pregnant women with iron deficiency.</em></p><p> </p><p>Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan karena kekurangan zat besi dalam darah. Defisiensi besi  maternal berdampak pada rendahnya cadangan besi pada neonatus dan berdampak terhadap ekspresi Brain Derived Neurotropic Factor (BDNF) yang berpengaruh pada fungsi kognitif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan rerata kadar BDNF pada neonatus dari ibu hamil normal dan ibu hamil defisiensi besi. Desain penelitian ini adalah Cross Sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Lubuk Buaya, Puskesmas Ambacang, Puskesmas Ikur Koto dan Laboratorium Biomedik Universitas Andalas pada bulan Februari 2017 – Juli 2018. Sampel Penelitian adalah ibu hamil sebanyak 42 orang yang dipilih secara Consecutive Sampling, sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu ibu hamil normal dan ibu hamil anemia defisiensi besi. BDNF diperiksa dengan metode ELISA. Data dianalisa menggunakan uji T test. Kadar BDNF neonatus pada ibu kelompok normal adalah 3,65(ng/ml) dan kelompok ibu anemia adalah 1,74(ng/ml) (p&lt;0,05). Terdapat perbedaan bermakna kadar BDNF pada neonatus dari ibu hamil normal dan ibu anemia defisiensi besi. <em></em></p>


2021 ◽  
Vol 7 (01) ◽  
pp. 22-29
Author(s):  
Ni Nengah Nikawati ◽  
Ni Made Sri Muryani

Background: Anxiety is a feeling felt by respondents regarding disturbing mental tension, which as a general reaction with the inability to overcome a problem or there is no sense of security, which later leads to a physiological and psychological change. The level of family anxiety can be assessed by using a questionnaire with each respondent's characteristics and level of anxiety can be divided into several parts, namely: normal anxiety levels, mild anxiety levels, moderate anxiety levels, severe anxiety levels and panic. Objective: Knowing the description of the level of family anxiety in caring for patients with schizophrenia at the Mental Poliklinik UPTD. Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali and the characteristics of families caring for patients with schizophrenia based on education, age, and type of work. Methods: The research method that used in this study was descriptive research. This study used a cross sectional study, which was a study in which the subjects were evaluated only once and the measurement of each only one variable at the same time that using sampling consecutive sampling technique. The sample used was 32 people consisting of family members of hallucinations patients. Results: Based on research conducted at the Poliklinik UPTD. Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali toward 32 family members who was caring for patients by schizophrenia, most family members did not experience anxiety or anxiety in the normal range which was 29 family members of 32 family members and 3 families who experienced mild anxiety levels. Conclusion: That most family members who treated patients by schizophrenia at the Poliklinik UPTD. Rumah sakit Jiwa Provinsi Bali does not experience anxiety or anxiety still within normal limits. Latar Belakang: Kecemasan adalah suatu perasaan yang dirasakan oleh responden mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan, dimana sebagai reaksi umum dengan ketidakmampuan dalam mengatasi suatu masalah atau tidak ada rasa aman, yang nantinya menimbulkan suatu perubahan fisiologis dan psikologis. Keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan  gangguan jiwa dapat mengalami kecemasan Tingkat kecemasan keluarga dengan skizofrenia yaitu cemas ringan (80,49%) dan 8 keluarga mengalami cemas sedang (19,51%). Tujuan: Mengetahui gambaran tingkat kecemasan keluarga dalam merawat pasien dengan skizofrenia di Poliklinik Jiwa UPTD Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dan karakteristik keluarga yang merawat pasien dengan skizofrenia berdasarkan pendidikan, umur, dan jenis pekerjaan. Metode: Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian bersifat deskriptif. Penelitian ini menggunakan penelitian cross sectional yaitu suatu penelitian dimana subjek diobsevasi hanya satu kali saja dan pengukurannya masing-masing satu variabel pada waktu yang sama yang menggunakan teknik sampling consecutive sampling. Sampel yang digunakan berjumlah 32 orang terdiri dari anggota keluarga pasien Halusinasi. Hasil: Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Poliklinik Jiwa UPTD. Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali terhadap 32 anggota keluarga yang merawat pasien dengan skizofrenia, sebagian besar anggota keluarga tidak mengalami kecemasan atau kecemasan masih dalam batas normal jumlah 29 anggota keluarga dari 32 anggota keluarga dan 3 keluarga yang mengalami tingkat kecemasan ringan. Kesimpulan: Sebagian besar anggota keluarga yang merawat pasien dengan skizofrenia di Poliklinik Jiwa UPTD. Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali tidak mengalami kecemasan atau kecemasan masih dalam batas normal.


2019 ◽  
Vol 11 (02) ◽  
pp. 64-76
Author(s):  
ADIRATNA SEKAR SIWI

Patient’s parent is an essential part of holistically care treatment, especially when the patients are still too young to responsible for their own. Nurse have to understand regarding parents need to deliver high quality care for patients and their family. Parents’ needs during accompanying their children could be very specific and unique. The knowledge regarding this issue is crucial to increase the quality of care and prevent parents’ psychological problem. This is a descriptive study with cross sectional approach. Total sample in this study are respondent who are chosen by using consecutive sampling. The NICU Family Needs Inventory (NFNI) was used in this study. This study shows that the parents’ needs during accompanying their children in critical care setting are need for closeness with their children, Certainty regarding patient condition, comfort, information, and the needs of support.


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 157
Author(s):  
Arnika Dwi Asti ◽  
Shynta Novariananda ◽  
Tri Sumarsih

Prevalensi stroke meningkat setiap tahunnya. Pasien stroke mengalami kelumpuhan anggota tubuh yang menyebabkan perubahan dan penurunan fungsi kehidupan fisik dan psikologis. Kondisi ini membuat pasien stroke membutuhkan bantuan orang lain dalam aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, salah satu anggota keluarga sebagai unit terdekat pasien akan berperan sebagai caregiver yang membantu memenuhi kebutuhan pasien stroke. Caregiver sendiri juga memiliki orientasi pemenuhan kebutuhan, perawatan dan pikiran untuk diri sendiri. Pengabaian pemenuhan kebutuhan ini dapat mengakibatkan stres fisik dan mental pada caregiver. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan beban caregiver dengan stres keluarga pada pasien stroke. Ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Sejumlah 122 orang caregiver utama diambil sebagai responden penelitian dengan tehnik consecutive sampling. Data dianalisa menggunakan Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berada pada rentang beban sedang sebanyak 63 orang (51,64 %) dan tingkat stres sedang sebanyak 60 orang (49,18%). Uji korelasi chi-square menunjukkan nilai p value 0,035 < 0,05 sehingga dinyatakan terdapat hubungan antara beban caregiver dengan tingkat stres keluarga pada pasien stroke. Semakin tinggi beban caregiver maka tingkat stres yang dirasakan juga semakin tinggi. Penting bagi perawat jiwa untuk mengetahui mengenai beban caregiver dan stres yang dirasakan sehingga dapat membantu melalui program manajemen stres bagi caregiver pasien stroke.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 93-98
Author(s):  
Clara Vanesia Bangun ◽  
Harry Christama Simanjuntak ◽  
Ronald Tambunan ◽  
Endy Juli Anto

Data WHO menyebutkan bahwa 40% penyebab kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Menurut data Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37%, meningkat dari 24,5% di tahun 2007. Depkes RI membuat program pemberian tablet Fe melalui puskesmas dan posyandu. Salah satu kendala adalah rendahnya kepatuhan ibu hamil untuk mengkonsumsi tablet Fe. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe dengan metode MMAS-8 terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Glugur Darat tahun 2018. Penelitian cross sectional menggunakan metode analitik. Jumlah sampel 65 responden diambil dengan cara consecutive sampling, dilakukan di Puskesmas Glugur Darat Medan. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Penderita anemia dalam kelompok umur tidak beresiko sebanyak 34 orang (87,2%), primipara 15 orang (38,5%), pendidikan menengah sebanyak 29 orang (74,4%), tidak bekerja sebanyak 28 orang (71,8%), tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 29 orang (74,4%). Analisis bivariat mendapatkan hubungan signifikan antara kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia (p = 0,002). Terdapat hubungan antara tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe dengan metode mmas-8 terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Glugur Darat tahun 2018.


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 88
Author(s):  
Muhamad Alfian Adyatma ◽  
Murtaqib Murtaqib ◽  
Baskoro Setioputro

Stress becomes one of the factors causing hypertension. The correlation of stress and hypertension occurs through sympathetic nerve activities, which can gradually increase blood pressure. Spirituality is one of coping to deal with stress. Someone who has a high spiritual level is believed that his belief and relationship with God are better. This study analyzed the correlation between spirituality and stress in hypertension patients at the Cardiology unit of dr. H. Koesnadi Hospital-Bondowoso. The variables were Spirituality and Stress. The research design was observational analytic with a cross-sectional approach with 84 respondents obtained using consecutive sampling technique. The data collection was carried out by giving the Daily Spiritual Experience Scale (DSES) and Perceived Stress Scale (PSS) questionnaire on August 14th-28th 2018. The results of analysis using the Spearman correlation test were p value = 0.001 and r = -0,429 (p <0, 05), indicated a significant correlation between spirituality and stress in hypertension patients. A person who has good spirituality can control his chronic disease and help him to manage his conditions patiently, calmly and can determine his life goals. Suggestions for nurses are to be able to provide motivation to patients to accept the disease and improve adherence to the treatment.      


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 167-175
Author(s):  
Friska Ernita Sitorus

Kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Pihak manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja sebagai alat untuk mengevaluasi organisasi. Dalam rangka peningkatan manajemen di tingkat Puskesmas, maka unsur-unsur manajemen yang terdiri atas perencanaan, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, pengendalian dan penilaian telah dikernbangkan. Penerapan fungsi-fungsi manajemen sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai puskesmas. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan penerapan manajemen dengan kinerja petugas kesehatan. Penelitian bersifat analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas kesehatan sebanyak 150 orang dengan jumlah sampel 88 orang. Sampel diambil dengan menggunakan consecutive sampling. Penelitian ini dianalisis uji chi-square dan Regresi Logistik. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa perencanaan, (p-value 0,02), pelaksanaan dan pengendalian (p-value 0,01), pengawasan dan pertagnggungjawaban (p-value 0,00) mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja petugas kesehatan. Berdasarkan analisis multivariate didapatkan bahwa variabel yang paling dominan berhubungan dengan kinerja petugas kesehatan adalah Pengawasan dan Pertanggungjawaban dimana p-value 0.03 dan nilai Exp (B) 5,885 dimana Pengawasan dan Pertanggungjawaban yang dilakukan dengan baik mempunyai peluang 5.885 kali petugas kesehatan melakukan kinerja yang baik dibandingkan dengan Pengawasan dan Pertanggungjawaban yang cukup. perencanaan, (p-value 0,02), pelaksanaan dan pengendalian (p-value 0,01), pengawasan dan pertagnggungjawaban (p-value 0,00) mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja petugas


Author(s):  
Retno Winarti, Suryani Hartati

Covid 19 merupakan penyakit menular yang saat ini sedang dihadapi dunia. Pengetahuan  yang baik tentang covid 19 menjadi faktor yang berkontribusi dalam melakukan pencegahan penyakit covid 19. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa tentang covid 19 dan cara pencegahannya. Penelitian cross-sectional menggunakan teknik consecutive sampling dengan 110 responden mahasiswa Akper Hermina Manggala Husada. Survei dilakukan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 20 item pertanyaan tentang penyakit covid 19 dan cara pencegahannya, Gambaran pengetahuan mahasiswa akper diukur menggunakan skala guttmen  dengan cut of point 17. Analisis data menggunakan ci square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki pengetahuan yang baik tentang covid 19 (56,4), namun masih ada 43,5% mahasiswa yang belum memiliki pengetahuan yang baik tentang covid 19, sebagian besar mahasiswa mendapatkan  informasi tentang covid 19 dari media TV dan online. Pengetahuan  yang baik merupakan  dasar dalam melakukan pencegahan penyakit covid 19, maka penting untuk menjadikan covid 19 sebagai bahan ajar di kelas agar seluruh mahasiswa memiliki pengetahuan yang baik tentang covid 19 Kata kunci : Covid 19,  Pengetahuan Mahasiswa


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document