scholarly journals Efektivitas strategi pembelajaran means ends analysis (MEA) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika dan self efficacy

2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 10-19
Author(s):  
Dwi Noviyanti ◽  
Emy Siswanah ◽  
Ulliya Fitriani

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan strategi pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika dan self  efficacy peserta didik kelas VII pada materi segiempat. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain penelitian posttest only control design. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Kendal tahun pelajaran 2018/2019 yang  berjumlah 254 peserta didik. Pemilihan sampel menggunakan cluster random sampling dan didapatkan kelas VII D sebagai kelas eksperimen serta kelas VII H sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen diajar dengan strategi  pembelajaran MEA, sedangkan kelas kontrol diajar dengan pembelajaran konvensional.Teknik pengambilan data diperoleh dengan metode tes untuk mengetahui kemampuan pemecahan peserta didik setelah penelitian dan metode angket untuk mengetahui self efficacy peserta didik setelah pembelajaran selesai. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas eksperimen sebesar 77.48 dan kelas kontrol 69.059. Sedangkan rata-rata self efficacy peserta didik kelas eksperimen sebesar 70.71 serta kelas kontrol 64.529. Uji hipotesis menunjukkan bahwa penggunaan strategi MEA efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah dan self efficacy peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Kendal pada materi segiempat.

2019 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 1-6
Author(s):  
Harfaina Harfaina ◽  
Suharyo Hadisaputro ◽  
Djoko Trihadi Lukmono ◽  
Mateus Sakundarno

Filariasis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing Wuchereria Bancrofti, Brugia Malayi, dan Brugia Timori yang menyebabkan cairan limfe tidak dapat tersalurkan dengan baik sehingga menyebabkan pembengkakan pada tungkai dan lengan. Meskipun tidak ada penyebab kematian tetapi menyebabakan cacat permanen dan stigma sosial. Eliminasi Filariasis dilakukan dengan Program Pengobatan Massal ke seluruh penduduk di daerah endemis setahun sekali selama 5 tahun. Keberhasilan program ini memerlukan kepatuhan minum obat pencegahan filariasis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan minum obat sebagai upaya pencegahan filariasis. Penelitian ini Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk berusia 15-65 tahun di dua kelurahan endemis yaitu kelurahan kuripan kertoharjo dan kelurahan jenggot selama mei-juli 2018. Sampel dalam penelitian ini 80 kasus dan 80 kontrol dengan teknik cluster random sampling. Variabel yang terbukti berpengaruh yaitu persepsi kerentanan negatif (OR=4,093) 95%CI=1,356-12,350 dan self efficacy negatif (OR=30,298) 95%CI=8,986-102,156. Persepsi kerentanan negatif dan self efficacy negatif merupakan faktor perilaku yang mempengaruhi ketidakpatuhan minum obat pencegahan filariasis. Diharapkan ada penelitian lanjutan tentang ketidakpatuhan minum obat pencegahan filariasis bukan berwujud persepsi tetapi dengan pengukuran faktor lingkungan sosial secara objektif dengan melakukan intervensi berupa perubahan perilaku.   Kata kunci : Filariasis, Ketidakpatuhan, Minum Obat, Mix Method   FACTORS THAT INFLUENCE DRINKING DRUG PREVENTION NON COMPLIANCE OF FILARIASIS IN PEKALONGAN CITY   ABSTRACT Filariasis is an infectious disease caused by worms Wuchereria Bancrofti, Brugia Malayi, and Brugia Timori, adult worm lives and damage reulting in blockage of lymph channels, causing swelling of the legs and arms. Although no cause of death but causes permanent disability and social stigma. Filariasis elimination done with the Mass Treatment Program to the entire population in endemic areas a year for 5 year. Succesfully this program required a medication adherence. The purpose of this study was to determine the factors that influence drug disobedience as an effort to prevent filariasis. This study uses a mix method. The population in this study were residents aged 15-65 years in two endemic villages, namely kuripan kertoharjo and jenggot villages during May-July 2018. Samples in this study were 80 cases and 80 controls with cluster random sampling technique. Variables that proved influential were perceptions of negative vulnerability (OR = 4,093) 95% CI = 1,356-12,350 and negative self efficacy (OR = 30,298) 95% CI = 8,986-102,156. Negative vulnerability perceptions and negative self efficacy are behavioral factors that influence non-compliance with filariasis prevention drugs. It is expected that further research on non-compliance with taking drugs to prevent filariasis is not a form of perception but objective measurement of social environmental factors by intervening in the form of behavior change.   Keywords: Filariasis, Noncompliance, Medication, Mix Method


Aksioma ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 171-178
Author(s):  
Siti Hadijah ◽  
Sutji Rochaminah ◽  
Maxinus Jaeng

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematika siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik daripada pemahaman konsep matematika siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di Kelas IX MTs Negeri 1 Kota Palu. Hipotesis penelitian ini adalah pemahaman konsep matematika siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik daripada pemahaman konsep matematika siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Desain penelitian ini adalah pre-post test control design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX MTs Negeri 1 Kota Palu dengan teknik pengambilan sampel cluster random sampling. Nilai rata-rata siswa kelas eksperimen 47 dan standar deviasi 17,04 sedangkan nilai rata-rata siswa kelas kontrol 40 dan standar deviasi 13,40. Data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian hipotesis menggunakan teknis statistik parametris yaitu uji t. Hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa nilai ????tabel = 1,67 dan ????hitung = 2,96 sehingga H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik daripada pemahaman konsep matematika siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas IX MTsN 1 Kota Palu. Kata Kunci:   Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, Model Pembelajaran Konvensional,  dan Pemahaman Konsep   Abstract: This research purposed to determine is mathematics concept understanding students who learn by using jigsaw cooperative learning model better than students who learn by using conventional learning model in class IX MTs Negeri 1 Kota Palu. The hypothesis is that mathematics concept understanding students who learn by using jigsaw cooperative learning model better than students who learn by using conventional learning model. The type of research is a quasi experiment. Design of research is pre-post control design. The population of this research is all students of class IX  MTs Negeri 1 Kota Palu with samples taken by cluster random sampling technique. The average score of the experiment class students is 47 and standard deviation is 17.04 and the average score of the control class students is 40 and standard deviation is 13.40. The data is normal distribution and homogen, hypothesis test using t test. Results of hypothesis test obtained value ????table = 1.67 and ????count = 2.96 it means H1 is accepted and H0 is rejected. This indicated that mathematics concept understanding students who learn by using jigsaw cooperative learning model have better than mathematics concept understanding students who learn by using conventional learning model in class IX MTsN 1 Kota Palu. Keywords:  Jigsaw Cooperative Learning Model, Conventional Learning Model, and Concept Understanding


2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 33-42
Author(s):  
Riskawati R ◽  
Dewi Hikmah Marisda

Experimentation is one of the learning process activities that is very instrumental in increasing the success of the teaching and learning process, especially in science subjects. Learning methods with practicum can be used as alternative learning that can encourage students to learn independently and actively so that they can reconstruct their learning outcomes. This study aims to determine the effect of the experimental method on student physics learning outcomes. The type of research used is true experimental research with posttest only control design. The population in this study were students of X-MIA 9 grade at SMA Negeri 9 Makassar. Samples were taken by cluster random sampling technique, obtained X-MIA 9 as the experimental class 1 and X-MIA 6 as the control class, with each consisting of 28 students. Learning outcomes obtained by students 'physics show a comparison of the scores of students' physics learning outcomes taught by using the dominant experimental method in the medium category while the results of the physics learning outcomes for students taught by using the discussion method as conventional learning dominant are in the low category. Based on the results of the study it can be concluded that learning by using the experimental method can affect students' physics learning outcomes..Keywords: Experimental Method, Physics Learning OutcomesEksperimen merupakan salah satu kegiatan proses pembelajaran yang sangat berperan dalam meningkatkan keberhasilan proses belajar mengajar khususnya dalam mata pelajaran sains. Metode pembelajaran dengan praktikum dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran yang dapat mendorong peserta didik untuk belajar mandiri dan aktif sehingga dapat merekonstruksi hasil belajarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar fisika peserta didik. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian true eksperimen dengan desain posttest only control design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-MIA 9 SMA Negeri 9 Makassar. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling, diperoleh X-MIA 9 sebagai kelas eksperimen 1 dan X-MIA 6 sebagai kelas kontrol, dengan masing-masing terdiri dari 28 peserta didik. Hasil belajar yang diperoleh fisika peserta didik memperlihatkan perbandingan skor hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan menggunakan metode eksperimen dominan berada pada kategori sedang sedangkan hasil skor hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan menggunakan metode diskusi sebagai pembelajaran konvensional dominan berada pada kategori rendah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dapat mempengaruhi hasil belajar fisika peserta didik.Kata kunci: Metode Eksperimen, Hasil Belajar Fisika


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 308
Author(s):  
Veronika Yusnita Andriani Prastika ◽  
Riyadi Riyadi ◽  
Siswanto Siswanto

This research aims to 1) which learning model that supports students’ creative thinking ability whether discovery, CORE, or conventional learning model, 2) which model that supports creative thinking ability the most to high, moderate, and low level students, 3) know if there is interaction between learning model and students’ logical mathematical intelligence, and creative thinking ability. This is a quasi-experimental research with the population of eighth graders of junior high schools in Madiun Regency. The research design used a group pretest-posttest control design. The sample was determined using stratified cluster random sampling. This research uses two-way unequal ANOVA. This research concluded that 1) students’ creative thinking skill is developed better using Discovery than CORE and conventional learning model, 2) students with high logical mathematical intelligence have higher creative thinking ability than those with moderate and low logical mathematical intelligence,3) there is no interaction between learning model and logical mathematical intelligence with creative thinking ability.Keywords: Creative Thinking; Learning Model; Logical Mathematical Intelligence. AbstrakTujuan dari penelitan ini untuk mengetahui 1) model pembelajaran manakah yang memberikan kemampuan berpikir kreatif yang lebih  antara model pembelajaran discovery learning, CORE atau konvensional, 2) manakah yang memberikan kemampuan berpikir kreatif yang lebih baik siswa yang memiliki kecerdasan logis matematis tinggi, sedang, atau rendah, 3) apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan keceredasan logis matematis dengan kemampuan berpikir kreatif siswa. Metode yang digunakan pada penelitian adalah eksperimen semu, dengan populasi siswa kelas VIII SMP N Se-Kabupaten Madiun. Desain penelitian menggunakan group pretest-posttest control design Pemilihan sampel dengan menggunakan stratified cluster random sampling. Teknik analisis penelitian ini menggunakan anava dua jalan dengan sel tak sama. Kesimpulan pada penelitian ini 1) kemampuan berpikir kreatif siswa yang kenai model discovery learning lebih baik daripada model pembelajaran CORE dan konvensional, 2) Kemampuan berpikir kreatif siswa yang memiliki kecerdasan logis matematis tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki kecerdasan logis matematis sedang dan rendah, , 3) tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan kecerdasan logis matematis dengan kemampuan berpikir kreatif.Kata kunci: Berpikir kreatif; kecerdasan logis matematis; model pembelajaran.


2018 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 20
Author(s):  
Retno Rakhmayanti ◽  
Anna Fitri Hindriana ◽  
Handayani Handayani

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan metode Gallery Walk terhadap kreativitas siswa dengan menggunakan metode True Eksperimen post-test Only Control Design. Penelitian ini juga menggunakan Peer Assesment untuk menilai proses pembuatan produk antar teman, Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap metode pembelajaran Populasi �penelitian adalah seluruh siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Gegesik Tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 194 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Cluster Random Sampling, dibagi menjadi 2 kelompok kelas, yaitu kelas metode Gallery Walk sebanyak 40 siswa dan kelas metode Proyek sebanyak 40 siswa. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi penilaian kreativitas produk, lembar observasi penilaian antar teman dan angket. Hipotesis diuji menggunakan uji statistik nonparametrik wilcoxon, Peer Assesment dan angket menggunakan presentasi hasil . Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai uji wilcoxon adalah R# 820 > Z 7,7 yang artinya ada pengaruh penerapan metode Gallery Walk terhadap kreativitas siswa. Hasil Peer Assesment menunjukkan presentasi 100 % untuk semua indikator pada kelas ekspeimen yang artinya peer assesment ini sangat baik digunakan pada metode Gallery Walk. Sedangkan untuk hasil Angket menunjukkan presentasi 90% untuk proses pembelajaran, 88,75% untuk kecocokan Metode Galley Walk terhadap materi, 87,5% untuk kelebihan metode Gallery Walk, 5% untuk kekurangan metode Gallery Walk. Kata kunci : Gallery Walk, Kreativitas


BIOEDUSCIENCE ◽  
2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 66-73
Author(s):  
Gufron Amirullah ◽  
Ani Marlina ◽  
Anggi Yuliyani Pramita ◽  
Rizkia Suciati ◽  
Yuni Astuti

Background: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X pada materi perubahan dan pelestarian lingkungan hidup di SMAN 64 Jakarta Timur. Metode: Metode yang digunakan Quasy Experimental, desain Posttest-Only Control Design. Teknik pengambilan sampel menggunakan Cluster Random Sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes uraian sebanyak 10 soal yang terintegrasi dengan empat indikator kemampuan berpikir kreatif (Fluency, Flexibility, Originality, dan Elaboration). Hasil: Berdasarkan hasil penelitian, nilai rata-rata posttest kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen sebesar85,97 lebih besar dari kelas kontrol sebesar 70,02. Uji hipotesis melalui uji t dengan taraf signifikansi 1% diperoleh nilai thitung (8,96) dan ttabel (2,38), karena thitung> ttabel maka H0 ditolak. Sehingga terdapat pengaruh yang sangat signifikan kemampuan berpikir kreatif antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kesimpulan: Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X pada materi perubahan dan pelestarian lingkungan hidup di SMA Negeri 64 Jakarta Timur.


2016 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Siswadi ◽  
Susilawati ◽  
Hikmawati

This research aimed to examine the effect of VAK approach (Visualization, Auditory, Kinestetic) towards the result of learning physics of students at SMPN 10 Mataram in academic year 2013/2014. The kind of research used was experimental design with design of research was randomized posttest only control design. The sampling technique used was cluster random sampling. Population in this research was all the students from the eight grade at SMPN 10 Mataram, while the sample was 25 students of class VIII A as the experimental group and 27 students of class VIII B as the control group. The data obtained was analyzed by using t-test of two-tailed. t-count was 4.78 and t-table was 2.00 with significance level 0.05. Hence, t-table is smaller than t-count or t-count is bigger than t-table. It means that Null Hypothesis was rejected and Alternate Hypothesis was accepted. It means that the application of VAK Approach (Visualization, Auditory, Kinestetic) affects the results of learning physics of students.Keyword: VAK Approach


2018 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 205-216
Author(s):  
Laila Puspita ◽  
Haris Budiman ◽  
Meivi Aldona Thessalonica

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Learning Cycle Tipe 7E disertai teknik Talking Stick pada materi protista terhadap sikap ilmiah siswa kelas X SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen, dengan Posttest Only Control Design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Cluster Random Sampling. Pengambilan data menggunakan instrumen berupa angket dan lembar observasi sikap ilmiah dan analisis data menggunakan Uji-T Polled Varians. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ttabel 2,437617 > ttabel 1,999624, maka dalam hal ini H0 ditolak dan Hi diterima sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh model Learning Cycle Tipe 7E disertai teknik Talking Stick pada materi protista terhadap sikap ilmiah siswa kelas X SMA Negeri 8 Bandar Lampung.


2017 ◽  
Vol 9 (02) ◽  
pp. 27
Author(s):  
Hanifah Nur Lestari ◽  
Ondi Suganda ◽  
Rahma Widiantie

Latar belakang dari penelitian ini adalah proses pembelajaran yang tidak bervariasi menyebabkan siswa kurang mengembangkan keterampilan berpikirnya terutama dalam menyadari pengetahuan metakognitifnya. Akibatnya siswa kesulitan memecahkan permasalahan yang diberikan padahal permasalahan yang diberikan merupakan masalah yang nyata dan sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan metakognitif dengan kemampuan pemecahan masalah melalui model Problem Based Learning (PBL) pada konsep pencemaran lingkungan. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kuningan dengan populasinya adalah seluruh siswa kelas X dan sampel yang digunakan sebanyak 68 siswa yang diambil menggunakan teknik cluster random sampling yang terbagi dalam dua kelas yaitu kelas eksperimen dengan menggunakan model PBL dan kelas kontrol menggunakan model inquiry terbimbing. Desain penelitian ini adalah Posttest Only Control Design. Untuk mengumpulkan data digunakan Metacognitive Awareness Inventory (MAI) dan tes uraian kemampuan pemecahan masalah. Hasil uji t untuk variabel pengetahuan metakognitif menunjukan thitung > ttabel �(4,38 > 2,65) artinya ada perbedaan yang signifikan antara siswa kelas eksperimen pada hasil tes MAI dengan menggunakan model pembelajaran PBL. Hasil penelitian menunjukan pengetahuan metakognitif siswa kelas eksperimen dikategorikan sangat baik dan siswa kelas kontrol hasilnya dikategorikan baik. Hasil uji t untuk variabel kemampuan pemecahan masalah menunjukan thitung > ttabel (3,72 > 2,65) artinya ada perbedaan yang signifikan antara siswa kelas eksperimen pada hasil posttest kemampuan pemecahan masalah menggunakan model pembelajaran PBL. Dalam hasil penelitian ini pada total keseluruhan indikator yang tercapai mendapatkan rata-rata total rubrik yang didapat yaitu 3,1 yang menunjukan kriteria baik, sedangkan pada kelas kontrol mendapatkan rata-rata total rubrik yaitu sebesar 2,9 yang menunjukan kriteria baik juga. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa sudah mencapai kriteria baik pada tiga indikator. Hasil korelasi diketahui rxy = 0,74 yang berarti memiliki korelasi yang cukup dan berkorelasi positif. Sehingga ada hubungan antara pengetahuan metakognitif siswa dengan kemampuan pemecahan masalah melalui model pembelajaran PBL. Sedangkan rata-rata persentase hasil angket menunjukan 85,29% siswa merespon positif� terhadap pembelajaran menggunakan PBL.


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Siswadi Siswadi ◽  
Susilawati Susilawati ◽  
Hikmawati Hikmawati

This research aimed to examine the effect of VAK approach (Visualization, Auditory, Kinestetic) towards the result of learning physics of students at SMPN 10 Mataram. The kind of research used was experimental design with design of research was randomized posttest only control design. The sampling technique used was cluster random sampling. Population in this research was all the students from the eight grade at SMPN 10 Mataram, while the sample was 25 students of class VIII A as the experimental group and 27 students of class VIII B as the control group. The data obtained was analyzed by using t-test of two-tailed. t-count was 4.78 and t-table was 2.00 with significance level 0.05. Hence, t-table is smaller than t-count or t-count is bigger than t-table. It means that Null Hypothesis was rejected and Alternate Hypothesis was accepted. It means that the application of VAK Approach (Visualization, Auditory, Kinestetic) affects the results of learning physics of students.Keywords: VAK Approach


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document