scholarly journals Penerapan Modul Problem Based Learning terhadap Self Efficacy dan Hasil Belajar Peserta Didik

2021 ◽  
Vol 9 (4) ◽  
pp. 631-641
Author(s):  
Citra Yolantia ◽  
Wiwit Artika* ◽  
Cut Nurmaliah ◽  
Hafnati Rahmatan ◽  
Muhibbuddin Muhibbuddin

Self-efficacy memiliki kontribusi penting dalam proses pembelajaran karena dapat digunakan sebagai prediktor kinerja belajar siswa. Self-efficacy mampu merangsang motivasi, proses kognitif, aktivitas, prestasi dan ketekunan siswa. Kurangnya kemampuan efikasi diri merupakan salah satu masalah yang sering terjadi dalam pembelajaran. Permasalahan ini dapat diatasi melalui penerapan media pembelajaran seperti penggunaan modul inovatif. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan modul pembelajaran berbasis masalah terhadap efikasi diri dan hasil belajar siswa. Selain itu juga bertujuan untuk melihat hubungan antara efikasi diri dengan hasil belajar akibat penerapan modul pembelajaran berbasis masalah materi sistem pencernaan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2020/2021 di sebuah sekolah menengah atas di Kabupaten Aceh Barat, Aceh, Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretest posttest non-equivalent control group design. Sampel penelitian adalah 93 siswa (total sampling). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari angket efikasi diri dan tes kognitif materi sistem pencernaan. Data efikasi diri dan hasil belajar dianalisis dengan uji statistik parametrik menggunakan analisis kovarians, sedangkan efikasi diri dianalisis menggunakan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan modul pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap efikasi diri dan hasil belajar siswa. Selain itu, analisis korelasi menunjukkan bahwa r hitung r tabel (0,7277 0. 2461) yang mengartikan adanya hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan hasil belajar siswa. Efikasi diri berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa: semakin tinggi efikasi diri maka hasil belajar akan semakin tinggi

2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 335-346
Author(s):  
Resdiana Safithri ◽  
Syaiful Syaiful ◽  
Nizlel Huda

Pandemi COVID-19 mengakibatkan pembelajaran dilaksanakan secara daring, guru tetap mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa. PBL dan PjBL dilaksanakan dengan aplikasi Zoom Cloud Meeting membuat siswa dapat mengkonstruksi ide penyelesaian masalah. Tujuan penelitian untuk melihat perbedaan kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan PBL dan PjBL secara daring berdasarkan self efficacy, melihat interaksi antara pembelajaran PBL, PjBL, self efficacy terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Desain penelitian menggunakan quasi experimental non-equivalent control group design, dengan populasi seluruh siswa kelas XI IPA SMA N 5 Kota Jambi, dengan teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling didapat 2 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol. Instrumen penelitian yaitu tes, angket, dan lembar observasi. Hasil penelitian diuji dengan ANOVA dua arah, menunjukan terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah siswa yang memiliki self efficacy tinggi, sedang, rendah yang diajarkan dengan PBL dan PjBL, namun tidak terdapat iteraksi antara pembelajaran PBL dan PjBL dengan self efficacy siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah. Hal ini dikarenakan, sesuatu yang telah dimiliki oleh setiap individu siswa sebelum diberikan perlakuan dan metode pembelajaran oleh guru tidak ada interaksi nya terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, karena siswa sudah memiliki keyakinan (self efficacy) didalam dirinya masing-masing untuk menyelesaikan suatu masalah sebelum diberi materi ajar dengan suatu metode pembelajaran.


2013 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Fifih Nurafifah ◽  
Elah Nurlaelah ◽  
Ririn Sispiyati

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII pada bidang matematika, dimana kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan pada era globalisasi. Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa antara yang memperoleh pembelajaran MEA, pembelajaran PBL dan pembelajaran konvensional; 2) mengetahui respon siswa selama proses pembelajaran matematika terhadap model pembelajaran MEA; dan 3) mengetahui respon siswa selama proses pembelajaran matematika terhadap model pembelajaran PBL. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan desain kelompok kontrol tidak ekuivalen (Non Equivalent Control Group Design) dan populasi yang digunakan adalah seluruh siswa Kelas VIII SMPN 26 Bandung tahun ajaran 2012/2013 dengan sampel sebanyak tiga kelas. Instrumen pada penelitian ini adalah instrumen tes dan instrumen non tes (berupa angket, lembar observasi dan jurnal harian). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa antara yang memperoleh pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA), pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan pembelajaran konvensional; 2) respon siswa selama proses pembelajaran matematika terhadap model pembelajaran MEA dan model pembelajaran PBL positif. Kata kunci : kemampuan berpikir kritis, Means-Ends Analysis (MEA), Problem Based Learning (PBL).


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 35-54
Author(s):  
I Made Yuda Suryawan ◽  
I Wayan Santyasa ◽  
I Gede Aris Gunadi

ABSTRAKSI: Penelitian ini mendeskripsikan pengaruh interaktif antara model pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar Fisika. Penelitian menggunakan kuasi eksperimen dengan desain pre-test dan post-test non-equivalent control group design. Populasi penelitian adalah siswa Kelas X MIPA SMAN (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Sekolah Menengah Atas Negeri) 1 Kubutambahan di Bali, Indonesia, yang terdiri dari empat kelas atau 130 orang. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis kovarian dua jalur. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa prestasi belajar siswa diakibatkan oleh perbedaan model pembelajaran. Prestasi belajar yang lebih tinggi diraih oleh siswa yang menerima perlakuan model PBL (Problem Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Masalah). Perbedaan prestasi belajar siswa juga diakibatkan oleh perbedaan motivasi berprestasi. Prestasi belajar yang lebih tinggi diraih oleh siswa yang memiliki MBT (Motivasi Berprestasi Tinggi). Akhirnya, ada pengaruh interaktif antara model pembelajaran dan motivasi berprestrasi terhadap prestasi belajar siswa. KATA KUNCI: Model Pembelajaran; Prestasi Belajar; Motivasi; Matapelajaran Fisika. ABSTRACT: “Effectiveness of the Problem Based Learning Model and Student Achievement Motivation in Gaining the Physics Learning Achievements”. The research describes the interactive influence between model of learning and achievement motivation toward Physics learning achievement. The research used a quasi experimental study with pre-test and post-test non-equivalent control group design. The population of this study were the students of Class X Mathematics and Sciences at the Public Senior High School 1 Kubutambahan in Bali, Indonesia, consisted of four classes or 130 people. Data were analyzed using descriptive analysis and two-ways analysis of covariance. The results of this study reveal that the student achievement is due to the differences in learning models. Higher learning achievement was achieved by students who received treatment of PBL (Problem Based Learning) model. The differences in student achievement are due to also the differences in achievement motivation. Higher achievement of learning achieved by students who have high achievement motivation. Lastly, there are the interactive influences between learning model and achievement motivation towards the student achievement.KEY WORD: Learning Model; Learning Achievement; Motivation; Physics Subject.    About the Authors: I Made Yuda Suryawan, S.Pd. adalah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNDIKSHA (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Ganesha) di Singaraja 81116, Bali, Indonesia. Prof. Dr. I Wayan Santyasa dan Dr. I Gede Aris Gunadi adalah Dosen di Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNDIKSHA di Singaraja 81116, Bali, Indonesia. Untuk kepentingan akademik, alamat emel penulis adalah: [email protected], [email protected], dan [email protected] Citation: Suryawan, I Made Yuda, I Wayan Santyasa I Gede Aris Gunadi. (2019). “Keefektifan Model Problem Based Learning dan Motivasi Berprestasi Siswa dalam Pencapaian Prestasi Belajar Fisika” in MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 4(1), Maret, pp.35-54. Bandung, Indonesia: UPI [Indonesia University of Education] Press, ISSN 2527-3868 (print) and 2503-457X (online). Article Timeline: Accepted (November 10, 2018); Revised (January 15, 2019); and Published (March 30, 2019).


2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 371
Author(s):  
Febry Royantoro ◽  
Mujasam Mujasam ◽  
Irfan Yusuf ◽  
Sri Wahyu Widyaningsih

Higher Order Thinking Skills (HOTS) sangat diperlukan oleh peserta didik guna meningkatkan kemampuannya dalam mengatasi masalah pembelajaran. Hasil observasi menunjukkan bahwa masih banyak peserta didik di SMA Negeri 1 Manokwari yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep fisika yang menurut mereka rumit. Salah satu model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir peserta didik atau HOTS melalui penyelesaian masalah yaitu Problem Based Learning (PBL). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis apakah terdapat pengaruh yang signifikan HOTS peserta didik yang diajar menggunakan model PBL dengan yang diajar menggunakan model konvensional. Metode yang digunakan yaitu Quasi Eksperimental dengan Non Equivalent Control Group Design. Teknik purposive sampling digunakan dalam pemilihan sampel yaitu Kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 24 orang dan kelas XI IPA 5 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 32 orang. Hasil analisis uji prasyarat diperoleh bahwa data nilai HOTS peserta didik tidak terdistribusi normal dan tidak homogen sehingga dilakukan uji non parametrik wilcoxon. Nilai rata-rata HOTS peserta didik pada kelas eksperimen dan kontrol ditinjau dari aspek kognitif menganalisis 35,6 dan 32,6, mengevaluasi 60,8 dan 63,3, serta mengkreasi 32,3 dan 16,9. Nilai signifikansi uji wilcoxon sebesar 0,000 (sig 2-tailed < 0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan HOTS peserta didik yang diajar menggunakan model PBL dengan yang diajar menggunakan model konvensional. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PBL berpengaruh terhadap HOTS peserta didik. Higher Order Thinking Skills (HOTS) is needed by students to improve their ability to overcome learning problems. The results of the observation show that there were still many students in SMA Negeri 1 Manokwari who have difficulties in understanding the concept of physics which they think is complicated. One learning model that can train students' thinking skills or HOTS through problem solving is Problem Based Learning (PBL). The purpose of this study was to analyze whether there was a significant influence of HOTS students that were taught using PBL models with those taught using conventional models. The method used was Quasi-Experimental with Non-Equivalent Control Group Design. The purposive sampling technique was used in the selection of samples, namely Class XI Science 2 as an experimental class totalling 24 people and class XI IPA 5 as a control class totalling 32 people. The results of the prerequisite test analysis showed that the HOTS valuesof students were not normally distributed and were not homogeneous so that the non parametric test of Wilcoxon was carried out. The average score of HOTS of students in the experimental and control classes viewed from the cognitive aspect analyzed 35.6 and 32.6, evaluated 60.8 and 63.3, and created 32.3 and 16.9. Wilcoxon tested significance value was 0,000 (sig 2-tailed <0,05) which shows that there was a significant influence of HOTS students that were taught using PBL models with those taught using conventional models. It can be concluded that PBL learning models affect HOTS students.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 402-411
Author(s):  
Wisnu Darmawan ◽  
Nyoto Harjono

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan efektivitas penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray dan Problem Based Learning terhadap pencapaian hasil belajar Tema 8 Kelas 4 SD Negeri Blotongan 02 dan SD Negeri Sidorejo Lor 05 Gugus Diponegoro, kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental semu yang menggunakan pendekatan non-equivalent control group design. Dalam menganalisis data dilaksanakan uji beda melalui Independent Sampel T-Test. Hasil uji beda menunjukkan nilai signifikansi (2-tailed) post-test hasil belajar peserta didik sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,005 (0,000<0,005) sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan antara model pembelajaran Two Stay Two Stray dan Problem Based Learning terhadap pencapain hasil belajar peserta didik pada Tema 8 Kelas 4 SD. Nilai rata-rata post-test hasil belajar kelas eksperimen  lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Two Stay Two Stray lebih efektif dibandingkan model pembelajaran Problem Based Learning.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 47
Author(s):  
Hendy Purnomo ◽  
Budi Santosa ◽  
Fatwa Tentama

The purpose of this study was to determine the effectiveness of a combination of problem-based learning and group investigation (PBL Go-In) methods on the competence of the Motorcycle Engineering and Business Program students. This study is an experimental implementation method using quasi-experimental design with a non-equivalent control group design. The results of the study obtained the application of the PBL Go-In model consisting of 7 stages, namely, presentation of problem situations, investigation and exploration, formulation of tasks, learning activities, analysis of progress, presentation, and assessment. The results of the analysis suggest that there are differences in the level of competency of students before and after the PBL Go-In method is implemented. The percentage of students passing minimum grade of 75 before treatment was 8.7%, and after treatment became 82.6%. Thus, it can be said that PBL Go-In learning model is potential to improve the students competence.


2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 76-93
Author(s):  
Anita Kurniawati Hartina ◽  
Endi Permata ◽  
Mohammad Fatkhurrokhman

Dilakukannya penelitian ini meliputi latar belakang berdasarkan rendahnya hasil belajar siswa untuk mata pelajaran instalasi tenaga listrik kelas XII program keahlian Teknik Ketenagalistrikan di SMK PGRI 1 Kota Serang. Tujuan atas pelaksanaan penelitian ini ialah untuk mengetahui: (1) Bagaimana efektivitas model pembelajaran problem based learning dibandingkan model konvensional pada hasil belajar instalasi tenaga listrik siswa, (2) Bagaimana efektivitas model pembelajaran inquiry dibandingkan model konvensional pada hasil belajar instalasi tenaga listrik siswa, (3) Bagaimana perbedaan efektivitas  model pembelajaran problem based learning, model pembelajaran inquiry dan model konvensional terhadap hasil belajar instalasi tenaga listrik siswa. Pada kegiatan penelitian ini digunakannya metode penelitian quasi eksperiment pada desain penelitian non equivalent control group design. Instrumen pengumpul data untuk digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes hasil belajar instalasi tenaga listrik (pretest dan posttest). Teknik analisis data pada penelitian ini memakai uji Anova Satu Jalur. Uji beda rata-rata dihasilkan nilai sig.< 0,05 yakni menunjukkan bahwa adanya perbedaan rata-rata dari ketiga kelompok. Efektivitas model pembelajaran Inquiry lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, diperlihatkan dengan nilai effect size sebesar 0,97 sedangan untuk model Problem Based Learning sebesar 0,33. Berdasarkan pada hasil tersebut bisa disimpulkan untuk model pembelajaran Inquiry lebih efektif dibandingkan model konvensional terhadap hasil belajar instalasi tenaga listrik siswa, model Problem Based Learning lebih efektif dibandingkan model konvensional terhadap hasil belajar instalasi tenaga listrik siswa, dan model Inquiry lebih efektif dibandingkan model Problem Based Learning terhadap hasil belajar instalasi tenaga listrik siswa.   


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 70 ◽  
Author(s):  
Putu Agus Eka Mastika Yasa ◽  
Wilibaldus Bhoke

"> Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang belajar dengan model problembased learning dan siswa yang belajar dengan model Pembelajaran Konvensional pada siswa SD. Jenis penelitian ini ialahquasi eksperimen dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah non equivalent control group design. Teknikpengambilan sampel dalam penelitian terdiri atas dua yaitu: pengambilan kelas penelitian dengan menggunakan teknikrandom, sedangkan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik intac group. Populasi penelitian ini ialah seluruh siswakelas V Gugus II Kecamatan Jerebuu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Uji hipotesis menggunakan uji-t.Sebelum menghitung uji-t, terlebih dahulu dicari nilai Gain Score dinormalisasi (GSn). Dari perhitungan tersebut diperolehrata-rata hasil belajar Matematika, yakni rata-rata hasil belajar Matematika kelompok eksperimen lebih besar dari rata-ratahasil belajar Matematika kelompok kontrol (0,53 > 0,37). Hasil uji-t diperoleh thitung (5,673) dan ttabel (2,052) dengan derajatkebebasan (db) = n1 + n2 – 2 = 27 dan taraf signifikansi 5%, maka thitung > ttabel. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterimasehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima kebenarannya dimana terdapat perbedaan yang signifikanhasil belajar Matematika antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model problem based learningdengan kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwamodel problem based learning berpengaruh terhadap hasil belajar matematika pada siswa SD.


2017 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 23 ◽  
Author(s):  
Tanti Tanti ◽  
Jamaluddin Jamaluddin ◽  
Boby Syefrinando

The aim of this research was to investigate the effect of problem-based learning on students’ beliefs about physics and learning physics. The research design is quasi-experimental, non-equivalent control group design with samples were senior high school students grade XI at SMAN 1 Jambi City. The research used the Colorado Learning Atttudes About Science Survey (CLASS). Through data analysis using ANCOVA Test can be seen that there was no significant result effect of problem-based learning on students’ beliefs about physics and learning physics. The study’s finding indicates that students’ beliefs about characteristic and obtaining knowledge are difficult to change. Nonetheless, the use of various learning models that focus on the formation of the model building on the physics world through problem solving that are contextual and real, as well as providing opportunities for students to actively engage in problem solving can help students develop the belief that they have about the physics from novice-like belief into expert-like belief.Penelitian ini bertujuan menginvestigasi pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis masalah terhadap belief siswa tentang fisika dan pembelajaran fisika. Desain penelitian kuasi eksperimen non-equivalent control group design dengan sampel siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kota Jambi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner the Colorado Learning Attitudes About Science Survey (CLASS). Hasil uji Ancova terlihat bahwa tidak ada pengaruh signifikan penggunaan model pembelajaran berbasis masalah terhadap belief siswa tentang fisika dan pembelajaran fisika. Temuan penelitian mengindikasikan bahwa belief siswa tentang karakteristik dan cara memperoleh suatu pengetahuan sulit untuk diubah. Meskipun demikian, penggunaan berbagai model pembelajaran yang berfokus pada pada pembentukan model (model-building) dari dunia fisika melalui pemecahan masalah-masalah yang bersifat kontekstual dan nyata, serta memberikan kesempatan siswa untuk aktif terlibat dalam pemecahan masalah dapat membantu siswa mengembangkan belief yang mereka miliki tentang fisika dari belief sebagai seorang pemula (novice-like belief) menjadi belief sebagai seorang ahli (expert-like belief).


Author(s):  
Erik Santoso ◽  
Aep Sunendar

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan performance assesment dalam pembelajaran matematika pada model pembelajaran berbasis masalah dan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematik siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional. Desain penelitian menggunakan the non-equivalent control group design, dengan populasi kelas VII yang berada di SMPN 1, 2, dan 3 Majalengka. Sampel diambil dua kelas untuk dipilih menjadi kelas yang melaksanakan PBM dan kelas yang melaksanakan pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan teknik pengumpulan data tes kemampuan pemahaman matematik dan instrumen untuk mengukur kinerja siswa. Pelaksanaan performance assesment dilakukan pada proses pembelajaran berlangsung. Guru mengobservasi siswa sehingga terlihat kinerja siswa dalam belajar matematika. Hasil menunjukan bahwa kinerja siswa meningkat selama pembelajaran dilaksanakan dari mulai pertemuan pertama sampai dengan pertemuan kedelapan. Selain itu, terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematik siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional. Kata kunci: performance assesment, pembelajaran berbasis masalah, kemampuan pemahaman matematik.   ABSTRACT The objective of this study is to know the increase of performance assessment in mathematics learning on Problem Based Learning (PBL) models and to find out the improvement of student’s mathematical understanding skills between problem based learning class and conventional learning class. The research design uses the non-equivalent control group design. The population is 7th grade students in SMP N 1, 2, and 3 Majalengka. The Samples are two classes which are being selected as PBL and conventional learning. The study uses a quasi-experimental method. The data has been collected using mathematical understanding abilities test and students’ performance instruments. The implementation of performance assessment is carried out in the learning process. The teacher observes students so that students’ performance in learning mathematics can be analyzed. The study shows that student performance assessment increased from the first meeting to the eighth meeting. Furthermore, the improvement of students mathematical understanding ability between problem based learning class and conventional learning class is significantly different. Keywords: performance assessment, problem based learning, mathematical understanding ability.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document