scholarly journals HUBUNGAN BENTUK UJUNG SEPATU TERTUTUP (CLOSED TOE SHOE) TERHADAP KONDISI ARKUS KAKI PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

2021 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
Author(s):  
Made Sri Ambarawati ◽  
Ni Luh Nopi Andayani ◽  
Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi ◽  
Ni Luh Putu Gita Karunia Saraswati

Perkembangan zaman memunculkan berbagai model sepatu yang dapat menunjang penampilan khususnya bagi kalangan mahasiswi. Penggunaan footwear dapat memengaruhi kondisi arkus kaki. Perubahan pada kondisi arkus yang abnormal berdampak bagi mahasiswi. Tujuan penelitian ini ialah membuktikan hubungan antara bentuk ujung sepatu tertutup (closed toe shoe) terhadap kondisi arkus kaki pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Penelitian ini berupa studi cross sectional bersifat analitik yang dilakukan di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana pada bulan Desember 2020 – Februari 2021. Teknik sampling yang digunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 82 orang yang terbagi dua kelompok pengguna ujung sepatu bulat dan pengguna ujung sepatu runcing. Penelitian ini dilakukan secara online dan offline dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19.Uji hipotesis chi square test digunakan dalam menganalisis hubungan bentuk ujung sepatu dan kondisi arkus kaki pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana didapatkan p value 0,154. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara bentuk ujung sepatu tertutup yang digunakan oleh mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan kondisi arkus kaki. Berdasarkan hasil tersebut peneliti memprediksi berbagai faktor yang memengaruhi hasil penelitian menjadi tidak signifikan selama pandemi COVID – 19 diantaranya lama penggunaan sepatu, aktivitas fisik dan pembebanan, serta penggunaan alat ukur. Kata Kunci : ujung, sepatu, arkus, bulat, runcing

Author(s):  
Etty Rekawati ◽  
Junaiti Sahar ◽  
Dwi Nurviyandari Kusuma Wati

The transition of elderly lives from productive periods to non-productive makes them need support from relatives, friends or family. The purpose of this study was to look at the relationship between family appreciation support with quality and life satisfaction of the elderly in the city of Depok, West Java, with a cross-sectional design. The subjects of this study were 135 elderly people> 60 years old, living with family, do not have infectious diseases, able to communicate in Indonesian; selected by purposive sampling technique. Data were analyzed using Chi square test. The results of the study indicate that there was a relationship between family appreciation support with the quality of life of the elderly (p-value = 0.022) and life satisfaction of the elderly (p-value = 0.014). The results of this study are expected to support the development of nursing science in the future, especially regarding the quality and satisfaction of life of the elderly. Keywords: elderly; award support; quality of life; life satisfaction ABSTRAK Transisi kehidupan lansia dari masa produktif menjadi non produktif membuat mereka memerlukan dukungan dari kerabat, teman atau keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara dukungan penghargaan keluarga dengan kualitas dan kepuasan hidup lansia di Kota Depok, Jawa Barat, dengan desain cross-sectional. Subyek penelitian ini adalah 135 lansia yang berusia >60 tahun, tinggal bersama keluarga, tidak memiliki penyakit menular, mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia; yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Data dianalisis menggunakan uji Chi square. Hasil peneltian menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan penghargaan keluarga dengan kualitas hidup lansia (p-value = 0,022) dan kepuasan hidup lansia (p-value = 0,014). Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung perkembangan ilmu keperawatan di masa mendatang, khususnya tentang kualitas dan kepuasan hidup lansia. Kata kunci: lansia; dukungan penghargaan; kualitas hidup; kepuasan hidup


2019 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 196
Author(s):  
Nor Asiyah ◽  
Anny Rosiana Mashitoh ◽  
Dwi Kristiani

Abstrak Latar Belakang: Dalam proses Bounding Attachment ada beberapa faktor yang mempengaruhi, diantaranya Sibling Rivalry atau Perilaku anak ataupun bayi dengan keluarga yang dapat tumbuh dari diri anak itu sendiri dan orang tua dalam mendidik. perlakuan orang tua terhadap anak merupakan faktor kunci yang menentukan seberapa besar persaingan yang terjadi antara saudara kandung. Respon anak pertama terhadap adik bayinya dapat mempengaruhi proses bounding attachment, bayi akan merasa terganggu dengan cara menangis. Jika terjadi berulang-ulang, maka tujuan bounding attachment yang mengharapkan bayi dapat mengadakan eksplorasi menjadi terbatas, sehingga  menumbuhkan sikap sosial berkurang, dan menumbuhkan perilaku meniru sikap kakaknya. Faktor yang paling dominan terjadinya sibling rivalry pada anak yaitu sikap orang tua. Orang tua membagi perhatian dengan orang lain, mengidolakan anak tertentu, perasaan kesal, dan membanding-bandingkan anak dapat memicu terjadinya sibling rivalry. perlakuan orang tua yang adil dapat menjalin Kedekatan  emosi orang tua dengan anak  sehingga akan slalu memiliki ikatan batin (kasih sayang) yang kuat. Tujuan: Diketahuinya Hubungan Sibling Rivalry dengan Bounding Attachment pada Ibu Nifas di Desa Bae Kudus. Metode: Jenis penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional, dengan popuasi 52 responden. Dengan accidental sampling sebesar 46 responden. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling menggunakan kriterian inklusi dan eksklusi dengan alat uji menggunakan chi square (X2) dengan menggunakan  dan 95% confidence  intervel (CI). Hasil: Hasil uji chi square Sibling Rivalry Dengan Bounding, Sibling Rivalry Dengan Bounding Attachment diperoleh nilai p value sebesar= 0,027. Kesimpulan: Ada Hubungan Sibling Rivalry Dengan Bounding Attachment Pada Ibu nifas di Desa Bae Kudus. Kata kunci : Sibling Rivalry, bounding attachment Abstract Background: In the Bounding Attachment process, there are several factors influencing the process including Rivalry Sibling or the behavior of child or baby with family that can grow from the child himself and the parents in giving education. Parental treatment to children is a key factor that determines the competition occuredamong the siblings. The first child's response to youger sister (baby) can affect the process of bounding attachment in the way that the baby will be disturbed by crying. If it happens repeatedly,  the goal of bounding attachments that the baby will carry out exploration becomes limited, therefore it will reduce social attitudes and imitate his brother's attitude.The most dominant factor in sibling rivalry is the attitude of parents. This means that parents share attention with others, idolize certain children, feel upset with certain children, and compare children so that it may trigger sibling rivalry. Fair parental treatment will create close emotional betweenparents and children so that they will always have a strong inner bond (love). Objective: this study is to know the relationship between Sibling Rivalry and Bounding Attachment in Postpartum Mothers in Bae of Kudus. Method: This study used analytical correlation research with cross sectional approach. The population were 52 respondents. Taken accidental sampling, the samples were 46 respondents. Sampling was done by purposive sampling using inclusion and exclusion criteria of chi square (X2) test using 95% confidence intervals (CI). Results: The results of chi square test of Sibling Rivalry With Bounding, Sibling Rivalry with Bounding Attachment obtained p value of = 0.027. Conclusion: There is relationship between Sibling Rivalry and Postpartum Bounding Attachment in Bae Kudus Keywords: Sibling Rivalry, bounding attachment


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Harsudianto Silaen

Hemodialysis is a renal replacement therapy performed 2-3 times a week with a duration of 4-5 hours, which aims to remove the remnants of protein metabolism and correct fluid and electrolyte disturbances. This study aims to determine the relationship duration of hemodialysis with anxiety level of hemodialysis patients in Teguh Hospital Murni. This research type is quantitative with cross sectional design. The samples used in this study amounted to 45 people and the sampling technique with purposive sampling is sampling by kebutulan researchers come to research and sebahagian sample was taken from the population. Data collection using questionnaire and data analysis using Chi Square test. From result of research got relationship of duration of hemodialysis with level of anxiety, with degree of meaning (a) 0,05 that is X² hitung: 12,01> X² table: 9,49, p value: 0.00. It is desirable for nurses to provide education and more attention to hemodialysis patients undergoing hemodialysis less than 5 times in order for patients to feel comfortable and not anxious. Hemodialisis merupakan terapi pengganti ginjal yang dilakukan 2-3 kali seminggu dengan lama waktu 4-5 jam, yang bertujuan untuk  mengeluarkan sisa-sisa metabolisme protein dan mengoreksi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lamanya hemodialisis dengan tingkat kecemasan pasien hemodialisis di Rumah Sakit Murni Teguh. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel yang dipakai dalam penelitian ini berjumlah 45 orang dan teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling yaitu pengambilan sampel secara kebutulan peneliti datang melakukan penelitian dan sebahagian sampel itu diambil dari jumlah populasi. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan analisa data menggunakan uji Chi Square. Dari hasil penelitian didapatkan  hubungan lamanya hemodialisis dengan tingkat kecemasan, dengan derajat kemaknaan (a) 0,05 yaitu X²hitung : 12,01 > X²tabel : 9,49, p value : 0.00. Diharapkan kepada perawat untuk memberikan edukasi dan perhatian yang lebih kepada pasien hemodialisis yang sedang menjalani hemodialisis kurang dari 5 kali agar pasien merasa nyaman dan tidak cemas.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 74-80
Author(s):  
Christien Rambi ◽  
Ferdinand Gansalangi

Indonesia memiliki 7.000 dari 30.000 jenis tumbuhan yang tumbuh di Indonesia yang dapat digunakan sebagai obat tradisional. Salah satu metode pengobatan tradisional yang terkenal di Kepulauan Sangihe ialah mepasangu yang diartikan sebagai kegiatan bakera (memanfaatkan uap hasil rebusan berbagai rempah). Kegiatan ini dijadikan tradisi untuk terapi bagi seorang wanita setelah melahirkan dan juga bagi seseorang yang mengalami gangguan kesehatan akibat masuk angin, berupa keluhan pegal di seluruh badan. Tujuan penelitian ini ialah diketahuinya efektifitas mepasangu terhadap gangguan kesehatan pada mahasiswa. Metode yang digunakan ialah desain penelitian cross sectional. Seluruh mahasiswa semester 1, 3, dan 5 Program Studi Keperawatan dijadikan populasi dalam penelitian ini, sedangkan teknik pengambilan sampel ialah purposive sampling berdasarkan pertimbangan beberapa kriteria dengan jumlah sampel sebanyak 46 orang. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai Oktober 2020. Instrumen penelitian yang digunakan ialah tanaman rempah, seperti buah cengkeh dan daunnya, buah pala dan daunnya, sereh, daun puring, dan daun pandan. Keluhan gangguan kesehatan responden dicatat pada lembar observasi. Analisa data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 60,8 % responden mengalami keluhan gangguan kesehatan insomnia dan masuk angin yang terjadi bersamaan dan keluhan yang paling sedikit ialah hanya keluhan masuk angin pada responden, yaitu sebanyak 3 orang (6.5%). Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,025 dimana nilai p < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa mepasangu efektif mengatasi gangguan kesehatan. Mepasangu dapat digunakan sebagai terapi tradisional dalam mengatasi gangguan kesehatan berupa insomnia, masuk angin, dan badan pegal.   Indonesia has 7,000 of the 30,000 type of plants that grow in Indonesia that used as traditional medicine. One of the well-known traditional healing method in the Sangihe Island is Mepasangu, which is defined as Bakera activity (utilizing steam from the stew of various spices). This activity was used as a tradition for the treatment of a woman after giving birth and also for someone who experiences health problems due to cold, in the form of complaints of stiffness all over the body. The purpose of this study was determine the effectiveness of mepasangu against health problems in students. The method used in this study was a cross sectional research design. All students in semester 1, 3, and 5 of the Nursing Study Program were the population in this study, while the sampling technique was purposive sampling based on the consideration of several criteria. The number of samples that met the inclusion criteria was 46 people. This research was conducted from July to October 2020. The research instrument used were several spices, such as cloves and their leaves, nutmeg and leaves, lemongrass, croton leaves, and pandan leaves. Complaints about the respondent's health problems were recorded on the observation sheet. Anlyze data used the chi square test as a statistical test. The results showed that 60.8% of respondents experienced complaints of health problems, insomnia and cold that occurred simultaneously and the least complaints were only complaints of colds among respondents, as many as 3 people (6.5%). Based on the results of statistical analysis used the chi square test, the value of p = 0.025 was obtained where the p value <0.05, so it can be concluded that mepasangu was effective in overcoming health problems. Mepasangu can be used as a traditional therapy to treat health problems such as insomnia, cold and body aches.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Lely Oktavia Ningtias ◽  
Umi Solikhah

Stunting adalah kegagalan memenuhi pertumbuhan seperti memenuhi mikronutrien, lingkungan yang tidak mendukung dan penyediaan perawatan yang tidak adekuat yang dapat mempengaruhi kondisi pertumbuhan balita. Asupan gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting. Mengetahui Perbedan pola pemberian nutrisi pada balita dengan stunting dan non-stunting di Desa Rempoah Kecamatan Baturaden. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan observasi analitik, dengan desain cross sectional . Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok kasus yaitu balita stunting dan kelompok kontrol yaitu balita non stunting. Jumlah sampel 68 terdiri dari 34 balita  stunting dan 34 balita non stunting, dengan metode teknik cluster sampling pengambilan sampel secara purposive sampling Pengambilan data menggunakan lembar kuesioner, analisa data menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu pada balita yang mengalami stunting pola pemberian nutrisi tidak tepat terdiri dari 26 responden (76,5%) dan sebagian besar ibu pada balita yang non-stunting pola pemberian nutrisi tepat terdiri dari 23 responden (67,6%). Terdapat perbedaan pola pemberian nutrisi pada balita dengan stunting dan non-stunting di Desa Rempoah Kecamatan Baturaden (p-value= 0,0001). Terdapat Perbedaan Pola Pemberian Nutrisi Pada Balita Dengan Stunting dan Non-stunting Di Desa Rempoah Kecamatan BaturadenStunting is a condition resulted from the  failure to meet daily needs of micronutrients. An environment that is not supportive and providing inadequate treatment can affect the conditions of toddlers' growth. Nutrient intake is one of the factors that influences stunting.To illustrate the differences in providing nutritional pattern for toddlers with stunting and non-stunting in Rempoah village, Baturaden sub district. It was a quantitative study using analytic observation with a cross sectional design. The populations in this study were stunting toddlers as the case groups and non-stunting toddlers as the control group. There were 68 toddlers as the samples. There were 34 stunting toddlers and 34 non-stunting toddlers who classified by cluster sampling technique. The samples were collected by purposive sampling. Questionnaire sheets were used to collect the data. The data were analyzed by using Chi-square test. The results discovered that there were 26 respondents (76.5%) with stunting because of improper nutritional patterns. There were 23 respondents (67.6%) with non-stunting because of proper nutritional patterns. There were differences in the administration of nutritional patterns for toddlers with stunting and non-stunting in Rempoah Village, Baturaden District (p-value = 0,0001). There are differences in administration of nutritional pattern for toddlers with stunting and non-stunting in Rempoah village, Baturaden sub-district


2016 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 232
Author(s):  
Yohanes Bahar Aprilliawan ◽  
Evi Widowati

Abstrak   Kepatuhan penggunaan sarung tangan dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Perilaku sesuai aturan dan konsisten dalam memakai sarung tangan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja dan orang di sekelilingnya. Tujuan penelitian ini yaitu, untuk mengetahui Hubungan antara Kepatuhan Penggunaan Sarung Tangan Terhadap Kecelakaan Kerja pada Pekerja di PT. Tanjung Kreasi Parquet Industry Temanggung. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi berjumlah 207 pekerja dengan sampel sebanyak 66 pekerja (menggunakan teknik purposive sampling). Instrumen yang digunakan adalah angket. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat (menggunakan uji chi square dengan α=0,05 dengan alternatif yaitu uji fisher). Hasil penelitian ini terdapat hubungan antara kepatuhan penggunaan sarung tangan dengan kecelakaan kerja pada pekerja PT. Tanjung Kreasi Parquet Industry yang menggunakan uji alternatif yaitu uji fisher dengan hasil p value 0,018 (<0,05) dengan OR (Odds Ratio), yaitu sebesar 6,14. Dari data tersebut responden yang tidak patuh menggunakan sarung tangan kain mempunyai kemungkinan 6,14 kali untuk mengalami kecelakaan kerja dibandingkan dengan responden yang patuh menggunakan sarung tangan kain. Saran yang diberikan kepada pekerja yaitu untuk selalu menggunakan sarung tangan kain saat jam kerja berlangsung.   Abstract   The obidience of using gloves could influence the working accident occurance. Obeying the rules and consistently using gloves are compulsory when working according to the working risks in order to keep the workers and the people arround safe. The aim of this research was to find out the correlation between the obidience of using gloves toward working accident of workers at PT. Tanjung Kreasi Parquet Industry Temanggung. This research was observational analytic study using cross sectional design. The population was 207 workers and the sample was 66 workers (using purposive sampling technique). This research used questionnaire as the instrument to collect the data. The data analysis was done using univariat and bivariat (using chi square test, α =0,05 and the alternative was fisher test). The result showed that there was a correlation between the obidience of using gloves toward working accident of PT. Tanjung Kreasi Parquet Industry workers using alternative test that was fisher test with p value 0,018 (<0,05) and OR (Odds Ratio) was 6,14. According to the data, the disobey respondent that did not use gloves had 6.14 times possibility of working accident compared with those who using gloves. The suggestion for the workers was to always use gloves when working.


2015 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 96 ◽  
Author(s):  
Haniek Try Umayana ◽  
Widya Hary Cahyati

<p>Jumlah posbindu PTM di Kota Semarang semakin meningkat, tetapi jumlah kunjungannya semakin menurun dari tahun 2012 sebesar 470 orang menjadi 398 orang tahun 2013. Salah satu permasalahan di masyarakat adalah kurangnya dukungan dan kepedulian dari anggota keluarga dan tokoh masyarakat terhadap pemeriksaan kesehatan secara rutin yang berdampak pada tingkat kunjungan masyarakat ke posbindu PTM. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dan dukungan tokoh masyarakat dengan keaktifan penduduk ke kegiatan posbindu PTM di Kota Semarang. Desain penelitian pada tahun 2014 ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional study. Sampel berjumlah 258 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat (chi square test dengan α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dukungan keluarga (p value = 0,0001) dan dukungan tokoh masyarakat (p value = 0,001) berhubungan dengan keaktifan penduduk ke kegiatan posbindu PTM di Kota Semarang. Simpulan dari hasil penelitian bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dan dukungan tokoh masyarakat dengan keaktifan penduduk ke kegiatan posbindu PTM di Kota Semarang.</p><p> </p><p><em>The number of posbindu NCD in Semarang City is increased, but the number of visits decreased in 2012 from 470 people to 398 people in 2013. A problem that family support and community leader care had less to check their health as a whole, so public visit rate had less. The purpose of the research was to determine associated of family support and community leader support with the actively of inhabitants to posbindu NCD in Semarang City. Study design at 2014 used observational analytical method with cross sectional study approach. The sample totaled by 258 people by purposive sampling. Data analysis was performed using univariate and bivariate (chi square test with α = 0.05). The results showed that family support (p value = 0.0001) and community leader support (p value = 0.001) have correlation with the actively of inhabitants to  posbindu NCD in Semarang City are. A summary result that there were correlation between family support and community leader support with  the actively of inhabitants to  posbindu NCD in Semarang City</em></p>


e-GIGI ◽  
2017 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Ollivia R. Anggow ◽  
Christy N. Mintjelungan ◽  
P. S. Anindita

Abstract: The knowledge of dental and oral health is very essential to the formation of one's actions in the maintenance of his/her dental and oral health. One of the most common oral disease in Indonesian citizen is dental caries. This study was aimed to determine the relationship between the knowledge of oral health status and caries among scavengers in Sumompo Manado. This was a descriptive analytical study with a cross sectional design. There were 78 scavengers aged 18-45 years old as respondents obtained by using purposive sampling method. The results showed that the highest percentages of knowledge about oral health and caries status were in less knowledge with high caries status by an average of 32.1%. The chi-square test obtained a p value of 0.027. Conclusion: There was a significant relationship between oral health knowledge and caries status of scavengers in Sumompo Manado.Keywords: oral health knowledge, scavengers, caries Abstrak: Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Salah satu penyakit gigi dan mulut yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia ialah karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada pemulung di Tempat Pembuangan Akhir Sumompo (TPA) Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Responden penelitian ialah pekerja pemulung yang umumnya pada kelompok usia 18-45 tahun sebanyak 78 orang. Metode pengambilan sampel secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan responden tentang kesehatan gigi dan mulut dan status karies paling banyak ditemukan pada pengetahuan kurang dengan status karies tinggi yaitu sebesar 32,1%. Berdasarkan uji Chi-Square didapatkan p value 0,027 (p < 0,05). Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pekerja pemulung di Tempat Pembuangan Akhir Sumompo Manado. Kata kunci: pengetahuan kesehatan gigi dan mulut, pekerja pemulung, status karies


2019 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 99
Author(s):  
Dedi Maulana ◽  
Risma Tamrin ◽  
Andi Alim ◽  
Ali Imran

Waiting time for services is a problem that often causes patient complaints in several health agencies. The length of time a patient waits at registration, examination, and reception drugs are reflects how the agencies manages the service component that is tailored to the patient's situation and expectations. This study aims to see the relationship between waiting time and patient satisfaction. This study uses an analytic observational research design with a cross-sectional study approach conducted at Public Health Center, Maccini Sombala of Makassar City. The sampling technique used purposive sampling with a total of 170 respondents. Analysis test with chi square test with significance level p <0.05. From the results of the chi square test waiting time for registration and examination of the drug to patient satisfaction, the p value = 0.000 and 0.021 <0.05 means Ho is rejected and Ha is accepted, meaning that there is a relationship between waiting time registration and examination with patient satisfaction. While the time of receiving drugs with patient satisfaction is obtained p = 0.400> 0.05 means that Ho is accepted and Ha is rejected, meaning there is no relationship between waiting time of taking drugs with patient satisfaction. So, it is recommended to health workers to be more committed and disciplined in providing services in accordance with the schedule that has been set.ABSTRAKWaktu tunggu pelayanan merupakan masalah yang sering menimbulkan keluhan pasien dibeberapa instansi kesehatan. Lamanya waktu tunggu pasien di pendaftaran, pemeriksaan, pengambilan obat mencerminkan bagaimana instansi tersebut mengelola komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan waktu tunggu dengan kepuasan pasien. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi Cross- sectional yang dilakukan di Puskesmas Maccini Sombala Kota Makassar. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 170 responden. Uji analasis dengan uji chi square dengan tingkat kemaknaan p < 0.05. Dari hasil uji chi square waktu tunggu pendaftaran dan pemeriksaa obat terhadap kepuasan pasien didapatkan nilai p=0.000 dan 0.021<0.05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara waktu tunggu pendaftran dan pemeriksaan dengan kepuasan pasien. Sedangkan waktu pengambilan obat terhadap kepuasan pasien di dapatkan nilai p=0.400>0.05 berarti Ho diterima dan Ha di tolak artinya tidak ada hubungan antara waktu tunggu pengambilan obat dengan kepuasan pasien. Sehingga, disarankan kepada petugas kesehatan agar lebih komitmen dan disiplin waktu dalam memberikan Pelayanan yang sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.


e-GIGI ◽  
2017 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Krista V. Siagian ◽  
Christy N. Mintjelungan

Abstract: Working-age population has a great potential in terms of productivity and creativity of work as well as health problems including oral and dental health that will affect the quality of life (QoL). This study was aimed to analyze the QoL of the productive age patients who wore partial removable dentures made at Dental and Oral Hospital (RSGM) Sam Ratulangi University in Manado. This was a descriptive analytical study with a cross sectional design. This study was conducted at Dental and Oral Hospital from March to October 2017. We used OHIP 14 questionnaire to assess the QoL. Data were statistically analyzed by using univariate, bivariate, and multivariate analysis. There were 30 respondents of working age (16-54 years) wearing partial removable dentures obtained by purposive sampling. The results of OHIP-14 showed that 25 respondents (83.3%) had good QoL and 5 respondents (16.7%) had moderate QoL. The chi-square test showed a significant relationship between the duration of wearing denture and QoL (P-value of 0.041). Conclusion: In this study, the quality of life of most working-age patients wearing partial removable dentures was good. There was a significant correlation between the duration of wearing denture and the quality of life based on OHIP-14.Keywords: productive age, partial removable denture, OHIP-14 Abstrak: Populasi usia produktif memiliki potensi besar dalam hal produktivitas dan kreativitas bekerja, namun juga masalah kesehatan termasuk kesehatan gigi dan mulut yang akan memengaruhi kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas hidup pasien usia produktif pengguna gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) yang dibuat di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Program Studi Pendidikan Dokter Gigi (PSPDG) Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Penelitian dilaksanakan di RSGM PSPDG Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi sejak bulan Maret sampai Oktober 2017. Instrumen penelitian ialah kuesioner OHIP 14 untuk menilai kualitass hidup. Data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Responden dalam studi ini berjumlah 30 pasien usia produktif (16-54 tahun) pengguna GTSL yang dibuat di RSGM PSPDG Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, diperoleh dengan metode purposive sampling. Hasil penilaian dimensi OHIP-14 memperlihatkan 25 responden (83,3%) dengan kualitas hidup baik dan 5 responden (16,7%) dengan kualitas hidup sedang. Hasil uji chi-square terhadap hubungan antara lama pemakain GTSL dan kualitas hidup pasien pengguna GTSL mendapatkan nilai P=0,041. Simpulan: Kualitas hidup pasien pengguna GTSL di RSGM PSPDG Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi berdasarkan OHIP-14 tergolong baik. Terdapat hubungan antara lama pemakaian GTSL dan kualitas hidup berdasarkan OHIP-14 pada pasien pengguna GTSL.Kata kunci: usia produktif, gigi tiruan sebagian lepasan, kualitas hidup OHIP-14


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document