Health Literacy dan Perilaku Pencegahan terhadap TBC Paru Anak di Puskesmas Bandarharjo
Kasus Tuberkulosis pada anak di Kota Semarang pada tahun 2017 mencapai 916 kasus, meningkat signifikan dibandingkan tahun 2016. Puskesmas Bandarharjo merupakan daerah dengan penderita TB tertinggi di Kota Semarang. Penemuan kasus TB pada anak di Puskemas Bandarharjo tahun 2016-2019 mengalami fluktuasi hingga 43 kasus yang tersebar di 4 kelurahan yaitu Tanjungmas, Dadapsari, Kuningan dan Bandarharjo. Tingginya angka kasus tuberkulosis di Kota Semarang dapat disebabkan oleh rendahnya tingkat melek kesehatan. Pencegahan sejak dini diharapkan mampu mengurangi peningkatan jumlah kasus dan kematian akibat tuberkulosis paru pada anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara literasi kesehatan dengan perilaku pencegahan orang tua terhadap kasus tuberkulosis paru pada anak di Puskesmas Bandarharjo Semarang. Pengumpulan data primer dilakukan oleh kader Puskesmas Bandarharjo dengan menggunakan kuesioner. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling dengan jumlah sampel 92 orang. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk memberikan gambaran variabel penelitian dalam bentuk distribusi persentase. Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan chi-square untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel. Ada hubungan yang signifikan antara pendapatan orang tua per bulan dengan kejadian tuberkulosis paru anak dan tidak ada hubungan yang signifikan antara usia responden, tingkat pendidikan orang tua, literasi kesehatan dan perilaku pencegahan orang tua terhadap kejadian TB paru anak di Indonesia. wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo Semarang.