scholarly journals Perbedaan Kesadaran Metakognisi Siswa SMA di Desa dan di Kota

2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 78-91
Author(s):  
Bowo Sugiharto ◽  
Elma Rosalia Malinda ◽  
Haifa Azizzah ◽  
Jonanda Fattah Anugerah ◽  
Maulika Junia Mustika Rani ◽  
...  

Kesadaran metakognisi adalah kesadaran pada kemampuan berpikir untuk mengendalikan proses kognitif yang dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu jangkauan informasi  di lingkungan pendidikan. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kesadaran metakognisi siswa SMA di lingkungan desa dan kota. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan MAI (Metacognitive Awareness Inventory) yang merupakan instrumen tes yang berisi 52 item yang dibagi menjadi dua bagian yaitu pengetahuan kognisi (knowledge of cognition) dan pengaturan kognisi (regulation of cognition). Penelitian dilakukan di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar sebagai representasi SMA di desa dan SMA Negeri 5 Surakarta sebagai representasi SMA di kota. Teknik pengambilan sampel diambil dengan random sampling dari 30 siswa di masing-masing sekolah dari total populasi keseluruhan 150 siswa pada tiap sekolah. Analisis data menggunakan uji kruskal wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara SMA di desa dengan kota pada indikator pengetahuan deklaratif, prosedural, kondisional, perencanaan, pemantauan, debugging, dan evaluasi dan perbedaan yang signifikan hanya ditunjukan pada indikator manajemen informasi metakognisi.

2021 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 1-20
Author(s):  
Laura Herrera-Agudelo ◽  
Haney Aguirre-Loaiza ◽  
María De Los Ángeles Ortega Díaz ◽  
Ayda Cristina Rivas Múñoz

Background: Cognitive processes are associated with Systematic Physical Activity (SPA). However, few studies have evaluated the relation between SPA and Metacognition (MC). Objectives: (1) to study the effect of the SPA levels on MC, and (2) to explore the covariance of gender. Method: Through a Non-Experimental design and with intentional sampling, 270 university students participated (Mage= 25.3, SD= 1.5, min= 18, max= 51), 209 men (77.4%), and 61 women (22.6%). The International Physical Activity Questionnaire-Short Form (IPAQ-SF) and The Metacognitive Awareness Inventory were completed. The MANOVA showed that SPA levels significantly affected MC. The MANCOVA did not show a gender effect. Results: The main effects indicated that moderate and vigorous SPA levels favor MC. Differences were observed between the low vs vigorous SPA levels (p= .035, 95% CI [-1.49, -0.03]) in the knowledge of cognition factor. Similarly, there are differences in the regulation of cognition between low vs moderate SPA levels (p= .013, 95% CI [-1.86, -0.16]), and low vs vigorous (p= .044, 95% CI [-1.72 , -0.15]). Conclusions: moderate and vigorous SPA levels favor CM, mainly the regulation of cognition. In contrast, the vigorous SPA level favors the knowledge of cognition.


2020 ◽  
Vol 36 (2) ◽  
pp. 313-319
Author(s):  
Rui Bártolo-Ribeiro ◽  
Francisco Peixoto ◽  
Joana Casanova ◽  
Leandro Almeida

La calidad del aprendizaje en la Educación Superior depende, especialmente, de las habilidades de los estudiantes para regular su cognición. Esta regulación requiere habilidades cognitivas y metacognitivas, así como dimensiones motivacionales. Dada su relevancia en el rendimiento académico y el desarrollo de habilidades para el aprendizaje a lo largo de la vida, es importante aumentar la investigación en el campo. Este estudio pretende adaptar y validar una versión abreviada da dimensión Regulación de la Cognición del Metacognitive Awareness Inventory para estudiantes universitarios portugueses de primer año. Se empleó una muestra de 360 estudiantes y se identificó una estructura tridimensional (Planificación, 4 ítems; Estrategias, 7 ítems; y Monitoreo y evaluación, 7 ítems) con un factor de segundo orden (Regulación de la cognición). Los valores de consistencia interna de la escala reducida son aceptables para una escala de autoinforme y las correlaciones con el logro académico al final del primer año de la universidad garantizan su validez predictiva. Esta versión abreviada para medir la regulación de la cognición puede usarse en investigación junto con otros instrumentos en estudios más amplios y puede funcionar como una herramienta de diagnóstico para ayudar a los estudiantes en los desafíos de aprendizaje de la enseñanza superior. The quality of learning in Higher Education is particularly dependent on students' skills in regulating their cognition. This regulation requires cognitive and metacognitive skills as well as motivational dimensions. Due to its relevance in explaining students' academic achievement and developing lifelong learning skills, it´s important to increase research in the area. This study aims to adapt and validate a short version of the Regulation of Cognition of Metacognitive Awareness Inventory to first-year Portuguese university students. A sample of 360 students was considered and was identified a three-dimensional structure (Planning, 4 items; Strategies, 7 items; and Monitoring and evaluation, 7 items) with a second-order factor (Regulation of Cognition). The internal consistency values of the reduced scale are within the acceptable parameters for a self-report scale and the correlations with academic achievement at the end of the first year of the university guarantee the predictive validity of the scale. This short version of regulation of cognition measure allows its use in research with other instruments in larger studies and can function as a diagnostic / screening tool to help students in higher education learning challenges.


2017 ◽  
Vol 9 (02) ◽  
pp. 27
Author(s):  
Hanifah Nur Lestari ◽  
Ondi Suganda ◽  
Rahma Widiantie

Latar belakang dari penelitian ini adalah proses pembelajaran yang tidak bervariasi menyebabkan siswa kurang mengembangkan keterampilan berpikirnya terutama dalam menyadari pengetahuan metakognitifnya. Akibatnya siswa kesulitan memecahkan permasalahan yang diberikan padahal permasalahan yang diberikan merupakan masalah yang nyata dan sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan metakognitif dengan kemampuan pemecahan masalah melalui model Problem Based Learning (PBL) pada konsep pencemaran lingkungan. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kuningan dengan populasinya adalah seluruh siswa kelas X dan sampel yang digunakan sebanyak 68 siswa yang diambil menggunakan teknik cluster random sampling yang terbagi dalam dua kelas yaitu kelas eksperimen dengan menggunakan model PBL dan kelas kontrol menggunakan model inquiry terbimbing. Desain penelitian ini adalah Posttest Only Control Design. Untuk mengumpulkan data digunakan Metacognitive Awareness Inventory (MAI) dan tes uraian kemampuan pemecahan masalah. Hasil uji t untuk variabel pengetahuan metakognitif menunjukan thitung > ttabel �(4,38 > 2,65) artinya ada perbedaan yang signifikan antara siswa kelas eksperimen pada hasil tes MAI dengan menggunakan model pembelajaran PBL. Hasil penelitian menunjukan pengetahuan metakognitif siswa kelas eksperimen dikategorikan sangat baik dan siswa kelas kontrol hasilnya dikategorikan baik. Hasil uji t untuk variabel kemampuan pemecahan masalah menunjukan thitung > ttabel (3,72 > 2,65) artinya ada perbedaan yang signifikan antara siswa kelas eksperimen pada hasil posttest kemampuan pemecahan masalah menggunakan model pembelajaran PBL. Dalam hasil penelitian ini pada total keseluruhan indikator yang tercapai mendapatkan rata-rata total rubrik yang didapat yaitu 3,1 yang menunjukan kriteria baik, sedangkan pada kelas kontrol mendapatkan rata-rata total rubrik yaitu sebesar 2,9 yang menunjukan kriteria baik juga. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa sudah mencapai kriteria baik pada tiga indikator. Hasil korelasi diketahui rxy = 0,74 yang berarti memiliki korelasi yang cukup dan berkorelasi positif. Sehingga ada hubungan antara pengetahuan metakognitif siswa dengan kemampuan pemecahan masalah melalui model pembelajaran PBL. Sedangkan rata-rata persentase hasil angket menunjukan 85,29% siswa merespon positif� terhadap pembelajaran menggunakan PBL.


2017 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 47
Author(s):  
Erika Laras Astutiningtyas

Tujuan peneltian ini adalah untuk mengkomparasikan skor kesadaran metakognitif antara mahasiswa yang memanfaatkan <em>Ethno-module</em> dalam perkuliahan dengan mahasiswa yang menggunakan <em>Regular-module</em>. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu dengan variabel terikatnya adalah skor kesadaran metakognitif dan variabel bebas yang dikendalikan dalam penelitian ini adalah jenis modul. Modul yang digunakan ada dua macam yaitu modul dengan pendekatan etnomatematika yang disebut sebagai <em>Ethno-module</em> dan modul tanpa pendekatan etnomatematika yang selanjutnya disebut sebagai <em>Regular-module</em>. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Teknik sampling yang digunkan adalah <em>cluster random sampling</em>. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode tes. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi dari <em>Metacognitive Awareness Inventory</em> (MAI)-test yang dikembangkan oleh Schraw. Uji hipotesis yang dilakukan adalah dengan uji beda rerata t-test. Uji prasyarat analisis yang dilakukan yaitu uji normalitas dengan uji Kolmogorof-Semirnov dan uji homogenitas dengan uji Levene’s. Uji hipotesis dan uji prasyarat dalam penelitian ini dikerjakan dengan aplikasi SPSS. Hasil dari uji hipotesis menunjukkan bahwa mahasiswa yang memanfaatkan <em>Ethno-module</em> memiliki skor kesadaran metakognitif yang lebih tinggi daripada mahasiswa yang menggunakan <em>Regular-module</em> dalam perkuliahan Kombinatorik.


Author(s):  
Husna Ainun Fauziah ◽  
Astin Putri Setyowati ◽  
Rinika Dewantari ◽  
Adesty Dwi Wulandari ◽  
Baskoro Adi Prayitno

Penelitian ini bertujuanmengetahui profil kesadaran metakognisi siswa di salah satu SMAswasta diSragen. Penelitian ini menggunakan metode survei. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X MIA dan XI MIA yang berjumlah 240 siswa. Teknik sampling menggunakan stratified propotional random samplingdengan jumlah sampel sebanyak 30 siswayang diambil dari kelas X dan XI MIA. Kesadaran metakognisi diukur menggunakanMAI (Metacognitive Awareness Inventory) yang dikembangkan oleh Schraw dan Dennison (1994). Indikator kesadaranmetakognisi yang diukur meliputi pengetahuan tentang kognisi (knowledge about cognition) terdiri dari subindikator pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedural, pengetahuan kondisional dan indikator regulasi kognisi (regulation of cognition) terdiri dari subindikator perencanaan, strategi manajemen informasi, monitoring pemahaman, strategi prediksi dan evaluasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.Hasil penelitian menunjukkan kesadaran metakognisi siswa secara umum sebesar 73,94% (baik). Indikator pengetahuan tentang kognisi siswa dalam kategori baik dengan persentase sebesar 62,99% dengan subindikatorpengetahuan deklaratif 76,25% (baik), pengetahuan prosedural 74,79% (baik), pengetahuan kondisional 37,92% (kurang).Indikator pengetahuan tentang regulasi kognisi dalam kategori baik dengan persentase sebesar 73,51% dengan subindikator perencanaan 69,64% (baik), strategi manajemen informasi 71,42% (baik), monitoring pemahaman 75,24% (baik), strategi prediksi 79,33% (baik), dan evaluasi 71,94% (baik).


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 39
Author(s):  
Rizky Sandy Adhitama ◽  
Kusnadi Kusnadi ◽  
Bambang Supriatno

The purposes of this research are to investigate the level of senior high school student’s metacognitive awareness, the relationship between knowledge about cognition and regulation of cognition, and the relation among all indicators of metacognitive awareness which examined through project-based learning in Environtmental Polution concept. The subject of this study is first grade-students in one of public high school in Bandung. To reveal metacognitive awareness, we used Metacognitive Awareness Inventory modified from Schraw and Dennison (1994). The results of this research revealed that majority of students have good metacognitive awareness level, and the rest are very good and adequate. Then, majority of students have good level of knowledge about cognition and regulation of cognition aspect. The results also revealed that there are very high correlation between knowledge about cognition and regulation of cognition. Metacognitive awareness indicators have also high correlation among them, except declarative and procedural knowledge, which have a low correlation. Through this research, we found that project-based learning are able to facilitated the students to use their metacognitive awareness in Environtmental Polution concepts with the learning process.


Author(s):  
Maria Koulianou ◽  
Stavroula Samartzi

The purpose of the present study was to enlighten teachers’ metacognitive awareness of reading strategies. Several inventories concerning students’ metacognitive reading strategies have been developed but none of them refers to teachers’ metacognitive awareness. Teachers’ metacognition is the least explored area in education. The scope was to investigate teachers’ metacognitive awareness of their reading strategies via Metacognitive Awareness Inventory and Metacognitive Awareness Inventory for Teachers tools. During the study, 290 high school teachers from different regions of Greece participated in questionnaire procedure. The analysis of the results showed that teachers more often use problem-solving and global than support-type strategies. The analysis of both inventories revealed a higher significant correlation between regulation of cognition and metacognitive reading strategies. The findings of this study showed that teachers’ metacognitive reading strategies remain implicit. Furthermore, investigation is recommended. Keywords: Metacognitive awareness, metacognitive reading strategies, MARSI, MAIT, teachers.


2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 207-215
Author(s):  
Siti Rahayu ◽  
Erina Hertanti

This study investigates the correlation between metacognitive awareness and students’ problem-solving ability level in direct current electricity concepts. This study is conducted in 2019 in one of the Senior High Schools in South Tangerang. There are 126 students of 12th grade majoring in Science (XII MIA) as the sample. A proportionate stratified random sampling technique chooses the sample. It is the choosing sample technique used randomly and proportionally that focused on the population's level. The method of the study is correlational. The study instruments are 45 Metacognitive Awareness Inventory (MAI) statements and seven essay questions of problem-solving ability test. The result of the Person Product Moment correlation and the significant test shows that metacognitive awareness has a positive and significant correlation with students’ problem-solving ability to direct current electricity concepts. Moreover, it is known that students’ metacognitive awareness and problem-solving ability are at a medium level.


2018 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 94 ◽  
Author(s):  
Heli Kallio ◽  
Kalle Virta ◽  
Manne Kallio

Metacognitive awareness consists of two components, i.e. regulation of cognition and knowledge of cognition. In earlier studies self-evaluation is aligned as a sub-component of regulation of cognition. However, in this study we point out that self-evaluation does not actually regulate the ongoing or forthcoming process but it is a tool used to reflect both knowledge and regulation. This alignment is modelled to assess to what extend self-evaluation can be predicted by the other components of the metacognitive awareness. The model is tested empirically among vocational education students (N= 578) using the Metacognitive Awareness Inventory (MAI). The results of SEM concludes that the conditions and goals appointed by the learner predict the selection of contents and strategies towards self-evaluation of one’s own learning. In other words, by measuring planning or conditional knowledge we could predict other components of knowledge or regulation and, especially, self-evaluation. The findings of this study extensively confirm that planning and knowledge of conditions predict success through the learning process. The results encourage teachers to support students in improving their metacognitive awareness, i.e. expect them to set goals for their own learning.


2019 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 28
Author(s):  
Uum Masitoh ◽  
Ondi Suganda ◽  
Rahma Widiantie

Proses pembelajaran yang tidak bervariasi menyebabkan�� siswa�� kurang�� mengembangkan�� keterampilan�� berpikirnya�� terutama kesadaran metakognitifnya. Akibatnya siswa kesulitan dalam memahami konsep yang diajarkan padahal proses pembelajaran dihubungkan dengan masalah nyata dan sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery learning dengan alat peraga sederhana terhadap kemampuan metakognitif siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII dan sampel yang digunakan sebanyak 62 siswa yang diambil secara acak menggunakan teknik cluster random sampling. Desain penelitian ini adalah Pretest-Posttest Control Only Design. Teknik pengumpulan data yang digunakan Metacognitive Awareness Inventory (MAI) dan tes uraian kemampuan kognitif siswa. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara siswa kelas eksperimen pada hasil tes MAI dengan menggunakan model discovery learning dengan alat� peraga� sederhana. Kesadaran� metakognitif� siswa� kelas eksperimen� dikategorikan sangat baik dan siswa kelas kontrol hasilnya kategori baik. Hasil uji t menunjukan adanya perbedaan yang signifikan kemampuan kognitif siswa antara siswa kelas eksperimen dengan menggunakan model discovery learning dengan alat peraga sederhana. Penerapan model pembelajaran discovery learning dengan alat peraga sederhana berpengaruh terhadap kemampuan metakognitif siswa.Kata Kunci : Alat Peraga Sederhana, Kemampuan Metakognitif, Model Discovery Learning.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document