scholarly journals ANALISIS AKSESIBILITAS PEMILIHAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA PADA PESERTA JKN MANDIRI DI KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 46
Author(s):  
Ni Putu Sri Widhi Andayani ◽  
Ketut Hari Mulyawan ◽  
I Ketut Tangking Widarsa

ABSTRAKPeningkatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Kabupaten Badung belum diiringi dengan distribusi yang merata, dimana masih terdapat 48,39% (30) desa tidak memiliki FKTP pada wilayahnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aksesibilitas pemilihan FKTP pada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mandiri di Kabupaten Badung menggunakan sistem informasi geografis. Penelitian deskriptif cross sectional dilakukan melibatkan 385 data peserta JKN mandiri di Kabupaten Badung dengan alamat berupa nama jalan dan nomor rumah yang diambil secara systematic random sampling. Analisis aksesibilitas dilakukan menggunakan SIG. Variabel yang diteliti adalah jarak tempuh, akses berdasarkan jenis FKTP dan akses berdasarkan kelas perawatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 89,09% peserta JKN mandiri tidak memilih FKTP terdekat. Akan tetapi 54,52% FKTP pilihan peserta masih termasuk ke dalam kategori akses ideal dengan rata-rata jarak tempuh sebesar 4,71 km. Peserta dengan jenis FKTP klinik pratama (43,66%), praktik dokter (29,17%) dan puskesmas (33,96%) belum memiliki akses ideal ke FKTP pilihan. Berdasarkan kelas perawatan, peserta kelas I (45,08%), kelas II (32,82%) dan kelas III (30,00%) belum memiliki akses ideal ke FKTP pilihan. Dapat disimpulkan bahwa 40,52% peserta JKN mandiri belum memiliki akses yang ideal ke FKTP pilihan. Informasi terkait lokasi FKTP terdekat perlu diberikan kepada calon peserta JKN sebagai pertimbangan dalam pemilihan FKTP.Keywords: JKN Mandiri, FKTP, Jarak Tempuh, Aksesibilitas, Kelas Perawatan ABSTRACTImprovement of Primary Health Facilities (FKTP) in Badung Regency has not been accompanied by equitable distribution, where 48.39% (30) villages do not have yet FKTP in their area. This study aims to analyze the accessibility of FKTP selection for independent National Health Insurance (JKN) participants in Badung Regency. A cross-sectional descriptive study was conducted involving 385 independent JKN participants with street names and house numbers taken by systematic random sampling. Accessibility analysis is carried out using GIS. The variables studied were distance traveled, access by type of FKTP, and class of care. The results showed that 89.09% of JKN independent participants did not choose the closest FKTP. However, 54.52% of the selected FKTP participants are still in the ideal access category with an average distance of 4.71 km. Participants with the FKTP type pratama clinic (43.66%), general practice (29.17%) and puskesmas (33.96%) did not yet have ideal access. Similarly, participants in class I (45.08%), class II (32.82%) and class III (30.00%) did not have ideal access. In conclusion, 40.52% of samples do not have ideal access to FKTP. Information regarding the nearest FKTP location needs to be given to prospective JKN participants as consideration in the FKTP selection.Keywords : Health insurance, distance, accesbility

2019 ◽  
Vol 22 (3) ◽  
Author(s):  
Sri Sularsih Endartiwi ◽  
Pramukti Dian Setianingrum

BPJS Health targets participant satisfaction to reach 95%, but until 2017 participant satisfaction reaches 85%. Participants who received service at the primary health facilities based on observations averaged 70%. Based on observations at the primary health facility can be seen that participant satisfaction is 70%. The objective was to evaluate the correlation between the quality services and participant satisfaction on the national health insurance at primary health facilities in the province of Yogyakarta. The type of research was quantitative descriptive with cross sectional design. The research location was primary health facilities that cooperate with BPJS Kesehatan in the Province of Yogyakarta. The study was conducted in July 2018. The number of samples in this study was 850 by proportional random sampling. Data analysis was using the Kendall Tau test. Results showed that the quality of health services both in terms of tangible, reliability, responsiveness, assurance and empathy were related to the satisfaction of BPJS Kesehatan participants in the primary health facilities. The results of bivariate analysis for each variable had a Sig. (2-tailed) 0,000 with a strong relationship. The quality of health services was related to the satisfaction of patients participating in the BPJS Kesehatan in the primary health facilities of the Province of Yogyakarta. Primary health facilities in order to maintain the quality of its health services so that patients participating in the National Health Insurance program remain satisfi ed with the services that have been provided. Abstrak BPJS Kesehatan menargetkan kepuasan peserta mencapai 95%, akan tetapi sampai tahun 2017 ini kepuasan peserta mencapai 85%. Peserta yang mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama berdasarkan hasil observasi di puskesmas, dokter keluarga dan klinik pratama rata-rata 70%. Berdasarkan hasil observasi di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dapat diketahui bahwa kepuasan peserta sebesar 70%. Penelitian bertujuan untuk membuktikan bahwa kualitas pelayanan berhubungan dengan kepuasan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Lokasi penelitian adalah FKTP yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2018. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 850 secara proportional random sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Kendall Tau. Kualitas pelayanan kesehatan baik dari sudut tangible, reliability, responsiveness, assurance maupun empathy berhubungan dengan kepuasan pasien peserta BPJS Kesehatan di FKTP Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil analisis bivariat setiap variabel mempunyai nilai Sig. (2-tailed) 0,000 dengan hubungan yang kuat. Kualitas pelayanan kesehatan (tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empathy) berhubungan dengan kepuasan pasien peserta BPJS Kesehatan di FKTP Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. FKTP di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta supaya tetap mempertahankan kualitas pelayanan kesehatannya sehingga pasien peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tetap merasa puas terhadap pelayanan yang sudah diberikan.


Author(s):  
Rini Mayasari Rini Mayasari

ABSTRACT Breast cancer on the mark with the growth or uncontrolled growth of cells that are excessive. Factors affecting the incidence of breast cancer include maternal age, marital status, family history, hormone use, radiation, manarche, and obesity. The purpose of this study was to determine the relationship between Age and Marital Status of Mother with Breast Cancer incidence in the Installation Surgeon General Hospital Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2012. The study design was analytical descriptive with the approach in which the independent variables Cross Sectional Age Mother and Status Perkawianan and dependent variables in breast cancer incidence collected at the same time. The study population was all women who develop breast cancer in the Installation General Hospital Surgery Center Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2012 and samples taken by systematic random sampling with a sample of 130 respondents. The results of univariate analysis of data showed that respondents had breast cancer with a percentage of total 58 (44.61%) while respondents who had not had breast cancer totaled 72 by the percentage (63.39%). Respondents by Age Mothers who are at risk amounted to 34 by the percentage (26.15%) while respondents with Age Mothers who are not at risk amounted to 96 by the percentage (73.85%). Respondents by Marital Status is married and the mother who totaled 69 by the percentage (53.07%) and Marital Status with the status of unmarried women totaled 61 by the percentage (46.03%). Of Chi-Square test results found no significant relationship between Age Mothers with Breast Cancer event in which the p value = 0.007, no significant relationship between Marital Status in Breast Cancer event in which the p value = 0.030. Based on the results of the study, researchers suggest counseling efforts, medical knowledge and improve the quality of health services in order to reduce the incidence of breast cancer..   ABSTRAK Kanker payudara di tandai dengan pertumbuhan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel yang berlebihan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian kanker payudara antara lain umur ibu, status perkawinan, riwayat keluarga, penggunaan hormon, radiasi, manarche, dan obesitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Umur Ibu dan Status Perkawinan dengan kejadian Kanker Payudara di Instalasi Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2012. Desain Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional dimana variabel independen Umur Ibu dan Status Perkawianan dan variabel dependen kejadian kanker payudara dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang menderita kanker payudara di Instalasi Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2012 dan sampel di ambil secara systematic random sampling dengan jumlah sampel 130 responden. Hasil analisis univariat data menunjukan responden yang mengalami Kanker Payudara berjumlah 58 dengan persentase sebesar (44,61%) sedangkan responden yang tidak mengalami Kanker Payudara berjumlah 72 dengan persentase (63,39%). Responden dengan Umur Ibu yang beresiko berjumlah 34 dengan persentase (26,15%) sedangkan responden dengan Umur Ibu yang tidak beresiko berjumlah 96 dengan persentase (73,85%). Responden dengan Status Perkawinan ibu yang berstatus kawin berjumlah 69 dengan persentase (53,07%) dan Status Perkawinan ibu yang berstatus tidak kawin berjumlah 61 dengan persentase (46,03%). Dari hasil uji Chi-Square didapatkan ada hubungan bermakna antara Umur Ibu dengan kejadian Kanker Payudara dimana p Value = 0,007, ada hubungan bermakna antara Status Perkawinan dengan kejadian Kanker Payudara dimana p Value = 0,030. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan upaya-upaya penyuluhan, pengetahuan tenaga medis dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan guna menurunkan angka kejadian kanker payudara.


Author(s):  
Wahyu Ida Muliana Wahyu Ida Muliana

ABSTRACT Hyperemesis Gravidarum marked excessive nausea and vomiting in pregnant women at a young age. WHO estimates that 536,000 women died from direct complications of pregnancy and childbirth. One complication of pregnancy is Hyperemesis Gravidarum. Hyperemesis Gravidarum in the world has been estimated to occur in 1-2% of pregnant. According to data from the Medical Record of Dr. Mohammad Hoesin Palembang Hospital, the incidence of Hyperemesis Gravidarum in 2011 there were 72 people of 661 pregnant women. The purpose of this reseach was to determine the relationship between maternal age and parity with Hyperemesis Gravidarum in Dr. Mohammad Hoesin Palembang Hospital 2011. The Design of this reseach used Cross Sectional by analytic approach survey. The population of this reseach are all of mother who gestational ≤ 16 weeks (four months) in the Installation of Obstetrics and Gynecology, Dr. Mohammad Hoesin Palembang Hospital in January to December of 2011 with the sample of 661 people which taken by systematic random sampling and the reseach was conducted from 17 April to 24 April 2012.  Each variable that was observed in tests using Chi-Square test with a (0.05).  The results of this study showed that 5.9% of mothers with hyperemesis gravidarum, 21.8% of mothers with high risk age, and 30.0% primigravida. Chi-Square test showed no significant relationship between age (p value = 0.000) and parity (p value = 0.000) with the incidence of hyperemesis gravidarum. Expected to the Hospital to be implemented properly instructed how to provide counseling to pregnant women about pregnancy and childbirth, as well as provide confidence that the nausea and vomiting is a symptom of physiology in pregnancy.   ABSTRAK Hiperemesis Gravidarum ditandai mual dan muntah yang berlebihan terjadi pada ibu hamil di usia muda. WHO memperkirakan 536.000 perempuan meninggal dunia akibat langsung dari komplikasi kehamilan dan persalinan. Salah satu komplikasi kehamilan adalah Hiperemesis Gravidarum. Insiden Hiperemesis Gravidarum di dunia telah diperkirakan terjadi pada 1-2% wanita hamil. Menurut data dari Medical Record Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang, angka kejadian Hiperemesis Gravidarum pada tahun 2011 terdapat 72 orang dari 661 ibu hamil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara umur dan paritas ibu dengan kejadian Hiperemesis Gravidarum pada ibu di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011. Desain Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah dengan umur kehamilan ≤ 16 minggu (4 bulan) yang pernah dirawat inap di Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada bulan Januari-Desember tahun 2011 dengan jumlah sample 661 orang yang diambil secara systematic Random Sampling (secara acak sistematis) dan penelitian ini dilakukan dari tanggal 17 April sampai dengan 24 April 2012. Masing-masing variabel yang diteliti di uji dengan menggunakan uji Chi-Square dengan a (0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 5,9% ibu mengalami hiperemesis gravidarum, 21,8% ibu dengan umur resiko tinggi, dan 30,0% ibu primigravida. Uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara umur (p value = 0,000) dan paritas (p value = 0,000) dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak Rumah Sakit agar dilaksanakan penyuluhan dengan cara memberikan konseling terhadap ibu hamil tentang kehamilan dan persalinan, serta memberikan keyakinan bahwa mual muntah merupakan gejala fisiologi pada kehamilan.


2014 ◽  
Vol 2 (5) ◽  
pp. 207-210
Author(s):  
Ika Putri Damayanti

Luka Post Sectio Caesarea merupakan luka yang terjadi akibat proses persalinan yang dilakukan dengan bedah caesar. Penyembuhan pasca operasi bedah caesar dipengaruhi oleh berbagai faktor baik intrinsik maupun ekstrinsik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penyembuhan luka post sectio caesarea di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Tahun 2013. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Lokasi penelitian adalah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau, penelitian dilakukan pada bulan Oktober-Mei 2014. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 910 responden dengan besar sampel sebanyak 154. Teknik pengambilan sampel adalah Systematic Random Sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Analisis data untuk bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan penyembuhan luka post sectio caesarea adalah variabel usia (p = 0,002; POR=2,91; 95% CI: 1,50-5,65), variabel ibu yang mengalami infeksi (p= 0,001; POR=6,59; 95% CI: 3,24-13,41), dan variabel ibu yang mengalami Diabetes Mellitus (p= 0,001; POR=3,06; 95% CI: 1,575,94). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan umur, infeksi dan diabetes Mellitus dengan penyembuhan luka post sectio caesarea. Diharapkan tenaga kesehatan lebih meningkatkan penyuluhan dan informasi tentang pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan diri sebelum atau pun setelah dilakukan operasi Caesar agar tidak terjadi infeksi pada luka operasi sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan luka dan mengurangi lama hari rawat. 


2019 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 94
Author(s):  
Kustini Kustini

Kelas ibu hamil merupakan sarana belajar kelompok yang membahas tentang kehamilan, persalinan, nifas, perawatan bayi dan lain-lain, namun pada pemanfaatan kelas ibu hamil masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor – factor yang mempengaruhi pelaksanaan kelas ibu hamil dipuskesmas Turi  kabupaten Lamongan tahun 2019  Desain penelitian survei sampel ini adalah cross sectional menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah sampel 110 ibu hamil secara systematic random sampling. Analisis data meliputi análisis univariat, bivariat (chi-square) dan multivariat (poisson regresi). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada pengaruh antara dukungan suami p-value : 0,00 <  α 0,05 dengan partisipasi ibu mengikuti pelaksanaan kelas ibu hamil,. Upaya peningkatan dukungan suami untuk mengikuti pelaksanaan kelas ibu hamil dengan meningkatan pengetahun suami serta meningkatkan semua komponen pendukung pelaksanaan kelas ibu hamil di Kota Lamongan.  Kata kunci : Dukungan Suami, pelaksanaan kelas ibu hamil


Author(s):  
Maryam Said ◽  
Hadi Pratomo

Riwayat pemberian Air Susu Ibu (ASI), karakteristik ibu dan anak serta pola asuh berpengaruh terhadap kecerdasan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi tingkat kecerdasan anak, riwayat pemberian ASI, karakteristik ibu dan anak, serta faktor dominan yang berhubungan dengan tingkat kecerdasan anak pada siswa SDSN Pekayon Jaya VI Kota Bekasi. Penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang dengan metode systematic random sampling dengan jumlah sampel sebesar 166 responden (siswa/i yang berumur 7 - 9 tahun) beserta ibunya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013. Pada siswa dilakukan tes kecerdasan menggunakan tes Raven sedangkan ibunya mengisi kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kecerdasan rendah 6%, rata-rata 36,7%, dan tinggi 57,2%. Variabel yang berhubungan dengan kecerdasan adalah durasi pemberian ASI dan pendidikan ibu. Pendidikan ibu adalah faktor dominan terhadap kecerdasan, bahwa ibu yang berpendidikan tinggi berpeluang mempunyai anak dengan kecerdasan tinggi yaitu 3,556 kali lebih besar dibandingkan ibu berpendidikan rendah setelah dikontrol variabel durasi ASI. Untuk Dinas Pendidikan Kota Bekasi agar menyelenggarakan berbagai aktivitas seperti seminar/pelatihan/konseling bagi orang tua murid tentang pentingnya peran orangtua terhadap tumbuh kembang anak.Breastfeeding history, mother and children characteristics, and child care are considered influential on child intellegence. This study aimed to determine the proportion of exclusive breastfeeding, the level of childrens intellegence, mother and children characteristics, the relationship between duration of breastfeeding with the level of students intellegence. This research used a cross-sectional design and through systematic random sampling with a sample size of 166 respondents (students aged 7 - 9 years old) and their mothers. The intellegence was tested using the Raven test while their mothers were interviewed. The results showed that the level of childrens intellegence was high (57.2%), average (36.7%), and low (6%). Those variables which related to the intellegence level were duration of breastfeeding and the level of mothers education. The mothers education level is one of the factors which has higher effect, againts the childrens intellegence. Those mothers who have high level education will have probability 3,556 to have their children with high level intellegence (after controlling the duration breastfeeding). Suggestion; The Department of Education Bekasi city to organize activities relevant to the improving of parents in growth and development of their children through seminars/training/counseling.      


2013 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 55-60
Author(s):  
Hastuti Marlina ◽  
Buchari Lapau ◽  
Ezalina .

Perilaku seksual remaja merupakan segala bentuk tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk perilaku seksual remaja dimulai dari tingkat yang kurang intim sampai dengan yang paling intim (melakukan hubungan seksual). Remaja usia 15-24 tahun yang melakukan hubungan seksual sebanyak 66,55% secara global, 2,2% di Malaysia, 45% di Provinsi Riau dan 44,23% di Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja SMA Negeri Se-Kota Pekanbaru tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional study. Sampel adalah 1000 orang remaja SMA Negeri Se-Kota Pekanbaru. Prosedur pengambilan sampel dengan cara systematic random sampling, pengambilan data menggunakan kuesioner dan analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji chi-square dan multivariat dengan uji regresi logistic ganda. Hasil penelitian menunjukkan proporsi remaja yang melakukan perilaku seksual berisiko sebanyak 280 orang (28%). Variabel yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja adalah pengawasan orang tua (OR:115; 95%CI: 13,24-999, 72), mitos tentang seks (OR:12; 95%CI:2,61-57,32), gaya hidup (OR: 8; 95%CI: 1,35-47,46) dan jenis kelamin (OR: 0,2; 95%CI: 0,06-0,61), variabel yang tidak berhubungan dengan perilaku seksual remaja adalah tempat tinggal selama bersekolah dan variabel yang lainnya merupakan counfounding dengan variabel dependen maupun independen. Sebaiknya diharapkan ada kerja sama institusi kesehatan dengan Dinas Pendidikan dalam hal memberikan penyuluhan baik itu kepada orang tua, guru dan remaja itu sendiri mengenai bahaya perilaku seksual, penyakit menular seksual, mitos tentang seks dan sebagainya.


2014 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 18-21
Author(s):  
Kalaivani Annadurai ◽  
Geetha Mani ◽  
Raja Dhanasekaran

Background: Knowing the prevalence of tobacco use and the socio-demographic profile of users might prove useful in further strengthening the information, education, communication and regulatory activities, thereby decreasing tobacco use. The objective was to study the prevalence and pattern of tobacco use among men aged 18 years and above in rural area of Tamil Nadu. Methods: A cross sectional study was performed among 714 males aged 18 years and above in Vadagarai village of Tamil Nadu during 2010 and interviewed with a pretested questionnaire. Systematic random sampling was used to select the participants. Results: Prevalence of smoking was found to be 36.7%. Cigarette smoking was more common than beedi and smokeless tobacco. Conclusion: Strict enforcement of anti-tobacco legislation and awareness measures targeting ill-effects of tobacco can be intensified to reduce tobacco related morbidity and mortality.


2020 ◽  
Vol 10 (02) ◽  
pp. 89-96
Author(s):  
Andesma Saputra ◽  
Leni Novianti

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memprediksi jumlah penduduk dunia pada 2017 sebanyak 7,6 miliar jiwa dan akan mencapai 8,6 miliar pada 2030. Program Keluarga Berencana (KB) yang digalakkan oleh pemerintah menjadi sangat penting sebagai pengendalian peledakan penduduk. Ketersediaan alat kontrasepsi menjadi faktor paling dominan pada penggunaan alat kontrasepsi pada ibu pasangan usia subur.Tujuan Penelitian ini adalah ingin mengetahui hubungan ketersediaan alat kontrasepsi terhadap pemilihan alat kontrasepsi pada PUS di wilayah kerja Puskesmas Tungkal Bengkulu Selatan tahun 2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah ibu pasangan usia subur (PUS) yang tercatat di Puskesmas Tungkal Bengkulu Selatan. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 17 Februari – 29 Juli 2019. Sampel penelitian ini sebanyak 80 responden yang diambil dengan cara systematic random sampling. Data dianalisis dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemanaknaan α = 0,05. Hasil penelitian bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara ada hubungan antara ketersediaam alat kontrasepsi dengan penggunaan alat kontrasepsi (ρ= 0,002). Diharapkan dapat mengembangakan pelayanan bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Tungkal Bengkulu Selatan khususnya di bagian KB/KIA untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan KB.


2019 ◽  
Vol 14 (3) ◽  
pp. 257-261
Author(s):  
Ufra Musyahidah ◽  
Sriwahyuni Sriwahyuni ◽  
Darwis Darwis

Usia dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar, sehingga disebut usia emas (golden age) yang perlu dioptimalkan karena anak berkembang dari berbagai aspek. Menurut WHO, 2016 mengungkapkan bahwa 250 juta, atau 43%, anak-anak di negara berpenghasilan rendah dan menengah tidak mengalami perkembangan penuh. Salah satu cara meningkatkan kognotif anak dengan cara bermain mengenal warna. Kemampuan mengenal warna berkaitan dengan perkembangan kognitif, yang dapat mengembangkan kemampuan otak anak untuk berpikir. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara bermain mengenal warna dengan perkembangan kognitif anak di TK Frater Bakti Luhur Makassar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional study. Pengambilan sampel menggunakan systematic random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 48 anak. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisa menggunakan chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang baik dalam bermain mengenal warna berjumlah 34 responden, dimana terdapat 32 responden (94,1%) yang mengalami perkembangan kognitif dan 2 responden (5,9%) yang tidak mengalami perkembangan kognitif. Sedangkan responden yang kurang dalam bermain mengenal warna berjumlah 14 responden, dimana terdapat 9 responden (64,3%) yang mengalami perkembangan kognitif dan 5 responden (35,7%) yang tidak mengalami perkembangan kognitif dengan p=0,017. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara bermain mengenal warna dengan perkembangan kognitif anak di TK Frater Bakti Luhur Makassar.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document